Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH DAN TATA LAKSANA”

DOSEN PENGAMPU : SUCI YUNIATI, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

FAJARIATUR RAUDHAH 12010526911

GHINA MARDHIYAH 12010520066

RAHMA ZAHRA OCTAVIA 12010522820

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Administrasi Keuangan Sekolah dan Tata
Laksana" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suci selaku guru Mata kuliah Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 11 September 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. Administrasi Keuangan Sekolah ....................................................................................................... 3
B. Standar Biaya Pendidikan ................................................................................................................. 7
C. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah ................................................................................................. 9
D. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah ........................................................................................ 10
E. Manajemen Keuangan Pendidikan.................................................................................................. 11
F. Tata Laksana Sekolah ..................................................................................................................... 18
BAB III ....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyelengaraan pendidikan, keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam
proses pendidikan dan potensi yang sangat menentukan jalannya suatu proses pendidikan.
Komponen keuangan merupakan komponen produksi yang menentukan proses terlaksananya
kegiatankegitan proses belajar mengajar dalam sekolah dengan komponen-kompenen lainnya.
Maka dari itu semua kegiatan yang dilakukan sekolah mememerlukan biaya baik yang
disadari ataupun tidak disadari oleh penyelenggara pendidikan.
Setiap kegiatan yang akan diadakan perlu diatur atau dimanajemen agar kegiatan tersebut
berjalan lancar, efisien dan efektif. Kegiatan apapun yang diadakan perlu pengaturan yang
dangat baik, termasuk dalam segi keuangan dimana hal tersebut merupakan baigian
terpenting dalam sebuah kegiatan yang akan diadadakan, karna semua kegitan yang
dilakukan itu memerlukan biaya atau butuh uang.
Melalui kegiatan manajemen keuangan tersebut maka kebutuhan pendanaan sekolah
dapat dirancang dengan baik, dibukukan dengan transparan tanpa adanya rahasia, dan
digunakan untuk membiayai kegiatan pelaksanaan program sekolah dengan sebaik-baiknya
serta efektif dan efisien, makin efisien suatu system pendidikan, maka akan semakin kecil
dana yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tujuan pendidikan. Apabila sistem keuangan
di sekolah dikelola dengan baik, maka akan meningkatka efisiensi kegaitan penyelengaraan
pendidikan

B. Rumusan Masalah
1. Adm. Keuangan Sekolah
2. Standar Pembiayaan Pendidikan
3. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah
4. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
5. Manajemen Keuangan Pendidikan
6. Pengertian Tata Laksana Sekolah

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui dan memahami pengertian, perencanaan, pentingnya, peranan
guru, serta permasalahan dalam administrasi keuangan sekolah.
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami apa saja standar pembiayaan pendikan.
3. Untuk dapat mengetahu dan memahami dari mana saja sumber-sumber keuangan sekolah

1
4. Untuk dapat mengetahui dan memahami seperti apa bentuk dari pertanggungjawaban
keuangan sekolah.
5. Untuk dapat mengetahui dan memahami pengertian, fungsi, model/bentuk, prinsip-prinsp
serta transparansi manajemen keuangan sekolah.
6. Untuk dapat mengetahui dan memahami apa itu tata laksana sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Administrasi Keuangan Sekolah


1. Pengertian Administrasi Keuangan Sekolah
Menurut asal katanya, administrasi berasal dari bahasa latin administrate yang
berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Dari perkataan itu terbentuk kata benda
administratio dan kata sifat administrativus yang kemudian masuk ke dalam bahasa
Inggris administration. Perkataan itu selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi administrasi.
Administrasi dalam arti sempit, diambil dari istilah Belanda yaitu administratie
yang berarti setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan
pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai
keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain.
Sedangkan administrasi dalam arti luas, Administrasi adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu. Adapun administrasi secara arti luas yang kami fahami adalah proses
kerja sama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan.
Sedangkan keuangan adalah merupakan hasil dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
a. Administrasi keuangan dalam arti sempit, yaitu segala pencatatan masuk dan
keluarnya keuangan untuk membiayai suatu kegiatan organisasi kerja yang berupa
tata usaha atau tata pembukuan keuangan.
b. Administrasi keuangan menurut arti luas, yaitu kebijakan dalam pengadaan dan
penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja yang berupa
kegiatan perencanaan, pengaturan pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan.

Maka dapat disimpulkan Administrasi keuangan sekolah adalah sebagai tata


penyelenggaraaan keuangan dalam pelaksanaan anggaran belanja di sekolah.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban
keuangan sekolah.
Menurut Suad Husnan, bahwa manajemen keuangan adalah manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang

3
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi
manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana.
Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, dan pembiayaan
secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah. Biaya operasional sekolah terdiri dari
biaya untuk belajar mengajar, gaji dan honorarium guru dan pegawai TU, alat tulis kantor
(ATK), pemeliharaan dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Pengelolaan pembiayaan dan pendanaan diawali dengan perencanaan yang sesuai
dengan kebutuhan. Prinsip efektifitas dan efesiensi menjadi dasar yang kuat yang
memungkinkan pengelolaan keuangan digunakan secara bertanggung jawab. Pembiayaan
dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus menunjukkan penggunaan
skala prioritas, terutama untuk: peningkatan kompetensi guru, penyelenggaraan proses
pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan prasarana
yang tersedia, dan lain sebagainya.

2. Perencanaan Administrasi Keuangan Sekolah


Perencanaan atau planning sebagaimana dikatakan oleh Luther M.Gulick:
“Planning that is working out broad outline the things that need to be done and the
methods for doing them to acomplish the purpose set for enterprise”. Perencanaan adalah
aktivitas atau kegiatan menyusun garis-garis besar yang luas tentang hal-hal yang akan
dikerjakan dan cara-cara mengerjakannya untuk mecapai tujuan tertentu. Perencanaan
dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan
pada masa yang akan datang untk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana keuangan
sekolah sebagai berikut.
a. Perencanaan harus realistis
Perencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai dengan
kemampuan sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupu waktu.
b. Perlunya koordinasi dalam perencanaan
Perencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/ volume kegiatan
sekolah yang kompleks.
c. Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi
Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai kemungkinan
yang terbaik dalam menyususn perencanaan.
d. Perencanaan harus fleksible (luwes)
Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang tidak
diperhatikan sebelumnya tanpa harus membuat revisi.
e. Perencanaan yang didasarkan penelitian
Perencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap dan akurat
melalui suatu penelitian.

4
f. Perencanaan akan menghindari under dan over planning
Perencanaan yang baik akan menentukan mutu kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan. Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada
dasarnya memuat tentang berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
sekolah, serta keuangan untuk membiayai program tersebut selama 1 tahun anggaran.
Penyusunan RAPBS dapat menempuh beberapa langkah. Sutisna 1989 menyatakan
langkah dimaksud sebagai berikut:
a) Penetapan Tujuan; perumusan tujuan adalah suatu keharusan dalam
penyusunan anggaran yang efektif
b) Penjabaran tujuan kedalam program pendidikan
c) Penentuan sumber daya manusia dan materil yang berimplementasikan
program-program pendidikan yang ditetapkan. Pada tahap ini mesti ada
gambaran yang jelas mengenai:
1) Jumlah staff dan kemampuan-kemampuan
2) Gedung dan fasilitas fisik
3) Perlengkapan dan perbengkelan
4) Pelayanan bantuan, operasi dan pemeliharaan
5) Pelayanan administratif
6) Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti.

3. Pentingnya Administrasi Keuangan Sekolah


Dalam praktek keuangan sekolah, dikenal biaya langsung dan biaya tidak
langsung, Biaya langsung dapat dipahami sebagai segala pengeluaran yang secara
langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan. Adapun biaya tidak langsung adalah
pengeluaran pengeluaran yang tidak langsung menunjang proses pendidikan tersebut
terjadi, misalnya seperti biaya untuk hidup siswa, transportasi,jajan dan kesehatan. Dan
yang dimaksud keuangan disini adalah biaya langsung. Adapaun dimensi pengeluaran
meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin biasanya digunakan untuk gaji
pegawai, peralatan belajar mengajar, listrik dan lain-lain. Sedangkan biaya pembangunan
digunakan untuk membeli tanah atau mendirikan bangunan baru.
Dalam peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 pasal 62 dinyatakan bahwa
jenis pembiayaan pendidikan terdiri dari 3 bagian besar:
a. Biaya investasi meliputi biaya penyedian sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia dan modal kerja tetap.
b. Biaya opersional meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran.
c. Biaya personal yang meliputi:
 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
terikat pada gaji.
 Bahan atau peralatan habis pakai.

5
 Biaya tak langsung yang antara lain untuk pajak, air, pemeliharaan
sarana dan prasarana, telekomunikasi dan lain sebagainya.

4. Peranan Guru Dalam Administrasi Keuangan Sekolah


Penanggung jawab keuangan sekolah adalah kepala sekolah namun demikian
guru juga di harapkan dapat berpartisipasi dalam hal tersebut walaupun menambah beban
mereka, selain mengajar guru juga bisa membantu sekolah untuk mengadministrasikan
keuangan sekolah, dan dalam hal ini juga dapat memberikan kesempatan untuk ikut serta
mengarahkan pembiayaan untuk perbaikan proses belajar mengajar.
Beberapa peran guru dalam administrasi keuangan ini meliputi:
a. Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan.
b. Membuat laporan data usulan pembayaran gaji, rapel ke Pemerintah Kota
c. Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan.
d. Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran
e. Laporan triwulan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).
f. Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah ( RAPBS ).
g. Menyetorkan pajak PPN dan PPh.
h. Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan sekolah.

5. Permasalahan Dalam Administrasi Keuangan Sekolah


Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam Adm. Keuangan Sekolah, yaitu :
a. Penyalahgunaan Keuangan untuk Memperkaya Diri
Korupsi adalah tindakan memperkaya diri dengan berbagai cara yang melanggar
aturan hukum. Korupsi di sekolah sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi
yang seringkali terjerat dalam kasus korupsi biasanya adalah kepala sekolah dan
bendahara. Kepala sekolah sebagai manajer memiliki keleluasaan dalam
mengendalikan uang. Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan kadang-kadang tidak
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dalam Rencana Anggaran Belanja
Sekolah.

b. Membebankan Pembiayaan kepada Peserta Didik


Anggaran dari pemerintah sebesar 20% teranya masih sangat kurang. Buktinya,
hampir semua sekolah mengadakan pungutan kepada siswa. Jumlah pungutannya
beragam, ada yang ringan, ada pula yang luar biasa besar. Pungutan-pungutan
tersebut terkadang dibuat oleh pihak sekolah dan pengurus komite. Biasanya,
pengurus komite sudah berdiskusi dengan pengurus sekolah, dan kemudian
ditugaskan agar bagaimana semua wali siswa menyetujui anggaran yang sudah
direncanakan ketika diadakan rapat yang mengundang semua wali siswa. Semestinya
pengurus komite bisa bersikap kritis, sehingga dana yang dibebankan kepada siswa

6
bisa diperingan dengan cara menghilangkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak
diperlukan, dan memangkas pengeluaran-pengeluaran yang tidak semestinya.

c. Pelaporan Keuangan yang Penuh Manipulasi


Banyak alasan kenapa muncul laporan-laporan keuangan palsu, kuitansi palsu,
tanda tangan palsu, stempel palsu. Ada sebuah anggapan bahwa pungutan yang
dilakukan oleh sekolah melalui komite sekolah kepada wali murid atau calon wali
murid bukan uang negara sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam rekening negara
atau APBD. Tentu saja hal ini bertentangan dengan UU RI Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 yang isinya “keuangan negara
adalah kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah”. Sekolah bersama komite sekolah (sebagai pihak lain)
memperoleh dana masyarakat yang dipungut dari wali murid melalui berbagai cara
dengan menggunakan fasilitas Negara atau difasilitasi oleh pemerintah/sekolah negeri.
d. Pembelanjaan Keuangan yang Tidak Tepat Guna
Setiap tahunnya, sekolah sudah menyiapkan dan menyusun rencana anggaran
belanja. Tetapi rencana tersebut harus dilaksanakan dengan yang sudah disepakati.
Kalau kemudian muncul anggaran yang tidak terduga, itu wajar, tetapi biasanya yang
tidak terduga itu tidak banyak. Oleh karena itu, pengeluaran anggaran belanja
semestinya tetap berpegang pada rencana yang telah dibuat. Dalam rencana anggaran
terkadang masih bersifat umum. Misal, anggaran untuk membeli buku. Tidak
disebutkan buku apa secara pasti. Tetapi manager sekolah harus arif dalam
membelanjakan buku yang memang benar-benar dibutuhkan, bukan kemudian
belanja buku apa saja asalkan diskonnya besar dan kemudian diskon tersebut masuk
kantong sendiri.

B. Standar Biaya Pendidikan


Standar pembiayaan mencakup persyaratan minimal tentang biaya satuan pendidikan,
prosedur dan mekanisme pengelolaan, pengalokasian, dan akuntabilitas penggunaan biaya
pendidikan. Standar pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
personal:
1. Biaya investasi satuan pendidikan,
Meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya
manusia, dan modal kerja tetap. Anggaran biaya investasi selain lahan satuan pendidikan
yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal
harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang
diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis
satuan pendidikan.
Biaya investasi memerlukan dana yang relatif besar, antara lain berupa:

7
a) Bangunan sekolah meliputi ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, lapangan olahraga, tanah dan yang
sejenis, biaya pembangunannya termasuk biaya investasi karena umur bangunan
lebih dari satu tahun, bisa mencapai 20 tahun, 25 tahun, bahkan 30 tahun.
b) Alat peraga, alat praktik, sumber belajar, buku-buku, media belajar, yang pada
umumnya dapat dipakai lebih dari satu tahun, misalnya alat parktik bisa mencapai
10 tahun, buku bias mencapai 5 tahun.
c) Pengadaan tenaga pendidik dan kependidikan. Daya tahan pemakaian sarana-
prasarana ikut menentukan besarnya biaya pemeliharaan adan penggantian alat
yang rusak.

2. Biaya personal dan personalia


Biaya personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya ini
sebagaian dibebankan kepada orangtua yang sifatnya untuk keperluan pribadi siswa,
Biaya pendidikan yang menjadi tanggungan orangtua adalah yang bersifat untuk
keperluan pribadi siswa. Secara rasional ditanggung oleh orangtua dari jenis yang
tersebut di atas adalah: Alat perlengkapan sekolah seperti sepatu, seragam sekolah,
seragam olahraga, alat tulis dan buku/catatan, transpor anak dari rumah ke sekolah uang
saku/uang jajan, dan ekstrakurikuler terbatas.
Sedangkan biaya personalia adalah pengeluaran operasi personalia yang menjadi
tanggung jawab pemerintah atau pemerintah daerah dibiayai melalui belanja pegawai
atau bantuan sosial sesuai peraturan perundang-undangan. Biaya personalia satuan
pendidikan, yang terdiri atas:
 Gaji pokok bagi pegawai pada satuan pendidikan;
 Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan;
 Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan;
 Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional di luar guru dan dosen;
 Tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional bagi guru dan dosen;
 Tunjangan profesi bagi guru dan dosen;
 Tunjangan khusus bagi guru dan dosen;
 Maslahat tambahan bagi guru dan dosen; dan
 Tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan profesor atau guru besar

3. Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi


Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Dengan
berpandangan pada korelasi mutu dengan pembiayaan maka untuk menjaga mutu

8
pendidikan yang baik maka standar pembiayaan minimal dirumuskan dengan
memperhitungkan seluruh biaya personil (gaji, tunjangan dan faktor yang melekat pada
gaji), biaya alat tulis sekolah, biaya rapat, biaya penilaian, biaya pemeliharaan, biaya
pembinaan serta daya dan jasa yang diperkirakan terpakai.
Standar yang dirumuskan terbatas pada sekolah pendidikan umum (SD, SMP dan
SMA), sementara sekolah kejuruan belum dapat distandarkan dikarenakan keberagaman
yang demikian luas dan waktu pengkajian yang terbatas. Asumsi yang dipergunakan
dalam menghitung biaya rata-rata per murid menyesuaikan dengan standar proses,
sehingga untuk SD ditetapkan minimal ada 6 rombongan belajar dan setiap rombongan
belajar terdapat jumlah siswa 28 orang. Untuk SMP dan SMA masing-masing dengan
minimal ada 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa 32 orang setiap rombongan
belajar.
Untuk membedakan faktor kemahalan dan keunikan setiap daerah maka
diberlakukan indeks kemahalan untuk setiap kabupaten di seluruh Indonesia. Standar
pembiayaan tersebut akan dipergunakan untuk mengukur kelayakan sekolah dalam hal
pembiayaan, dan untuk menjadi pertimbangan kebijakan pendanaan dari berbagai
program pemerintah. Perhitungan yang telah didasarkan kajian audit keuangan yang
memerlukan kompetensi pemahaman perhitungan keuangan tidak banyak dipahami
peserta. Diskusi berpusat pada angka yang dijadikan patokan, yakni pembiayaan tenaga
pendidik dengan golongan III A pada struktur pegawai negeri. Nampaknya perhitungan
itu perlu dikaji lebih lanjut oleh orang yang berkeahlian yang sesuai.

C. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah


Manajemen keuangan menyangkut dua hal, yaitu bagaimana memperoleh dana dan
bagaimana menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut dalam lingkungan berbeda di
tingkat pendidikan yang berbeda pula, secara efektif dan efisien. Sumber dana dan
pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber,
yaitu :
a. Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian
Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran.
Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah
ditentukan pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas
pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggara tersebut.
Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh
kegiatan operasional sekolah.
b. Orangtua atau peserta didik.

9
Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran komite. Besarnya
sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat komite
sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas :
a) Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap
bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
b) Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu
kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur)
c) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.
c. Masyarakat.
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan
pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan
wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
Berkaitan dengan penerimaan dari orangtua dan masyarakat ditegaskan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung
jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat dan orangtua.
Jika dilihat dari sisi pengeluarannya (Dana) meliputi biaya rutin dan biaya
pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun
seperti gaji pegawai (Guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan
gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (Barang-barang habis pakai). Sedangkan
biaya pembangunan misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furniture serta biaya
atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.

D. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah


Tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut yang membuat
jalannya suatu proses pendidikan baik itu Tanggung jawab dari menajer sekolah terhadap
pemerintah, dan juga terhadap komite sekolah, masyarakat, serta guru-guru adalah laporan
mengenai kondisi keungan sekolah. Keuangan yang ada diskolah harus dilaporkan dan di
pertanggungjawabkan secara rutin, baik itu penerimaan maupun pengeluaran oleh menejer
sekolah secara rutin sesuai aturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawban dana yang
berasal dari orang tua harus di rinci dengan tepat dan transaparn sesuai dengan sumber dana.
Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi dana maupun
kepada personil sekolah untuk dapat diketahui bersama.
a. Kekuasaan Keuangan

10
1) Penguasaan Umum.
Dalam kekuasaan umum dikenal dua pejabat, yaitu:
- Otorisator, yaitu pejabat yang memiliki hak untuk mengambil tindakan
membawa akibat pengeluaran dan penarikan anggaran. Seperti Rektor.
- Ordonator, penguasa sekunder yang memegang kekuasaan dalam pengurusan
keuangan. Ordonator mengambil tindakan yang mengakibatkan masuknya
keuangan dan mengeluarkan keuangan Negara.
2) Penguasaan Khusus
Yakni orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk menangani khusus
penerimaan dan pengeluaran uang saja (bendaharawan).

b. Pengurusan Keuangan
1) Pengajuan Anggaran(DUK)
Di tiap unit kerja harus terlebih dahulu mengajukan DUK (Daftar Usulan Keuangan)
yang nantinya akan dipakai sebagai dasar untuk penentuan besar kecilnya rencana
anggaran.
2) Pengambilan/perelaian anggaran/ dropping
Untuk dapat memperoleh uang pembayaran, terlebih dahulu harus mengajukan SPU
(Surat Permintaan Uang) yang berlaku untuk tiap triwulan, yangharus dilengkapi
dengan:
- Rencana pengeluaran riil yang diperlukan
- SPJ pada bulan yang lalu.

E. Manajemen Keuangan Pendidikan


Keuangan sekolah merupakan sumber dana yang diterima dan digunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang mengandung konsekuensi bagi sekolah, yaitu
sekolah harus mengelola sumber dana tersebut secara efektif dan efesien untuk menunjang
pelaksanaan pendidikan. Semakin efisien suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang
diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem keuangan
sekolah dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara
produktif, efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang pendidikan dengan
pembangunan masyarakat. Untuk mencapai hal-hal seperti di atas maka diperlukan adanya
proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi,
dan melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah
dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan
manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah

11
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
1. Pengertian Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan.Kata-kata tersebut digabungkan menjadi kata
kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris
Manage yang memiliki arti mengatur, mengurus dan melaksanakan.
Akhirnya,management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen
atau pengelolaan.
Menurut Marry Parker Folletmen menyatakan bahwa manajemen adalah The art
of getting thing done trough people,yaitu sebagai suatu seni untuk mendapatkan segala
sesuatu dilakukan melalui orang lain. Manajemen dalam Islam juga dijelaskan dalam
suatu hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani:
Yang artinya: Sesunguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan,
dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas). (HR. Imam Thabrani).
Menurut Iwa Sukiwa manajemen adalah sebagai suatu proses social yang
direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi ,dan keterlibatan orang
lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan,dengan efektif.
Defenisi lainnya yaitu sebagai penentuan kebijakan dalam pengadaaan dan
penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja berupa kegiatan
perencanaan, pengaturan,pertanggung jawaban dan pengawsan keuangan dari dua definisi
tersebut maka dapat diambil penegrtian bahwa manajemen keuangan madarsah adalah
proses penggunaan keuangan melalui fungsi-fungsi manajemen.Menurut R. Agus
Sartono,manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan
efesien maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan
secara efesien.
Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini mengarah pada
uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.Manajemen keuangan dalam pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal
melakukan suatu usaha pengelolaan sumber keuangan,pemanfaatan
keuangan,engevaluasi serta mempertanggungjawabkan dengan baik.

2. Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah

12
Agar tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan
baik dan tercapai dengan efektif serta efesien maka perlu memfungsikan manajemen
keuangan itu sendiri dengan baik. Berdasarkan catatan Depdiknas Didasmen, pengelolaan
keuangan adalah kegiatan madrasah untuk merencanakan,menggunakan,mengevaluasi
dan mempertanggungjawabkan keuangan madrasah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan kata lain fungsi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan
keuangan,pelaksanaan keuangan evaluasi dan pertanggungjawaban.Jones mengemukakan
financial planning yang disebut juga budgeting yang merupakan suatu kegiatan
mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
diinginkan secara sistematis tanpa efek samping yang merugikan.
Pelaksanaan anggaran (keuangan) atau implementation involes accounting ialah
kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian
bila diperlukan, hal terpenting adalah evaluasi dan pertanggungjawaban sebagai proses
penilaian pencapaian tujuan. Evaluasi sangatlah penting mengingat penggunaan sumber
daya khususnya yang berbentuk uang yang tidak tepat dapat mengganggu proses kegiatan
dan dapat merusak citra suatu organisasi.
Berdasarkan penjelasan dari konsep manajemen keuangan di lembaga pendidikan
formal dapat melalui tahapan-tahapan yaitu budgeting atau penyusunan anggaran dan
accounting atau pembukuan.

3. Model Pelaksanaan Manajemen Pendidikan


a. Perencanaan Keuangan Sekolah
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan madrasah setidaknya melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1) Penyusunan Anggaran Keuanggan Sekolah
Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang
telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut,bukan dari jumlah dana yang tersedia dan
bagaimana dana tersebut dihabiskan.
Penyusunan anggaran keuangan madrasah atau sering disebut Anggaran
Belanja Madrasah (ABM),biasanya dikembangkan dalam format-format yang
meliputi sumber pendapatan dan pengeluaran untuk kegiatan belajar
mengajar,pengadaan,pemeliharaan sarana dan prasarana,bahan-bahan dan alat
pelajaran,honorarium dan kesejahteraan. Langkah-langkah penyusunan anggaran
adalah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan.
b) Menyusun rencana berdasrkan skala prioritas pelaksananya.
c) Menentukan program kerja dan rincian.
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program.
e) Menghitung dana yang dibutuhkan.

13
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

2) Pada tingkat kerja sama dengan komite madrasah.


Kerjasama antara komite madrasah dengan kelompok kerja yang telah
terbentuk diatas,dilakukan untuk melakukan rapat untuk membahas
pengembangan RAPBM.

3) Sosialisasi dan Legalitas.


Setelah RAPBM dibicarakan dengan komite madrasah selanjutnya
disosialisasikan kepada berapa pihak termasuk para stackholder.Pada tahap
sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan
pada pihak pengawas,serta mengajukan usulan RAPBMkepada yayasan untuk
mendapat pertimbangan dan pengesahan.

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah


Pelaksanaan keuangan madrasah dalam garis besarnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua kegiatan,yakni penerimaan dan pengeluaran. Sebagai bendahara madrasah
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan
keuangan madrasah, yaitu:
- Pada setiap akhir tahun anggaran, bendahara harus membuat laporan keuangan
madrasah kepada kepala madrasah untuk dicocokkan dengan RAPBM.
- Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada termasuk
bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada.
- Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan
penerima honorarium atau bantuan atau bukti pengeluaran lain yang sah.
- Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim
pertanggungjawaban keuangan dari komite madrasah.

c. Evaluasi Keuangan Sekolah


Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggungjawaban menjadi
penting.Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasikan
kedalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana,bentuk
pertanggungjawaban keuangan sekolah dan keterlibatan pengawasan pihak internal
lembaga pendidikan.Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil
keputusan, sehingga informasi atau datanya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban keuangan berisi deskripsi penerimaan,penggunaan dan
pengadministrasian keuangan,khususnya yang digunakan untuk program-program
Madrasah.

14
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendiikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu:
a. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan. Transparansi di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. di lembaga pendidikan,
bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga
bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui. Transparansi
dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang
tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan
di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Beberapa informasi
keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa
misalnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga
orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari
orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.

b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
- Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
- Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya.
- Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat

c. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil
yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by

15
qualitative outcomes”. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-
nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
- Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
- Dilihat dari segi hasil, kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.

5. Transparansi Manajemen Keuangan Sekolah


a. Pengertian Transparansi Manajemen Keuangan
Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan, akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada
identitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodic
Hasil dari akuntansi adalah laporan keuangan.Pada dasarnya pembuatan laporan
keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat
pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas aktivitas
pengelolaan sumber daya publik.
Prinsip transparansi dan akuntabilitas adalah dua prinsip yang harus dimiliki
setiap lembaga public. Sekolah merupakan lembaga publik yang memberikan layanan
kepada pelanggan atau pengguna jasanya.Layanan yang diberikan harus didasarkan
kepada terciptanya kepuasan public sebagai pelanggan.Sebagai lembaga publik,
madrasah wajib untuk memuaskan pelanggannya secara terus menerus.Madrasah
yang memuaskan pelanggan merupakan wujud transparansi dan kredibilitas kepada
masyarakat.Transparansi dapat diartikan sebagai upaya madrasah yang menganut
keterbukaan dalam manajemen organisasinya.Sedangkan akuntabilitas dapat diartikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah merealisir program dan program

16
madrasah dapat dipertanggungjawabkan kepada publik yang memanfaatkan seluruh
jasa-jasanya.
Makna transparansi akan menunjang empat hal :
a) Meningkatnya tanggungjawab dalam hal manajemen keuangan sekolah pada
pengguna pendidikan.
b) Mencegah adanya penyelewangan dana pendidikan.
c) Efisiensi dalam pengunaan anggaran dana pendidkian.
d) Peningkatan mutu pendidikan.

b. Prinsip Transparansi Manajemen Keuangan.


Transparansi dibangun di atas dasar arus informasi yang bebas,seluruh proses
pemerintahan,lembaga-lembaga dan informasi perlu diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan
dipantau.Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparansi jika
memenuhi beberapa kriteria:
1) Terdapat pengumuman kebijakan anggaran.
2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses.
3) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.
4) Terakomodasinya suara atau usulan masyarakat.
5) Tersedia sistem informasi kepada publik

Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan


oleh lembaga pendidikan.Kepercayaan masyarakat akan sangat tergantung dengan
kualitas informasi yang disampaikan sekolah. Oleh karena itu lembaga pendidikan
dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas,akurat,tepat waktu dan dapat
dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama.Prinsip ini diwujudkan antara
lain dengan mengembangkan sistem akuntansi yang berbasiskan standar akuntansi
dan best practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang
berkualitas,mengembangkan teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi
manajemen keuangan untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan
proses pengambilan keputusan yang efektif oleh lembaga pendidikan tentang
transparansi keuangan.
Kepala Sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan manajemen keuangan
program secara transparan terhadap semua stakeholder.Untuk bias melakukan hal
ini,kepala sekolah harus:
1) Jujur
2) Mengikuti proses pengambilan keputusan dengan demokratis.
3) Melaporkan semua kegiatan dan masalah keuangan kepada sekolah dan
mengumumkan kepada masyarakat.

17
4) Menerima saran dari auditor internal, auditor eksternal, atau stakeholder untuk
melakukan perbaikan jika ditemukan kejanggalan pada waktu monitoring atau
auditing.
Agar transparansi keuagan yang dilaksanakan bisa berjalan secara efektif ada
beberapa kriteria yang diperhatikan yaitu:
1) Berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan masyarakat sekolah.
2) Obyektif.
3) Lengkap dalam pelaporan keuangan.
4) Laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
5) Laporan keuangan dapat diterima oleh stakeholder.

F. Tata Laksana Sekolah


Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha, yaitu
segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun
(menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan
keterangan yang di perlukan oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau
tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja tetapi semua bahan keterangan atau
informasi yang berwujud warkat. Warkat ini adalah catatan tertulis atau bergambar mengenai
sesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat
disiapkan.
Menurut Wililiam Leffingwe dan Edwin Robinson yang telah di terjemahkan oleh
The Liang Gie (2000: 60 ) pekerjaan kantor atau tata laksana ini pekerjaannya menyangkut
segala usaha perbuatan menyangkut warkat, pemakaian warkat-warkat dan pemeliharaannya
guna dipakai untuk mencari keterangan dikemudian hari.
Tata Laksana / Tata Usaha Sekolah / Pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis menulis di sekolah, agar PBM semakin efektif dan
efisien untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Administrasi Tata Laksana merupakan serangkaian kegiatan mencatat, menyimpan,
menggandakan, menghimpun,mengolah, dan mengirim benda-benda tertulis serta warkat
yang pada hakikatnya menunjang seluruh garapan administrasi sekolah/pendidikan.
Menurut The Liang Gie (2000:50).
a) Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan
yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap dipergunakan bila
mana diperlukan.
b) Mencatat yaitu meliputi kegiatan yang membutuhkan dengan berbagai alat tulis-menulis
mengenai keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudnya tulisan-tulisan
yang dapat dibaca, dikirim atau disimpan.
c) Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan
maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk dipakai.

18
d) Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak
jumlah yang diperlukan.
e) Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak
pertama ke pihak yang lain.
f) Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang
aman.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi keuangan sekolah adalah sebagai tata penyelenggaraaan keuangan dalam
pelaksanaan anggaran belanja di sekolah.
Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, dan pembiayaan secara kontinu
terhadap biaya operasional sekolah. Biaya operasional sekolah terdiri dari biaya untuk belajar
mengajar, gaji dan honorarium guru dan pegawai TU, alat tulis kantor (ATK), pemeliharaan
dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Pembiayaan dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus menunjukkan
penggunaan skala prioritas, terutama untuk: peningkatan kompetensi guru, penyelenggaraan
proses pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan
prasarana yang tersedia, dan lain sebagainya.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang
sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan
administrasi keuangan sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan
prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat
berjalan dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi landasan baik untuk kita semua sebagai calon tenaga
pendidik dalam mengelola administrasi keuangan sekolah dan tata laksana sekolah yang
disiplin dan jujur.

20
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, Hade. 2019. “Pentingnya Administrasi Keuangan Dalam Sekolah.” : 1–6.


Fauliyah, Yuni. 2013. “Administrasi Keuangan Sekolah.” MyTimeLine.
http://fauliyahyuni.blogspot.com/2016/04/administrasi-keuangan-sekolah.html (September
13, 2021).
Jaenudin, Ahmad, and Suroto. 2017. “Analisis Pengelolaan Dan Pengawasan Keuangan Sekolah
Di SD Negeri Se-Kecamatan Way Tuba.” Universitas Sebelas Maret: 1–9.
https://media.neliti.com/media/publications/172120-ID-analisis-pengelolaandan-
pengawasankeuang.pdf.
Jakarimba, Wardono. 2010. “Administrasi Keuangan Sekolah.” Ruang Biru: 2.
http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/04/administrasi-keuangan-sekolah.html.
Rambe, Muhammad Imam Ashari. 2020. “Administrasi Tata Laksana Atau Tata Usaha.”
imamrambe. https://www.imamrambe.eu.org/2020/04/makalah-administrasi-pendidikan-
tentang_23.html (September 13, 2021).
Suryana, Edeng. 2015. Administrasi Pendidikan Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

21

Anda mungkin juga menyukai