DOK II - 56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS Perbaikan Tanah Tahap I-1
DOK II - 56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS Perbaikan Tanah Tahap I-1
n NSE
Nur Straits Engineering
www.nse-corp.co.id
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN PERBAIKAN TANAH TAHAP I
PEKERJAAN
JASA KONSULTASI RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT) KONSTRUKSI
RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA
DI PROYEK NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)
Suherman S
PMSC Konsultan RTT Airside
Disetujui oleh :
PT Angkasa Pura I (Persero)
Project Management Office
Group Head
Widodo
Mengetahui :
PT Angkasa Pura I (Persero)
Direktur Teknik
Polana B. Pramesti
Document Title : Rencana Kerja dan Syarat-syarat Perbaikan Tanah Tahap I
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Konstruksi Runway,
Taxiway dan Apron berikut Fasilitas Penunjangnya di Proyek
New Yogyakarta International Airport (NYIA)
Printed initials in the approval boxes confirm that the document has been signed.
The originals are held within Document Management.
STATUS CODE : IFC = Issued For Comment, IFA = Issued For Approval, IFU = Issued For Use
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 2 of 58
Lembar Revisi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
1.1 Umum
1. Perbaikan tanah untuk area di bawah perkerasan sisi udara meliputi Runway,
Holding bay dan Rapid Exit Taxiway sesuai dengan gambar rencana
Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan,
Kontraktor juga diwajibkan melaksanakan/mentaati pekerjaan-pekerjaan pendukung
yang diatur di dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri atas:
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan.
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
4. Penyediaan peralatan.
5. Penyediaan bahan.
6. Peninjauan lapangan.
7. Mobilisasi / Demobilisasi.
8. Perlindungan terhadap cuaca.
9. Keselamatan, keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
10. Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan.
11. Kerusakan yang harus dihindari.
12. Kontraktor harus menjaga kebersihan lokasi proyek dan lokasi-lokasi yang
terpengaruh oleh proyek ini.
13. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan).
14. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan (As-Built Drawing) dan buku
penggunaan & pemeliharaan bangunan.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 8 of 58
Lingkup kerja kontraktor meliputi supply material, supply peralatan yang tepat dan
memadai serta pelaksanaan pekerjaan perbaikan tanah, termasuk penyediaan
instrumentasi yang diperlukan untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan pada
konstruksi Runway sesuai dengan Gambar konstruksi.
Perlu dicatat bahwa penyelidikan tanah telah dilakukan oleh PT Angkasa Pura I dan
hasilnya terlampir dalam dokumen lelang ini. Penggunaan data tanah oleh Kontraktor
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor diwajibkan untuk
melakukan investigasi tambahan guna memverifikasi data-data yang diberikan oleh
PT Angkasa Pura I.
Maksud dan tujuan dokumen ini adalah untuk pekerjaan perbaikan tanah pada runway
Holding bay dan Rapid Exit Taxiway sesuai dengan gambar rencana.
1. Kontraktor harus menjamin bahwa semua aktivitas untuk dan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini tidak akan mengganggu fasilitas umum, termasuk (tetapi
tidak terbatas pada) aktivitas transportasi.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 9 of 58
Tahap 1 - Melakukan survey dan demarkasi batas – batas lokasi proyek, melakukan
identifikasi dan marking pada utilitas existing bawah tanah (jika ada) dan
dilanjutkan dengan site clearing, membuat direksi kit, membangun pagar
proyek serta persiapan akses jalan kerja / mobilisasi.
Tahap 5 - Melakukan setting peralatan untuk setiap set peralatan yang akan
digunakan, trial perbaikan tanah dengan metoda yang dipilih (Deep
Compaction atau pilihan lain) dan evaluasi hasilnya terutama (tidak
terbatas) untuk bagian dalam (dijelaskan di dalam Bab 2.4) – Oleh
Kontraktor.
Tahap 7 - Melakukan uji verifikasi dengan N-SPT dan CPT sampai kedalaman 10
meter dari elevasi dasar lapisan subgrade – Oleh Kontraktor.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 10 of 58
Pelaksana Pekerjaan harus membuat dan mengajukan usulan perihal cara pengujian
hasil pekerjaan untuk semua pekerjaan. Cara yang diusulkan harus diambil dari/sesuai
dengan standar yang lazim digunakan di Indonesia. Dalam hal belum ada standard
Indonesia, dapat digunakan standard yang berlaku di negara-negara lain yang telah
dikenal secara internasional. Dalam usulan tadi Pelaksana Pekerjaan harus
menyertakan usulan nama/tempat (laboratorium/instansi) pelaksana pengujian
dimaksud dan semua biaya yang akan timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
harus merupakan instansi independen. Atas usulan Kontraktor ini, Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya akan melakukan evaluasi dan
memberikan persetujuannya.
Apabila bahan-bahan bangunan dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak
memenuhi standar yang disyaratkan, maka harus dilaksanakan penggantian/
perbaikan atau pengadaan/pembuatan kembali sepenuhnya atas tanggungan
Kontraktor tanpa penambahan biaya dan perpanjangan waktu pelaksanaan.
1.2 Persiapan
Perlengkapan pada Direksi keet terdiri dari beberapa set meja, kursi tamu, papan
tulis/white board, file kabinet, gambar rencana, time schedule, grafik cuaca, buku tamu
dan buku harian mingguan standar.
1.2.2 Laboratorium
B. Persyaratan Umum
1) Yang menjadi lingkup pekerjaan pengukuran meliputi “Traverse Survey, Center
line Survey, Profile leveling cross section survey and existing services survey”
pada lokasi yang menjadi lingkup pekerjaan di bawah kontrak untuk persiapan
pelaksanaan pekerjaan lebih lanjut. Semua hasil pengukuran dan informasi
ketinggian harus di transfer dalam bentuk gambar dan disampaikan ke
Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya untuk
mendapatkan persetujuan. Apabila hasil pengukuran dan gambar sudah betul/
akurat dan memuaskan maka Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan
atau Perwakilannya serta Kontraktor akan menandatangani gambar tersebut,
dimana gambar tersebut harus menjadi acuan pelaksanaan konstruksi.
2) Pelaksanaan pengukuran harus dilaksanakan oleh personil yang mendapat
kendali langsung oleh tenaga ahli pengukuran (Geodetic Engineer) dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya.
D. Metoda Pengukuran
Kontraktor harus menyampaikan proposal metoda pelaksanaan pengukuran
dimana metoda tersebut harus dilaksanakan mengikuti standar internasional.
Pelaksanaan pengukuran belum dapat dimulai sebelum proposal metoda
pelaksanaan tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan
atau Perwakilannya. Kontraktor harus memperhatikan hal-hal di bawah ini selama
melakukan pelaksanaan pengukuran.
1) Tranverse Survey
a) Semua ukuran harus dimulai dan berakhir pada bench mark yang pertama.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 14 of 58
2) Levelling Survey
a) “Levelling survey” harus dimulai dan berakhir pada bench mark yang
permanen.
b) Toleransi kesalahan akhir tidak boleh melebihi dari 10√D dalam satuan
mm, dimana D adalah jarak loop (loop distance) dalam km.
c) Akurasi peralatan harus dalam batas-batas toleransi spesifikasi produsen /
pabrik peralatan.
3) Cross section
a) Dilaksanakan tegak lurus terhadap arah ”center-line” yang telah ditentukan
untuk setiap pengukuran kawasan pada setiap interval tiga meter
sepanjang ”center-line”.
b) Sepanjang arah tegak lurus ”center-line”, elevasi/level diukur setiap
perubahan titik/point, tepi perkerasan, struktur lain seperti drainase, pagar
dan lain-lain.
c) Dilaksanakan dengan penandaan titik yang dicat warna putih untuk
memudahkan pelaksanaan di lapangan.
4) Long Section
a) Dilaksanakan setiap interval lima meter sepanjang ”center-line”.
b) Semua elevasi dari titik-titik ini yang mengalami perubahan elevasi, tepi
perkerasan dan bangunan sepanjang cross section harus tercatat.
c) Dilaksanakan dengan penandaan titik yang dicat warna putih untuk
memudahkan pelaksanaan di lapangan.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 15 of 58
G. Kontraktor harus menyediakan patok dari kayu kaso ukuran 4/6 cm, tinggi 200 cm
atau sesuai kebutuhan, dicat warna putih dan hitam, tiap satu km dibutuhkan 80
buah patok.
I. Hasil pengukuran merupakan salah satu dasar awal pekerjaan (MC0), bagian
dasar perhitungan pembayaran dan dasar peritungan akhir pekerjaan (Final
Quantity)
Kontraktor harus membuat jalan sementara yang berada di dalam area proyek untuk
mobilisasi alat berat dan pengangkutan material tanah. Jalan sementara dibuat
dengan lapisan sirtu setebal 20 cm yang dipadatkan. Lebar jalan sementara adalah 10
meter untuk memungkinan berpapasan alat berat. Kontraktor harus menjamin jalan
sementara yang dibuat dan direncanakan cukup untuk mobilitas dan pergerakan alat
berat serta truk selama konstruksi dan memperbaiki dengan segera jika terjadi
kerusakan.
Kontraktor wajib menyediakan rambu-rambu jalan dan akses yang digunakan selama
konstruksi baik dipersimpangan jalan, jalan masuk ke proyek dan di area kerja. Selain
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 17 of 58
itu, rambu-rambu K3 juga harus ditempatkan pada seluruh area proyek khususnya
pada area yang sering terjadi aktivitas yang bersamaan dan rawan insiden. Seluruh
pekerja wajib mematuhi rambu-rambu dan harus menggunakan peralatan K3 yang
disyaratkan sesuai dengan bidang pekerjaan.
1.3.1 Umum
1.4.1 Umum
A. Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan penampilan pekerjaan yang benar,
Kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang sesuai
keahliannya, sebagaimana ditentukan dan memuaskan Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya. Staf teknik tersebut jika dan bilamana
diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan
untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan keterampilan kerja.
Mengendalikan dan mengorganisir tenaga kerja Kontraktor dan memelihara
catatan-catatan serta dokumentasi proyek.
B. Pemeriksaan Lapangan
Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, Kontraktor harus mempelajari
gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya mengadakan pemeriksaan daerah proyek,
dan rekontruksi drainase tepi taxiway serta melakukan pemeriksaan yang terinci
semua pekerjaan yang diusulkan.
A. Semua bahan atau material yang dipasok, harus sesuai dengan spesifikasi dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua
item-item yang dibuat pabrik. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua
bahan atau material yang diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan
persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Konsultan Pengawas
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 19 of 58
C. Bahan atau material harus diuji di lapangan dan atau di laboratorium atas
permintaan Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya dan
Kontraktor harus membantu dan menyediakan peralatan dan tenaga untuk
pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
D. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan
kerilkil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
A. Patok alinyemen, beserta patok stasiun yang dipasang secara benar akan diambil
sebagai acuan untuk pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan proyek.
B. Jika dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya, Kontraktor harus mengadakan survei secara cermat dan
memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap, sepanjang proyek
untuk memungkinkan disain, survei, atau pengaturan di lapangan pekerjaan yang
harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi di masa depan.
F. Jika diharuskan demikian oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen yang diperlukan,
personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan penataan di lapangan
atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.5.1 Umum
A. Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-
bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi dan melebihi persyaratan khusus.
B. Selama Pelaksanaan
Kontraktor harus wajib menjamin semua pelaksanaan pekerjaan dan bahan-
bahannya dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan yang dipersyaratkan
di dalam dokumen kontrak. Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-
barang dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang
ditentukan tanpa konpensasi bagi Kontraktor.
D. Standar-standar
Standar-standar terpakai yang menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas
pada, standar sebagai berikut:
1) Buku / Peraturan / Petunjuk Pelaksanaan Bina Marga
2) Buku / Peraturan / Pelaksanaan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
3) SII = Standar Industri Indonesia
4) AASHTO = American Association of State Highway And Transportation
Officials (Bagian 1 dan 2)
5) SNI = Standar Nasional Indonesia
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 23 of 58
E. Standard International yang secara umum dan luas digunakan sebagai acuan
harus menjadi acuan utama untuk pelaksanaan standard lain seperti Standard
Jepang dan Indonesia dapat digunakan apabila tidak ada uraian (“articles”) yang
dapat digunakan pada standard International.
F. Persyaratan Standar
Kontraktor harus mengerahkan tiga (3) set copy standard yang relevan dengan
spesifikasi pekerjaan, seperti: ASTM, AASTO, SNI, ASNI, Standar Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara, ASTM, AASHTO, SNI dan lain-lain 14 (empat belas)
hari sebelum item pekerjaan dimulai.
1.6.1 Umum
A. Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) Memenuhi dengan standar dan spesifikasi yang dapat dipakai.
2) Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya.
3) Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus
diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
B. Penyerahan
1) Sebelum mengadakan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyediakan kepada Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya contoh-contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai informasi
mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klasifikasi lain yang diperlukan
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 24 of 58
A. Sumber-sumber
1) Lokasi sumber bahan yang mungkin, diperlihatkan dalam dokumen-dokumen
atau yang diberikan disediakan sebagai satu petunjuk saja. Ini adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa
kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya.
2) Sumber bahan tidak boleh dipilih dalam sumber alam dilindungi, hutan lindung,
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
3) Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi
ini. Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya akan
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 25 of 58
B. Persetujuan
1) Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya telah memberikan persetujuan untuk
menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud
lain daripada yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya.
2) Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang
telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta
diganti.
1.6.3 Pengangkutan
A. Prinsip Dasar
Seksi ini menetapkan ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan penanganan
tanah, bahan campuran panas, bahan-bahan lain, peralatan, dan perlengkapan.
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Peraturan Kawasan Bandara yang berlaku,
maupun ketentuan-ketentuan tentang pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
B. Koordinasi
Kontraktor harus melakukan koordinasi (dengan sebaik-baiknya) yang diperlukan
dalam kegiatan transportasi baik dengan semua pihak untuk pekerjaan yang
sedang dilaksanakan atau yang sedang dilaksanakan dalam bentuk-bentuk
lainnya, maupun untuk pekerjaan dengan Sub Kontraktor atau perusahaan utilitas
dan lainnya yang dipandang perlu.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 26 of 58
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas penggalian
air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah
dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
secocoknya dari hujan dan banjir.
harga satuan dalam bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran
terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.
1.7.1 Umum
B. Penyerahan-penyerahan
1) Kontraktor akan meyerahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya untuk persetujuannya rekaman proyek tersebut
yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan atau tanggal lain
menurut perintah Pemilik Pekerjaan. Persetujuan Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya terhadap dokumen ini diperlukan untuk
persetujuan pembayaran.
2) Kontraktor akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya untuk mendapatkan persetujuannya Dokumen
Rekaman Proyek Akhir (final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat
Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :
- Tanggal
- Nomor dan Jadwal Proyek
- Nama dan alamat Kontraktor
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 28 of 58
1.7.3 Penyimpanan
Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file
dan rak dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang
sampai pekerjaan selesai serta harus memindahkan data rekaman tersebut kepada
Dokumen Rekaman Proyek Akhir (final).
Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan
dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya.
Segera setelah semua bahan, aspal, agregat, bahan-bahan runway, campuran aspal
panas, dan sebagainya disetujui, maka semua contoh yang telah disetujui harus
disiapkan dengan baik di lapangan.
2. Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja (Job Set), Kontraktor harus memberi
tanda pada setiap dokumen dengan judul “Dokumen Rekaman Proyek-Dokumen
Kerja”, dengan huruf cetak setinggi 5 cm atau sesuai dengan perintah Pemilik
Pekerjaan.
3. Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja harus
dikeluarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk pemeriksaan dan
dalam kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini akan dilaksanakan, maka
Kontraktor harus mencari cara yang cocok untuk melindungi Dokumen Kerja
tersebut untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 30 of 58
Terdiri dan pekerjaan pembersihan dan pembuangan pohon, semak belukar dan
material lain yang tidak digunakan termasuk pemindahan pagar apabila diperlukan.
Selain itu, terpal-terpal bekas tambak harus dibersihkan dan lubang bekas tambak
ditutup dan dikondisikan sehingga tidak ada air yang tergenang.
Sisa-sisa bahan bangunan dan juga material pembersihan lainnya harus dipindahkan
keluar area bandara dan lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan dari AP1.
Tanah yang digusur dari pekerjaan jika terdapat bekas pohon, akar, tunggul-tunggul
kayu dan material lain yang tidak berguna, mengganggu, harus dibongkar sampai
bersih dan semua lubang-Iubang yang terjadi akibat gusuran harus ditutup dengan
bahan material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjan
atau yang mewakilinya dan dipadatkan lapis-perlapis serta diperoleh kepadatan yang
sama dengan kepadatan tanah sekitarnya.
Semua tanah bagian teratas sampai sedalam yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya dengan sekurang-kurangnya
20 cm atau sesuai dengan gambar kerja harus dibuang dari daerah-daerah yang akan
direncanakan sebagai lapisan teratas. Bila pengupasan topsoil dirasa perlu dalam
perencanaan pekerjaan itu maka pada waktu pengangkatan stripping topsoil agar
ditempatkan di lokasi yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya.
petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau yang mewakilinya. Apabila
bekas tanaman-tanaman atau tonggak-tonggak harus dibakar, maka pembakarannya
dapat dilakukan dengan ijin Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau yang
mewakilinya dan diijinkan oleh Hukum atau Peraturan setempat, apabila diijinkan
pembakaran harus dilakukan pengawasan.
2.1.5 Pengukuran
Volume dari clearing dan grubing ditunjukan dengan pereneanaan atau permintaan
oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau yang mewakilinya akan
banyaknya m2 untuk pekerjaan tanah clearing dan grubbing.
Untuk pembersihan pohon, volume dari pohon, ditentukan menurut ukuran diameter,
ukuran cm dari pohon, akan dibayar menurut schedule dari ukuran pohon.
2.1.6 Pembayaran
Pembayaran dibuat pada harga satuan kontrak per m2 untuk clearing. Harga ini
termasuk ganti-rugi penuh untuk semua material dan semua tenaga kerja,
perlengkapan, dan alat-alat yang diperlukan.
2.2 Galian
2.2.1 Umum
2.2.1.1 Uraian
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,
pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau
bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok
dan tanah bagian atas, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah
longsoran, untuk galian bahan konstruksi atau pembuangan bahan-bahan buangan
dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi
ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas,
kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam Bab-bab lain, dan semua galian di
klasifikasikan dalam satu atau dua kategori.
d. Galian dengan kedalaman sekitar 1 meter dari permukaan tanah dapat
menggunakan slope 1H : 1V. Jika ditemui galian lebih dalam dari 1 meter, maka
kemiringan lerengan ditingkatkan menjadi 1.5H : 1V. Galian lebih dari 3 meter harus
menggunakan analisis kestabilan lereng. Jika terjadi kenaikan muka air tanah yang
signifikan dan menggenangi galian, air yang tergenang di dalam lubang harus
dipompa untuk menjaga stabilitas galian.
a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume 1 m3 atau lebih
besar atau bahan konglomerat padat yang keras yang dalam pendapat Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya tidak praktis untuk menggali
tanpa menggunakan peralatan kerja.
b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa. Galian biasa
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: galian biasa untuk material timbunan dan
galian biasa sebagai bahan bangunan. Bahan biasa harus mencakup seluruh galian
yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu dan masih dapat dilakukan dengan
penggaruk (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton
dan tenaga kuda netto maksimum 180 PK (tenaga kuda).
Galian biasa untuk material timbunan
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan sebagai
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 33 of 58
material timbunan harus bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang
merusak, seperti daun, rumput, akar dan kotoran.
Galian biasa sebagai bahan konstruksi
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan sebagai bahan
konstruksi harus bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang merusak,
dan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi karena memenuhi spesifikasi ini.
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan
tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. Pekerjaan yang tidak
memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga diterima Konsultan Pengawas dan
Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya. Permukaan galian tanah maupun batu yang
tidak sesuai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus
memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan
itu tanpa terjadi genangan.
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis
batasnya harus disetujui Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya, sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi/pondasi
dipadatkan, Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya dan tidak ada bahan alas
dasar atau bahan lainnya akan dipasang sampai Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya telah menyetujui.
a. Semua bahan-bahan galian yang dapat dipakai di dalam batas-batas dan lingkup
kerja proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif,
untuk pembuatan formasi pematang atau untuk urugan kembali.
b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah organis, gambut, berisikan akar-
akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah
mengembang yang menurut pendapat Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan
atau Perwakilannya akan menghalangi dalam pemadatan bahan lapisan di atasnya
atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau
kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan
dalam pekerjaan.
c. Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannyamenjadi
bahan yang tidak cocok untuk urugan, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-
lapisan tipis oleh Kontraktor diluar jalan seperti yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya
d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-
biaya bagi pembuangan bahan-bahan kelebihan atau bahan tidak cocok, termasuk
pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana
buangan tersebut dilakukan.
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan harus
diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
a. Bahan-bahan yang tersisa (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang
dengan galian berikutnya.
b. Daerah yang telah terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau
berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan pilihan atau bahan pondasi
bawah/pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan sehingga diterima Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 36 of 58
a. Kontraktor harus menjamin sepanjang waktu drainase pekerjaan yang layak dengan
menjadwalkan konstruksi galian parit sedemikian, sehingga drainase berfungsi
sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai. Bila diperlukan
pemompaan air harus dilaksanakan untuk menjamin bahwa air tidak menggenangi
pekerjaan.
b. Pemeliharaan periodik baik galian parit sementara maupun permanen juga harus
dijadwalkan sedemikian rupa, sehingga suatu aliran air yang lancar dapat
dipertahankan selama keseluruhan periode kontrak dan periode jaminan.
c. Galian parit harus terlebih dahulu dipotong sedikit lebih kecil dari penampang
melintang yang disetujui, dan pemotongan akhir, termasuk perbaikan setiap kerusakan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi, harus dilaksanakan setelah penyelesaian
semua pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan.
d. Pemeliharaan rutin saluran dan pengalirannya harus dilaksanakan selama masa
konstruksi berlangsung dan setelah penyelesaian akhir selesai dilaksanakan sehingga
tidak mengakibatkan penyumbatan.
e. Pekerjaan saluran yang ada dan yang telah diperbaiki harus lancar dan tidak boleh
tersumbat. Pemeliharaan tersebut harus dilaksanakan secara rutin dan dapat
menampung serta mengalirkan limbah air hujan dari pemukaan badan dan bahu
landasan.
f. Selama musim hujan Kontraktor harus menyediakan pekerja yang akan mengawasi
dan mencatat tidak berfungsinya saluran tersebut, misalnya terjadi penyumbatan,
peluapan, erosi dan sebagainya dan melaporkan pada engineer untuk tindak lanjut.
a. Lubang-Iubang bahan galian, apakah berada dalam kawasan Proyek atau dimana
saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan
daerah galian yang ada, harus diperoleh dari Konsultan Pengawas dan Pemilik
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 38 of 58
Pekerjaan atau Perwakilannya secara tertulis sebelum suatu operasi galian dimulai.
c. Lubang-Iubang harus dibatasi apabila lubang-lubang tersebut mengganggu
drainase asli atau drainase yang didesain.
d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan yang lebih
tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air
permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi
genangan
e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki
satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.
f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor
harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang
stabil setelah pekerjaan selesai.
g. Penentuan Quarry dilakukan oleh Kontraktor minimum 3 Quarry atau sesuai
dengan volume timbunan yang dibutuhkan.
a. Kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya, semua struktur sementara seperti tanggul sementara atau
penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesainya struktur
permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah dilaksanakan
b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut
tetap menjadi milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh
Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya, disatukan ke
dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah item pembayaran yang relevan
dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.
c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan
air, harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air. Semua
permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan
mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air permukaan.
2.2.3 Pengukuran
Pekerjaan galian harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam
meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan
dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian
berikut ini:
Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
penyusutan (shrinkage)
Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan (swelling)
a. Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis,
kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan
haruslah metode luas ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang
pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
c. Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber
bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
d. Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut:
i) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan
sifatnya.
ii) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
iii) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di
atas sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 40 of 58
2.2.4 Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan
dalam Seksi ini.
2.3 Urugan
2.3.1 Umum
2.3.1.1 Uraian
a. Sumber material pasir didapat dari darat atau laut, selama memenuhi kriteria butiran
yang telah ditetapkan pada RKS ini.
b. Konsultan diperbolehkan mengajukan lokasi sumber material yang dianggap sesuai
dengan spesifikasi (menyertakan dokumen hasil pengujian laboratorium) dan layak
dalam segi ekonomi.
c. Sumber material harus merupakan sumber yang layak secara administrasi dan
AMDAL.
d. Kontraktor harus melengkapi dokumen-dokumen yang menyangkut pada masalah
perijinan dan urusan administrasi lainnya.
Kontraktor Pelaksana sendiri atau bekerja sama dengan pihak penambang yang telah
terlebih dahulu bekerja harus mengurus perijinan penambangan. Persyaratan yang
harus dilengkapi adalah Surat Ijin Penambanagan Daerah (SIPD). Ada dua macam
SIPD yang harus dipenuhi oleh kontraktor, yaitu SIPD Eksplorasi dan SIPD
Eksploitasi.
Bila ada surat-surat perijinan yang harus dilengkapi, menjadi tanggung jawab
kontraktor dan wajib melengkapi dengan atas sepengetahuan Pemberi Tugas dan
Konsultan.
Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini terdiri dari urugan biasa,
urugan pilihan dan urugan dari dalam.
1) Urugan biasa
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau CH
menurut Unified Soil Classification System (USCS). Urugan bila diuji dengan
SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari 6 % (CBR
laboratorium setelah perendaman 4 hari) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-
1742-1989.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya sebagai bahan yang memenuhi
syarat untuk dipergunakan dalam pekerjaan
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 42 of 58
Bahan urugan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
- Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah CL, OL, ML, OH dan
Pt dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung daun, rumput, akar dan
sampah.
- Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van der Merwe, Carter dan Bentley dengan ciri-ciri memiliki
Indeks Plastisitas (IP) lebih dari 55% atau Liquid Limit (LL) lebih besar dari
40% dan/atau memiliki kandungan mineral dominan Na-Montmorillonite.
2) Urugan Pilihan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan untuk urugan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang terkandung dari
maksud penggunaanya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya. Dalam segala hal,
seluruh urugan pilihan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki nilai
CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman, seperti jenis tanah GW,
GP, GC, GM, SW, SP dan SM dalam sistem Unified Soil Classification System
(UCSC).
Urugan pilihan digunakan pada lokasi seperti ditetapkan di dalam gambar
desain. Urugan pilihan dari bahan sirtu atau kerikil atau bahan berbutuir bersih
lainya dengan persyaratan kepadatan ≥1.8 ton/m3 dan sudut geser ≥ 20° dan
Index Plastisitas maksimum 6 %.
Bahan urugan material setempat tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML, OH, CL dan Pt
dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung daun, rumput 1 akar dan
sampah.
- Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van der Merwe, Carter dan Bentley dengan ciri-ciri memiliki Indeks
Plastisitas (IP) lebih dari 55% atau Liquid Limit (LL) lebih besar dari 40%
dan/atau memiliki kandungan mineral dominan Na- Montmorillonite.
1. Untuk areal dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, semua lapisan timbunan
yang berada di bawah elevasi 1 meter sampai dengan 3 meter dari permukaan
subgrade harus dipadatkan sekurang kurangnya 90% terhadap Maximum Dry
Density (MDD) pada Optimum Moisture Content (OMC).
2. Semua yang lebih dari 30 cm sampai dengan kedalaman 1 meter di bawah
permukaan tanah dasar harus sampai 95 % MOD pada OMC.
3. Semua timbunan di bawah struktur konstruksi sampai kedalaman 30 cm harus
dipadatkan sampai mencapai 100% MOD pada OMC.
4. Pada daerah airstrip untuk lapisan teratas setebal 150 mm harus dipakai material
timbunan tertentu yang sudah disetujui Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya.
1. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu, setelah
pemadatan tidak boleh ada 2 cm lebih tinggi atau 2 cm lebih rendah dari yang
ditentukan atau disetujui.
2. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan
seragam dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air
permukaan.
3. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang
ditentukan lebih dari 10 cm.
4. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 44 of 58
Beberapa contoh bahan yang akan digunakan untuk timbunan minimum dua karung
masing-masing 50 kg untuk satu tempat pengambilan tanah/quarry
Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari bahan
tersebut akan disimpan di Direksi Keet oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
Setiap Pindah Quarry Kontraktor harus melakukan pengujian tanah kembali.
Surat pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.
Urugan tidak boleh dilaksanakan, dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan
atau kondisi basah dan selama kondisi-kondisi dimana pemadatan tidak dapat
dikontrol.
Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan
membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-
bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembutan seperti yang ditentukan dan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
dan Pemilik Pekerjaan atau Perwakilannya, harus diperbaiki dengan menggaruk
bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti penebaran urugan, masing-
masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang
cocok dan memadai yang disetuiui oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan
atau Perwakilannya sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut:
Lapisan-Iapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan
sesuai AASHTO T99.
Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan yang tertahan diatas
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 45 of 58
Tes kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber
pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau Perwakilannya, untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
Spesifikasi ini Tes Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).
c. Pengujian Permukaan (Surface Permukaan harus diuji untuk kerataan & ketepatan
Test) kemiringan jika perlu bagian yang kurang rata
maupun kemiringan/ketinggian kurang tepat, maka
tanahnya harus dibuang, ditimbun kembali,
dipadatkan lagi, sampai didapat kerataan,
kemiringan & ketinggian yang diperlukan.
Permukaan yang sudah selesai tidak boleh selisih
> 12 mm jika dites dengan tongkat lurus panjang 3
meter yang dilaksanakan sejajar tegak lurus
dengan garis tengah.
2.3.3 Pengukuran
Volume urugan ditunjukkan dengan perencanaan atau permintaan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan atau yang mewakilinya akan banyaknya m3 untuk
pekerjaan urugan.
Urugan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang diperlukan,
diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap
timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan
haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintang
pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m.
Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak Pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
2.3.4 Pembayaran
Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang Kriterianya ditetapkan
dalam kontrak yang bersangkutan. Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan
di atas, dalam jarak angkut berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per
satuan pengukuran dari masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga
tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 50 of 58
lain yang perlu atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
2.4.1 Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pengadaan tanah timbunan, penghamparan dan
pemadatan tanah baik di permukaan maupun di kedalaman tertentu yang ditentukan
berdasarkan kriteria yang harus dicapai pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan
perbaikan tanah dengan pemadatan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Surface Compaction adalah kompaksi tanah timbunan bagian atas yang harus
dilakukan secara bertahap lapisan demi lapisan seperti yang telah dijelaskan pada
Bab 2.3.
2. Deep Compaction adalah kompaksi yang ditujukan untuk memadatkan tanah pasir
loose (lepas) terutama pada tanah asli (maupun sebagian tanah timbunan untuk
perataan) untuk mencapai kepadatan sesuai yang dipersyaratkan di dalam
spesifikasi ini (ditampilkan pada Tabel 2.1).
Pekerjaan kompaksi yang disebutkan di atas harus dilakukan oleh Kontraktor yang
dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang akan disebutkan pada dokumen ini.
Lingkup pekerjaan Kontraktor meliputi perencanaan pekerjaan (metoda pemadatan,
energi, jumlah lintasan, dll), melakukan seluruh pengawasan internal pekerjaan,
menyediakan peralatan, tenaga kerja, pengujian serta instrumentasi yang
berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan kompaksi pada proyek ini.
Pekerjaan perbaikan tanah dengan pemadatan ini dilakukan untuk tanah asli dan
tanah timbunan hingga elevasi dasar lapisan tanah dasar (subgrade).
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 51 of 58
2. Kriteria penerimaan pekerjaan deep compaction harus memenuhi salah satu nilai
pencapaian sebagai berikut: nilai N-SPT minimum dan qc sondir minimum serta Dr
> 70 % berdasarkan kondisi yang paling kritis. Kriteria minimum yang harus dicapai
ditampilkan pada tabel berikut ini:
N-SPT
Kedalaman (m) Lapangan qc minimum (MPa) Dr (%)
minimum
2 16 7 > 70
4 22 9 > 70
6 26 13 > 70
8 30 15 > 70
b. Metode soil investigasi dengan yang terkritis masih tetap (harus) dilakukan,
tidak boleh dihilangkan sama sekali, minimal dengan perbandingan 1 : 4.
Contoh : Misal yang terkritisnya dengan N-SPT, maka metode penerimaan bisa
menggunakan N-SPT dan sondir. Ratio minimum N–SPT adalah 1:4 dari
sondir.
c. Kontraktor menjamin kriteria kepadatan minimum untuk metode terkritis bisa
dipenuhi di seluruh area.
4. Kriteria penerimaan pekerjaan surface compaction yaitu untuk kedalaman 0
(permukaan) sampai kedalaman 2 meter dari elevasi dasar lapisan subgrade
mengikuti kriteria yang telah disampaikan pada Bab 2.3
Dalam hal metoda perbaikan tanah, kontraktor dapat menggunakan teknik yang dapat
memadatkan tanah (agar tercapai kepadatan yang dipersyaratkan sehingga tidak
terjadi likuifaksi), tidak terbatas pada Dynamic Compaction, Vibro Compaction, Rapid
Impulse Compaction (RIC) dan metode lainnya selama mampu memenuhi kriteria
kepadatan desain yang telah ditetapkan dan dijelaskan pada Bab 2.4.2, sedangkan
untuk pemadataan area permukaan, Kontraktor harus mengajukan metoda teknik
kompaksi untuk pekerjaan surface compaction. Teknik kompaksi baik untuk bagian
dalam (deep compaction) dan permukaan (surface compaction) yang diajukan oleh
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemilik
Pekerjaan atau yang mewakilinya.
Kontraktor diwajibkan untuk mendesain dan menentukan urutan pekerjaan yang akan
dilakukan terkait pekerjaan perbaikan tanah dengan pemadatan untuk memastikan
pencapaian kriteria desain yang ditentukan.
Pengujian sebelum dan sesudah pekerjaan trial kompaksi harus dilakukan sebagai
proses verifikasi dari hasil dari pekerjaan trial kompaksi. Untuk trial pekerjaan deep
compaction, pengujian sebelum dan sesudah pekerjaan harus dilakukan di titik yang
sama dengan menggunakan Standard Penetration Test (SPT) dan Cone Penetration
Test (CPT). Dari hasil tersebut dikorelasikan terhadap hasil pengujian yang paling kritis
untuk dijadikan sebagai acuan terbaru. Pengujian harus dilakukan oleh pihak
independent dengan alat yang kondisinya baik dan terkalibrasi secara periodik.
Pengujian minimal dilakukan di dua lokasi, yaitu lokasi jatuhnya hammer/probe, dan
lokasi diantaranya tepat di tengah-tengah (kondisi paling lemahnya). Untuk trial jumlah
lintasan pada pekerjaan surface compaction, uji lapangan menggunakan Sand Cone
atau test lain yang sepadan (pasca kompaksi) diperlukan sebagai tolak ukur
keberhasilan pekerjaan kompaksi.
Uji kompaksi harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Pekerjaan atau
Perwakilannya. Hasil uji kompaksi akan dituangkan dalam berita acara dan akan
digunakan sebagai kriteria penerimaan pekerjaan pada saat pekerjaan perbaikan
tanah dengan pemadatan dilakukan.
Kontraktor pelaksana perbaikan tanah harus memiliki kualifikasi yang memadai dan
memiliki pengalaman minimal 10 tahun dalam melaksanaakan pekerjaan perbaikan
tanah sejenis dengan minimum volume kumulatif 1000 Ha untuk pekerjaan kompaksi.
Daftar list beserta salinan kontrak pekerjaan sejenis yang telah dilakukan harus
disertakan guna proses validasi. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli geoteknik yang
kompeten dan berpengalaman serta mampu menganalisa data tersebut, mampu
melaksanakan pengujian dilapangan serta merencanakan pelaksanaan sesuai
dengan kondisi lapangan.
Kontraktor pelaksana perbaikan tanah harus memiliki peralatan yang sesuai dalam
jumlah yang memadai serta operator-operator peralatan yang berpengalaman/
qualified. Peralatan harus dalam kondisi baik sehingga menjamin kelancaran
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 54 of 58
pekerjaan. Pada saat pelaksanaan operator harus mampu membaca dan menganalisa
data-data yang ditampilkan pada monitor computer yang terdapat di peralatan
sehingga mampu mengambil tindakan tindakan yang diperlukan/keputusan yang tepat
untuk menjamin keberhasilan teknik yang diimplementasikan. Apabila peralatan teknik
atau material yang digunakan oleh Kontraktor masih terikat oleh suatu hak paten
maka Kontraktor bertanggungjawab untuk memperoleh ijin-ijin yang diperlukan dan
pemilik patent serta membebaskan pemilik proyek dan pihak lain dari segala tuntutan
yang mungkin timbul selama dan setelah pelaksanan proyek.
Pekerjaan kompaksi dimulai setelah melalui trial kompaksi yang telah memenuhi
kriteria kepadatan. Kompaksi terdiri atas dua macam pekerjaan yaitu deep compaction
dan surface compaction.
Surface compaction dilaksanakan dengan melakukan uji lintasan terlebih dahulu untuk
mendapatkan lintasan yang memberikan kepadatan paling optimum. Setelah
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 55 of 58
Pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak
dan Kontraktor Pelaksana harus mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan-pekerjaan
dimaksud tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan dan tanpa biaya tambahan.
Setiap kerugian sebagai akibat adanya pekerjaan yang ditolak oleh Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak salah satu atau semua
bahan/peralatan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kualitas dan
metode kerja yang telah disetujui. Kontraktor Pelaksana harus segera memindahkan
bahan/peralatan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas biaya
Kontraktor Pelaksana.
dan setelah perbaikan di titik yang sama untuk memverifikasi hasil korelasi qc dan N-
SPT yang dipilih pada saat trial. Pengujian lapangan harus dilakukan oleh Pihak
Independent. Hal-hal lain yang dapat digunakan sebagai indikator pengendalian
kualitas pekerjaan selama masa konstruksi telah disampaikan dalam kriteria Desain
dan Pekerjaan perbaikan tanah dengan pemadatan. Kriteria penerimaan pekerjaan
yang belum terdapat dalam kriteria desain akan merujuk pada hasil trial kompaksi yang
tertuang dalam berita acara.
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Seluruh permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan rata
serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air
permukaan.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari garis profil yang
ditentukan. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang
dipadatkan melebihi 30 cm.
Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan
mengupas permukaan tersebut dan membuang atau menambah material
sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan kembali.
Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditentukan
atau sebagaimana di arahkan oleh Konsultan Pengawas, harus dikoreksi dengan
mengupas material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya dan
mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan
lain yang disetujui.
Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditetapkan
atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas, harus dikoreksi dengan
mengupas material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata (grader)
berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat antara
RANCANGAN TEKNIK TERINCI (RTT)
KONSTRUKSI RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON
BERIKUT FASILITAS PENUNJANGNYA di
PROYEK NEW YOGYAKARTA AIRPORT (NYIA)
DOC. NO DOC. TITLE PAGE
56-NSE-AP1-RKS-2A-00U RKS PERBAIKAN TANAH TAHAP I 57 of 58
pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Jika tidak atau jika pengeringan yang cukup
tidak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan material terlepas, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar material tersebut dikeluarkan dari
pekerjaan dan diganti dengan material kering yang memadai.
Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya, setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tidak
akan memerlukan pekerjaan perbaikan selama sifat material dan kerataan permukaan
masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan material
dari spesifikasi ini harus diperbaiki sebagaimana diarahkan oleh Konsultan Pengawas
dan dapat meliputi pemadatan tambahan, pengupasan, kemudian disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian
material.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor Pelaksana tanpa penundaan dan
dipadatkan hingga persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan sebagaimana
tercantum dalam spesifikasi teknis ini terpenuhi.
2.4.11 Jaminan
Kontraktor diwajibkan untuk mendesain dan memilih teknik kompaksi yang sesuai
untuk memastikan pencapaian kriteria desain yang ditentukan dan pemilihan metoda
tersebut juga harus mempertimbangkan impact pada existing properties yang ada
disekeliling area kerja. Kerusakan struktur atau utilitas yang dihasilkan dari
pelaksanaan pekerjaan kompaksi harus diperbaiki atas biaya Kontraktor hingga ke
tahap yang disetujui oleh pemlik pekerjaan.
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan harga dan quantity yang tercantum dalam
Bill of Quantity (BOQ) kontrak. Kontraktor harus mempertimbangkan potensi-potensi
biaya lainnya karena kerja tambah tidak dapat dianggarkan selama tidak ada
perubahan desain. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
semua biaya, meliputi supply material, tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan
kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
Pasal ini. Kontraktor tidak berhak untuk mengajukan pekerjaan tambah kepada pemilik
proyek selama jumlah instrumentasi yang telah terpasang tidak berubah.