Anda di halaman 1dari 7

BEST PRACTICE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN

PADA SISWA KELAS IV SD MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

PENYUSUN
FITRI ZAKIYAH SITTAH,S.Pd
NO.UKG : 201500328018
NIM PPG : 202386904103
UNIT KERJA : SD INPRES SERINGGU

PENDIDIKAN PROFESI GURU

DALAM JABATAN KATEGORI 1

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

2023
1. PENDAHULUAN

Belajar merupakan sebuah proses berubah, jika dalam suatu pembealajaran,


siswa yang kita ajar tidak mengalami perubahan, maka dapat dinyatakan bahwa
proses belajar anak tidak berkembang dan tidak berhasil. Permasalahan yang muncul
dalam pembelajaran IPA materi Daur Hidup Hewan adalah siswa kesulitan
menyebutkan dengan benar istilah-istilah ilmiah yang muncul dalam materi
pelajaran, siswa sulit menangkap materi yang diberikan dengan baik dan cenderiung
tidak memiliki materi dengan lengkap, Siswa merasa jenuh jika materi tersebut tidak
sesuai dengan minat dan bakatnya, siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran ketika bertemu dengan materi yang dianggapnya sulit, sering salah
menjawab ketika ditanya secara langsung dan salah dalam mengisi soal serta guru
masih menerapkan pembelajaran berbasis LOTS.

Permasalahan –permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar siswa yang


masih rendah pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan, sehingga, penulis
menerapkan pembelajaran dengan model Project Based Learning (PJBL)
berdasarkan saran dan kajian literature lainnya. Model PJBL penulis terapkan pada
siswa kelas IV SD Inpres Seringgu Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan
dengan jumlah 23 siswa.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Sekolah serta rekan


guru,dapat diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan PJBL akan membuat
siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar, karena model PJBL
membuat siswa lebih mudah menyerap materi , menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti PBM serta
menggunakan media dalam PBM akan meningkatkan minat belajar siswa

2. PEMBAHASAN
Menerapkan model pembelajaran pada siswa kelas IV SD Inpres Seringgu,
penulis melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah disusun. Pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 17 November
2023 terbagi dalam 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal , Inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan-kegiatan tersebut terangkum dalam langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut :
1. Persiapan/Orientasi
Dalam kegiatan ini siswa dan guru berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing- masing, dilanjutkan guru mengecek kehadiran. (Religiusitas), kemudian
menyanyikan lagu “kupu-kupu yang lucu” dengan iringan dan tampilan dari
layar proyektor.(TPACK) https://youtube.com/watch?
v=bGeK4ldPCKQ&feature=shared, Guru membagikan soal pretest
kepada siswa, Guru melakukan apersepsi dengan kegiatan tanya jawab dengan
siswa seperti
a. Anak-anak apakah pernah melihat kupu-kupu?
b. Dimana kalian melihatnya?
c. Menurut anak-anak, dari mana kupu-kupu berasal?
Guru memotivasi siswa agar bersemangat mengikuti pembelajaran dan Guru
meminta siswa membacakan tujuan pembelajaran yang ditampilan dalam
bentuk Power Poin. Siswa mengamati video pembelajaran tentang siklus daur
hidup hewan. (Ctitical Thingking, TPACK) dan melakukan tanya jawab terkait
video siklus daur hidup hewan. (Critical Thingking, Communication)
https://youtube.com/watch?v=fDrcHyzFhU4&feature=shared
Setelah anak-anak melihat video yang telah ditampilkan, apakah anak-anak bisa
mengurutkan siklus daur hidup hewan (kupu-kupu)?.
2. Kegiatan Inti
Mendesain perencencanaan produk
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang heterogen, masing- masing
kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
2. Siswa menyimak video tentang cara merangkai daur hidup hewan
dengan membuat “Life Cycle Buterfly”. (Critical Thingking, TPACK)
https://www.youtube.com/watch?v=nw_2O3LgEgw&list=PPSV
3. Guru menjelaskan apa yang akan dibuat oleh siswa, guru memberi
rambu-rambu dalam menyusun produk yang meliputi :
Alat dan bahan yang harus disiapkan, meliputi : kardus bekas, kertas
HVS, Pensil, pewarna, gunting, dan lem.
Menyusun jadwal pembuatan
1. Guru dan siswa membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek
“Life Cycle Buterfly”. (Communication, Collaboration)
2. Untuk waktu membuat “Life Cycle Buterfly”adalah sebagai berikut :
a) -5 menit menggunting gambar telur, ulat, kepompong, dan
kupu- kupu.
b) -10 menit mewarnai masing-masing object.
c) -5 menit untuk menempel objek pada tempat masing- masing.
Memonitor kemajuan proyek
a) Siswa mengerjakan LKPD yang telah dibagikan kepada
masing-masing kelompok. (Critical Thingking, Creativity,
Collaboration)
b) Siswa melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat
setiap tahapan, dan mendiskusikan masalah yang muncul
selama penyelesaian proyek dengan guru (Life Cycle Buterfly).
(Critical Thingking, Creativity, Collaboration)
c) Guru memonitoring kegiatan siswa dalam menyelesaikan
proyek. (Life Cycle Buterfly).
Menguji Hasil
Siswa membahas proyek yang telah dibuat dan membuat laporan karya
untuk dipaparkan di depan kelas. (Critical Thingking, Creativity,
Collaboration) dan Guru memantau keterlibatan siswa dalam keberhasilan
proyek yang telah dibuat.
Penilaian hasil
Siswa diminta untuk menampilkan hasil karya masing- masing didepan
kelas. (Creativity) dan siswa lainya memberikan tanggapan atau masukan.
(Critical Thingking, Creativity), Guru melakukan penilaian terhadap hasil
karya “Life Cycle Buterfly” peserta didik. Setelah semua siswa melakukan
presentasi terhadap hasil karya masing-masing, siswa menyimpulkan urutan
siklus daur hidup hewan yakni kupu-kupu. (Critical Thingking, Creativity).

Guru melakukan penilaian dari karya yang dihasilkan masing-masing siswa.


Siswa dan guru membuat kesimpulan dan melakukan refleksi dengan
bertanya jawab tentang pesan/kesan belajar hari ini. Siswa mendengarkan
arahan guru untuk mengerjakan soal post test.
3. Kegiatan Akhir
Siswa dan guru berdoa bersama menurut agama dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religiusitas, Guru
menyampaikan salam penutup pembelajaran.
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model PJBL berdasarkan
analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa adalah 75,00 siswa
yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 20 anak ( 87%) sementara siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa dengan presentase 13%. Nilai
tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya 40. Dimana sebelum menerapkan
model PJBL rata-rata nilai 60,00 dibawah KKm (70,00).
Data pada tabel menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami
perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Project based learning
(PJBL).

Diagram Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas IV


Beberapa tantangan yang terjadi dalam melakukan asesmen pembelajaran
yaitu dalam menilai kemajuan siswa secara komprehensif dan akurat adalah
tantangan utama. Guru perlu mengukur berbagai aspek seperti pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan pemahaman konsep, penilaian dilakukan secara
konsisten antar guru dan selama berbagai periode waktu bisa menjadi tantangan.
Guru perlu memastikan bahwa standar penilaian diterapkan dengan konsisten,
penilaian formatif dalam pembelajaran memerlukan waktu dan upaya tambahan.
Guru harus melacak kemajuan siswa dan merancang intervensi yang sesuai.
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan
berbagai cara.
Untuk memecahkan masalah dalam penilian seorang guru harus
melewatinya dengan berbagai cara seperti meningkatkan pemahaman mereka
tentang berbagai metode penilaian, termasuk metode yang memungkinkan
pengukuran komprehensif, Guru dapat bekerja sama dengan rekan guru untuk
berbagi pengalaman dan ide tentang penilaian yang efektif. Menerapkan
penilaian formatif secara rutin dalam proses pembelajaran untuk memberikan
umpan balik berkelanjutan kepada siswa.
Untuk menjadikan kegiatan dan hasil penilaian sesuai dengan tujuan
pembelajaran, disini Tindak lanjut yang akan dilakukan penulis yaitu dengan
mendorong kolaborasi antara guru untuk berbagi pengalaman dan ide tentang
penilaian yang efektif. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan berkala,
kelompok kerja, atau diskusi kolaboratif dalam konteks pengembangan
kurikulum. Menerapkan penilaian formatif secara rutin dalam proses
pembelajaran untuk memberikan umpan balik berkelanjutan kepada siswa.
Membuat rubrik penilaian yang jelas dan terstruktur untuk memandu proses
penilaian yang konsisten dan obyektif.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asesmen serta pelaksanaan pembelajaran dengan model PJBL


pada siswa kelas 1V SD Inpres Seringgu mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan
dapat diketahui bahwa :

1. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan model PJBL, rata –rata nilai siswa
adlaah 60,00 dimana KKM pada matapelajaran IPA adalah 65,00.
2. Setelah menerapkan pembelajaran dengan model PJBL, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yaitu ketuntasan belajar siswa 20 anak ( 87%) sementara
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa dengan presentase
13%. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya 40.

Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA materi


Daur Hidup Hewan dengan model Project Based Learning (PJBL) pada siswa
kelas IV SD Inpres Seringgu memberikan dampak yang baik bagi siswa.

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Sudjana, N. (2015). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru


Algensindo.Sugiono. (2017).
2. Evaluasi Pendidikan. Alfabeta. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Pendidikan.
(https://www.puspendik.kemdikbud.go.id/penilaian/)
https://youtube.com/watch?v=fDrcHyzFhU4&feature=shared
3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Guru Kurikulum
2013 Kelas IV Tema 6 "Cita-Citaku", Subtema 1 “Aku dan Cita-Citaku”,
Pembelajaran 2, Jakarta : Kemdikbud.
4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Siswa Kurikulum
2013 Kelas IV Tema 6 "Cita-Citaku", Subtema 1 “Aku dan Cita-Citaku”,
Pembelajaran 2, Jakarta : Kemdikbud.
5. Murniati, Erni dalam http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/28-
Erni-Murniarti.pd

Anda mungkin juga menyukai