Anda di halaman 1dari 2

Penyakit metabolik terus meningkat prevalensinya bahkan di usia muda  hal ini dipengaruhi

multifactor, terutama gaya hidup sedentary, mudahnya akses terhadap makanan UPF dsb  revolusi
industri juga berdampak pada peningkatan penyakit metabolic sehubungan dengan peningkatan asupan
kalori terutama dari karbohidrat  gaya hidup kantoran yang tinggi stress, serta banyaknya hiburan dan
paparan gadget yang berimbas ke gangguan tidur juga dapat meningkatkaan resiko penyakit metabolik
 peningkatan penyakit metabolik dapat berujung komplikasi (seperti stroke, ckd, cancer, heart disease
dll) dan peningkatan mortalitas di usia muda jika hal ini dibiarkan, maka akan meningkatkan beban
(burden of healthcare) di masa depan  maka perlu dilakukan langkah-langkah preventif dalam
mencegah serta mengendalikan penyakit metabolik dengan perubahan-perubahan gaya hidup , yang
sebagian dapat kita adaptasi dari ancestral lifestyle review ini akan merangkum 5 pilar gaya hidup yang
dibutuhkan dalam mencounter penyakit metabolik yang timbul akibat gaya idup.

A. Introduction
B. First Pillar : Fasting
1. Glucose and fat metabolism
Kita mengetahui, metabolisme energi tubuh manusia tergantung pada dua sumber
utama yaitu karbohidrat dan lemak, selain protein sebagai bahan pembangun utama. Saat
seseorang mengonsumsi karbohidrat dari makanan, maka karbohidrat yang dicerna akan
diserap dalam bentuk glukosa. Pankreas yang mendeteksi naiknya kadar gula dalam darah
akan memproduksi insulin agar glukosa dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh melewati GLUT
Transporter. Kadar gula darah dijaga konstan berkisar 60-100mg/dl. Tubuh mencegah
terjadinya hiperglikemia, sebab hiperglikemia dapat menyebabkan stress oksidatif pada
tubuh akibat ROS (Reactive Oxygen Species ). Jika terjadi lonjakan gula darah akibat
seseorang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak, maka tubuh merespon dengan
lonjakan insulin (insulin spike) yang dihasilkan pankreas. Jika kapasitas glikogen dan otot
rangka sudah tidak mampu menampung kelebihan gula, maka akan terjadi de novo
lipogenesis dan sintesis kolesterol via mevalonate pathway, untuk kemudian disimpan dalam
jaringan adiposa. Jika kapasitas penyimpanan lemak di jaringan adiposa sudah menumpuk
pada organ dalam seperti liver, dapat terjadi gangguan fungsi organ-organ tersebut dan
terjadilah lipotoxicity.
Metabolisme yang kedua adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Ketika
seseorang sedang mengonsumsi karbohidrat sangat rendah, atau sedang berpuasa lebih dari
24 jam, maka liver tidak menemukan sumber glukosa sebagai energi utama. Liver akan
mengubah asam lemak bebas menjadi bentuk benda keton, yaitu 1). Acetone 2)
acetoacetate (AcAc) dan 3) beta-hydroxybutyrate. Benda keton dibutuhkan untuk
menembus BBB (blood brain barrier) yang bersifat selektif semipermeabel, sehingga tidak
bisa ditembus oleh trigliserida, asam lemak bebas. Agar molekul lemak bisa diakses oleh
otak, maka harus diubah dulu materinya sehingga bisa bersifat mudah larut (hydrophilic) dan
bisa menembus BBB.
2. Normalized starvation
3. Fat loss& autophagy
4. Low grade inflammation?
C. Second Pillar : Moving
1. Myokine
2. Using glycogen
D. Third Pillar : Relaxing and Stress Control
1. Stress and metabolic syndrome
2. Relaxing method
E. Fourth Pillar : Good quality of Food
1. Reduce refine carb
2. Konsumsi sumber hewani  aa & as lemak esensial
F. Fivth Pillar : Good Quality Sleep
1. Sleep hygiene
2. Melatonin & magnesium consumption
3. Caffeine ?

Anda mungkin juga menyukai