Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

EVALUASI PEMEBELAJARAN BERBASIS PRODUK

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah evaluasi pembelajaran

Dosen pengampu : Yeni Widyawati, M.Pd

Disusun oleh :

1. Ira Mas Bahatul Ghifriyah (3320110019)


2. Wulan Mufidah Akhiria (3320110020)
3. Krisna Wahyu Santoso
4. Kamelia Prisca Yulianingrung
5. Muhammad Guntur Fahrudin
6. Muhammad Arif

PRODI PENDIDIKAN INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS IVET
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian produk?
2. Apa tujuan dari penilaian produk?
3. Bagaimana tahapan dalam penilaian produk?
4. Bagaimana teknik penilaian produk?
5. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam melakukan penilaian produk?

C. Tujuan Penuliasan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk
2. Untuk mengetahui tujuan dari penilaian produk
3. Untuk mengetahui tahapan dalam penilaian produk
4. Untuk mengetahui teknik penilaian produk
5. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam melakukan penilaian produk
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil
akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

2. Tujuan Penilaian Produk


Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan kemampuan yang
dimiliki siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari
dalam lingkup pembuatan produk. Berikut ini adalah beberapa tujuan umun dari evaluasi
pembelajaran berbasis produk :
a. Mengukur Pemahaman Konsep : Menilai sejauh mana pemahaman siswa dalam
memahami konsep-konsep yang diajarakan dan mampu menerapkannya dalam
pembuatan produk.
b. Mengembangkan Keterampilan Praktis : Menilai kemampuan siswa dalam
memanfaatkan keterampilan praktis, seperti keterampilan desain, penulisan, atau
keterampilan teknologi, yang dibutuhkan untuk menciptakan produk.
c. Memotivasi Pembelajaran : Mendorong motivasi siswa dengan cara membagikan
konteks yang relevan dan aplikatif untuk siswa.
d. Mengukur Kreativitas : Menilai sejauh mana siswa bisa mengaplikasikan
kreativitas yang dimiliki dalam membuat produk yang inovatif.
e. Mengukur Keterampilan Kerjasama : Memberikan evaluasi terhadap kemampuan
siswa dalam bekerja sama dan berkolaborasi dalam pembuatan produk.

3. Tahapan dalam Penilaian Produk


Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu
diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali,
dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat
produk sesuai kegunaannya, memenuhi kriteria keindahan/presisi dsb.

4. Teknik Penilaian Produk


Penilaian produk biasanya menggunakan 2 (dua) cara yaitu, cara holistik atau
analitik. Berikut penjelasannya :
a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal.
b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

5. Hambatan yang Dihadapi dalam Penilaian Produk


Hambatan teknik non-tes dalam menggunakan penilaian produk adalah
ketidakmampuan untuk mengukur aspek-aspek kualitatif dari produk dengan cara yang
sistematis dan konsisten. Beberapa hambatan utama yang mungkin Anda hadapi saat
menggunakan penilaian produk sebagai teknik non-tes adalah sebagai berikut:

1. Subjektivitas: Penilaian produk seringkali bergantung pada pendapat dan persepsi


individu, yang dapat bervariasi antara orang yang berbeda. Hal ini membuat sulit
untuk mendapatkan hasil yang konsisten dan objektif.
2. Bias pengguna: Orang-orang yang menggunakan produk dapat memiliki preferensi
atau bias tertentu yang memengaruhi penilaian mereka. Hal ini dapat mengarah pada
hasil yang tidak sepenuhnya objektif.
3. Keterbatasan dalam mengukur kualitas: Beberapa aspek kualitas produk, seperti
kualitas jangka panjang atau efek samping yang mungkin muncul setelah penggunaan
jangka panjang, sulit untuk diukur dengan penilaian produk.
4. Variabilitas dalam penggunaan: Cara produk digunakan oleh pengguna dapat
bervariasi, dan hasil penilaian dapat dipengaruhi oleh pengalaman individu mereka.
5. Sulit untuk mengukur parameter kuantitatif: Penilaian produk seringkali tidak dapat
menghasilkan data kuantitatif yang dapat dianalisis secara statistik. Ini membuat sulit
untuk membuat perbandingan antara produk atau melihat tren dari waktu ke waktu.
6. Waktu dan biaya: Melakukan penilaian produk seringkali memerlukan waktu dan
biaya yang signifikan, terutama jika melibatkan panel pengujian produk atau survei
konsumen.
7. Kesulitan dalam mengukur aspek yang tidak terlihat: Aspek kualitas yang tidak dapat
dilihat atau dirasakan dengan mudah, seperti keamanan produk atau dampak
lingkungan, mungkin sulit untuk dinilai dengan penilaian produk.
8. Interpretasi yang bervariasi: Orang yang berbeda mungkin memiliki pemahaman
yang berbeda tentang apa yang dianggap sebagai "kualitas" atau "kepuasan" dalam
konteks produk tertentu.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, seringkali diperlukan desain penilaian


produk yang cermat, metode yang tepat, dan analisis yang hati-hati. Selain itu, kombinasi
penilaian produk dengan data kuantitatif atau metode lain seperti wawancara pengguna
atau observasi dapat membantu menyempurnakan analisis dan mendapatkan wawasan
yang lebih komprehensif tentang produk.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jonassen, D. H. (2011). Learning to Solve Problems: An Instructional Design Guide. Wiley.


2. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design. ASCD.
3. Marzano, R. J., Pickering, D. J., & Pollock, J. E. (2001). Classroom instruction that works:
Research-based strategies for increasing student achievement. ASCD.
4. Fogarty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple
Intelligences Classroom. SkyLight Professional Development.

Anda mungkin juga menyukai