SKENARIO 3
“Gangguan Metabolisme”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO 3
“Gangguan Metabolisme”
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan perut
sering terasa tidak nyaman sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengatakan akhir-akhir ini
makan makanan seperti sate kambing, iga bakar, dan tongseng. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik, dokter mengatakan pasien mengalami gangguan metabolisme pada salah
satu makronutrien. Dokter memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga asupan
makanan.
1. Makronutrien : nutrisi yang memberikan kalori pada tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Metabolisme : semua reaksi kimia yang terjadi didalam organisme termasuk yg terjadi
dtingkat sel. Mengikuti penguraian yang menghasilkan dan membutuhkan energi serta
dikatalisis oleh enzim.
3. Gangguan metabolisme : kelainan dalam proses metabolsme tubuh.
1. Bagaimana hubungan perut pasien merasa tidak nyaman, dengan sering makan iga
bakar, sate kambing, dan tongseng?
2. Apa saja yang menyebabkan gangguan pada metabolisme?
3. Bagaimana metabolisme makronutrien yang normal?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi metabolisme?
5. Bagaimana pemenuhan dari nutrisi?
1. Ketika lemak masuk ke lambung akan bertemu hcl, dll. Baru dia akan masuk ke
duodenum, di duodenum ada reseptor lipid dan protein. Yg lipid bertemu denga
reseptor lipid, ketika bertemu, ketemu hormon cck. Saat garam empedu keluar untuk
mengemulsikan lemak. Cck punya efek lain yaitu menginhibisi pengosongan gaster.
Yang membuat pasien tdk nyaman ketika cck kluar terus menerus lambung jd tidak
amau kosong akhirnya makanan menumpuk, dan membuat pasien tdk nyaman.
2. Gangguan metablisme disebabkan karena kurangnya suatu hormon/ enzim, lalu krn
konsumsi makanan secara berlebih, dan faktor keturunan
3. Metabolisme makronutrien meliputi:
− Metabolisme karbohidrat
− Metabolisme protein
− Metabolisme lemak
4. Faktor yang mempengaruhi metabolisme:
− Olahraga
− Hormon
− Sistem saraf
− Ingesti makan
− Suhu tubuh
− Usia
− Faktor lain.
5. Ada 5 jenis nutrien utama :
Makronutrien:
− Karbohidrat
− Lemak
− Protein
Mikronutrien:
− Mineral
− vitamin
1. Ketika lemak masuk ke lambung akan bertemu hcl, dll. Baru dia akan masuk ke
duodenum, di duodenum ada reseptor lipid dan protein. Yg lipid bertemu denga
reseptor lipid, ketika bertemu, ketemu hormon cck. Saat garam empedu keluar untuk
mengemulsikan lemak. Saat ormon cck keluar, membuat garam lemaknya terpecah-
pecah. Cck punya efek lain yaitu menginhibisi pengosongan gaster. Yang membuat
pasien tdk nyaman ketika cck keluar terus menerus. lambung jd tidak mau kosong
akhirnya makanan menumpuk dan merasa begah, dan membuat pasien tdk nyaman.
Krn makanan tsb makanan yg berlemak. Ada ketidakseimbangan dari asupa kaloriya
itu sendiri, sedangkan ahli gizi menyebutkan , lemak 30% karbohidrat 50-60%, dan
protein 12-15%. Dengan mengonsumsi protein berlebih, metabolisme protein didalam
tubuh lebih lama, karna makan daging merah. Serat daging kambing juga bisa
menyebabkan kerja otot dalam perutnya tidak teratur.
2. Ada dari penyebab gangguan dr kelainan genetik, biasanya disebabkan ditutunkan dr
keluarganaya krn keluarganya ada kelainan genetik. Kelainan tsb mempengaruhi kerja
dr endokrin. Mengakibatkan jumlah enzim tidak diprosduksi sama sekali. Dan
menyebabkan .
Jika hormon tiroid berkurang, maka metabolismenya jg akan menurun. Kurangnya kadar
nutrisi dalam tubuh , dan karena kurangnya kadar nutrisi dalam tubuh.
-jika kekurangan hormon seperti hormon tidroid akan menyebabkan metabolism menurun,
karena fungsi Utama dari hormon tiroid ialah untuk meningkatakan laju metabolisme
- jika mengkonsumsi makanan tertentu seperti daging maka harus disertai dengan
serat, karena pada dasarnya daging tidak mengandung serat, dengan diseimanbangi
dengan serat, maka metabolism akan berjalan sebagaimana mestinya
Ada gangguan krn ketidakseimbangan kalori dan protein yg dimakan.
- Gangguan kwasiorkor 🡪 kekurangan asupan dr protein. Ditandai dengan suhu tubuh kurang
dr normal, dll. Diambil dr jagung
- gangguan ketidakseimbangan dr asupan kalori (malnutrisi) 🡪 keteidakseimbangan asupan
kalori
- Marasmus 🡪 sprt hambatan pertumbhan, kurus kering, rabutnya tipis dan gampang rontok.
3. Metabolis karbohidrat
Bisa di metabolisme oleh respirasi sel ada tiga tahap glikolisis siklus krebs dan
fosforilidasi oxsidatif
5. Mikronutrien
- Mineral : dia itu membantu sekitar 4% dari massa tubuh total dan paling terkonsentrasi di
tulang mineral yang diketahui fungsinya di dalam tubuh adalah kalsium, fosfor,
kalium, sulfat, natrium, klorida, magnesium, besi dan iodida.
- Vitamin : vitamin itu adalah nutrien organik yang diperlukan dalam jumlah sedikit untuk
mempertahankan pertumbuhan dan metabolisme normal di dalam tubuh.
Vitamin dibagi menjadi dua kelompok ada yang vitamin larut lemak dan vitamin larut air
untuk yang vitamin larut lemak itu ada vitamin A, B, E, dan k. Dan untuk Vitamin
yang larut air itu contohnya vitamin B dan vitamin C kelebihan vitamin Golongan ini
akan diekskresikan di urine
Makronutrien
- Protein
Fungsi : u/pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jar.tubuh Dipergunakan sebagai
cadangan makanan
Bentuk sederhana : as.amino berupa enzim atau hormon
As amino esensial tdk dpt disintesis dlm tubuh tapi harus di dapat dr makanan Sumber
: daging, hewan ternak, susu, telur, kacang-kacangan dll 1 gr = 4 kkal Asupan : 8
-15%
- Karbohidrat
Sumber KH : beras, gandum, kentang, ubi, singkong Glikogen : sumber energi utama saat
puasa 1 gr KH = 4 kkal Asupan : 50-60% dari total kalori
- Lemak
Sumber energi paling besar Non polar => hidrophobic =>takut air Lipid : trigliserid, sterol,
gliserol dan fosfolipid Lipid : lemak yg dpt membeku pd suhu ruangan tertentu
As lemak esensial : as lemak linoleat As lemak non esensial : as lemak linolenat, arakidonat
Sumber : -Utama => lemak hewani (daging, ikan) keju, susu, margarin, kelapa,
avocado dll 1 gr = 9 kkal Asupan : maksimal 30%
MINDMAP
STEP 5 – SASARAN BELAJAR
REFLEKSI DIRI
Alhamdulillah pada pbl kali ini saya bisa mengetahui bagaimana proses absorpsi
makanan, dan proses metabolism makronutrien. Namun saya belum terlalu paham. Semoga
dipbl pertemuan kedua saya bisa mengetahui secara mendalam dan mampu bertukar pendapat
dengan baik. Terima kasih kepada dr. Kamila Adi Kambang yang telah membimbing
kelompok 1A.
STEP 6
Belajar Mandiri.
STEP 7 – PENJELASAN
1. Mekanisme absorpsi pada protein, lemak, dan karbohidrat:
a) Mekanisme absorpsi karbohidrat
Absorpsi karbohidrat paling banyak dalam bentuk glukosa sekitar 80% dan sisanya 20%
berupa galaktosa dan fruktosa.
− Karbohidrat masuk ke usus halus dalam bentuk disakarida maltosa,
sukrosa, dan laktosa. Enzim yang terdapat di membrane brush border sel
epitel usus berupa disakaridae akan melanjutkan katabolisme disakarida
menjadi monosakarida sehingga bisa diserap dalam bentuk glukosa,
galaktosa, dan fruktosa.
b) Metabolisme lemak
Sebelum dicerna lemak harus ditransfer menuju ke ke dalam sel. Molekul yang
merupakan molekul yang tidak dapat larut dalam air maka molekul ini harus
bergabung dengan protein yang terdiri dari air ataupun molekul yang mudah larut
dalam air. Penggabungan lemak dan protein ini disebut dengan lipoprotein yang
terdiri dari molekul protein, fosfolipid, dan kolesterol serta trigliserida dan lemak lain.
Lipoprotein ini memiliki fungsi yang berbeda berdasarkan tipe-tipenya. Lipoprotein
digolongkan berdasarkan kepadatannya dan rasio lemak. Dari lipoprotein yang
terbesar dan teringan hingga terkecil dan terberat yaitu kilomikron, very low density
lipoprotein, low density lipoprotein, dan high density lipoprotein.
A. Katabolisme lemak
Proses katabolisme lemak disebut dengan lipolisis Hal ini bertujuan agar otot hati
dan jaringan lemak dapat mengoksidasi asam asam lemak yang berasal dari
trigliserida untuk menghasilkan energi. Trigliserida mula-mula diuraikan menjadi
gliserol dan asam lemak hal ini di katalisis oleh enzim golongan lipase. Epinefrin
dan norepinefrin akan meningkatkan penguraian trigliserida menjadi asam lemak
dan gliserol. Hormon ini akan dibebaskan ketika tonus simpatis meningkat.
Gliserol dan asam lemak yang terbentuk dari lipolisis akan di katabolisme melalui
jalur yang berbeda.
1. Gliserol diubah oleh banyak sel tubuh menjadi gliseraldehida 3 fosfat
2. Jika ATP di sel tinggi Maka gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi
glukosa
3. Jika ATP diesel rendah gliseraldehida 3 fosfat akan masuk ke jalur katabolik
menjadi asam piruvat.
Tahapan katabolisme asam lemak dinamakan oksidasi beta yaitu
1. Enzim-enzim mengeluarkan 2 atom karbon setiap kali dari rantai panjang
atom karbon yang membentuk asam lemak dan melekatkan fragmen 2 karbon
yang terbentuk ke koenzim A sehingga menghasilkan asetil Koa.
2. Asetil koa akan masuk ke siklus Krebs.
3. Hepatosit akan menyerap 2 molekul asetil ko-a setiap kali dan
memanfaatkannya menjadi asam asetoasetat. Reaksi ini akan membebaskan
koenzim A yang besar dan tidak dapat berdifusi ke luar sel.
4. Asam asetoasetat akan diubah menjadi asam beta hidroksi asam asetoasetat
akan diubah menjadi asam beta hidroksi butirat dan aseton.
5. Pembentukan ketiga bahan ini dinamakan sebagai badan keton atau
ketogenesis. Dan keton tidak dapat menembus membran plasma melainkan
dia akan keluar dari hepatosit dan masuk ke aliran darah.
B. Anabolisme lemak
Sel hati dan sel adiposa akan membentuk lemak dari glukosa ataupun asam amino yang
dinamakan dengan lipogenesis. Pembentukan ini dirangsang oleh insulin.
Lipogenesis terjadi pada saat kita mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang
dibutuhkan untuk memenuhi keperluan ATP nya, artinya terjadi kelebihan lemak
disertai dengan kelebihan asupan karbohidrat dan protein. Makronutrien ini akan
diubah menjadi trigliserida. Asam-asam amino tertentu dapat mengalami reaksi
seperti ini:
1. Asam amino diubah menjadi asetil Koa
2. Asetil koa diubah menjadi asam lemak
3. Asam lemak akan diubah menjadi trigliserida sebagai bentuk penyimpanan
lemak.
Glukosa dapat membentuk lemak melalui 2 jalur:
a) Glukosa diubah menjadi gliseraldehid 3 fosfat. Kemudian diubah menjadi
gliserol
b) Glukosa diubah menjadi gliseraldehid 3 fosfat. Kemudian menjadi asetil koa
dan akhirnya menjadi asam lemak.
c) Gliserol dan asam lemak yang dihasilkan oleh dua jalur tadi akan mengalami
reaksi reaksi anabolic menjadi trigliserida ataupun menghasilkan lemak lain
misalnya lipoprotein, fosfolipid, dan kolesterol.
Secara lebih spesifik, faktor hormonal yang dapat mempengaruhi metabolisme protein:
a) Hormon Pertumbuhan dapat meningkatkan Sintesis Protein Sel.
Hormon pertumbuhan menyebabkan penambahan jumlah protein jaringan disebabkan oleh
peningkatan transpor asam amino melalui membran sel, percepatan proses transkripsi
DNA dan translasi RNA untuk sintesis protein, dan penurunan oksidasi protein-
protein jaringan.
b) Insulin merupakan faktor untuk Sintesis Protein.
Jika kekurangan total insulin menurunkan sintesis protein hingga menjadi hampir nol. Insulin
meningkatkan transpor beberapa asam amino ke dalam sel, yang dapat menjadi
rangsangan bagi pembentukan protein. Juga, insulin mengurangi pemecahan protein
dan meningkatkan ketersediaan glukosa untuk sel, sehingga kebutuhan asam amino
sebagai sumber energi secara bersamaan akan dikurangi.
c) Glukokortikoid dapat meningkatkan pemecahan sebagian besar protein jaringan
Glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal menurunkan jumlah protein di sebagian
besar jaringan, sementara meningkatkan konsentrasi asam amino plasma, juga
meningkatkan protein hati serta protein plasma. Glukokortikoid meningkatkan
kecepatan pemecahan protein ekstra hepatik, dengan demikian meningkatkan jumlah
asam amino yang tersedia dalam cairan tubuh. Hal ini memungkinkan hati untuk
menyintesis lebih banyak protein seluler hepatik dan protein plasma.
d) Testosteron meningkatkan deposit protein di jaringan.
Testosteron, hormon seks laki-laki, menyebabkan peningkatan penyimpanan protein di
jaringan seluruh tubuh, terutama protein kontraktil otot (30 sampai 50 persen
peningkatan). tosteron menyebabkan protein otot, dan dengan efek lebih kecil, protein
jaringan lainnya, bertambah hanya dalam waktu beberapa bulan. Begitu protein otot
dan jaringan lainnya mencapai jumlah maksimum, deposisi protein selanjutnya akan
berhenti meskipun testosteron terus diberikan.
e) Estrogen.
Hormon seks utama perempuan juga menyebabkan sedikit penyimpanan protein, tetapi
efeknya relatif tidak bermakna dibandingkan dengan testosteron.
f) Tiroksin.
Tiroksin meningkatkan laju metabolisme seluruh sel, dan akibatnya, secara tidak langsung
akan memengaruhi metabolisme protein. Jika karbohidrat dan lemak tidak cukup
tersedia untuk laju energi, tiroksin akan menyebabkan pemecahan protein yang cepat
dan menggunakannya sebagai sumber energi. Sebaliknya, jika jumlah karbohidrat dan
lemak cukup tersedia dan asam amino yang berlebihan juga tersedia dalam cairan
ekstraselular, tiroksin dapat meningkatkan kecepatan sintesis protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 9. Jakarta: EGC;2016.
2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 13th edition. Philadephia:
Elsevier Saunder; 2016.
3. Tortora GJ, Derrickson B. Anatomi dan Fisiologi Volume 2 Edisi 13.Jakarta: EGC;
2017.
4. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC;2016.
5. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC;2017.