Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Taekwondo

Nama : Farah Yasmin


Npm : 234201516048
Kelas : A1
Prodi : Keperawatan
Kata pengantar

Taekwondo adalah sebuah seni bela diri yang kaya akan sejarah, budaya, dan filosofi.
Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke Korea dan telah mengalami transformasi yang
menarik dari seni bela diri tradisional hingga menjadi olahraga kompetitif yang diakui secara
internasional. Dengan akar sejarah yang dalam, taekwondo telah menjadi lebih dari sekadar
kumpulan teknik tendangan dan pukulan; ini adalah warisan kultural yang menggabungkan
nilai-nilai etika dan disiplin yang kuat.
Dalam kata pengantar ini, kita akan menyusuri sejarah taekwondo, memahami
perkembangannya dari awal hingga saat ini, dan menyoroti peran pentingnya dalam olahraga,
budaya, dan masyarakat. Dari akar yang muncul di Korea hingga menjadi cabang resmi
dalam Olimpiade, taekwondo telah menarik minat dan kekaguman orang di seluruh dunia.
Selain itu, kita akan melihat bagaimana taekwondo tidak hanya menjadi sarana untuk
belajar teknik-teknik bela diri, tetapi juga sebuah alat untuk mempromosikan disiplin,
pengembangan karakter, serta toleransi dan perdamaian di seluruh dunia.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah taekwondo, kita dapat lebih
menghargai warisan ini dan mengenali dampaknya yang luas di seluruh dunia. Terlebih lagi,
kita dapat merasakan nilai-nilai etika yang mendasari seni bela diri ini dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jakarta, 23 Oktober 2023

Farah Yasmin
Sejarah Taekwondo

Sebagaimana yang sudah disebutkan pada awal paragraf tadi, Taekwondo adalah
salah satu cabang seni beladiri yang berasal dari Negeri Gingseng, Korea Selatan. Oleh
karena itu, tentu saja asal kata Taekwondo juga berasal dari bahasa Korea, maknanya adalah:
Tae : Kaki
Kwon : Pukulan dengan tangan
Do : Sistem/Seni
Sehingga makna keseluruhan Taekwondo tersebut kurang lebih: Seni menggunakan kaki atau
tangan sebagai senjata untuk membela diri.

Perkembangan dan penyebarannya


Sejarah mencatat, Taekwondo mulai muncul pada tahun 37M pada masa dinasti
Kogooryo di Korea. Pada saat itu, masyarakat menyebut seni beladiri ini dengan beberapa
nama yang berbeda, antara lain Subak, Taekkyon dan Taeyon. Sejak saat itu hingga awal abad
20, Taekwondo masih digunakan untuk pertunjukkan acara-acara budaya dan beladiri bagi
para ksatria pada dinasti-dinasti saja.
Pada saat zaman penjajahan Jepang kepada Korea, perkembangan seni beladiri ini
sangat ditekan bersamaan dengan budaya-budaya tradisional lainnya. Hingga pada saat Korea
sudah merdeka di tahun 1945, rakyat Korea baru mulai mengembangkan dan mengajarkan
anak-anak mereka dengan seni beladiri Taekwondo ini.
Pada tahun 1973, seorang master Taekwondo yang bernama Kim Un Yong
mendirikan satu Federasi Taekwondo Internasional (World Taekwondo Federation) yang
bermarkas di Seoul, Korea Selatan. Semenjak saat itu, Taekwondo mulai dikenal oleh dunia
luar dan lebih dari 180 divisi pertahanan dari berbagai negara yang menggunakan seni ini
sebagai beladiri resmi untuk kesatuan polisi dan tentara mereka.
Tahun 1973 adalah tahun pertama kalinya kejuaraan Taekwondo kelas dunia digelar.
Kejuaraan ini sangat menyita banyak perhatian berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sehingga, pada tahun 1975 masuklah seni beladiri ini ke Indonesia. Pada saat itu, ada 2
organisasi Taekwondo di Indonesia yang mewaliki kedua aliran internasional. Aliran ITF
diwakili dengan PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia) dipimpin oleh Letjen Leo Lopulisa,
sedangkan aliran WTF diwakili dengan FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang dipimpin
oleh Marsekal Muda Sugiri.
Namun perpecahan ini tidak berlangsung lama. 5 tahun berselang, yaitu sekitar tahun
80-an, KONI membuka peluang cabang olahraga untuk Taekwondo sebagai anggotanya
tetapi dengan syarat hanya ada satu wadah Taekwondo di Indonesia. Maka, pada tahun 1981
kedua organisasi tersebut mengadakan musyawarah nasional yang menghasilkan keputusan
disatukannya kedua organisasi tersebut dalam satu organisasi baru yang diberi nama
Taekwondo Indonesia yang dipimpin oleh Letjen Leo Lupolisa sebagai ketua umumnya.

Filosofi Sabuk Taekwondo

Sabuk yang diikatkan kepada para peserta Taekwondo (taekwondoin) dengan berbagai
macam warna bukanlah sabuk tanpa makna. Inilah makna sabuk yang ada di setiap tingkatan
Taekwondo:

 Putih: Melambangkan awal atau dasar dari semua warna. Pada tingkatan ini para
taekwondoin mempelajari teknik dasar (gibon) 1.
 Kuning: Melambangkan bumi. Di tingkatan ini mulai diajarkan dasar-dasar
Taekwondo (TKD) dengan kuat dengan mempelajari gibon 2 dan 3.
 Hijau: Melambangkan pepohonan. Pada tingkatan ini, teknik-teknik dasar tadi
mulai dikembangkan dengan mempelajari taeguk 2.
 Biru: Melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi yang bermaksud
bahwa taekwondoin harus mulai mengetahui makna apa yang telah dipelajari,
dengan cara memahami pelajaran taeguk 4.
 Merah: Melambangkan matahari yang bermakna taekwondoin sudah harus bisa
menjadi pedoman bagi orang dan bisa mengontrol sikap, dengan mempelajari
taeguk 6.
 Hitam: Melambangkan kegelapan, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan
penguasaan diri. Pada sabuk ini, masih ada tingkatan 1-9 yang masih harus
dijalani.

Teknik Dasar
Taekwondo juga memiliki teknik dasar sama seperti seni bela diri lainnya. Dalam
taekwondo terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai para atlet, yaitu kuda-kuda,
pukulan, tendangan, dan tangkisan. Berikut penejelasan singkatnya.

1. Kuda-kuda (seogi)
Sama seperti seperti seni bela diri yang ada di dunia, kuda-kuda adalah teknik dasar
dalam seni bela diri yang berfokus pada posisi kaki saat memijak atau menapak tanah. Dalam
taekwondo, sikap seogi dibagi menjadi tiga yaitu neolplyo seogi (sikap kuda-kuda terbuka),
moa seogi (sikap kuda-kuda tertutup), dan teuksu poom seogi (sikap kuda-kuda khusus).
Pukulan (jireugi) Ada banyak jenis pukulan yang berbeda dalam taekwondo. Salah satunya
adalah pukulan samping dalam taekwondo disebut yeup jiregui. Selain yeup jireugi ada
pukulan momtong jireugi (pukulan arah tengah), eolgeol jireugi (pukulan arah muka), dan
arae jireugi (pukulan arah bawah).

2. Pukulan (jireugi)
Ada banyak jenis pukulan yang berbeda dalam taekwondo. Salah satunya adalah
pukulan samping dalam taekwondo disebut yeup jiregui. Selain yeup jireugi ada pukulan
momtong jireugi (pukulan arah tengah), eolgeol jireugi (pukulan arah muka), dan arae jireugi
(pukulan arah bawah).
3. Tendangan (chagi)
Seperti diketahui, seni bela diri taekwondo lebih banyak menggunakan teknik tendangan atau
dalam bahasa Korea disebut chagi. Dilansir dari laman Krida Taekwondo Club, berikut jenis-
jenis tendangan dalam seni bela diri taekwondo.
 Ap Chagi: Tendangan depan menggunakan kaki depan
 Dollyo Chagi: Tendangan Menggunakan Punggung Kaki
 Yeop Chagi: Tendangan samping menggunakan pisau kaki
 Dwi Chagi: Tendangan belakang
 Twieo Ap Chagi: Tendangan depan yang dilakukan sambil melompat
 Twieo Dwi Chagi: Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat
 Twieo Yeop Chagi: Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat
 Dubal Dangsang Chagi: Tendangan dengan dua target sasaran
 Goley / Narray Chagi: Tendangan ganda
 Sip Chagi An Chagi: Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan
 Are Maki Penriyti Chagi: Tendangan keliling.
 Dwi Huryeo Chagi: Tendangan berputar melalui belakang.
 Deol Chagi: Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit
 Aidan Dollyo Chagi: Tendangan Menggunakan Kaki Depan Ke Arah Perut
 Mal Badat chagi:Tendangan menggunakan kaki belakang kearah depan sambil sambil
melompat kebelakang

4. Tangkisan (makki)
Tangkisan adalah teknik bertahan dalam taekwondo. Ada banyak jenis tangkisan
dalam taekwondo di antaranya adalah are makki (tangkisan ke arah bawah untuk menangkis
tendangan), eolgol makki (tangkisan ke arah kepala), an makki (tangkisan dari arah luar), dan
momtong an makki (tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah, arah
ke tengah dari luar ke dalam).
5. Sabetan (chigi)
Sabetan atau chigi merupakan teknik serangan yang dilakukan dengan ayunan lengan
tangan atau kaki, yaitu dengan kepalan tangan, telapak tangan, siku, lutut, maupun kaki.
Berikut adalah beberapa teknik sabetan dalam taekwondo.
 Han Sonnal Mok Chigi: Sabetan dengan Pisau Tangan
 Jebipoom Mok Chigi: Sabetan dari Luar ke Dalam dengan Tangkisan Pisau Tangan
 Me Jumeok Naeryo Chigi: Sabetan dari Atas ke Bawah
 Palkup Dollyo Chigi: Sabetan Memutar dengan Siku Tangan
 Palkup Pyojeok Chigi: Sabetan Siku Tangan dengan Sasaran

Kesimpulan
Kesimpulan sejarah taekwondo menunjukkan perjalanan panjang seni bela diri ini dari
asal usulnya di Korea hingga menjadi fenomena global yang dikenal dan dipraktekkan di
banyak negara. Taekwondo tidak hanya menjadi olahraga kompetitif, tetapi juga memiliki
nilai-nilai etika dan disiplin yang penting dalam pengembangan karakter individu.

Anda mungkin juga menyukai