Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAEKWONDO

OLEH:

RESTU NATANIEL

DOJANG : GOBLIN FIGHTER


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Taekwondo merupakan jenis olahraga bela diri asal Korea


Selatan. Meski begitu, seni bela diri ini juga sudah dikenal luas secara
global. Seperti jenis bela diri lainnya, olahraga taekwondo juga
memiliki unsur gerakan kaki dan tangan. Secara fisik, taekwondo
mengembangkan kekuatan, kecepatan, keseimbangan, fleksibilitas,
dan stamina.

Contoh penyatuan disiplin mental dan fisik dari seni bela diri
populer ini adalah pemecahan papan kayu, batu bata atau ubin, yang
membutuhkan penguasaan teknik fisik dan konsentrasi. Hal tersebut
untuk memfokuskan kekuatan seseorang.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara
berbagai organisasi Taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan
tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan
menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk
melumpuhkan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan,
tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah
yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan
mencakup tendangan melompat, berputar, melewati dan menjatuhkan,
sering kali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan
Taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari
pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak
menekankan pada teknik pergulatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah Taekwondo
2. Sejarah Taewondo Indonesia
3. Sejarah Taekwondo masuk Toraja
4. Hitungan dalam Bahasa Korea
5. Bagian tubuh
6. Filosofi Dobok dan Warna Sabuk dalam Taekwondo
7. Pengurus Pertama Taekwondo Tana Toraja

BAB 2

PEMBAHASAN

1. SEJARAH TAEKWONDO
Taekwondo (Hangul: 태권도; Hanja: 跆拳道, juga dieja sebagai Tae Kwon
Do atau Tae Kwon-do) adalah seni bela diri asal Korea Selatan yang juga
sebagai olahraga nasional Tiongkok. Taekwondo adalah salah satu seni bela
diri terkenal dunia yang dipertandingkan di olimpiade.[2]
Dalam bahasa Korea, Hanja untuk kata Tae berarti "menendang atau
menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau
"seni". Jadi, Taekwondo dapat diartikan sebagai "seni tangan dan kaki" atau
"cara kaki dan kepalan". Kepopuleran Taekwondo telah menyebabkan seni ini
berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya,
Taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela
diri, olahraga, hiburan, dan filsafat. Biasanya para Taekwondoin menyapa
seseorang di media sosial dengan sebutan Kyongrye.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara
berbagai organisasi Taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan
tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan
daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhkan lawan
dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat,
depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan;
tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, melewati
dan menjatuhkan, sering kali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan.
Latihan Taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari
pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak
menekankan pada teknik pergulatan

2. SEJARAH TAEKWONDO INDONESIA


Sedangkan sejarah Taekwondo di Indonesia sendiri, mulai berkembang
pada tahun 1972. Aliran Taekwondo yang dibawa adalah taekwondo dari
organisasi WTF Taekwondo aliran WTF (sekarang WT) berkembang
di Indonesia pada 1975 yang membawa aliran ini adalah Mauritsz
Dominggus yang datang ke Indonesia.
Pada saat itu Taekwondo di Indonesia belum berkembang karena bela
diri Karate lebih dulu hadir di Indonesia, seperti aliran Karate
Shindoka beberapa pelatih di antaranya Simon Kaihena – Jopi Yan Rainong –
Hady Sugianto – William Giritz – Sukanda – Hasan Johan – Hendry Sanuri -
Rosid M. Siregar – Mujiman dan Harry Tomotala (Perguruan Karate PERKINO).
Mereka tersebut bergabung dengan Mauritsz Dominggus berasal dari Ambon
yang merupakan pemegang sabuk hitam Taekwondo yang belajar di Belanda
dan membentuk perguruan dengan nama KATAEDO. Gabungan kata karate dan
Taekwondo.
Pada tanggal 15 Juli 1974 atas saran Prof. Kim Ki Ha (Ketua Asosiasi Korea di
Indonesia) KATAEDO di ganti nama Institut Tae kwon-do Indonesia (INTIDO).
Pada saat itu Prof.Kim Ki Ha sebagai penasehat INTIDO dan atas saran
beliaulah INTIDO dipertemukan dengan Duta Besar Korea Selatan dan beliau
diutus ke Korea Selatan mengikuti sidang umum II WTF pada tanggal 27
Agustus 1975. Dan Prof.Kim Ki Ha memperjuangkan INTIDO untuk dapat
diterima sebagai anggota WTF dan persyaratan WTF supaya INTIDO dirubah
menjadi Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) sebagai ketua umum Marsekal
Muda (TNI) Sugiri.
Pada tanggal 17 juni 1976 FTI resmi menjadi anggota WTF
ditandatangani oleh presiden WTF Kim Un Yong. Pada tahun 1976
Indonesia mendatangkan pelatih dari Korea Selatan dalam rangka program
peningkatan mutu dan prestasi Taekwondo Indonesia bernama Kim Yeong Tae,
pemegang sabuk hitam Dan V, yang merupakan mantan juara kelas berat.
Seiring dengan berkembangnya Taekwondo di Indonesia ada 2
organisasi Taekwondo yaitu FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang
dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri dan PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia)
dipimpin oleh Leo Lapulisa.
FTI dan PTI pada tanggal 28 Maret 1981 menggelar sebuah pertemuan yang
bertajuk MUSYARAH NASIONAL I, demi kemajuan Taekwondo Indonesia.
MUNAS I tersebut melahirkan kesepakatan bersama untuk menyatukan kedua
Organisasi tersebut ke dalam sebuah Organisasi Taekwondo yang sekarang
kita kenal Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang diakui
oleh WTF dan KONI, sebagai ketua umumnya Bapak Sarwo Edhie
Wibowo dengan pelindung langsung dari ketua KONI Pusat Bapak Surono.

3. SEJARAH TAEKWONDO MASUK TORAJA


4. HITUNGAN DALAM BAHASA KOREA
Dalam penghitungan pun, Taekwondo kerap menggunakan bahasa
Korea. Berikut ini penghitungan menururt bahasa Korea:

Hanna, yaitu untuk hitungan 1.


Dool, yaitu untuk hitungan 2.
Set, yaitu untuk hitungan 3.
Net, yaitu untuk hitungan 4.
Tasot, yaitu untuk hitungan 5.
Yasot, yaitu untuk hitungan 6.
Ilgob, yaitu untuk hitungan 7.
Yoedoel, yaitu untuk hitungan 8.
Ahop, yaitu untuk hitungan 9.
Yool, yaitu untuk hitungan 10.
Yeol Hanna, yaitu untuk hitungan 11.
Seunmool, yaitu untuk hitungan 20.
Seunmool Hanna, yaitu untuk hitungan 21.
Seoreun, yaitu untuk hitungan 30.
Baek, yaitu untuk hitungan 100.
Dobeon, yaitu mempunyai arti Dua Kali.
Sambeon, yaitu mempunyai arti Tiga Kali.
Illjang, yaitu mempunyai arti Ke 1.
Yeejang, yaitu mempunyai arti Ke 2.
Samjang, yaitu mempunyai arti Ke 3.
Sahjang, , yaitu mempunyai arti Ke 4.
Ohjang, yaitu mempunyai arti Ke 5.
Yukjang, yaitu mempunyai arti Ke 6.
Chiljang, yaitu mempunyai arti Ke 7.
Paljang, yaitu mempunyai arti Ke 8.
Khojang, yaitu mempunyai arti Ke 9.
Shibjang, yaitu mempunyai arti Ke 10.

5. BAGIAN TUBUH
Bagian tubuh yang menjadi sasaran

Eolgol (Bagian Atas atau Kepala dan Muka)


Bagian – bagian tubuh yang termasuk kedalam Eolgol antara lain yaitu kepala, wajah,
tulang belikat, dagu, jakun, tulang diantara mata, bagian atas dan bagian bawah bibir.

Momtong (Bagian Tengah atau Badan)


Bagian – bagian tubuh yang termasuk kedalam Momtong antara lain yaitu ulu hati,
perut, rusuk atau tulang iga, dan juga dibawah tulang rusuk dimana ginjal berada di
dalamnya.

Are (Bagian Bawah)


Bagian – bagian tubuh yang termasuk kedalam Are antara lain yaitu bagian tubuh
dari pusar ke bawah mulai dari rongga perut, selangkangan, paha bagian dalam, dan
kemaluan.

Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan

Son atau Tangan


Pal atau Pergelangan Tangan
Joomeok atau Kepalan Tangan
Deung Joomeok atau Kepalan Tangan Bagian Belakang
Pyong Joomeok atau Kepalan Bagian Jari yang Dilipat
Bam Joomeok atau Jari Tengah/Telunjuk Ditekuk
Sonal atau Pisau Tangan
Batang Soon atau Bantalan Telapan Tangan
Mok atau Leher
Bakat Palmeuk atau Lengan Bagian Luar
An Palmook atau Lengan Bagian Dalam
Pal Kup atau Siku Tangan
Bal atau Pergelangan Kaki
Bal Nal atau Pisau Kaki
Bal Deung atau Punggung Kaki
Ap Chuk atau Telapak Kaki
Dwi Chuk atau Tumit Kaki
Mooreup atau Lutut

6. FILOSOFI DOBOK DAN WARNA SABUK DALAM TAEKWONDO


Filosofi Dobok
Dalam berlatih taekwondo keberadaan seragam yang disebut disebut “ dobok” atau
“ doh-bok” menjadi salah satu hal yang sangat penting. Model pakaian yang
dikenakan untuk taekwondo sendiri konon terinspirasi dari pakaian tradisional Korea ”
Han Dobok ” atau “ Han-bok” yang sudah dimodifikasi dengan mengedepankan
sisi fleksibilitas.
Bentuk dobok yang digunakan untuk taekwondo sendiri umumnya memiliki 3
pola yang khas yakni:
Lingkaran (won) yang melambangkan surga.
Persegi (bang) yang melambangkan alun-alun atau areal yang luas (bumi).
Segitiga (kak) yang melambangkan manusia.
Ketiga simbol yang diintegrasikan kedalam satu desain pakaian tersebut adalah dasar
dari alam semesta (samilshingo) menurut tradisi Korea.
Pola lingkaran terwujud kedalam bentuk bagian pinggang yang melingkar,
pola persegi terwujud pada ujung lengan celana yang persegi, dan pola segitiga
terwujud pada bagian pinggul yang berbentuk triangul araes atau segitiga.
Dalam teori yin-yang (keseimbangan) celana untuk taekwondo biasa disebut
“ yin” mewakili bumi sedangkan blus atau pakaian penutup tubuh bagian atas pada
dobok disebut “ yang” mewakili langit. Untuk sabuk yang mengikat keduanya
(celana dan baju) mewakili “ manusia” itu sendiri, mengambarkan jati diri
pemakainya.
Seiring berjalannya waktu dobok mengalami banyak perkembangan dalam
variasi aksesorisnya meski tetap mempertahankan bentuk 3 dasarnya. Variasi
tersebut seringkali terletak pada kerah yang berbentuk V dan memiliki warna sesuai
tingkatan sabuk pemakainya.
Kerah putih digunakan untuk peserta penyandang sabuk warna putih hingga
merah strip dua. Kerah hitam-merah digunakan untuk peserta penyandang sabuk
poom. Tingkat poom adalah jenjang setelah merah strip dua tetapi masih junior
usianya.
Kerah hitam digunakan untuk peserta penyandang sabuk hitam.
Dari segi komposisi bahan dobok juga mengalami banyak perubahan. Kini
dobok banyak dibuat dari campuran polyester dan katun. Komposisi polyester dan
katun yang terdapat pada dobok, diyakini merupakan kombinasi terbaik untuk
menciptakan pakaian yang mampu menyerap keringat tetapi juga ringan ketika
dipakai.
Hal ini sesuai dengan sifat bahan polyester yang ringan tetapi kurang bisa
menyerap keringat dan sifat bahan katun yang cepat menyerap keringat tetapi lebih
berat

Filosofi warna sabuk dalam taekwondo

Dalam cabang bela diri ini terdapat beberapa warna sabuk yang disematkan
pada atlet. Warna tersebut memiliki makna tersendiri. Berikut ini adlah filofosi dari
masing-masing warna sabuk:
Putih
Sabuk dengan warna putih ini menggambarkan kesucian, dan warna putih merupakan
dasar dari semua warna serta melambangkan sebuah permulaan. Para pemain
Taekwondo yang masih menggunakan sabuk berwarna putih ini artinya sedang
mempelajari jurus dasar (gibon atau basic) 1 dan 2.
Kuning
Sabuk dengan warna kuning ini melambangkan bumi, pada tahap inilah para pemain
Taekwondo mulai di tanamkan mengenai dasar– dasar Taekwondo dengan kuat dan
juga mulai mempelajari gibon 3. Sebelum pemain Taekwondo naik ke sabuk hijau,
pada umumnya para pemain Taekwondo akan naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih
dahulu.

Hijau
Sabuk dengan warna hijau ini melambangkan hijaunya pepohonan dan juga
kemakmuran. Pada tahap inilah dasar Taekwondo mulai di tumbuh kembangkan dan
juga mulai memelajari taegeuk 2. Sebelum pemain Taekwondo naik ke sabuk biru,
pada umumnya para pemain Taekwondo akan naik ke hijau kuning strip biru terlebih
dahulu.
Biru
Sabuk dengan warna biru ini melambangkan warna biru langit yang menyelimuti bumi
dan juga isinya. Warna tersebut memiliki arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa
yang sudah kita pelajari. Pada tahap inilah para pemain Taekwondo mulai memelajari
taegeuk 4. Sebelum pemain Taekwondo naik ke sabuk merah, pada umumnya para
pemain Taekwondo akan naik ke sabuk hijau strip merah terlebih dahulu.
Merah
Sabuk dengan warna merah ini melambangkan matahari, yang memiliki arti bahwa
kita harus mulai menjadi pedoman atau panutan untuk orang lain dan harus bisa
mengendalikan sikap dan juga tindakan yang dilakukan. Selain itu, maksud dari
matahari ini yaitu tingkatan dimana seorang dengan sabuk merah harus memberikan
kehangatan atau dengan kata lain memberikan ilmu dan bimbingan yang telah
diperoleh. Pada tahap inilah para pemain Taekwondo mulai memelajari taegeuk 6.
Sebelum pemain Taekwondo naik ke sabuk hitam, pada umumnya para pemain
Taekwondo akan naik ke sabuk merah strip duan dan merah strip satu terlebih dahulu.
Hitam
Dan sabuk terakhir yaitu sabuk dengan warna hitam yang melambangkan sebuah
akhir, kedalaman, kematangan seseorang dalam berlatih serta penguasaan diri dari
takut dan kegelapan. Pada sabuk hitam ini terdapat beberapa tahapan yaitu Dan 1
sampai Dan 9. Warna hitam ini juga melambangkan alam semesta atau dunia.

7. PENGURUS PERTAMA TAEKWONDO TANA TORAJA

Pengurus Pertama
Ketua :
1. Sabeum Nim Arnold Marusa, S.Pd
Wakil Ketua :
2. Sabeum Steven Kala' Lembang
Sekretaris :
3. Sabeum Jovester Darius
Bendahara :
4. Sabeum Ririn Indah
Pelatih Utama :
5. Sabeum Nim Indra Batara Randa, S.E, M.M
Asisten Pelatih Utama :
6. Sabeum Nim Oktovianus Rapi', S.Pd

Nama Pengurus PBTI


1. Ketua: Letjen TNI ( Purn ) H.M Thamrin Marzuki
□ Nama Pengurus Pengprov Sulsel
1. Ketua :Kalfin Alloto’ dang, S.Kom., MT
□ Nama Pengurus PENGKAB TI TANA TORAJA
1. Ketua:Carolin Mailang,S.E.
BAB 3

PENUTUP

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya
dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca agar dapat
memberikan kritik saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada
penulis.

Anda mungkin juga menyukai