Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang …………............................................................. 1

II. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

III. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengaruh Perpustakaan Terhadap lingkungan........................................2


B. Faktor yang mempengaruhi Perpustakaan Terhadap Lingkungan….... 4

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................. 6

2. Saran............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan ke


hadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehinnga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Terhadap Lingkungan
”.Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
menagemen Akutansi Pendidikan. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang
Pengertian Karsipan dan bagaimana penyimpanan.Penyusun berterima kasih kepada Bapak
Dosen, Dely Huzaini,M.Pd selaku dosen mata kuliah Akutansi Menagemen Pendidikan
yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.Seperti pepatah
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena
itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua
pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Gangga,30 Mei 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan
akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap
orang agar dapat menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan banyak cara yang dapat
ditempuh, diantaranya melalui pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan melalui jalur non formal
salah satunya melalui perpustakaan.

Perpustakaan bukanlah hal yang baru di kalangan masyarakat maupun sekolah. Keberadaan
perpustakaan di sekolah adalah untuk menunjang sarana belajar mengajar. Perpustakaan sekolah sebagai
salah satu sarana yang menunjang kegiatan belajar siswa sangat tepat digunakan sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama para pelajar sebagai masyarakat ilmiah. Disinilah fungsi
perpustakaan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Apalagi kurikulum yang berlaku
sekarang ini menuntut pada keaktifan siswa, sedangkan guru hanya fasilitator. Kemajuan perpustakaan
sekolah sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan prestasi belajar karena perpustakaan sebagai penyedia
informasi, khususnya bagi para siswa dalam memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuannya. Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid –
murid. Dalam penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta perlengkapannya. Menurut Bafadal
(2009:150),

Seorang pegawai yang bekerja pada suatu organisasi harus diperlakukan secara manusiawi, agar
selalu puas, senang dan merasa terjamin/dilindungi hak-haknya dalam bekerja. Kondisi kerja seperti itu
disebut Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life disingkat QWL). Salah satu dimensi dari
kualitas kehidupan kerja adalah perbaikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja fisik dan non fisik
mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran operasional organisasi sehingga akan berpengaruh pada
produktivitas organisasi pada umumnya. Menurut Stephan Uselac dalam Total Quality Management
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses,
lingkungan, dan manusia. Jadi sebuah perpustakaan harus menyediakan lingkungan yang berkualitas agar
para pegawainya nyaman sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja. Lingkungan kerja fisik bagi
putugas perpustakaan akan mempunyai dampak yang sangat berarti dalam menjalankan tugasnya. Karena
secara langsung akan mempengaruhi semangat dalam bekerja dan akan mempengaruhi kenaikan
produktivitas kerja memiliki lingkungan kerja fisik yang kurang diperhatikan, sehingga keadaan tersebut
kalau dibiarkan terus menerus akan berdampak terhadap semangat kerja yang menurun.
kurang baik akan berpengaruh pada penurunan produktivitas kerjanya karena pekerja merasa
lelah. Selain itu menurut Sedarmayanti (2001:130), “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas
dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja
yang mendukung dan memadai akan menimbulkan kesan nyaman dan kesungguhan dalam bekerja.
Demikian halnya sebuah perpustakaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik petugasnya.
Lingkungan kerja yang mendukung dan memadai adalah dambaan setiap petugas perpustakaan. Dengan
begitu akan tercipta semangat kerja yang tinggi sehingga produktivitas kerja juga akan tinggi. Menurut
Sedarmayanti (2001:130), “Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara tidak
langsung”. Selanjutnya menurut Moekijat (2002:135), lingkungan kerja fisik harus menyenangkan, enak
dan mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan pekerjaan yang baik. Untuk memberikan kondisi-kondisi yang
demikian memerlukan perencanaan. Dari beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa lingkungan
kerja fisik adalah suatu keadaan tempat kerja pegawai yang berbentuk fisik yang akan berpengaruh pada
segala aktivitas didalamnya dan akan berpengaruh pula pada semangat kerja. Lingkungan kerja fisik
dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti: pusat kerja, kursi, meja dan
sebagainya.

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

B.Rumusan Masalah

1. Apa Saja yang Mempengaruhi Perpustakaan Terhadap Lingkungan

2. apa saja Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Perpustakaan

C. Tujuan

1.Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh perpustakaan terhadap lingkungan sekolah

2. Untuk Memahami Pengaruh Perpustakaan Terhadap lingkungan

3.Mengetahui Faktor-Faktor Pengaruh Perpustakaan terhadap Lingkungan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Nitisemito (1980:241), “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”.
Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan
tugas. Dengan begitu menjadi pendorong semangat dan kegairahan dalam bekerja. Sedangkan
lingkungan kerja yang kurang baik akan berpengaruh pada penurunan produktivitas kerjanya karena
pekerja merasa lelah.

Selain itu menurut Sedarmayanti (2001:130), “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas
dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja
yang mendukung dan memadai akan menimbulkan kesan nyaman dan kesungguhan dalam bekerja.
Demikian halnya sebuah perpustakaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik petugasnya.
Lingkungan kerja yang mendukung dan memadai adalah dambaan setiap petugas perpustakaan. Dengan
begitu akan tercipta semangat kerja yang tinggi sehingga produktivitas kerja juga akan tinggi.

Menurut Sedarmayanti (2001:130), “Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun
secara tidak langsung”.

Selanjutnya menurut Moekijat (2002:135), lingkungan kerja fisik harus menyenangkan, enak dan
mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan pekerjaan yang baik. Untuk memberikan kondisi-kondisi yang
demikian memerlukan perencanaan. Dari beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa lingkungan
kerja fisik adalah suatu keadaan tempat kerja pegawai yang berbentuk fisik yang akan berpengaruh pada
segala aktivitas didalamnya dan akan berpengaruh pula pada semangat kerja. Lingkungan kerja fisik
dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti: pusat kerja, kursi, meja dan
sebagainya.
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lingkungan

Menurut Moekijat (2002:134), faktor-faktor yang penting dari lingkungan kerja fisik dalam
kebanyakan Perpustakaan adalah penerangan, warna, udara, musik, dan suara. Sedangkan menurut
Siagian (2002:22) kondisi yang menyenangkan sangat berperan dalam pemeliharaan kesehatan dan
keselamatan Pembaca karena akan meningkatkan produktivitas aktifitas. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi fisik perpustakaan yang menyenangkan antara lain:

a. Ventilasi yang baik yang memungkinkan masuknya udara yang segar ke tempat pekerjaan

b. Penerangan yang cukup, penting .

c. Adanya tata ruang yang rapi dan perabot yang tersusun secara baik sehingga menimbulkan rasa
estetika, arus pekerjaan akan berjalan sehingga memperlancar kegiatan produksi.

d. Lingkungan perpustakaan yang bersih yang akan menimbulkan rasa senang berada di tempat
kerja dalam waktu yang lama.

e. Lingkungan kerja yang bebas dari polusi udara.

Dari beberapa faktor di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap
pekerjaaan yang dilakukan, sehingga setiap perusahaan atau organisasi yang ada harus mengusahakan
agar faktorfaktor yang termasuk dalam lingkungan kerja dapat diusahakan sedemikian rupa sehingga
nantinya mempunyai pengaruh yang positif bagi perusahaan atau organisasi. Kesemuannya itu penting
mendapat perhatian karena para petugas perpustakaan dan anggota organisasi lainnya menggunakan
paling sedikit sepertiga waktunya di tempat kerja.

Fakto-Faktor lain dalam pengaruh terhadap perpustakaan antara lain:

1. Penerangan
Penerangan yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam fasilitas kantor.
Penerangan yang baik dapat memberikan kemudahan, kecepatan,dan kenyamanan dalam
melihat.
2. Udara
Berkaitan dengan masalah udara yang berada di Perpustakaan Umum ada beberapa
permasalahan yang harus diperhatikan. Dapat disimpulkan bahwa kualitas udara yang
dihasilkan belum baik. Petugas perpustakaan merasakan kondisi yang tidak nyaman. Keadaan
udara yang demikian kurang bisa mengatur kelembaban dan peredaran udara secara baik
sehingga udara yang dihasilkan dalam ruangan tersebut tidak sempurna. Jika sudah begitu
akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja petugas perpustakaan.
3. Suara
Pada dasarnya untuk mem-pertahankan agar suara dalam ruangan kerja itu tetap kondusif
sangatlah penting. Pada dasarnya suara yang tingkat kebisingannya tinggi akan menyebabkan
kesulitan dalam merumuskan pikiran sehingga petugas perpustakaan akan susah
melaksanakan pekerjaan kantor. Hampir sebagian besar informan memberikan jawaban yang
sama mengenai hal tersebut. Terbukti bahwa suara yang dihasilkan tersebut dapat
memberikan gangguan terhadap petugas perpustakaan. Misalnya tidak bisa memusatkan
pikiran dalam bekerja dan kurangnya memberikan ketenangan bagi petugas perpustakaan.
4. Kebersihan
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan berpendapat dengan adanya
lingkungan kerja yang selalu bersih dan rapi akan menimbulkan kesan positif. Untuk saat ini
kebersihan
5. Ruang kerja
Dapat disimpulkan bahwa kondisi ruang kerja di Perpustakaan Umum harus memadai.
dengan ruangan lainnya. Sehingga privasi mudah terganggu .

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca menurut Darmono (2007:217): Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat baca digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam masing-masing diri individu, meliputi faktor jasmani dan
psikologi. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan individu. Faktor psikologi terdiri dari intelegensi,
perhatian, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah,
masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri dari relasi guru dan
karyawan dengan siswa, disiplin sekolah, fasilitas sekolah khususnya perpustakaan, dan keadaan gedung.
Faktor masyarakat terdiri dari media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan.

Jadi Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada manfaatnya, tetapi secara
prinsip perpustakaan sekolah harus dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi setiap yang
membutuhkannya. Sehingga dapat memberikan informasi bagi seluruh warga sekolah yang
memerlukannya. Informasi yang begitu banyak dan luas di dalam buku sangat berharga dan harus dapat
memanfaatkan hal tersebut dengan cara membacanya. Menurut Lasa Hs (2007:19), “Perpustakaan
diartikan sebagai kumpulan buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun
menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai”. Sedangkan menurut Rusina Sjahrial Pamuntjak
dalam Lana Hs (2007:23), “Menyatakan bahwa perpustakaan adalah kumpulan buku – buku yang tersedia
dan dimaksudkan untuk dibaca”. Kesadaran dalam membaca tidak bisa tumbuh begitu saja, ada elemen –
elemen pendukung pada perpustakaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca. Menurut
Suherman (2011:7),”Terdapat lima elemen pendukung dalam perpustakaan sebagai penyedia layanan
membaca yaitu: Perpustakaan, pustakawan, informasi, koleksi, dan pemustaka”. Sebagai upaya
meningkatkan minat baca, maka perpustakaan sekolah harus memberikan layanan yang optimal dengan
meningkatkan sistem layanan yang ada agar kebutuhan informasi pemustakanya dapat dipenuhi dengan
cepat dan tepat, secara efektif dan efisien. Setiap informasi yang diberikan perpustakaan sekolah
tergantung pada fasilitas dan keahlian dari pustakawannya. Pustakawan yang dibutuhkan adalah
pustakawan yang memiliki kompetensi baik kompetensi profesional maupun kompetensi personal. Hal
tersebut dapat terwujud jika penerapan standar kompetensi diberlakukan di perpustakaan sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perpustakaan sebagai tempat adanya koleksi buku-buku yang menunjang kelangsungan belajar siswa.
Dalam rangka menunjang kelancaran proses belajar mengajar

Membaca adalah salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Menurut Santosa (2009:82)
“Pada dasarnya manusia di samping sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu atau pribadi.
Dalam perkembangan sosialnya, anak juga dipengaruhi oleh perkembangan kepreibadiannya. Kelompok
sebaya juga berpengaruh baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan kelompok.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa

Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia, akan tetapi kenyataannya bahwa banyak orang
dewasa apalagi anak – anak atau siswa belum menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan. Menurut
Bafadal (2009:193) “membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses
berpikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah pada satu
tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan”.Hal ini dikarenakan mereka belum
menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan atau budaya. Minat baca tidak hadir dengan sendirinya
tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca. Sutarno (2006:27) “menyatakan bahwa
faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran, dan hobi
membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca”.
Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan
tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis maupun mutunya. Menurut Prastowo
(2012:380) “ada sejumlah faktor yang turut menentukan terhadap kesiapan siswa dalam membaca”. Jadi
faktor yang mempengaruhi minat membaca dengan adanya dorongan yang kuat, atau dorongan yang
timbul dari dirinya sendiri, pada hakikatnya tidak lepas juga dorongan dari faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya minat baca seseorang. Minat membaca siswa muncul apabila mereka tertarik
terhadap sesuatu dan merasa membutuhkanya seperti apa yang telah di ungkapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Www/htpp:blog Spot Perpustakaan.com

Bafadal, Ibrahim. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Angkasa.

Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: CV. Agung Seto.

Anda mungkin juga menyukai