Anda di halaman 1dari 17

ASESMEN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR IPA

ASESMEN PRODUK DALAM PEMBELAJARAN

OLEH:
MADE SHITA PRAJNITYA
I GEDE SANDI WIARSANA

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peserta didik memilik gaya belajar yang unik dan berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu, untuk mengadakan asesmen terhadap hasil belajar, maka pendidik harus
menerapkan teknik asesmen yang bervariasi dan berlangsung secara
berkesinambungan sehingga memungkinkannya untuk memperoleh umpan balik
(feedback) yang menguntungkan seluruh peserta didik. Dalam pembelejaran sains
yang lebih berpusat pada peserta didik atau lebih bersifat kontruktivistik
diperlukan penerapan asesmen yang bervariasi untuk merekam kemampuan
peserta didik.
Pembelajaran sains terdiri dari aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang menekankan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melalui kegiatan pembelajaran sains, siswa diharapkan dapat mengembangkan
pengalaman untuk merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis,
merancang dan merakit instrument percobaan, menafsirkan data serta
mengomunikasikan data.
Penilaian merupakan salah satu hal penting dalam proses pemebelajaran.
Penilaian digunakan untuk kekuatan dan kelmahan yang ada dalam proses
pemebalajaran, sehingga dapat dijadiakan dasar dalam pengambilan keputusan,
apakah proses pembelajaran sudah berlansung dengan baik dan dapat dilanjutkan
atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan lagi. Oleh sebab itu selain
kurikulum yang tepat juga diperlukan adanya sistem penilaian yang baik, searah
dan terencana. Penilaian yang dilakuakan para guru sangatlah bervariasi
pelaksanaannya. Ada guru yang mempesiapkannya dengan baik namun ada juga
guru yang dalam pelaksaanaan penilaiannya hanya sekedar untuk memenuhi
kelengkapan mengajarnya.
Penilaian dalam kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran maupun setelah proses
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang kini diterapkan di Negara kita menuntut guru

1
untuk tidak hanya menilai kemampuan peserta didiknya pada ranah kognitf saja,
namun penilaian tersebut haruslah mencakup psikomotor, apektif dan kinerja siswa,
guru tidak dapat hanya melakukan penilaian melalui test secara tertulis yang
mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif saja.
Salah satu teknik penilaian yang dapat memenuhi tuntutan penilaian penilaian
berbasis produk, dimana pada jenis penilaian ini menekakan penilaian hasil kerja
siswa dalam membuat sebuah produk serta peningkatan hasil kerja siswa tersebut.
Dengan diadakannya penilaian berbasis produk ini diharapakan dapat lebih
meningkatkan kreatifitas siswa yang dapat digunakan siswa sebagai bekal
hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian produk dalam pembelajaran?
2. Bagaimana tujuan penilaian produk dalam pembelajaran?
3. Bagaimana tahap penilaian produk dalam pembelajaran?
4. Bagaimana teknik penilaian produk dalam pembelajaran?
5. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penilaian produk dalam
pembelajaran?
6. Bagaimana implementasi penilaian produk dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu:
1. Memahami penilaian produk (product asessment) dalam proses
pembelajaran
2. Memahami tujuan penilaian produk dalam pembelajaran
3. Memahami tahap penilaian produk dalam pembelajaran
4. Memahami tehnik penilaian produk dalam pembelajaran.
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penilaian produk dalam
pembelajaran
6. Mengetahui dan menerapkan implementasi asesmen produk dalam
pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Produk dalam Proses Pembelajaran


Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan belajar
mengajar pada umumnya, karena efektifitas kegiatan belajar mengajar bergantung
pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila didukung
oleh kegiatan penilaian yang efektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seorang guru
melakukan kegiatan penilaian hanya untuk memenuhi kewajiban formal, yaitu
menentukan nilai bagi siswanya. Artinya masih banyak guru yang kurang
memahami dengan benar untuk tujuan apa kegiatan penilaian dilakukan dan
manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan penilaian yang telah dilakukannya.
Untuk itu perlu adanya sebuah model penilaian yang tidak hanya menjadikan
momen ujian sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi
perlu adanya sebuah evaluasi yang benar-benar bisa mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Penilaian dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran yaitu
melalui pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya siswa (produk),
penugasa pada siswa (proyek), kinerja siswa (performance) maupun tes tertulis
(paper and pencil test). Tentunya tidak semua model penilaian tersebut bisa
diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Untuk mata pelajaran yang materinya
terkait dengan hasil karya siswa, maka guru harus bisa menggunakan penilaian
produk (product assessment).
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk dilakukan untuk
menilai hasil pengamatan, percobaan, maupun tugas proyek tertentu dengan
menggunakan criteria penilaian (Kunandar, 2013). Penilaian produk ini tidak hanya
melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan
siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan
aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan
menarik.

3
Penilaian produk berpusat dari hasil kerja atau hasil karya siswa, penilaian
terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan
kualitas produk, dimana penilaian ini akan dievaluasi menurut kriteria tertentu
(Borneo, 2012). Hasil karya tersebut dapat berupa:
a. Bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya tulis ilmiah,
artikel, dan sebagainya.
b. Bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, diorama,
struktur benang irisan kerucut, benda-benda ruang matematika seperti balok,
kubus dan lain-lain.

2.2 Tujuan Penilaian Produk Dalam Pembelajaran


Pada dasarnya fungsi penilaian (evaluasi) pembelajaran dalam bentuk apapun
adalah sama, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran. Penilaian produk (product assessment) sebagai salah satu model
evaluasi pembelajaran yang mengedepankan hasil karya siswa tentunya juga
mempunyai fungsi dan tujuan serta beberapa kelebihan dibandingkan model
evaluasi yang lain. Diantaranya :
a. Penilaian model ini dapat menilai penguasaan siswa yang diperlukan sebelum
mempelajari pelajaran sebelumnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/kelas.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa
digunakan guru untuk:
a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum
mempelajari keterampilan berikutnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/kelas di sekolah kejuruan.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan
kejuruan.

4
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam bereksplorasi
dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih bahan yang tepat,
menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan kreasi (Borneo, 2014)

2.3 Tahap Penilaian Produk Dalam Pembelajaran


Pengembangan penilaian produk meliputi tiga tahap, pertama tahap persiapan
yaitu penilaian kemampuan siswa dan merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. Kedua tahap pembuatan produk
(proses) meliputi penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan
alat, bahan, dan teknik. Ketiga tahap penilaian produk (apraissal) meliputi penilaian
produk siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Kunandar, 2013).
Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap
tersebut merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut
merupakan proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang
kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap
akhir. Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan
suatu produk, agar penilaian yang dilakukan bisa tercapai sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan, diantaranya:
a. Tahap persiapan, tahapan ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik
dalam merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta
mendesain produk.Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau
meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian
tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan
gagasan, serta mendesain produk.
b. Tahap proses atau pembuatan produk yang meliputi penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, metode dan
teknik. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan
siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk, tahap ini meliputi penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Sedangkan penilaian produk
pada mata pelajaran tertentu dipakai untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan, dalam penilaian
ini juga dilakukan tiga tahapan dalam menilai hasil kerja siswa itu sendiri,

5
tahap yang pertama siswa diajak untuk memahami materi yang sedang
diajarkan dari materi tersebut siswa disuruh untuk mencari permasalahan
yang berkaitan dengan materi pelajaran setelah itu siswa sisuruh mencari
berbagai referensi dari mana saja sesuai dengan materi yang sedang
dikerjakan, dan yang terakhir siswa di suruh mempresentasikan hasil dari
pekerjaan siswa itu dan setelah itu hasil pekerjaannya disetorkan ke guru
untuk dinilai secara keseluruhan.
2.4 Teknik Penilaian Produk Dalam Pembelajaran
Menurut Jihad dan Haris (2008), penilaian produk biasanya menggunakan
dua cara yaitu:
a. Cara analitik, merupakan penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek
pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria. Digunakan
untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan atau perancangan dan
tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil
kerja siswa dari berbagai perspektif serta kriteria. Untuk setiap keterampilan
yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
b. Cara holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian
terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa
untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan
dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan
tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
1. Relevan dan Mewakili Kompetensi yang Diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada
seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya
penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja,
atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur
pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap

6
proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi
dan lingkup hasil kerja adalah:
a. Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada
siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya
tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan
kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat
menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di
bawahnya.
b. Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan
hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
2. Jumlah dan Objektivitas Hasil Kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi
maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh
penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa.
Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh
jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai
(Borneo, 2012).
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan
mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun
ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil
kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi
tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang
sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa
untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas berisi hal-hal sebagai berikut:
a) Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk
membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu
batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau
kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
b) Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu
hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada
langkah-langkah yang akan dinilai.

7
c) Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek,
kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit
disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu
dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan (Borneo,
2012). Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian
secara sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :
a) Batasan perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu
siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan
diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi
yang diukur dalam tugas tersebut.
b) Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru
menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
c) Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu
hasil kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada
langkah-langkah yang akan dinilai.
d) Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi,
langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai
nilaianya (Lea, 2011)
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Produk
Kelebihan yang dimiliki oleh penilaian produk adalah:
1. Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya
cipta dan mempunyai kompetensi
2. Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara
obyektif
3. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui
pengalaman yang real.
4. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.
Kekurangan dari Penilaian Produk:
1. Memerlukann waktu yang cukup banyak.
2. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrajk
3. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal

8
4. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.
5. Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama.
6. Subjektif penskorannya.

2.6 Implementasi Asesmen Produk Dalam Pembelajaran

PEMBUATAN PRODUK SISWA (TEKANAN HIDROSTATIS)


LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Tingkat Satuan : SMP
Kelas/semester : VIII/ 2
Materi pokok : Tekanan
Sub konsep : Tekanan Hidrostatis
Waktu : 20 menit

I. Tujuan Kegiatan
Menjelaskan konsep tekanan hidrostatis

II. Petunjuk
1. Siswa dihadapkan pada permasalahan yang menarik yang akan dipecahkan
pada diskusi kelompok.
2. Masing-masing kelompok diharapkan membuat simpulan dari hasil yang
telah didapatkannya dari percobaan dan diskusi kelompok.
3. Masing-masing kelompok membuat hasil diskusi dan dikumpulkan
kepada guru.
III. Permasalahan
Lida sedang berenang disebuah kolam renang, lida mulai berenang ditempat
yang dangkal dan terus berenang sampai ditempat yang dalam. ketika lida
berenang semakin ditempat yang dalam dikolam renang, lida merasa badannya
terasa semakin didorong atau ditekan oleh air.
IV. Rumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan perbedaan tekanan didalam kolam renang?
V. Hipotesis
Siswa diminta membuat hipotesis dari rumusan masalah diatas

VI. EKSPERIMEN

9
Kegiatan 1
Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Dalam keadaan kosong, lubangi botol bekas air mineral. Perhatikan gambar
di bawah ini.

3. Tutuplah lubang-lubang tersebut dengan pita isolasi.


4. Isilah botol tersebut dengan air sedemikian rupa sehingga tinggi permukaan
air melebihi lubang.
5. Dengan tangan kananmu angkat botol tersebut.
6. Dengan tangan kirimu, lepaskan pita isolasi secara serentak. Perhatikan air
akan memancar keluar dari lubang-lubang tersebut.
7. Catat data hasil pengamatanmu pada Tabel 1 berikut!
No Ketinggian letak lubang (cm) Jarak pancaran air (cm) pH gh

1 A=

2 B=

3 C=

4 D=

5 E=

Catatan : air = 1 gr/cm3, g = 10 m/s2

Pertanyaan Kegiatan 1:

10
1. Ketika kamu melepaskan pita isolasi secara serentak, Apakah air keluar dari
setiap lubang?
2. Bagaimana kekuatan pancarannya?
3. Berdasarkan data hasil percobaan pada Tabel 1, bagaimana kaitan antara
ketinggian letak lubang dengan jarak pancaran air yang keluar dari setiap
lubang?
4. Berdasarkan data hasil percobaan pada Tabel 1, bagaimana kaitan antara
ketinggian letak lubang dengan gaya hidrostatis pada masing-masing
pancaran air yang keluar dari setiap lubang?

INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK

Tabel 1. Contoh Penilaian Produk Siswa


Skor
No Aspek Menilai Produk
1 2 3 4 5

1 Kerapian produk

1 Botol telah terisi air

2 Ukuran lubang pada botol sama

3 Deretan lubang pada botol sejajar

4 Lubang ditutup selotip

5 Lubang awal dimulai dari beberapa


cm dari permukaan air

6 Lubang akhir berada beberapa cm dari


dasar botol

7 Indikator permukaan air harus selalu


sama

8 Jarak pancaran sesuai teori Tekanan


Hidrostatis (kedalaman yang paling
besar memiliki tekanan yang paling
besar)

9 Siswa terampil dalam menguji alat

11
10 Mampu mempresentasikan alat
dengan baik

Skor Total

Tingkat
Kemampuan
No Aspek Kriteria yang diukur
1 2 3

Tahap Ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat


1. Terampil dalam membuat perencanaan
Persiapan
Kreatif dalam mengembangkan ide
Tahap Jeli dan terampil dalam memilih dan
2. menggunakan bahan peralatan
Produksi
Terampil dalam teknik kerja
Produk yang dihasilkan mempunyai estetika
Tahap tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam
3. penempatan objek, kerapian produk)
Akhir
Terampil dalam mengevaluasi hasil
kerjanya
4. Kerjasama Kekompakan anggota kelompok
Pembagian tugas secara merata

Keterangan Skor:
Tabel 2. Keterangan Skor masing-masing tahap
SKOR
Tahap
3 2 1

Siswa mempunyai
Siswa mempunyai Siswa mempunyai ketelitian dalam
ketelitian dalam ketelitian dalam mempersiapkan
mempersiapkan alat- mempersiapkan alat- alat-alat, tidak
Persiapan alat, terampil dalam alat, terampil dalam terampil dalam
membuat perencanaan, membuat perencanaan, membuat
kreatif dalam tidak kreatif dalam perencanaan, tidak
mengembangkan ide mengembangkan ide kreatif dalam
mengembangkan ide

Siswa mempunyai
Siswa mempunyai
Siswa mempunyai kejelian, tidak
kejelian dan terampil
kejelian dan terampil terampil dalam
dalam memilih dan
dalam memilih dan memilih dan
Produksi menggunakan bahan
menggunakan bahan menggunakan bahan
peralatan, tidak
peralatan, terampil peralatan, tidak
terampil dalam teknik
dalam teknik kerja terampil dalam
kerja
teknik kerja

12
Produk yang
Produk yang dihasilkan Produk yang dihasilkan dihasilkan
mempunyai estetika mempunyai estetika mempunyai estetika
tinggi (perpaduan tinggi (perpaduan (perpaduan warna,
warna, keserasian dalam warna, keserasian keserasian dalam
Akhir penempatan objek, dalam penempatan penempatan objek,
kerapian produk), objek, kerapian tidak mempunyai
terampil dalam produk), tidak terampil kerapian produk),
mengevaluasi hasil dalam mengevaluasi tidak terampil dalam
kerjanya hasil kerjanya mengevaluasi hasil
kerjanya

Anggota kelompok Anggota kelompok


Anggota kelompok
mempunyai tidak mempunyai
mempunyai
kekompakan dalam kekompakan dalam
kekompakan dalam
kerjasama bekerjasama, bekerjasama,
bekerjasama,
pembagian tugas tidak pembagian tugas
pembagian tugas
dilakukan secara tidak dilakukan
dilakukan secara merata
merata secara merata

Total skor yang diperoleh


Nilai yang diperoleh = 100
Skor maksimum

Tabel 3. Contoh Rubrik Penilaian Kliping

Aspek Penilaian
No Nama Siswa Skor Nilai Ket
Tema Sumber Isi Analisis

Keterangan Skor:
Tabel 4. keterangan Skor Masing-masing Aspek

skor ASPEK

Tema Sumber Isi Analisis

4 Ada tema, Ada sumber, Isi sesuai tema, Ada analisis,


sesuai dan lengkap dan berbobot, dan memiliki wawasan,
menarik akurat terkini berbobot dan terkini

13
3 Ada tema, Ada sumber, isi sesuai tema dan Ada analisis dan
sesuai/ lengkap/akurat berbobot/terkini memiliki
menarik wawasan/berbobot/ter
kini

2 Ada tema Ada sumber tetapi Isi sesuai tema Ada analisis tetapi
tetapi tidak tidak lengkap dan tetapi tidak tidak ada
sesuai/tidak tidak akurat berbobot/terkini wawasan/tidak
menarik berbobot/tidak terkini

1 tidak ada tidak ada sumber Tidak ada isi Tidak ada analisis
tema

Total skor yang diperoleh


Nilai yang diperoleh = 100
Skor maksimum

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk
dilakukan untuk menilai hasil pengamatan, percobaan, maupun tugas
proyek tertentu dengan menggunakan criteria penilaian. Pengembangan
penilaian produk meliputi tiga tahap, pertama tahap persiapan yaitu
penilaian kemampuan siswa dan merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. Kedua tahap pembuatan
produk (proses) meliputi penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi
dan menggunakan alat, bahan, dan teknik. Ketiga tahap penilaian produk
(apraissal) meliputi penilaian produk siswa sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. penilaian produk biasanya menggunakan dua cara yaitu holistik
dan analitik Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk , biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan dan Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan pada tahap apprasial. Penilaian produk juga
memiliki kekurangan serta kelebihan.

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada makalah ini, hendaknya guru
menggunakan produk yang inovasi dan kreatif dalam proses pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Borneo, Hesty. 2014. Penilaian Hasil Kerja. (Artikel Online). Tersedia pada
http://hesty-borneo .blogspot.com (diakses 5 Oktober 2017).

Jihad dan Haris. 2008.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Multi Pressinndo

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo

Lea. 2011. Penilaian Kelas. (Artikel Online) Tersedia pada


http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07 (diakses 5 Oktober 2017)

16

Anda mungkin juga menyukai