Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN VISUM ET REPERTUM

MODUL 14 - MUATAN LOKAL - FORENSIK

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Dita Pratiwi 041052100001

Dahnia Rahmayanti 041052100007

Kiara Maulika Azuri 041052100013

Intan Purnama Sari 041052100019

Prisninda Prilyan Geraldine 041052200016

Marlindah Triwahyuni Suyata 041052200017

Dosen pembimbing:
drg. Aditya Pratama Sarwono, MH, MARS, Sp.Pros

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2023
SKENARIO

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang dibawa ayahnya ke IGD RSUP
Fatmawati pada tanggal 11 Januari 2023, pukul 17.30 WIB. Ayah korban dengan marah
mengatakan bahwa putrinya dipukul oleh istrinya (ibu tiri korban) pada 11 Januari 2023,
pukul 14.30 WIB. Kejadian ini dipicu karena korban tidak mendengar saat dipanggil oleh
pelaku, sehingga pelaku mendatangi dan memukul korban sebanyak lima kali di bagian muka
dan belakang kepala. Sebelum kejadian tersebut, korban juga sering mengalami kekerasan
yang dilakukan oleh ibu tirinya. Pihak rumah sakit menyarankan melaporkan kejadian
tersebut kepada pihak kepolisian, lalu tim penyidik umum memberikan surat permintaan
visum (SPV) kepada RSUP fatmawati.
Dari anamnesis dan pemeriksaan diketahui bahwa korban adalah seorang gadis berinisial
D.S., berusia 8 tahun. Korban datang ke rumah sakit dalam keadaan kesadaran baik, dengan
keadaan umum sakit sedang. Korban mengeluh pusing dan nyeri di bagian wajah, tidak ada
mual dan muntah. Secara umum, korban berpakaian rapi, kooperatif, dengan wajah
cemberut. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84
kali/menit, pernafasan 16 kali/menit, dan suhu tubuh 36,2°C.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan selaput kedua kelopak mata terlihat merah, dengan
selaput bola mata kanan kemerahan. Hasil pemeriksaan penglihatan dengan Snellen Chart
adalah 6/6. Ditemukan memar di sekitar kelopak mata kanan hingga pipi kanan dengan
panjang 7 cm, lebar 3 cm, dengan jarak 2 cm dari garis tengah depan tubuh dan 2 cm dari
sudut luar mata kiri. Luka tersebut berwarna merah kebiruan dengan bentuk tidak beraturan,
dan batas tidak jelas.
Terdapat luka memar di sekitar kelopak mata kiri hingga pipi kiri, dengan panjang 9 cm,
lebar 5 cm, dan berjarak 2 cm dari garis tengah tubuh bagian depan dan 8 cm dari telinga
kiri, ditandai dengan warna merah kebiruan, bentuk, dan batas tidak beraturan. Pada kelopak
mata kiri bawah terdapat pembengkakan. Ditemukan juga luka lecet yang telah mengalami
proses penyembuhan pada pipi kanan dengan panjang 2,5 cm, lebar 1,5 cm, dengan jarak 6
cm dari garis tengah depan tubuh dan 4 cm dari telinga kiri. Luka berwarna merah muda
dengan bentuk tidak beraturan.
Tidak ditemukan tanda-tanda patah tulang dari hasil pemeriksaan palpasi, dengan jumlah
gigi sebanyak dua puluh. Ditemukan memar berwarna merah kebiruan pada cuping telinga
kanan bagian belakang dengan panjang 2 cm dan lebar 1 cm. Ditemukan pula memar pada
leher bagian belakang sebelah kanan dengan panjang 7 cm, lebar 3 cm, dengan jarak 2 cm
dari garis tengah tubuh bagian depan dan 3 cm dari garis tengah bagian belakang tubuh,
ditandai dengan warna merah kebiruan, bentuk tidak beraturan, dan batas tak tentu. Pasien
dikonsultasikan ke dokter mata dan diagnosis hematoma palpebra kiri.
Pasien juga mendapat konsultasi dari psikiater dengan diagnosis depresi sedang.
Beberapa penanganan yang telah diberikan kepada korban adalah perawatan luka dan
pemberian obat-obatan (antibiotik, analgesik, antihistamin, dan vitamin), pemeriksaan
forensik klinis, konsultasi dengan dokter spesialis mata, dan psikiater.
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
FATMAWATI
JI. RS. Fatmawati Raya No. 4 Cilandak Jakarta Selatan - Indonesia 12430
Telp: 021-7501524
Email: rsupf@fatmawatihospital.com

Nomor : HK/01.01/XXIII/0123/2023 Jakarta, 11 Januari 2023


Perihal : Hasil Pemeriksaan terhadap korban perempuan
Lampiran :-
PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Saya yang bertandatangan di bawah ini, dr. Prisninda Geraldine, Sp.FM, dokter spesialis
forensik dan medikolegal di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, atas
permintaan tertulis dari penyidik Kepolisian Kota Jakarta Selatan dengan Nomor
R/20/1/2023/Reskrim Tanggal 11 Januari 2023 Perihal Permohonan dilakukan visum terhadap
korban perempuan, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal sebelas januari dua ribu dua
tiga pada pukul 17.30 Waktu Indonesia Barat bertempat di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,
Jakarta Selatan, telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban dengan identitas menurut surat
permintaan tersebut adalah sebagai berikut:
Nama : DS (inisial)
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juni 2015
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Jalan Nusa Indah 5 No.1
Korban datang ke IGD Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan dengan
keadaan memar di sekitar kelopak mata hingga pipi kanan kiri, serta selaput kedua kelopak mata
terlihat merah, dengan selaput bola mata kanan kemerahan.
Berdasarkan surat permohonan dilakukan tersebut, korban mengalami kekerasan oleh ibu
tiri korban pada tanggal 11 Januari 2023 pukul 14.30 WIB.

HASIL PEMERIKSAAN

1. Korban datang dalam keadaan kesadaran baik, dengan keadaan umum sakit sedang. Korban
mengeluh pusing dan nyeri di bagian wajah, tidak ada mual dan muntah. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernafasan 16
kali/menit, dan suhu tubuh 36,2°C.

2. Korban datang dengan keadaan memar di sekitar kelopak mata hingga pipi kanan kiri, serta
selaput kedua kelopak mata terlihat merah, dengan selaput bola mata kanan kemerahan. Yaitu:

a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan selaput kedua kelopak mata terlihat merah, dengan
selaput bola mata kanan kemerahan. Hasil pemeriksaan penglihatan dengan Snellen Chart
adalah 6/6. Ditemukan memar di sekitar kelopak mata kanan hingga pipi kanan dengan
panjang 7 cm, lebar 3 cm, dengan jarak 2 cm dari garis tengah depan tubuh dan 2 cm dari
sudut luar mata kiri. Luka tersebut berwarna merah kebiruan dengan bentuk tidak
beraturan, dan batas tidak jelas.

b. Terdapat luka memar di sekitar kelopak mata kiri hingga pipi kiri, dengan panjang 9 cm,
lebar 5 cm, dan berjarak 2 cm dari garis tengah tubuh bagian depan dan 8 cm dari telinga
kiri, ditandai dengan warna merah kebiruan, bentuk, dan batas tidak beraturan. Pada
kelopak mata kiri bawah terdapat pembengkakan. Ditemukan juga luka lecet yang telah
mengalami proses penyembuhan pada pipi kanan dengan panjang 2,5 cm, lebar 1,5 cm,
dengan jarak 6 cm dari garis tengah depan tubuh dan 4 cm dari telinga kiri. Luka berwarna
merah muda dengan bentuk tidak beraturan.

c. Tidak ditemukan tanda-tanda patah tulang dari hasil pemeriksaan palpasi, dengan jumlah
gigi sebanyak dua puluh. Ditemukan memar berwarna merah kebiruan pada cuping
telinga kanan bagian belakang dengan panjang 2 cm dan lebar 1 cm. Ditemukan pula
memar pada leher bagian belakang sebelah kanan dengan panjang 7 cm, lebar 3 cm,
dengan jarak 2 cm dari garis tengah tubuh bagian depan dan 3 cm dari garis tengah bagian
belakang tubuh, ditandai dengan warna merah kebiruan, bentuk tidak beraturan, dan batas
tak tentu. Pasien dikonsultasikan ke dokter mata dan diagnosis hematoma palpebra kiri.

3. Pasien juga mendapat konsultasi dari psikiater dengan diagnosis depresi sedang.
KESIMPULAN

Pada kasus ini, korban mengalami penganiayaan oleh ibu tiri nya. Akibat dari penganiayaan
tersebut korban mengalami memar di sekitar kelopak mata hingga pipi kanan kiri, serta selaput
kedua kelopak mata terlihat merah, dengan selaput bola mata kanan kemerahan. Pasien telah
dikonsultasikan ke dokter mata dan diagnosis hematoma palpebra kiri. Ditemukan memar
berwarna merah kebiruan pada cuping telinga kanan bagian belakang. Ditemukan pula memar
pada leher bagian belakang sebelah kanan. Korban mengeluh pusing dan nyeri di bagian wajah,
tidak ada mual dan muntah. Dengan demikian, pelaku yang melakukan tindak pidana
penganiayaan tersebut harus mendapatkan sanksi pidana agar korban mendapat keadilan dan juga
dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku sehingga pelaku diharapkan tidak melakukan hal yang
sama di kemudian hari.

PENUTUP

Demikian Visum et Repertum ini saya buat dengan sebenar-benarnya menggunakan ilmu
keilmuan saya yang sebaik-baiknya dan dengan mengingat sumpah sesuai Undang-undang No.8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Jakarta, 11 Januari 2023

dr. Prisninda Geraldine Sp.FM


SIP : 567/SPFM/123456

Anda mungkin juga menyukai