INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Fase / Kelas : D - VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Sub Bab 1 : Menyederhanakan Bentuk Aljabar
Prediksi Alokasi Waktu : 7 Jam (45 x2)
Tahun Penyusunan : 20..... / 20.....
B. KOMPETENSI AWAL
Pada tahun pertama, peserta didik dapat menyelesaikan perhitungan bentuk aljabar sederhana,
yaitu persamaan linear satu variabel. Peserta didik juga dapat menentukan hubungan bilangan
dengan menggunakan variabel ke dalam bentuk aljabar, serta membaca makna dari bentuk
aljabar. Namun, peserta didik belum belajar menjelaskan sifat-sifat bilangan menggunakan
bentuk aljabar.
F. MODEL PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat mengelompokkan bentuk suku tunggal (monom), bentuk suku banyak
(polinom), dan dapat menentukan derajat suku dan bentuk aljabar.
Peserta didik dapat menentukan suku sejenis dan menyederhanakan suku sejenis yang sudah
dikelompokkan menjadi satu.
Peserta didik dapat menghitung penjumlahan/ pengurangan polinom dengan polinom, dan
perkalian/pembagian polinom dengan bilangan.
Peserta didik dapat menyederhanakan bentuk yang agak rumit, seperti bentuk aljabar dengan
koefisien berupa bilangan ecpahan.
Peserta didik dapat menghitung perkalian dan pembagian sesama suku tunggal.
Peserta didik dapat menghitung nilai bentuk aljabar yang efisien dengan menggunakan
perhitungan aljabar.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Menyadari bahwa Menyederhanakan Bentuk Aljabar dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa saja yang kamu ketahui seputar Menyederhanakan Bentuk Aljabar
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
STRUKTUR DARI BENTUK ALJABAR
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
PERTEMUAN KE-2
PENYEDERHANAAN BENTUK SUKU BANYAK
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
Perhitungan penulisan vertikal telah diajarkan juga di kelas VII. Akan tetapi, perlu
dibiasakan dengan perhitungan ini karena ada juga metode yang menggunakan cara
menambah atau mengurangi persamaan simultan pada bab berikutnya.
Meninjau kembali metode pengurangan dari persamaan yang dipelajari pada kelas VII.
Peserta didik memastikan bahwa metode pengurangan persamaan linear dapat dihitung
dengan mengubah tanda minus setiap suku pada persamaan sehingga menjadi metode
penjumlahan.
Ini adalah metode pengurangan suku banyak yang memuat 2 variabel. Peserta didik akan
memikirkan prosedur perhitungan dengan membandingkan perhitungan di . Persamaan yang
tertulis di baris kedua KUNCI JAWABAN [= 5x – 4y)+(–3x + 7y)] ingin mengajarkan
bahwa kalau sudah terbiasa dengan perhitungan, boleh juga dipersingkat.
Sama seperti perhitungan metode penjumlahan, ini merupakan perhitungan yang
menggunakan metode penjumlahan/pengurangan pada sistem persamaan, maka peserta didik
diajak memahami sambil membandingkan dengan perhitungan penulisan horizontal.
Pada tahap ini, peserta didik diarahkan agar menghitung persamaan dengan metode
penjumlahan, yaitu dengan mengganti penulisannya seperti yang ditampilkan di dalam Buku
Siswa, lalu perlahan-lahan diarahkan agar dapat melakukan metode pengurangan dengan
mudah.
Pada metode penjumlahan dan metode pengurangan yang memuat 2 variabel, berdasarkan
pemahaman bahwa “x dan y tidak dapat disatukan”, peserta didik melihat kembali
perhitungan di kelas VII, lalu dijelaskan dengan mudah serta ditunjukkan kesalahan tersebut.
Memiliki kesempatan untuk belajar ulang seperti ini, sangat penting untuk memperdalam
pemahaman.
Di sini telah dipelajari bahwa metode penjumlahan dan metode pengurangan bentuk aljabar
dengan 2 variabel dapat dihitung sama dengan bentuk aljabar di kelas VII, yaitu dengan
mengelompokkan suku sejenis. Jika metode penjumlahan dan metode pengurangan bisa
digunakan, maka peserta didik punya perkiraan bahwa pada perkalian dan pembagian pun
bisa juga. Ini berkaitan dengan pembelajaran di halaman berikut.
Ini adalah soal untuk memahami perhitungan berdasarkan aturan distributif dengan ilustrasi
kontekstual dan intuitif. Penampang luas seperti ini sudah diajarkan di kelas VII.
Mengerjakan perhitungan perkalian polinom dan bilangan dengan menggunakan sifat
distributif. Formula [(bilangan) × (formula 3 suku)] seperti pada Soal 8 (4), (5) adalah kali
pertama untuk peserta didik, perlu diperhatikan.
Untuk membagi polinom dengan bilangan, ubah menjadi metode pengalian dengan bilangan
terbalik, dan terapkan hukum distributifnya.
Selain itu, dapat dihitung juga dengan mengubahnya menjadi bentuk pecahan sebagai
berikut.
Harap diperhatikan bahwa ada beberapa kesalahan seperti di atas. Apabila dibagi menjadi
Selain itu, pada bentuk jika disederhanakan akan menjadi tetapi pastikan
jawabannya cukup sampai bentuk ini saja.
Pada perhitungan di Contoh 7, hal-hal yang diperlukan adalah dapat meringkas perhitungan
bentuk aljabar, seperti generalisasi, reduksi, sifat distributif, dan mengoperasikan suku
sejenis.
Jika peserta didik bisa mengerjakan soal ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
berhitung yang baik dan percaya diri.
Di sini sudah dipelajari perhitungan perkalian dan pembagian polinom 2 variabel dan
bilangan dengan menggunakan sifat distributif. Peserta didik yang telah mempelajari
perkalian dan pembagian suku banyak dengan bilangan, diharapkan termotivasi untuk
mempelajari topik berikutnya tentang perkalian bentuk suku tunggal.
Apabila ada pendapat mengenai perkalian sesama polinom, katakan bahwa itu akan
dipelajari di kelas IX, agar peserta didik mempunyai perspektif pembelajaran.
PERTEMUAN KE-3
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BENTUK SUKU TUNGGAL
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
Pada suatu persegi panjang, jika lebarnya 4a dikalikan panjangnya yang belum diketahui,
ternyata luasnya 20ab. Peserta didik memperoleh panjangnya 5b. Dari hubungan (luas
persegi panjang) : (lebar) = (panjang), peserta didik memahami secara intuitif bahwa
(20ab) : 4a = 5b.
Perhitungan (suku tunggal) : (suku tunggal) dapat dilakukan sesuai aturan berikut,
(1) ubah menjadi bentuk pecahan, lalu sederhanakan
(2) ubah ke perkalian dengan menggunakan
bilangan terbalik, akan tetapi perlu dipahami cara (1) dapat diintegrasikan dengan (2). Pada
(2) perlu diwaspadai bisa jadi peserta didik melakukan kesalahan, misalnya kebalikan dari 1
2 x adalah 2x. Pada (2), perlu dijelaskan ke peserta didik bahwa koefisien dan variabel pada
suku tunggal harus dilihat sebagai kesatuan, baru dicari kebalikannya.
Pada perhitungan campuran antara perkalian dan pembagian, buatlah peserta didik
memahami bahwa mereka bisa mengganti operasi pembagian ke operasi perkalian
menggunakan kebalikan bilangan pembagi. Bila diubah ke dalam bentuk pecahan terbalik,
maka akan terhindar dari kesalahan sebagai berikut:
(Contoh salah): a3 : a² × a = a³ : a³ = 1 Pada Soal 4 (3), kebalikannya ditentukan terlebih
dahulu. Pada Soal 4 (4), hitung terlebih dahulu (−3a) pangkat 2. Sebaiknya peserta didik
diingatkan kembali dengan urutan operasi hitung.
Sejauh ini, peserta didik telah mempelajari cara menghitung bentuk aljabar dengan dua
variabel. Agar peserta didik mempunyai pengantar pembelajaran ke depan, informasikan
bahwa perhitungan bentuk aljabar kelas VIII hanya sampai di sini. Ingatkan peserta didik
tentang pembelajaran bentuk aljabar di kelas VII, yaitu mengganti bilangan dengan variabel
untuk menemukan nilai persamaan, serta menentukan situasi yang dapat menggunakan
bentuk aljabar.
PERTEMUAN KE-4
NILAI DARI BENTUK ALJABAR
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
Pengayaan
Peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru
memberikan kegi5atan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya
terhadap materi yang telah diajarkan guru.
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Akar persamaan kuadrat : selesaian persamaan kuadrat sehingga membuat persamaan kuadrat
menjadi benar
Bagan/chart : diagram yang menggambarkan infromasi dalam bentuk tabel, graik, atau gambar.
Bangun Ruang : objek yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Misalnya, prisma, limas,
kubus)
Diagram batang : gambar yang menggunakan batang secara horizontal atau vertikal untuk
menunjukkan suatu data.
Diagram garis : graik yang menggunakan segmen garis untuk menunjukkan perubahan data
Diameter : segmen garis pada lingkaran yang melalui pusat lingkaran
Dua garis sejajar : dua garis yang memiliki 1kemiringan 2 yang sama. misal dua garis memiliki
kemiringan m1 dan m2, dua garis tersebut sejajar jika dan hanya jika m = m .
Persegipanjang : bangun segi empat dengan empat sudut siku-siku; jajargenjang yang keempat
sudutnya siku-siku; persegi adalah persegipanjang khusus.
Jari-jari : ruas garis yang ditarik dari pusat lingkaran ke sebarang titik pada lingkaran; sama dengan
setengah diameter
Kaki segitiga siku-siku : dua sisi segitiga siku-siku yang mengapit sudut siku-siku, bukan
hipotenusa
Keliling Lingkaran : panjang kurva lengkung tertutup yang berhimpit pada suatu lingkaran
Kemiringan : perbandingan jarak vertikal terhadap horzontal suatu garis atau lintasan; disimbolkan
m; persamaan garis y = mx + b memiliki gradien m; besar kemiringan garis yang melalui dua
titik (x , y ) dan 1 (x , y ) adalah .2 2
Koordinat : pasangan terurut suatu bilangan yang digunakan untuk menentukansuatu titik pada
bidang koordinat, ditulis (x, y).
Luas Permukaan : jumlah luas semua sisi-sisi pada bangun ruang
Peluang : perbandingan antara kejadian yang sudah terjadi dengan semua kejadian yang mungkin
terjadi; nilainya sama dengan atau lebih dari 0 dan kurang dari atau sama dengan 1
Peluang Empirik : perbandingan banyak kali muncul kejadian tertentu terhadap n kali
Perbandingan suatu bilangan yang digunakan untuk membandingkan dua besaran.
Persamaan garis lurus : pernyataan matematika yang menyatakan dua ekspresi aljabar adalah
sama. pernyataan yang berisi tanda sama dengan (=). Misalnya, y = ax + b; dinyatakan oleh
garis lurus pada bidang koordinat.
Persamaan linear dua variabel : kalimat matematika yang dinyatakan dalam bentuk ax + by = c,
dengan a, b ≠ 0.
Prisma : bangun ruang sisi datar yang memiliki dua sisi yang sama dan sejajar sebagai alasnya
Sumbu : garis horizontal atau vertikal yang digunakan dalam sistem koordinat Cartesius utnuk
meletakkan titik pada bidang koordinat.
Sumbu-x : garis bilangan horizontal pada bidang koordinat
Sumbu-y : garis bilangan vertikal pada bidang koordinat
Variabel : simbol yang mewakili suatu bilangan dalam suatu bentuk aljabar
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
Tim Gakko Tosho, Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama
Kelas VIII, Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta, 2021
Tim Gakko Tosho, Buku Siswa Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII,
Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta, 2021
Abdur Rahman As’ari, dkk., Matematika : Buku Guru Untuk SMP/MTs Kelas VIII,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi, Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.
Abdur Rahman As’ari, dkk., Matematika : Buku Siswa Untuk SMP/MTs Kelas VIII,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi, Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.