1. Golongan Eropa
India.
pentiang, yaitu:
telah
1. Pasal 35
1
Afdol, 2010, Penerapan Hukum Waris Islam Secara Adil Dengan Metode Perhitungan Mudah
dan Praktis, Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP), Surabaya, hlm. 67
masing-masing sepanjang para pihak tida menentukan
lain.
2. Pasal 36
3. Pasal 37
Perkawinan
1. Scholten
2
Sukardi, Kajian Yuridis Perjanjian Perkawinan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Vol. 6, No. 1,
2016, Jurnal Khatulistiwa, hlm. 2
3
Ramulyo Mohd Idris, 2002, Hukum Perkawinan Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 01
yang berarti harus berlangsung abadi, seumur hidup
2. Bachtiar
3. Miller
istri.
4. Goldberg
kebutuhan interpersonal.4
5. Hazairin
6. Dariyo
4
Pengertian Perkawinan, http://smktpi99.blogspot.com/2013/01/pernikahan/15.html, diakses
pada tanggal 27-Juni-2023
cukup dewasa. Pernikahan dianggap sebagai ikatan
7. Thalib
8. Soetoyo Prawirohamidjojo
bersifat religius.
9. Kaelany HD
perkawinan berlangsung.
sebuah perubahan.
8
Mr. Martiman Prodjohamidjojo, 2004, Ilmu Perundang-undangan, PT. Indonesia , Jakarta,
hlm.1
kepadanya. Negara di sini dianggap sebagai suatu keutuhan
maka istilah Hukum juga berasal dari istilah Arab : hukum, yang
11
Hilaman Hadikumah, 1980, Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat, Alumni, hal. 16
Hukum datangnya dari luar masyarakat itu sendiri, (dari
diambil alih oleh Van Vollen Hoven menjadi istilah tekhnis ilmu
12
Bushar Muhammad, 1975, Suatu Pengantar Azas-Azas Hukum Adat, Pradnya Paramitha,
Jakarta, hal 9-10
Adanya definisi lain yang dikemukakan para ahli terhadap
13
C. Van Vollenhoven : Het Adatrecht Van Nederlandsch Indic, deel I.E.J.Brille, Leiden 1925,
Bandingkan dengan Suroyo dalam Pengantar dan azas-azas Hukum Adat, Gunung Agung,
Jakarta hal. 15
keputusan-keputusan para fungsionaris hukum (dalam
14
Ter Haar, 1979, Beginselen en Stelsel Van Het Adat recht, Pradnya Paramitha, Jakarta, hal.
223-236
tulisannya: “Beberapa catatan mengenai kedudukan
hukum
4. Dr. Sukanto
(rechtsgevolg).15
kepada peraturan16
6. Van Dijk
15
Djojodogoeno : Kedudukan dan Peranan Hukum Adat dalam pembinaan Hukum Nasional :
BPHN, Seminar Hukum Adat, hal. 27
16
Bushar Muhammad : hal .19
Hukum Adat itu adalah istilah untuk menunjukkan
17
Van Dijk : Pengantar Hukum Adat Indonesia, hal.5
18
Hilman : hal.36. lihat juga Bushar Muhammad, hal.20
Dikatakan hukum adat itu adalah endapan kesusilaan
hukum).
8. Prof. Soeripto
Hukum adat adalah semua aturan-aturan/ peraturan-
9. Hardjito Notopuro
kekeluargaan20
adat tersebut menjadi sejalan. Dalam hal ini hukum adat Bali
21
Wayan P Windia, 2010, Bali Mawacara Menuju Bali Shanti, Unud Press
(potong gigi), perkawinan, prosesi suatu kematian dan masih
banyak lagi
mempunyai
dalam perkawinan
suku/keturunan.22
3. Sistem Eleutherogami
tiri24
23
Ibid
24
Ibid, Hlm.132-133
(upacara peralihan)25 melambangkan peralihan status dari
status semula.
yang baru.
menjamin :
- ketenangan ( koalte)
- kebahagiaan ( wevaart )
25
Laksanto Utomo, 2016, Hukum Adat, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 90.
26
Suriyaman Masturi, 2014, Hukum Adat Dahulu,Kini, dan Akan Datang, Prenada Media Group,
Jakarta, hlm. 13.
27
Ibid, hln. 13
Di masa sekarang nampak ada kecenderungan untuk tidak
para anggota kerabat dari pihak isteri dan dari pihak suami.
beda diantara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang
lain, daerah yang satu dan daerah yang lain berbeda, serta
setempat.
pihak.
- Asas kesepakatan
istri
- Asas monogami
suami istri.
28
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat Dengan Adat Istiadat Dan Upacara Adatnya,
hlm. 71.
- Perkawinan mempunyai akibat terhadap
sama.30
29
Asas-Asas Perkawinan”, http://ngobrolinhukum.wordpress.com/2011/05/14/asas-asas-
perkawinan/, diakses tanggal 02-Juli-2023
30
Jennifer Corrin,“Plurality and Punishment: Competition Between State and Customary
Authorities in Solomon Islands,” The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 51, No.
1 2019), hlm. 29–47.
secara empiris, pluralisme hukum khas Indonesia
yang seimbang.32
31
Fradhana Putra Disantara, “The Legitimacy of Circular Letter in Handling COVID-19
Pandemic,” Vol. 6, No. 2, 2020, Hlm. 1–10.
32
Tusseau, Debating Legal Pluralism and Constitutionalism: New Trajectories for Legal Theory
in the Global Age.
Konsep Indonesian legal pluralism mengasumsikan bahwa
33
Brian Z. Tamanaha, “The Promise and Conundrums of Pluralist Jurisprudence,” The Modern
Law Review, Vol. 82, No. 1, 2019, hlm. 159–79.
34
Yashomati Ghosh and Anirban Chakraborty, “Secularism, Multiculturalism and Legal
Pluralism: A Comparative Analysis Between the Indian and Western Constitutional Philosophy,”
Asian Journal of Legal Education Vol. 7, No. 1, 2020, hlm. 73–81.
35
Paul Schiff Berman, 2020, The Oxford Handbook of Global Legal Pluralism, Oxford University
Press, Oxford
bahwa konsep tujuan suatu negara yang merupakan
36
Bruce Ackerman, “The Emergency Constitution,” Journal of Constitutional Law, Vol. 1, No. 3
Special Edition, 2020, hlm. 9–63
37
Sani, “State Law and Legal Pluralism: Towards an Appraisal.”
38
Sophia Sabrow, “Non-Enforcement as a Tool of Mediation in Pluralistic Societies,” The Journal
of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 52, No. 2, 2020, 154–79.
bangsa39 Hal tersebut justru menimbulkan kontra ideologi 40 yang
norma yang berada dalam hukum adat dan hukum negara 41,
39
Xia Dai, “Studies on the Legal Translation from the Perspective of Legal Pluralism,” Theory
and Practice in Language Studies, Vol. 9, No. 8, 2019, hlm. 973–77.
40
Toby Osborne, The Routledge Handbook of Translation and Culture, ed. Sue-Ann Harding and
Ovidi Carbondell Cortés, The Routledge Handbook of Translation and Culture (New York,
NY :Routledge, 2018
41
Elizabeth Shaw, “Justice Without Moral Responsibility?,” Journal of Information Ethics, Vol.
28, No. 1, 2019.
42
Tusseau, Debating Legal Pluralism and Constitutionalism: New Trajectories for Legal Theory
in the Global Age.
tentang syarat-syarat perkawinan dan ketentuan mengenai
Perkawinan43
MUDP 2010
kewajiban (swadharma).
laki adalah benih atau bibit, antara bumi dan bibit mempunyai
43
Mohammad Jamin, 2005, Hukum Adat dan Sistem Hukum Nasional, Buku Pedoman
Perkuliahan, hlm. 78.
kedudukan dan peran yang sama dalam menciptakan
kehidupan.
perkawinannya44
pelestarian”