Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU TANAMAN TERNAK (Agrostologi)


PEMANFAATAN RHIZOBIUM
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agrostologi yang telah diberikan
oleh Dosen pengampu ibu Andi Waliana Syagaf, S,Pt., M.Si

Oleh
KELOMPOK IV:

Afdal Hidayatullah (2022310614)


Andi Mulya Ananda Nur (2022310617)
A. Mujibur Rahman (2022310624)
Muh. Khaeran Anugrah (2022310627)
Sabaruddin (2020310627)
Nur Syamira (2022310620)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tanaman Makanan Ternak (Agrostologi)
yang telah diberikan. Makalah ini bertujuan menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca dan penulis.
Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah Ilmu Tanaman Makanan Ternak (Agrostologi) karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN.................................................................................................3
A.Latar Belakang............................................................................................3
B.Rumusan Masalah........................................................................................3
C.Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Karakteristik Rhizobium............................................................................5
B. Bintil Akar..................................................................................................7
C. Rhizobium dan Mikroorganisme lain.........................................................9
D. Fiksasi Nitrogen.......................................................................................10
E. Contoh – contoh Penanaman Hijauan yang Memanfaatkan Fiksasi
Nitrogen..............................................................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A.Kesimpulan................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Karakteristik Rhizobium
Bakteri dikenal dengan bentuk yang disebut involusi, yaitu perubahan
bentuk yang disebabkan karena faktor-faktor keadaan sekitar yang tidak
menguntungkan seperti faktor makanan, suhu dan hal lain yang kurang
menguntungkan bagi bakteri. Selain bentuk involusi dikenal pula pleomorfi, yaitu
bentuk yang bermacam-macam dan teratur yang terdapat pada suatu bakteri
meskipun ditumbuhkan pada syarat-syarat pertumbuhan yang sesuai. Berkembang
biak ditandai dengan pembengkakan akar. Pembengkakan akar akan semakin
besar dan akhirnya terbentuklah bintil akar.
karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna koloni
putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen,
diameter 2-4 mm dalam waktu 3-5 hari pada agar khamir-manitol-garam mineral.
Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang, aerobik, gram
negativ dengan ukuran 0,5-0,9 x 1,2 3 µm, bersifat motil pada media cair,
umumnya memiliki satu flagella polar atau subpolar. Untuk pertumbuhan
optimum dibutuhkan temperature 25-300C, pH 6-7 (kecuali galur-galur dari tanah
masam). Beberapa jenis Rhizobium yang umum antara lain Rhizobium
leguminosarum, Rhizobium etli, dan Rhizobium meliloti. Setiap jenis ini memiliki
spesifisitas terhadap tanaman leguminosa tertentu, membentuk simbiosis
mutualisme yang memungkinkan tanaman mendapatkan nitrogen dari udara.
B. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu untuk dapat mengidentifikasi karakteristik
rhizobium, bintil akar, rhizobium dan mikroorganisme lain, fiksasi nitrogen dan
contoh penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen
C. Manfaat
Manfaat yang didapatkan pada makalah ini adalah mengetahui jenis
karakteristik rhizobium, ciri – ciri bintil akar, rhizobium dan mikroorganisme
lain, fiksasi nitrogen dan contoh penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi
nitrogen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Rhizobium
Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum,
kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil
akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila
berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan ketersediaan nitrogen bagi
tanaman inangnya. Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu
mengikat nitrogen bebas yang berada di udara menjadi ammonia (NH3)
yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi senyawa
nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan
Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi
dari tanaman inang. Karakteristik Rhizobium rhizobium yaitu :
1. Rhizobium yang menginfeksi akar kedelai merupakan galur tumbuh
lambat (7-10 hari) dalam pembentukan koloni
2. Koloni berbentuk : bulat dengan tepi keseluruhan utuh (circular), warna
putih tak tembus cahaya (white opaque) atau putih susu (milky) berkilau,
menonjol (bentuk lensa) pada media congo red
3. Di bawah mikroskop berbentuk batang (panjang = 1,2 - 3,0 µm dan lebar =
0,5 – 0,9 µm), tidak berspora.
Karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna koloni
putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen,
diameter 2 -4 mm dalam waktu 3 -5 hari pada agar khamir-manitol-garam
mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang, aerobik,
gram negatif dengan ukuran 0,5 -0,9 x 1,2 -3 μm, bersifat motil pada media cair,
umumnya memiliki satu flagella polar atau subpolar. Untuk pertumbuhan
optimum dibutuhkan temperatur 25 -30°C, pH 6 -7 (kecuali galur-galur dari
tanah masam). Suhu optimal untuk Rhizobium berkisar 18°C -26°C, minimal
3°C dan maksimal 45°C. Sedangkan kisaran pH optimal untuk Rhizobium
adalah sedikit di bawah netral hingga agak alkali, kendati demikian pada pH
5,0 beberapa strain Rhizobium masih dapat bertahan hidup.
Ciri-ciri rhizobium bakteri rhizobium bersifat kemoorganotropik, yaitu dapat
menggunakan berbagai karbohidrat dan garam-garam asam organik sebagai
sumber karbonnya. Organisme ini memiliki ciri khas yaitu dapat menyerang
rambut akar tanaman kacang-kacangan di daerah beriklim sedang atau
beberapa daerah tropis dan mendorong memproduksi bintil-bintil akar
yang menjadikan bakteri sebagai simbiosis intraseluler. Kehadiran bakteri
pada bintil-bintil akar sebagai bentuk pleomorfikdi mana secara normal
termasuk dalam fiksasi nitrogen atmosfer ke dalam suatu bentuk penggabungan
yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman inang. Semua galur bakteri bintil akar
menunjukkan afinitas terhadap inang.
Jenis-jenis rhizobium yang berhasil diisolasi dari nodul akar kedele
mempunyai ciri-ciri berbentuk batang dan Gram negatif. Koloni semi transparan,
konvek dan agak berlendir. Rhizobium berbentuk batang, Gram negatif dengan
ukuran 0,5-0,9 x 1,2 - 3,0 um dan motil. Koloni berbentuk sirkular, konvek atau
cembung dan semi translusen. Rhizobium dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
tanaman yang berasosiasi dengannya dan juga kecepatan
pertumbuhannya. Beberapa spesies/jenis bakteri Rhizobium antara lain:
1. Rhizobium leguminosarum
2. Rhizobium alamii
3. Rhizobium lantis
4. Rhizobium japonicum
5. Rhizobium trifolii
6. Rhizobium faseolii
7. Rhizobium smilacinae
Peranan rhizobium pada tanaman bakteri ini bisa hidup pada lingungan
ber-pH 4-10 dengan pH optimal 6-7. Bakteri rhizobium memiliki banyak peran
dan manfaat untuk tanaman. Berikut beberapat peranan bakteri Rhizobium pada
tanaman.
1. Membantu menambat nitrogen (N) di udara dalam jumlah besar apabila
bersimbiosis dengan tanaman kedelai.
2. Inokulan bisa bersimbiosis secara aktif, sehingga dapat membantu
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
3. Mampu menghasilkan hormon pertumbuhan IAA dan giberlin. Hormon
tersebut berperan memicu pertumbuhan rambut akar dan percabangan akar
yang bisa memperluas jangkauan akar. Kondisi tersebut membuat tanaman
lebih banyak menyerap unsur hara,
4. Mampu meningkatkan penyerapan fosfat yang berperan penting dalam
perkembangan akar dan pembentukan polong kedelai.
B. Bintil Akar
Bintil akar adalah tonjolan kecil yang terbentuk di akar tanaman leguminosa
akibat infeksi bakteri pengikat nitrogen, seperti Rhizobium, yang bersimbiosis
secara mutualistik dengan tanaman. Bintil akar biasanya berkelompok dan terletak
di sepanjang akar tanaman leguminosa. Bintil akar memiliki warna merah muda
hingga merah tua dan berisi cairan kemerahan. Fungsi bintil akar adalah
menghasilkan nitrogen amonia (NH4+) dari nitrogen bebas (N2) di udara lalu
mereduksi, yang kemudian diasimilasi menjadi asam amino (amino acid) yang
dapat digunakan oleh tanaman. Ada dua kelompok bintil akar, yaitu bintil terbatas
(determinate) dan tak terbatas (indeterminate). Faktor yang mempengaruhi
pembentukan bintil akar antara lain jenis tanaman leguminosa, jenis bakteri
pengikat nitrogen, dan kondisi lingkungan seperti pH tanah dan ketersediaan
nutrisi. Pembentukan bintil akar terjadi melalui proses infeksi bakteri pengikat
nitrogen ke akar tanaman leguminosa. Bakteri ini menghasilkan sinyal kimia yang
merangsang pertumbuhan akar dan membentuk bintil akar. Berikut adalah
beberapa ciri-ciri bintil akar:
1. Bintil akar biasanya berkelompok dan terletak di sepanjang akar tanaman
leguminosa
2. Bintil akar memiliki warna merah muda hingga merah tua dan berisi
cairan kemerahan.
3. Bintil akar terbentuk akibat infeksi bakteri pengikat nitrogen, seperti
Rhizobium, yang membentuk simbiosis mutualistik dengan tanaman
leguminosa.
4. Bintil akar menghasilkan nitrogen amonia (NH4+) dari nitrogen bebas
(N2) di udara lalu mereduksi, yang kemudian diasimilasi menjadi asam
amino (amino acid) yang dapat digunakan oleh tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bintil akar antara lain jenis
tanaman leguminosa, jenis bakteri pengikat nitrogen, dan kondisi lingkungan
seperti pH tanah dan ketersediaan nutrisi. Jenis tanaman leguminosa yang berbeda
dapat mempengaruhi jumlah dan ukuran bintil akar yang terbentuk bakteri
pengikat nitrogen yang berbeda juga dapat mempengaruhi pembentukan bintil
akar. Kondisi lingkungan seperti pH tanah dan ketersediaan nutrisi juga dapat
mempengaruhi pembentukan bintil akar. Pembentukan bintil akar terjadi melalui
proses infeksi bakteri pengikat nitrogen ke akar tanaman leguminosa. Bakteri ini
menghasilkan sinyal kimia yang merangsang pertumbuhan akar dan membentuk
bintil akar.
Pembentukan bintil akar melalui pemanfaatan Rhizobium melibatkan
serangkaian tahapan yang melibatkan interaksi antara tanaman leguminosa dan
bakteri Rhizobium. Berikut adalah gambaran umum mengenai pembentukan bintil
akar dalam pemanfaatan Rhizobium:
1. Infeksi Bakteri Rhizobium: Proses dimulai ketika akar tanaman
leguminosa terinfeksi oleh bakteri Rhizobium, yang memasuki akar
tanaman melalui rambut akar.
2. Pertumbuhan Bintil Akar: Bakteri Rhizobium merangsang pembentukan
bintil akar melalui produksi senyawa-senyawa kimiawi, seperti senyawa
yang mirip hormon tumbuhan.
3. Simbiosis Mutualistik: Selama infeksi, bakteri Rhizobium dan tanaman
leguminosa saling menguntungkan. Bakteri menyediakan nitrogen yang
diperlukan oleh tanaman, sementara tanaman menyediakan lingkungan
yang cocok bagi bakteri untuk hidup.
4. Fiksasi Nitrogen: Di dalam bintil akar, bakteri Rhizobium melakukan
fiksasi nitrogen, yaitu mengubah nitrogen bebas di udara menjadi senyawa
yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Proses pembentukan bintil akar ini sangat penting karena memungkinkan tanaman
leguminosa untuk mendapatkan pasokan nitrogen yang cukup, bahkan di
lingkungan tanah yang memiliki keterbatasan nitrogen. Selain itu, bintil akar juga
berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian.
C. Rhizobium dan Mikroorganisme lain
Rhizobium adalah genus bakteri tanah Gram-negatif yang memfiksasi
nitrogen. Spesies Rhizobium membentuk asosiasi pengikat nitrogen
endosimbiotik dengan akar kacang-kacangan dan Parasponia. Bakteri Rhizobium
merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas di udara menjadi
ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya
digunakan oleh tanaman. Rhizobium terkenal karena simbiosisnya dengan
tanaman leguminosa seperti kacang tanah, kedelai, dan alfalfa.
Simbiosis ini menguntungkan baik bagi tanaman maupun bakteri Rhizobium.
Tanaman leguminosa menyediakan nutrisi dan lingkungan tumbuh yang baik bagi
Rhizobium, sementara Rhizobium mampu menyerap nitrogen bebas dari
lingkungan dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh
tanaman melalui proses yang disebut fiksasi nitrogen. Karena kemampuannya
dalam melakukan fiksasi nitrogen, Rhizobium telah banyak dimanfaatkan sebagai
pupuk hayati. Pupuk Rhizobium dapat berbentuk padat maupun cair dan
menginfeksi akar tanaman leguminosa. Simbiosis antara Rhizobium dan tanaman
kacang kedelai merupakan simbiosis mutualisme sebab Rhizobium mendapat
tempat hidup di dalam bintil akar, sedangkan tanaman mendapat pasokan nitrogen
yang cukup. Oleh karena itu, Rhizobium merupakan mikroba tanah yang penting
dalam pertanian karena kemampuannya dalam meningkatkan ketersediaan
nitrogen bagi tanaman leguminosa. Simbiose Rhizobium dengan akar tanaman
rhizobium membentuk asosiasi pengikat nitrogen endosimbiotik dengan akar
kacang-kacangan. Spesies Rhizobium membentuk koloni pada akar tanaman
legum dan menggandakan percabangan, sehingga menyebabkan jaringan kortek
membesar yang disebut bintil akar.
Fungsi Rhizobium dalam penambatan nitrogen: Waktu antara infeksi sampai
dengan bakteri mampu memfiksasi N2sekitar 3-5 minggu. Setelah itu, bakteri
Rhizobium mengubah nitrogen atmosfer (N2) menjadi nitrogen dalam
persenyawaan/ nitrogen tertambat yang melibatkan. Penggunaan Rhizobium
dalam pertanian rhizobium ada beberapa spesies yang berbeda dan berbeda pula
inangnya. Misalnya, Rhizobium tropici bersimbiosis dengan kacang polong,
Rhizobium etli dengan alfalfa dan kacang polong serta Rhizobium giardinii
dengan tanaman lamtoro. Pupuk Rhizobium: Pupuk Rhizobium baik digunakan
untuk komoditas pertanian, terutama pada pertanian organik karena tidak
meninggalkan residu bahan kimia pada tanah. Hal itu menyebabkan tanah menjadi
sehat sehingga baik untuk ditanami.
Mikroorganisme lain, selain Rhizobium, ada beberapa mikroorganisme lain
yang mempunyai peranan dalam proses dekomposisi bahan organik dan
menguntungkan, mampu memperbaiki pertumbuhan tanamanDalam proses
penambatan nitrogen, Rhizobium berperan positif terhadap pertumbuhan tanaman
dengan membentuk simbiose dengan tanaman leguminosa. Selain itu, ada
beberapa mikroorganisme lain yang mempunyai peranan dalam proses
dekomposisi bahan organik dan menguntungkan, mampu memperbaiki
pertumbuhan tanaman
D. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen merupakan proses yang menggabungkan nitrogen be bas
dengan unsur lain secara kimia yang disebut penambatan nitrogen. Salah satu
caranya ialah melalui kegiatan organisme bersimbiosis yang dapat mengubah
nitrogen dari atmosfer menjadi amonia (kebalikan dari denitrifikasi). Sebagian
besar tumbuhan mengandung 1 - 25 % Nitrogen dari berat keringnya. Nitrogen
dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk antara lain asam amino, protein, arnida,
klorofil, alkaloida dan basa nitrogen (Purin dan Pirirnidin). Nitrogen yang terdapat
dalam atmosfer bumi lebih kurang 80 %, di tanah hanya sedikit terkandung
Nitrogen. Proses Fiksasi nitrogen secara biologis (BNF) terjadi ketika nitrogen di
atmosfer diubah menjadi amonia oleh enzim nitrogenase.
Proses ini digabungkan dengan hidrolisis 16 ekuivalen ATP dan disertai
dengan pembentukan bersama satu ekuivalen H2. Konversi N2 menjadi amonia
terjadi pada gugus logam yang disebut FeMoco , singkatan dari kofaktor
besi- molibdenum . Mekanisme ini berlangsung melalui serangkaian
langkah protonasi dan reduksi dimana situs aktif FeMoco menghidrogenasi N2
substrat. Dalam diazotrof yang hidup bebas , amonia yang dihasilkan nitrogenase
diasimilasi menjadi glutamat melalui jalur glutamin sintetase /glutamat sintase.
Gennif mikroba yang diperlukan untuk fiksasi nitrogen tersebar luas di
berbagai lingkungan. Misalnya, kayu yang membusuk, yang umumnya memiliki
kandungan nitrogen rendah, terbukti menjadi tempat bagi komunitas
diazotrofik. Bakteri memperkaya substrat kayu dengan nitrogen melalui fiksasi,
sehingga memungkinkan dekomposisi kayu mati oleh jamur. Nitrogenase dengan
cepat terdegradasi oleh oksigen. Karena alasan ini, banyak bakteri menghentikan
produksi enzim jika ada oksigen. Banyak organisme pengikat nitrogen hanya
hidup dalam kondisi anaerobik , bernapas untuk menurunkan kadar oksigen, atau
mengikat oksigen dengan protein seperti leghemoglobin .
E. Contoh – contoh penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen
Penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen adalah suatu teknik
penanaman yang memanfaatkan bakteri Rhizobium yang hidup di dalam akar
tanaman legum untuk mengikat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi
bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Penanaman hijauan yang
memanfaatkan fiksasi nitrogen adalah proses di mana tanaman leguminosa
(tanaman yang mengikat nitrogen dari udara) bersama dengan bakteri Rhizobium
untuk mengikat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman Berikut adalah beberapa contoh penanaman hijauan
yang memanfaatkan fiksasi nitrogen:
1. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
Kacang tanah adalah salah satu tanaman legum yang dapat dimanfaatkan
untuk penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen. Kacang
tanah dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan
yang cukup tinggi dan tanah yang subur.
2. Alfalfa (Medicago sativa)
Alfalfa adalah tanaman legum yang sering digunakan sebagai pakan
ternak. Selain itu, alfalfa juga dapat dimanfaatkan untuk penanaman
hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen. Alfalfa dapat tumbuh dengan
baik di daerah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan tanah
yang subur.
3. Kacang hijau (Vigna radiata)
Kacang hijau adalah salah satu tanaman legum yang dapat dimanfaatkan
untuk penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen. Kacang
hijau dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan yang
cukup tinggi dan tanah yang subur.
4. Kedelai (Glycine max)
Kedelai adalah salah satu tanaman legum yang dapat dimanfaatkan untuk
penanaman hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen. Kedelai dapat
tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan yang cukup
tinggi dan tanah yang subur.
5. Clover (Trifolium spp.)
Clover adalah tanaman legum yang sering digunakan sebagai pakan
ternak. Selain itu, clover juga dapat dimanfaatkan untuk penanaman
hijauan yang memanfaatkan fiksasi nitrogen. Clover dapat tumbuh dengan
baik di daerah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan tanah
yang subur.
6. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Kacang tanah adalah tanaman legum yang memanfaatkan fiksasi nitrogen
melalui bakteri Rhizobium
7. Gamal (Gliricidia sepium)
Tanaman gamal juga diketahui memanfaatkan fiksasi nitrogen dan
memiliki potensi pendukung kesuburan tanah melalui proses ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanfaatan Rhizobium dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman leguminosa melalui kemampuan fiksasi nitrogen dan
pembentukan bintil akar. Rhizobium membentuk simbiosis mutualistik dengan
tanaman leguminosa, di mana bakteri menyediakan nitrogen yang diperlukan oleh
tanaman, sementara tanaman menyediakan lingkungan yang cocok bagi bakteri
untuk hidup. Pemanfaatan rhizobium sebagai pupuk hayati juga telah banyak
dilakukan karena kemampuannya dalam meningkatkan ketersediaan nitrogen bagi
tanaman leguminosa. Jenis rhizobium yang digunakan dapat mempengaruhi hasil
yang diperoleh. Selain itu, faktor lingkungan seperti pH tanah dan ketersediaan
nutrisi juga dapat mempengaruhi pembentukan bintil akar. Oleh karena itu,
pemanfaatan rhizobium dapat menjadi alternatif yang efektif dan ramah
lingkungan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/
nitrogen-fixation
https://www.angphotorion.com/fiksasi-nitrogen-biologis/amp/
https://jurnal.unpad.ac.id/jurnalilmuternak/article/viewFile/457/551
https://media.neliti.com/media/publications/186516-ID-pertumbuhan-dan-
produksi-hijauan-gamal-g.pdf
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2134/Budidaya
%20Hijauan%20Makanan%20Ternak%20Unggul%20untuk%20Pakan
%20Ternak%20Ruminansia%20%281%29.pdf?isAllowed=y&sequence=1
https://www.nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/detailfull/soils/health/biology/?
cid=nrcs142p2_053868

Anda mungkin juga menyukai