LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL 6 (Step 1-5)
LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL 6 (Step 1-5)
FARMASI PRAKTIS
“PRAKTIK PROFESIONAL DAN ETIS (INTEGRITAS)”
DOSEN PENGAMPU :
Dr.,apt. HJ. GEMY NASTITY HANDAYANY, S.Si., M.Si
DISUSUN OLEH :
KELAS B2
KETUA : ELSYA MIFTAHUL JANNAH (058)
SEKRETARIS : AMINAH RAHMAWATI (092)
Anggota :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
SKENARIO VI
Pria 49 tahun, 59 kg, 160 cm MRS dengan keluhan mual muntah hebat selama 3 hari,
Mengaku memiliki riwayat DM 10 tahun dengan obat terakhir yang diminum glimepiride 4
mg 1 tab/24 jam. Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan TD 160/90 mmHg. Hasil lab
menunjukkan kadar gula darah sewaktu 312 mg/dl. Selanjutnya pasien didiagnosis dengan
DM hiperglikemia dan mendapat terapi novorapid 3x 6 iu s.c. Bioneuron 2x1 tablet, lisinopril
1x5 mg. Apoteker kemudian melakukan assesment dengan metode evaluasi problem list dan
penilaian indeks ketepatan obat, serta membuat rencana pelayanan kefarmasian terhadap
pasien. Apoteker ahli membaca berbagai sumber guideline farmakoterapi. Hasil assesment
dari Apoteker tersebut bahwa dosis glimepirid belum cukup sehingga kadar gula belum
1. Hiperglikemi adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah diatas 200 mg/dl dan
2. Pemeriksaan tanda vital adalah cara dalam mendeteksi ada tidaknya perubahan pada
sistem yang ada di dalam tubuh. Tanda-tanda vital, yaitu meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Bila tubuh dalam keadaan sakit atau
kelelahan dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada tanda vital (Hidayati, 2022)
(Rabiatul adawiah_070)
3. Asesment dalam dunia kesehatan merupakan suatu proses yang dilakukan secara
untuk berobat ke rumah sakit, puskesmas, dll (Husmiati, 2012). (Siti Zahrah_076)
4. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (TDS) mencapai lebih dari 140
mm Hg atau tekanan darah diastolik (TDD) lebih besar dari 90 mm Hg. Hipertensi
terjadi akibat peningkatan tonus otot polos vaskular perifer, yang mengakibatkan
peningkatan resistensi arteriol dan penurunan kapasitansi sistem vena. Pada sebagian
besar kasus, penyebab peningkatan tonus vaskular tidak diketahui (Harvay &
5. Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah gangguan kronis yang
disebabkan oleh kekurangan relatif atau absolut dari hormon insulin yang dihasilkan
(Miftahul Jannah_062)
membantu para praktisi dalam penanganan pasien, untuk pelayanan kesehatan yang
1. Apakah terapi yang diberikan telah rasional dengan kondisi pasien? (Muthaharahtul
Munawwarah_052)
3. Apa kie yang tepat untuk diberikan kepada pasien? (Siti Zahrah_076)
1. Apakah terapi yang diberikan telah rasional dengan kondisi pasien? (Muthaharahtul
Munawwarah_052)
Jawab :
Pada skenario hasil assesment dari Apoteker tersebut bahwa dosis glimepirid
belum cukup sehingga kadar gula belum terkontrol, karena pemakaian lama. Dan
dosis yang diberikan adalah 4 mg 1 tablet sehari namun dosis maksimal itu 8 mg
dalam sehari (Dipiro, et al). Sehingga jika dianggap glimepiride ini tidak optimal
maka dosis bisa ditingkatkan menjadi dosis maksimal. Namun jika dilihat bahwa
penggunaan obat sudah 10 tahun dan efeknya Tidak begitu baik maka dapat
pelepasan insulin di sel beta pankreas, meningkatkan sensitivitas sel beta terhadap
glukosa, dan menurunkan kadar glukosa dalam darah. Selain itu, sulfonilurea juga
menyebabkan penekanan output glukosa hati yang tinggi sehingga dapat menurunkan
konsentrasi glukosa darah puasa yang lebih besar, namun dapat meningkatkan efek
intoleransi. Dengan dosis awal 500 mg 1-2 kali sehari atau 850 mg sekali sehari
dengan dosis lanjutan 1.000 mg 2 kali sehari dan maksimal dosisnya 2.550 mg/hari.
Perawatan intensif dengan metformin juga secara signifikan lebih baik dibandingkan
perawatan intensif dengan sulfonilurea atau insulin dalam mengurangi titik akhir
lazim novorapid adalah 0, 5-1 u/kg BB/hr sehingga dosis sudah seusai (MIMS, Ed
20).
fungsi saraf perifer di kaki, namun pada skenario pasien tidak mengalami keluhan
pada saraf perifer di kakinya sehingga obat ini tidak diperlukan (Helmi,dkk.Evaluasi
Pengobatan Pasien Diabetes Mellitus Dengan Hipertensi di RSUD Abdul Wahab
Pasien juga diresepkan lisinopril 1x5 mg, untuk dosis awal lisinopril dengan
indikasi hipertensi adalah 10 mg sekali sehari sehingga pada skenario dosisnya itu
indikator tersebut dapat dicapai dengan baik secara signifikan dan sekaligus dapat
menurunkan biaya langsung pengobatan. Selain itu, PC juga merupakan komponen
Pasien perlu diedukasi untuk menghindari gula dan asupan lemak jenuh, alkohol dan
untuk berhenti merokok. Pasien perlu menjaga berat badannya di kisaran indeks
massa tubuh (IMT) normal serta berolahraga secara teratur, setidaknya 30 menit
Jawab :
merupakan hal yang efektif dan mudah dilakukan. Hasil penelitian dari Literatur
review terapi non farmakologi untuk penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus dapat dilakukan dengan cara diantaranya yaitu rebusan daun salam, terapi
wudhu, rebusan daun ceri, sari pati bengkuang, rebusan daun sirih merah, pemberian
jahe, relaksasi otot progresif, pijat relaksasi kaki, senam PROLANIS dan jalan kaki,
dan terapi minum air putih. Dapat disimpulkan bahwa terapi tersebut dapat
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus (Siti Namira Yusuf_078).
Terkait kerasionalan terapi untuk pasien pada skenario adalah sebagai berikut :
a. Glimepiride
Pemberian glimepiride pada kasus sudah masuk pada range dosis. Tetapi setelah
pemberian glimepiride mungkin perlu penambahan dosis sampai 6 mg. Tetapi jika
10 tahun namun tetap tidak dapat mengontrol gula darah pasien. Sehingga
penggantian terapi dari antidiabetik oral ke pemberian insulian sudah benar agar
Rasional, karena jika dilihat dari riwayat pengobatan paien sudah mengkonsumsi
antidiabetic oral selama 10 tahun tetapi gula darahnya masih tidak bisa terkontol
untuk mengatasi polyneuritis, nyeri saraf, gangguan saraf pada diabetrs. Defisiensi
neuropati perifer pada pasien diabetes mellitus, yang sering juga dikenal sebagai
(ACE) sekali sehari. Dikatakan Rasionall, karena dilihat pada scenario mengalami
hipertensi dan lisinopril merupakan obat lini pertama obat antihipertensi golongan
ACEI yang merupakan terapi lini pertaama dengan penderita ada komplikasi
(Shofiyyah_090)
Tujuan Pembelajaran :
3. Untuk mengetahui terpai non farmakologis untuk pasien (Miftahul Jannah _062)
4. Untuk mengetahui peran farmasis dalam menjaga kepatuhan minum obat pasien
Asti Yunia Rindarwati, Raisa Noer Fadillah, & Imam Lukmanul Hakim. 2023. Pengaruh
Edukasi Terapi Non Farmakologi pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Ilmiah
Pathophysiologic Approach, Eleventh Edition. 11th edn. New York: McGraw Hill.
Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja.Obat-Obat penting edisi 7.
Feder, G. 1999. Agricultural Extension – Generic challenges and Some Ingredient for
Harvay,R.A & Champe, P.C. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. Editor edisi Bahasa
Hidayati N, Irfan D.L., Edukasi Manfaat Tanda Vital Tubuh Manusia pada Kaum Ibu di
Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota Kota Medan., Jurnal Implementa
Husmiati.2012. Asesmen Dalam Pekerjaan Sosial : Relevansi Dengan Praktek dan Penelitian.
Klinis dan Kualitas Hidup Pasien Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Kefarmasian
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Edisi ke 6. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FKUI, pp 2336-46
Yahaya, T. O., Yusuf, A. R. B., Danjuma, J. K., Usman, B. M., & Ishiaku, Y. M. (2021).
https://doi.org/10.1080/2314808X.2021.1945395