Anda di halaman 1dari 13

ASAL USUL BAHASA : BAHASA SEMIT DAN ARAB

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Lughoh
Dosen pengampu:

Dr. Azkia Muharom Albantani, M.Pd.I

Disusun Oleh

Kelompok 2:

Novia Zahratul Fitriah 11190120000016


Mazaya Febriana 11190120000020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fiqh Lughah
yaitu makalah tentang “ASAL USUL BAHASA : BAHASA SEMIT DAN ARAB”. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW nabi akhir
zaman yang telah mengenalkan kita kepada syariat yang benar. Beliau adalah suri tauladan bagi
seluruh umat sepanjang zaman. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafaatnya di yaumil
qiyamah.

Selanjutnya, tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Azkia Muharom Albantani, M.Pd.I selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Fiqh
Lughah yang telah memberikan kami amanah untuk membuat sebuah makalah dengan judul
yang telah disebutkan di atas dan semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kategori sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Oktober 2021 14

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Asal Usul Bahasa Semit dan Penuturnya..............................................................................3
B. Asal Usul Bahasa Arab.........................................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Kritik dan Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semit merupakan kumpulan bahasa-bahasa yang muncul sejak lama. Bahasa Arab
termasuk dalam kelompok bahasa Semit atau lebih populernya disebut rumpun bahasa
Semit. Rumpun bahasa (fashaail al-lughawiyah) adalah golongan besar bangsa (bahasa)
yang sama asal dan jenisnya (Sakholid Nasution, 2017: 60). Sebagian bahasa Semit
tersebut masih digunakan jutaan orang dan memiliki kekayaan budaya dan sastra
tersendiri. Sementara sebagian lagi telah punah seiring waktu.
Semua pengkaji filologi dan linguistik Arab percaya bahwa bahasa Arab berasal
dari rumpun bahasa Semit. Malah terdapat beberapa pandangan ahli linguistik Arab yang
mengatakan kemungkinan bahasa pertama yang dituturkan oleh orang-orang Samiyyah
ini juga adalah bahasa Arab Kuno (al-'arabiyyah al-qadimah). Bahasa Arab juga
merupakan satu-satunya bahasa Semit dengan jumlah penutur yang paling banyak
melebihi 150 juta (Bernard Comrie, 1998: 24).
Bangsa Semit merupakan suatu bangsa yang hidupnya berpindah-pindah tempat
(nomaden) untuk mencari kehidupan yeng lebih baik dari tempat sebelumnya, Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk mencari kebenaran tentang bahasa tertuanya dan
kawasan asal bangsa Semit. Peran peneliti dalam hal ini sangatlah penting untuk
menambah pengetahuan bagi masyarakat dunia. Namun berbeda-pendapat para ahli
dalam menentukannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Bahasa semit?
2. Bagaimana asal-usul Bahasa semit?
3. Bagaimana asal-usul Bahasa arab?
4. Apa hubungan Bahasa semit dengan Bahasa arab

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bahasa apa saja yang disebut Bahasa semit

1
2. Untuk mengetahui asal-usul kemunculan Bahasa semit
3. Untuk mengetahui asal-usul kemunculan Bahasa arab
4. Untuk mengetahui hubungan Bahasa semit dan Bahasa arab

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Bahasa Semit dan Penuturnya


Istilah Semit diberikan kepada bangsa Aramiyah, Finiqiyah, ‘Ibriyah, Arabiyah,
Yamaniyah, dan Babiliyah-Asyuriyah (Abdul Wahid Wafy: 6). Bahasa Semit istilah yang
merupakan gabungan dari bahasa-bahasa yang berdekatan yang dinisbahkan kepada Sam
bin Nuh (Sam merupakan salah satu dari anak-anak Nuh) (Ahmad Muhammad Qodur,
1999: 47). Adapun orang pertama yang memberikan istilah/ penamaan ini terhadap
bangsa-bangsa tersebut adalah seorang ahli dari Jerman yang bernama Scholazer pada
akhir abad ke-18 tepatnya pada tahun 1798 (Mahmud Fahimy Hijazy, 2003: 135), yang
dikutip dalam kitab Safar Takwin (kitab Kejadian), dari tiga orang keturunan Nuh (Ham,
Sam, dan Yafit). Adapun bangsa-bangsa tersebut merupakan keturunan dari anak cucu
mereka. Dalam kitab Safar Takwin (kitab Kejadian) juga disebutkan keturunan Sam bin
Nuh, yaitu Elam, Asyur, Arfakasyad, dan Aram (Abdul Wahid Wafy: 47).
Dalam waktu lama para ahli telah memperoleh petunjuk tentang hubungan antara
keluarga-keluarga bahasa itu, yakni setelah ditemukan peninggalan-peninggalan dan
dokumen-dokumen tertulis dari bahasa-bahasa Asyur, Phunesia, Yaman Kuno dan
Kanasiah Habsyi. Dengan itu mereka telah berhasil menganalisir rumus-rumusnya,
hingga mereka sependapat tentang adanya kesamaan-kesamaan antara bahasa-bahasa itu
dengan bahasa-bahasa Semit (Muhammad Sirhan, 1956: 9).
Sebagian dari penutur bahasa-bahasa itu berasal dari keturunan yang sama, jadi
nasab mereka berpangkal dari Sam bin Nuh a.s, namun banyak pula orang-orang
berbicara dengan bahasa itu bukanlah keturunan Sam, hal ini disebabkan karena
pindahnya bahasa Semit ke negri mereka akibat perpindahan orang-orang keturunan Sam
itu ke daerah mereka (Abdul Wahid Wafy: 9-10), mungkin pula karena penguasa mereka,
atau karena pengaruh perdagangan maupun politik dimana percaturan bahasanya
dimenangkan oleh bahasa Semit.

3
Pada mulanya bahasa Semit pastilah berasal dari bangsa yang sama. Tapi
sangatlah sulit bagi para peneliti untuk menentukan letak yang tepat dari negri itu, sukar
pula bagi mereka menentukan kapan orang-orang Semit ini hidup sebelum mereka
terpencar-pencar menjadi suku-suku yang berbeda (Muhammad Sirhan, 1956: 9).

Menurut Ramadhan Abdul Tawwab, berbeda pendapat ulama dalam menetapkan


negri asal bangsa Semit, diantaranya:

1. Negeri asal bangsa Semit adalah Afrika, pendapat ini dikemukakan oleh Theodor
Noldeke. Ia mengatakan bahwa “Keserumpunan Bangsa Semit dan Bangsa Hamit
menunjukkan bahwa kawasan asal bangsa Semit adalah Afrika”.
2. Negeri asal bangsa Semit adalah Armenia pendapat ini dikemukakan oleh seorang
peneliti dari Perancis bernama Renan. Ia mengatakan bahwa “Bangsa Semit
berasal dari berbagai kawasan di Armenia”. Renan mendasarkan teorinya ini pada
Kitab Perjanjian Lama (Ramadhan Abdul Tawwab, 1994: 38-39), yaitu ayat 10
butir 30 (10/30) berbunyi : “Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke
arah Sefar, yaitu Pegunungan di sebelah timur (Pegunungan Ararat di Armenia)”.
3. Negeri asal bangsa Semit adalah Babilonia pendapat ini dikemukakan oleh dua
orang peneliti yang bernama Ignatius Guidi dan Frets Hummel. Mereka
mengatakan dalam tulisannya yang diterbitkan di Roma pada tahun 1879 bahwa:
“Kawasan asal Bangsa Semit adalah hilir Sungai Eufrat yaitu Lembah Daratan
Irak (Babilonia) ” (Ramadhan Abdul Tawwab, 1994: 39-40).
4. Negeri asal bangsa Semit adalah Arab yang dinamakan juga dengan “Semit
induk”, dan banyak para ahli yang berpendapat bahwa bahasa Arab paling dekat
dengan Semit induk atau disebut juga dengan bahasa Arab merupakan bahasa
tertua bangsa Semit (Muhammad Husein Ali Yasin, 1980: 643). Pendapat ini juga
dikemukakan oleh salah satu orientalis yaitu Esbiringer, dkk. Mereka mengatakan
bahwa “Jazirah Arab merupakan kawasan asal Bangsa Semit”. Esbiringer, dkk
mengatakan hal demikian karena mereka memiliki beberapa argumen yang
mendukung teorinya tersebut, diantaranya kawasan subur di antara Sungai Tigris
dan Sungai Eufrat selalu didatangi Suku Badui dari padang pasir yang melakukan

4
imigrasi, orang Arab yang secara genetika belum tercampur dengan bangsa lain,
memiliki bentuk fisik yang sama.1

Dibawah ini merupakan rumpun-rumpun bangsa pengguna Bahasa semit dan


perkembangannya:

1. Yaman Kuno
Bahasa Yaman Kuno muncul kira-kira abad 9-6 SM. Melihat dari segi
historisnya Yaman merupakantempat kerajaan besar yang terdiri dari bangsa
Minaen, Sabaen, Himyar, Qathaban, Hadramaut dan Aswan.
2. Ethiopia
Bahasa Ethiopia merupakan Bahasa bangsa Semit yang berpindah dari
wilayah tenggara menuju negeri seberang yakni Ethiopia. Bahasa mereka disebut
juga Bahasa Ja’zia dan naskah tentang Bahasa ini telah berhasil ditemukan pada
tahun 350 M. Bahasa Ja’zia tidak berumur panjang karena pada abad ke 12 M
terjadi kemelut politik yang menyebabkan Bahasa persatuan mereka terpecah
menjadi Bahasa-bahasa daerah.
3. Aramia
Bahasa ini sudah ada sejak tahun 900-850 SM. Bahasa ini disebut juga
Aramia Negara sebagaimana ditemukan pada ukiran Bihastun yang ditemukan di
Iran pada paruh pertama abad 19. Beberapa bagian perjanjian lama juga ditulis
dengan Bahasa Aramia Negara.
4. Akadia
Bahasa Akadia merupakan nama yang diberikan oleh bangsa Babilonia
yang menetap di kawasan selatan sungai Tigris dan Eufrat untuk menyebut
Bahasa Babilonia dan Bahasa Asyuria. Sedangkan para ilmuwan modern
menyebut Bahasa Akadia sebagai dialek-dialek Babilonia dan Asyuria.
5. Kan’an
Kan’an (Kan’aniyah) terbagi menjadi Kan’aniyah Utara dan Kan’aniyah
Selatan. Yang utara diwakili oleh Bahasa Ugaritik, yaitu sebuah dialek

1
Melisa Rezi “Semit: Asal Muasal Bahasa Arab”, Diunduh dari
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/lughawiyah/article/view/1524 tanggal 11 September 2021 pukul
22.00

5
Kan’aniyah Kuno, dipakai di kota Ugarit yang terletak lebih dari 12 km sebelah
utara Latakia pantai Siria. Bahasa Ugarit ini ditemukan pada tahun 1929 M secara
kebetulan oleh petani yang tengah mencangkul tanahnya di wilayah Minah
Bidhah, pantai utara Syiria.
Sementara itu Bahasa Kan’aniyah Selatan mencakup Bahasa Ibrani. Dan
teks terpenting yang tertulis dengan Bahasa ini adalah Kitab Perjanjian Lama
yang meliputi kitab Tauratnya Musa, Mazmurnya Sulaiman, Daud dan lain-lain.
6. Punesia
Bangsa ini tinggal disebuah daerah yang terletak di antara pegunungan
Libanon dan Laut Tengah. Mereka termasuk keturunan bangsa Semit yang berasal
dari daerah selatan Kaukasia. Bangsa Punesia muncul sekitar abad 6-7 SM.
Bahasa ini diketahui lewat prasasti di wilayah mereka seperti Sur, Saida, Jubaik,
Bybos dan wilayah Laut Tengah seperti Cyprus. Prasasti tertua mereka berasal
dari abad ke 9 dan 10 SM, akan tetapi sebagian prasasti yang ditemukan berasal
dari abad ke 5 dan masa sesudahnya.
7. Ibrani
Bahasa ini merupakan Bahasa yang paling terkenal dan yang paling
tersebar luas di muka bumi ini. Bahkan Bahasa ini telah menghasilkan berbagai
ilmu, baik agama, seni, sejarah, filsafat dan lain-lain. Bahasa ini berasal dari
lembah Siani kemudian mengiasai Kan’an dan menguasai palesstina sekitar abad
ke 13 SM.
8. Arab
Secara etimologis Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang
yang tiada air dan tanamannya.

Bahasa arab merupakan Bahasa tertua di dunia. Wajarlah bila Bahasa arab
memiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Parah ahli Bahasa pernah mengadakan
penelitian yang menyebutkan bahwa Bahasa Arab memiliki sinonim yang paling
banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misal untuk seekor unta, orang arab

6
punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Maka tak ada satu pun Bahasa di
dunia yang bisa menyamai Bahasa Arab.2

B. Asal Usul Bahasa Arab


Salah satu pembahasan pokok dalam bahasa Arab ialah pembahasan tentang latar
belakang munculnya bahasa tersebut. Dengan pembahasan seperti itu, kita dapat
mengetahui dari mana asal usul bahasa yang tentu dengan sendirinya harus mengetahui
sejarah perjalanannya sampai menjadi satu bahasa yang berdiri sendiri demikian halnya
dengan bahasa Arab, tidak langsung menjadi satu satu bahasa yang terpisah dari lainnya,
akan tetapi mengalami proses yang cukup panjang mulai dari asal bahasa tersebut.
Bahasa Arab merupakan rumpun dari bahasa Semit dan mempunyai anggota
penutur yang terbanyak.3 Dan seiring dengan perjalanan umat manusia dari sekian
rumpun bahasa Semit, yang tersisa sampai sekarang hanyalah bahasa Arab, bahasa yang
telah memberi pengaruh yang cukup besar dalam sejarah peradaban umat manusia,
terutama disaat memasuki abad ke VI masehi.
Menurut para ahli, bahwa bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya diperkirakan
hampir 3000 bahasa, paling baik dikelompokkan dengan teori yang berdasarkan
hubungan kekerabatan yaitu rumpun bahasa Indo-Eropa, Semit-Hemit dan Turania.4
Bahasa-bahasa yang termasuk kedalam rumpun bahasa Indo-Eropa
dikelompokkan menjadi bahasa India, bahasa Iran, bahasa Yunani, bahasa Prancis,
Spanyol, Portugis, Italia Rumania, bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Denmark, Armania,
Albania dan lain-lain.
Sedang bahasa-bahasa yang termasuk rumpun bahasa Semit dan cabang bahasa-
bahasa Hemit. Bahasa-bahasa Semit dapat dibagi menjadi dua bahagian, yaitu bahasa
Semit Utara, yang terdiri dari bahasa-bahasa Akkadiyah, bahasa Babilonia, bahasa
Kan’an dan bahasa-bahasa Aramiah. Sedang bahasa Semit selatan terdiri bahasa mesir
(Mesir kuno dan koptik), bahasa-bahasa Barbar yang dipergunakan penduduk asli Afrika
2
Mustafa “Bahasa Arab Diantara Rumpun Bahasa Semit”, Diunduh dari
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/ibrah/article/view/1208/844 tanggal 11 September 2021 pukul 23:13
WIB
3
Chatibul Umam et.el. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama IAIN (Jakarta: Proyek
Pengembangan Sistem Pendidikan Agama RI, 1975), h. 47, lihat juga Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu
Bahasa (Cet. I; Surabaya: Airlangga University Press, 1995), h. 379.
4
Mulyanto Sumardi et.el, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN (Jakarta:
Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Departemen Agama RI, 1975), h. 29.

7
Utara, seperti Tunisia, Aljasair, Maroko, Sahara dan sekitarnya serta bahasa Kusyitik,
yaitu bahasa penduduk asli bagian timur Afrika seperti bahasa Somalia, Galla, Bedja,
Dankali, Agaw, Afar, Sidama dan lainlain.
Adapun rumpun bahasa Tarania meliputi kelompok-kelompok bahasa, yaitu
bahasa-bahasa Tunisia yang terdiri dari bahasa Turki, Mongolia dan Manmair, bahasa
Jepang, bahasa Cina, bahasa Korea, Kaukasia, bahasa Sudan, bahasa Melayu Polinesia
(termasuk bahasa Indonesia).5
Berbagai macam bahasa yang telah disebutkan diatas sebenarnya berasal dari satu
bahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa-bangasa yang mengucapkannya juga
berasal dari satu keturunan. Hanya saja berpisah antara satu dengan yang lainnya dan
membentuk satu bangsa. Dengan perpisahan antara satu dengan yang lainnya,
mengakibatkan pembentukan bahasa pergaulan tersendiri yang sudah tidak persis sama
dengan bahasa induknya. Akan tetapi hal itu pun tentu dengan proses yang panjang.
Begitu pula perpisahan bahasa Arab dengan induknya menjadi bahasa yang
berdiri sendiri tidak terjadi begitu saja tanpa dengan proses, tapi dengan proses yang
panjang. Pertama mungkin dengan pemisahan salah satu keturunan bangsa Semit yang
menjelajah kewilayah jazirah yang bertujuan untuk memperlas wilayah kekuasaanya,
kemudian proses selanjutnya terbentuklah kebudayaan yang lain yang sudah berada
dengan bangsa pertama yang akhirnya tercipta alat komunikasi yang tampaknya berbeda
dengan bahasa aslinya. Sejarah pembentukan bahasa adalah proses kata dan kalimat
selama beberapa abad, kata yang satu mungkin saja tidak terpakai selanjutnya hilang dan
digantikan oleh kata baru, apakah itu serapan atau terbentuk dari proses perbedaan dialek
antara suku atau bangsa pengguna bahasa arab itu. Begitu pula seterusnya hingga
terbentuk bahasa Arab seperti sekarang ini.

5
Ibid., h. 30.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Semit merupakan istilah dari gabungan bahasa-bahasa yang dinisbahkan
kepada Sam bin Nuh. Sebagian dari penutur bahasa-bahasa itu berasal dari keturunan
yang sama, jadi nasab mereka berpangkal dari Sam bin Nuh a.s, namun banyak pula
orang-orang berbicara dengan bahasa itu bukanlah keturunan Sam, hal ini disebabkan
karena pindahnya bahasa Semit ke negri mereka akibat perpindahan orang-orang
keturunan Sam itu ke daerah mereka.
Sulit bagi para peneliti untuk menentukan letak yang tepat dari negri itu, sukar
pula bagi mereka menentukan kapan orang-orang Semit ini hidup sebelum mereka
terpencar-pencar menjadi suku-suku yang berbeda. Terdapat 4 pendapat terkait negeri
asal bangsa semit; Afrika, Armenia, Babilonia dan Arab.
Bahasa Arab merupakan rumpun dari bahasa Semit dan mempunyai anggota
penutur yang terbanyak. Dan seiring dengan perjalanan umat manusia dari sekian rumpun
bahasa Semit, yang tersisa sampai sekarang hanyalah bahasa Arab, bahasa yang telah
memberi pengaruh yang cukup besar dalam sejarah peradaban umat manusia, terutama
disaat memasuki abad ke VI masehi.
Sejarah pembentukan bahasa adalah proses kata dan kalimat selama beberapa
abad, kata yang satu mungkin saja tidak terpakai selanjutnya hilang dan digantikan oleh
kata baru, apakah itu serapan atau terbentuk dari proses perbedaan dialek antara suku atau
bangsa pengguna bahasa arab itu. Begitu pula seterusnya hingga terbentuk bahasa Arab
seperti sekarang ini.

B. Kritik dan Saran


Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca dalam memahami asal usul
bahasa : bahasa Semit dan Arab ini. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Kritik dan saran dari pembaca akan kami jadikan sebagai bahan
pertimbangan agar makalah berikutnya bisa lebih bai

9
DAFTAR PUSTAKA

Chatibul Umam et.el., 1995. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
Agama IAIN. Surabaya: Airlangga University Press
Mulyanto Sumardi et.el., 1975. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan
Tinggi Agama Islam IAIN. Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama
Departemen Agama RI
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/ibrah/article/view/1208/844

https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/lughawiyah/article/view/1524

10

Anda mungkin juga menyukai