DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
PENDIDIKAN MATEMATIKA
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Administrasi Keuangan Sekolah dan Tata
Laksana" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suci selaku guru Mata kuliah Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. Administrasi Keuangan Sekolah ....................................................................................................... 3
B. Standar Biaya Pendidikan ................................................................................................................. 7
C. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah ................................................................................................. 9
D. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah ........................................................................................ 10
E. Manajemen Keuangan Pendidikan.................................................................................................. 11
F. Tata Laksana Sekolah ..................................................................................................................... 18
BAB III ....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyelengaraan pendidikan, keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam
proses pendidikan dan potensi yang sangat menentukan jalannya suatu proses pendidikan.
Komponen keuangan merupakan komponen produksi yang menentukan proses terlaksananya
kegiatankegitan proses belajar mengajar dalam sekolah dengan komponen-kompenen lainnya.
Maka dari itu semua kegiatan yang dilakukan sekolah mememerlukan biaya baik yang
disadari ataupun tidak disadari oleh penyelenggara pendidikan.
Setiap kegiatan yang akan diadakan perlu diatur atau dimanajemen agar kegiatan tersebut
berjalan lancar, efisien dan efektif. Kegiatan apapun yang diadakan perlu pengaturan yang
dangat baik, termasuk dalam segi keuangan dimana hal tersebut merupakan baigian
terpenting dalam sebuah kegiatan yang akan diadadakan, karna semua kegitan yang
dilakukan itu memerlukan biaya atau butuh uang.
Melalui kegiatan manajemen keuangan tersebut maka kebutuhan pendanaan sekolah
dapat dirancang dengan baik, dibukukan dengan transparan tanpa adanya rahasia, dan
digunakan untuk membiayai kegiatan pelaksanaan program sekolah dengan sebaik-baiknya
serta efektif dan efisien, makin efisien suatu system pendidikan, maka akan semakin kecil
dana yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tujuan pendidikan. Apabila sistem keuangan
di sekolah dikelola dengan baik, maka akan meningkatka efisiensi kegaitan penyelengaraan
pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Adm. Keuangan Sekolah
2. Standar Pembiayaan Pendidikan
3. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah
4. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
5. Manajemen Keuangan Pendidikan
6. Pengertian Tata Laksana Sekolah
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui dan memahami pengertian, perencanaan, pentingnya, peranan
guru, serta permasalahan dalam administrasi keuangan sekolah.
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami apa saja standar pembiayaan pendikan.
3. Untuk dapat mengetahu dan memahami dari mana saja sumber-sumber keuangan sekolah
1
4. Untuk dapat mengetahui dan memahami seperti apa bentuk dari pertanggungjawaban
keuangan sekolah.
5. Untuk dapat mengetahui dan memahami pengertian, fungsi, model/bentuk, prinsip-prinsp
serta transparansi manajemen keuangan sekolah.
6. Untuk dapat mengetahui dan memahami apa itu tata laksana sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi
manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana.
Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, dan pembiayaan
secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah. Biaya operasional sekolah terdiri dari
biaya untuk belajar mengajar, gaji dan honorarium guru dan pegawai TU, alat tulis kantor
(ATK), pemeliharaan dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Pengelolaan pembiayaan dan pendanaan diawali dengan perencanaan yang sesuai
dengan kebutuhan. Prinsip efektifitas dan efesiensi menjadi dasar yang kuat yang
memungkinkan pengelolaan keuangan digunakan secara bertanggung jawab. Pembiayaan
dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus menunjukkan penggunaan
skala prioritas, terutama untuk: peningkatan kompetensi guru, penyelenggaraan proses
pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan prasarana
yang tersedia, dan lain sebagainya.
4
f. Perencanaan akan menghindari under dan over planning
Perencanaan yang baik akan menentukan mutu kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan. Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada
dasarnya memuat tentang berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
sekolah, serta keuangan untuk membiayai program tersebut selama 1 tahun anggaran.
Penyusunan RAPBS dapat menempuh beberapa langkah. Sutisna 1989 menyatakan
langkah dimaksud sebagai berikut:
a) Penetapan Tujuan; perumusan tujuan adalah suatu keharusan dalam
penyusunan anggaran yang efektif
b) Penjabaran tujuan kedalam program pendidikan
c) Penentuan sumber daya manusia dan materil yang berimplementasikan
program-program pendidikan yang ditetapkan. Pada tahap ini mesti ada
gambaran yang jelas mengenai:
1) Jumlah staff dan kemampuan-kemampuan
2) Gedung dan fasilitas fisik
3) Perlengkapan dan perbengkelan
4) Pelayanan bantuan, operasi dan pemeliharaan
5) Pelayanan administratif
6) Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti.
5
Biaya tak langsung yang antara lain untuk pajak, air, pemeliharaan
sarana dan prasarana, telekomunikasi dan lain sebagainya.
6
bisa diperingan dengan cara menghilangkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak
diperlukan, dan memangkas pengeluaran-pengeluaran yang tidak semestinya.
7
a) Bangunan sekolah meliputi ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, lapangan olahraga, tanah dan yang
sejenis, biaya pembangunannya termasuk biaya investasi karena umur bangunan
lebih dari satu tahun, bisa mencapai 20 tahun, 25 tahun, bahkan 30 tahun.
b) Alat peraga, alat praktik, sumber belajar, buku-buku, media belajar, yang pada
umumnya dapat dipakai lebih dari satu tahun, misalnya alat parktik bisa mencapai
10 tahun, buku bias mencapai 5 tahun.
c) Pengadaan tenaga pendidik dan kependidikan. Daya tahan pemakaian sarana-
prasarana ikut menentukan besarnya biaya pemeliharaan adan penggantian alat
yang rusak.
8
pendidikan yang baik maka standar pembiayaan minimal dirumuskan dengan
memperhitungkan seluruh biaya personil (gaji, tunjangan dan faktor yang melekat pada
gaji), biaya alat tulis sekolah, biaya rapat, biaya penilaian, biaya pemeliharaan, biaya
pembinaan serta daya dan jasa yang diperkirakan terpakai.
Standar yang dirumuskan terbatas pada sekolah pendidikan umum (SD, SMP dan
SMA), sementara sekolah kejuruan belum dapat distandarkan dikarenakan keberagaman
yang demikian luas dan waktu pengkajian yang terbatas. Asumsi yang dipergunakan
dalam menghitung biaya rata-rata per murid menyesuaikan dengan standar proses,
sehingga untuk SD ditetapkan minimal ada 6 rombongan belajar dan setiap rombongan
belajar terdapat jumlah siswa 28 orang. Untuk SMP dan SMA masing-masing dengan
minimal ada 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa 32 orang setiap rombongan
belajar.
Untuk membedakan faktor kemahalan dan keunikan setiap daerah maka
diberlakukan indeks kemahalan untuk setiap kabupaten di seluruh Indonesia. Standar
pembiayaan tersebut akan dipergunakan untuk mengukur kelayakan sekolah dalam hal
pembiayaan, dan untuk menjadi pertimbangan kebijakan pendanaan dari berbagai
program pemerintah. Perhitungan yang telah didasarkan kajian audit keuangan yang
memerlukan kompetensi pemahaman perhitungan keuangan tidak banyak dipahami
peserta. Diskusi berpusat pada angka yang dijadikan patokan, yakni pembiayaan tenaga
pendidik dengan golongan III A pada struktur pegawai negeri. Nampaknya perhitungan
itu perlu dikaji lebih lanjut oleh orang yang berkeahlian yang sesuai.
9
Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran komite. Besarnya
sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat komite
sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas :
a) Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap
bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
b) Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu
kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur)
c) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.
c. Masyarakat.
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan
pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan
wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
Berkaitan dengan penerimaan dari orangtua dan masyarakat ditegaskan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung
jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat dan orangtua.
Jika dilihat dari sisi pengeluarannya (Dana) meliputi biaya rutin dan biaya
pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun
seperti gaji pegawai (Guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan
gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (Barang-barang habis pakai). Sedangkan
biaya pembangunan misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furniture serta biaya
atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.
10
1) Penguasaan Umum.
Dalam kekuasaan umum dikenal dua pejabat, yaitu:
- Otorisator, yaitu pejabat yang memiliki hak untuk mengambil tindakan
membawa akibat pengeluaran dan penarikan anggaran. Seperti Rektor.
- Ordonator, penguasa sekunder yang memegang kekuasaan dalam pengurusan
keuangan. Ordonator mengambil tindakan yang mengakibatkan masuknya
keuangan dan mengeluarkan keuangan Negara.
2) Penguasaan Khusus
Yakni orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk menangani khusus
penerimaan dan pengeluaran uang saja (bendaharawan).
b. Pengurusan Keuangan
1) Pengajuan Anggaran(DUK)
Di tiap unit kerja harus terlebih dahulu mengajukan DUK (Daftar Usulan Keuangan)
yang nantinya akan dipakai sebagai dasar untuk penentuan besar kecilnya rencana
anggaran.
2) Pengambilan/perelaian anggaran/ dropping
Untuk dapat memperoleh uang pembayaran, terlebih dahulu harus mengajukan SPU
(Surat Permintaan Uang) yang berlaku untuk tiap triwulan, yangharus dilengkapi
dengan:
- Rencana pengeluaran riil yang diperlukan
- SPJ pada bulan yang lalu.
11
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
1. Pengertian Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan.Kata-kata tersebut digabungkan menjadi kata
kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris
Manage yang memiliki arti mengatur, mengurus dan melaksanakan.
Akhirnya,management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen
atau pengelolaan.
Menurut Marry Parker Folletmen menyatakan bahwa manajemen adalah The art
of getting thing done trough people,yaitu sebagai suatu seni untuk mendapatkan segala
sesuatu dilakukan melalui orang lain. Manajemen dalam Islam juga dijelaskan dalam
suatu hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani:
Yang artinya: Sesunguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan,
dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas). (HR. Imam Thabrani).
Menurut Iwa Sukiwa manajemen adalah sebagai suatu proses social yang
direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi ,dan keterlibatan orang
lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan,dengan efektif.
Defenisi lainnya yaitu sebagai penentuan kebijakan dalam pengadaaan dan
penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja berupa kegiatan
perencanaan, pengaturan,pertanggung jawaban dan pengawsan keuangan dari dua definisi
tersebut maka dapat diambil penegrtian bahwa manajemen keuangan madarsah adalah
proses penggunaan keuangan melalui fungsi-fungsi manajemen.Menurut R. Agus
Sartono,manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan
efesien maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan
secara efesien.
Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini mengarah pada
uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.Manajemen keuangan dalam pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal
melakukan suatu usaha pengelolaan sumber keuangan,pemanfaatan
keuangan,engevaluasi serta mempertanggungjawabkan dengan baik.
12
Agar tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan
baik dan tercapai dengan efektif serta efesien maka perlu memfungsikan manajemen
keuangan itu sendiri dengan baik. Berdasarkan catatan Depdiknas Didasmen, pengelolaan
keuangan adalah kegiatan madrasah untuk merencanakan,menggunakan,mengevaluasi
dan mempertanggungjawabkan keuangan madrasah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan kata lain fungsi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan
keuangan,pelaksanaan keuangan evaluasi dan pertanggungjawaban.Jones mengemukakan
financial planning yang disebut juga budgeting yang merupakan suatu kegiatan
mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
diinginkan secara sistematis tanpa efek samping yang merugikan.
Pelaksanaan anggaran (keuangan) atau implementation involes accounting ialah
kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian
bila diperlukan, hal terpenting adalah evaluasi dan pertanggungjawaban sebagai proses
penilaian pencapaian tujuan. Evaluasi sangatlah penting mengingat penggunaan sumber
daya khususnya yang berbentuk uang yang tidak tepat dapat mengganggu proses kegiatan
dan dapat merusak citra suatu organisasi.
Berdasarkan penjelasan dari konsep manajemen keuangan di lembaga pendidikan
formal dapat melalui tahapan-tahapan yaitu budgeting atau penyusunan anggaran dan
accounting atau pembukuan.
13
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
14
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendiikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu:
a. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan. Transparansi di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. di lembaga pendidikan,
bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga
bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui. Transparansi
dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang
tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan
di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Beberapa informasi
keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa
misalnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga
orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari
orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
- Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
- Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya.
- Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat
c. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil
yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by
15
qualitative outcomes”. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-
nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
- Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
- Dilihat dari segi hasil, kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.
16
madrasah dapat dipertanggungjawabkan kepada publik yang memanfaatkan seluruh
jasa-jasanya.
Makna transparansi akan menunjang empat hal :
a) Meningkatnya tanggungjawab dalam hal manajemen keuangan sekolah pada
pengguna pendidikan.
b) Mencegah adanya penyelewangan dana pendidikan.
c) Efisiensi dalam pengunaan anggaran dana pendidkian.
d) Peningkatan mutu pendidikan.
17
4) Menerima saran dari auditor internal, auditor eksternal, atau stakeholder untuk
melakukan perbaikan jika ditemukan kejanggalan pada waktu monitoring atau
auditing.
Agar transparansi keuagan yang dilaksanakan bisa berjalan secara efektif ada
beberapa kriteria yang diperhatikan yaitu:
1) Berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan masyarakat sekolah.
2) Obyektif.
3) Lengkap dalam pelaporan keuangan.
4) Laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
5) Laporan keuangan dapat diterima oleh stakeholder.
18
d) Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak
jumlah yang diperlukan.
e) Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak
pertama ke pihak yang lain.
f) Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang
aman.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi keuangan sekolah adalah sebagai tata penyelenggaraaan keuangan dalam
pelaksanaan anggaran belanja di sekolah.
Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, dan pembiayaan secara kontinu
terhadap biaya operasional sekolah. Biaya operasional sekolah terdiri dari biaya untuk belajar
mengajar, gaji dan honorarium guru dan pegawai TU, alat tulis kantor (ATK), pemeliharaan
dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Pembiayaan dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus menunjukkan
penggunaan skala prioritas, terutama untuk: peningkatan kompetensi guru, penyelenggaraan
proses pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan
prasarana yang tersedia, dan lain sebagainya.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang
sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan
administrasi keuangan sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan
prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat
berjalan dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi landasan baik untuk kita semua sebagai calon tenaga
pendidik dalam mengelola administrasi keuangan sekolah dan tata laksana sekolah yang
disiplin dan jujur.
20
DAFTAR PUSTAKA
21