Anda di halaman 1dari 16

SELF EFFICACY DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI

PELAKU BULLYING PADA REMAJA AWAL DI SEKOLAH


SMP NURUL IHSAN JAKARTA

Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar sarjana

DISUSUN OLEH:
NAMA: MEGA SILFIYA
AGUSTIN NPM: 202001500996

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA


Jl. Raya Tengah No. 80, Kel. Gedong, Kec. Pasar Rebo, Jakarta
Timur.
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif dan juga
untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah
ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah Metode Penelitian Kuantitatif, yaitu Bapak Yuda Syahputra M.Pd. yang kami harapkan
bisa menjadi bahan koreksi untuk kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 16 Agustus 2023

Mega Silfiya Agustin


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................................................1
B. Identifikasi masalah.........................................................................................................................1
C. Batasan masalah..............................................................................................................................1
D. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
E.Tujuan Penelitian..............................................................................................................................2
F. Manfaat penelitian............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI,KERANGKA BERFIKIR,DAN HIPOTESIS..................................................3
A. Landasan Teori.................................................................................................................................3
a. Pengertian self efficacy...........................................................................................................3
b. Aspek self efficacy...................................................................................................................3
c. Faktor-faktor self efficacy......................................................................................................3
a. Pengertian Bulliying...............................................................................................................4
b. Aspek-aspek Bullying.............................................................................................................4
c. Faktor-faktor Bullying...........................................................................................................4
B. Hasil Penelitian Relevan.................................................................................................................5
C. Kerangka Berfikir.........................................................................................................................6
a. Hipotesis.........................................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................7
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................................7
A. Waktu Dan Tempat Penelitian.....................................................................................................7
B. Metode Penelitian.........................................................................................................................7
C. Populasi Dan Sempel....................................................................................................................8
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................................................11
E. Instrumen.....................................................................................................................................11
F. Teknik Analisis Data...................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku yang menindas atau mempermalukan, melecehkan, atau mengancam orang
lain telah menjadi masalah sosial yang serius di seluruh dunia. Bullying dapat memiliki
efek negatif yang serius pada kesehatan mental dan emosional korban, termasuk
kecemasan, depresi, dan bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, banyak penelitian telah
dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
terbentuknya perilaku bullying.
Salah satu faktor yang dipelajari dalam hubungannya dengan perilaku bullying adalah
academic self-efficacy atau kepercayaan diri akademik. Kemanjuran diri akademik
mengacu pada keyakinan pada kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
akademik dan tampil baik di sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa remaja dengan tingkat efikasi diri akademik yang rendah lebih cenderung
menjadi pelaku intimidasi.
Masa remaja awal atau remaja antara usia 12 dan 16 tahun merupakan masa
perkembangan yang penting bagi individu dalam membangun pola identitas dan
perilaku seumur hidup. Oleh karena itu, studi tentang hubungan antara efikasi diri
akademik dan kecenderungan bullying pada remaja dapat memberikan wawasan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja perkembangan
penting ini.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara efikasi
diri akademik dengan kecenderungan menjadi pelaku bullying pada remaja. Studi ini
akan memberikan kontribusi untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku intimidasi selama periode perkembangan kritis ini dan memberikan dasar
untuk intervensi dan upaya pencegahan yang lebih efektif.

B. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan cara untuk mengetahui masalah. Dengan adanya
identifikasi masalah maka bisa memunculkan permaslahan baru . Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan diatas ,maka remaja memiliki tingkat kepercayaan diri
yang tinggi atau rendah terhadap kemampuan akademiknya dan faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat kepercayaan diri terhadap kemampuan akademiknya tersebut.

C. Batasan masalah
Batasan masalah merupakan hal yang harus dilakukan dalam penelitian. Dengan adanya
batasan masalah maka penelitian akan mudah untuk dilakukan oleh peneliti, dan juga
dapat memecahkan masalah mengingat adanya keterbatasan waktu, dana dan lain
sebagianya yang diakibatkan dari penelitian tersebut, berdasarkan masalah yang
dijelaskan diatas.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka penulis dapat merumuskan msalah yaitu
apakah tingkat kepercayaan diri seorang remaja terhadap kemampuan akademiknya
berhubungan dengan kecenderungannya untuk menjadi pelaku bullying terhadap siswa
Smp Nurul Ihsan Jakarta.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitan ini yaitu untuk
mengetahui pemahaman tentang pentingnya pengembangan diri dalam belajar di
kalangan remaja sebagai cara untuk mengurangi kecenderungan menjadi pelaku
bullying. Ini dapat membantu merancang program studi yang sesuai dan lebih efektif
dan membantu kaum muda mengembangkan kapasitas mereka sendiri dalam belajar.

F. Manfaat penelitian
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama untuk dunia
Pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pembaca
Penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi nformasi yang bermanfaat kepada
orang tua, guru dan pemangku kepentingan orang lain untuk memahami
bagaimana lingkungan sosial dan faktor lain dapat mempengaruhi
kecenderungan remaja terhadap bullying.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini untuk menambah pengetahuan serta informasi terhadap hal-hal
yang mengenai tentang bullying.
BAB II

LANDASAN TEORI,KERANGKA BERFIKIR,DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

a. Pengertian self efficacy


Bando (1997:31) menyatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuan untuk mengatur dan melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas tertentu. Self efficacy adalah hasil interaksi antara
lingkungan eksternal, mekanisme pengaturan diri dan kemampuan individu,
pengalaman dan pendidikan.

b. Aspek self efficacy

Menurut Bandura, kapasitas pribadi masing-masing individu akan


berbeda dari individu ke individu dalam tiga hal. Berikut adalah tiga aspek:
 Tingkat kesulitan pencarian
Aspek ini menyangkut tingkat kesulitan tugas yang harus dilakukan seseorang,
mulai dari persyaratan yang sederhana, sedang hingga yang membutuhkan
kinerja maksimal (kesulitan). Aspek ini berimplikasi pada pemilihan perilaku
mana yang akan dicoba atau dihindari. Individu akan mencoba perilaku yang
mereka rasa mampu dan menghindari perilaku yang melebihi apa yang mereka
rasakan.
 Tingkat kekuatan
Aspek ini berkaitan dengan kekuatan keyakinan seseorang
tentang kemampuan mereka. Orang dengan efikasi diri tinggi cenderung
pantang menyerah, terus menerus meningkatkan usahanya meskipun ada
hambatan, dibandingkan dengan orang dengan efikasi diri rendah. Aspek ini
seringkali berkaitan langsung dengan aspek level, yaitu semakin tinggi tingkat
kesulitan tugas, semakin rendah tingkat kepercayaan diri untuk
menyelesaikannya.

c. Faktor-faktor self efficacy

Menurut Bandura dalam Renaningtyas (2017), terdapat faktor-faktor yang dapat


membentuk efikasi diri seseorang, yaitu:
a) Budaya
Budaya merupakan faktor yang membentuk efikasi diri dari nilai dan keyakinan
dalam proses penguasaan diri dan berfungsi sebagai sumber penilaian efikasi
diri.
b) Seks
Perbedaan gender dapat mempengaruhi self efficacy. Seorang wanita lebih
percaya diri dalam melakukan perannya. Wanita yang mengambil peran selain
pekerjaan rumah tangga dan karier tentu lebih percaya diri dibandingkan pria
yang bekerja.
c) Sifat tugas yang dilakukan.
Tingkat kerumitan tugas yang dihadapi seseorang adalah penting
pada penilaian pribadi dari kemampuan mereka sendiri.
a. Pengertian Bulliying

Riauskina, Djuwita dan Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai


perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang siswa atau sekelompok siswa yang
memiliki kekuatan secara berulang-ulang berperilaku terhadap siswa lain yang lebih
lemah dengan tujuan untuk menyakiti orang tersebut.

b. Aspek-aspek Bullying

Menurut Olweus (1993 di Rosen, Ornelas & Scoot 2017:2-3)


membagi pelecehan menjadi tiga dimensi, yaitu keinginan untuk melakukannya,
pengulangannya, dan ketidakseimbangan kekuatan antara indakan dan korban. Namun
menurut Coloroso (2007:21) Bullying terbagi menjadi tiga aspek yaitu bullying verbal,
fisik dan psikis. Aspek-aspek bullying ini dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
a) Penindasan verbal
Kata-kata adalah alat yang ampuh dan dapat mematahkan semangat mereka yang
menerimanya. Bullying verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan oleh
anak perempuan dan laki-laki. Bullying verbal dapat berupa julukan, teguran,
fitnah, kritik kejam, hinaan (baik pribadi maupun ras), pernyataan dalam bentuk
ajakan atau pelecehan seksual, perampasan uang dari saku atau harta benda,
panggilan telepon yang kasar, tuduhan palsu. , serta rumor.
b) Penindasan Fisik
Bullying fisik adalah bentuk bullying yang paling terlihat dan dikenali
dibandingkan dengan dua bentuk bullying lainnya. Namun, meski mudah dideteksi,
kurang dari sepertiga insiden bullying fisik dilaporkan oleh siswa. Bullying fisik
meliputi memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit,
mencakar, dan meludahi korban, serta merusak pakaian dan barang-barang pribadi
korban.
Versus Pelecehan Psikologis atau Relasional
Pelecehan psikologis adalah bentuk pelecehan yang paling sulit dideteksi dari luar.
Ini adalah penurunan harga diri korban yang secara sistematis dilakukan dengan
tindakan pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Penghindaran adalah tindakan
intimidasi relasional yang paling kuat.

c. Faktor-faktor Bullying

Faktor penyebab terjadinya perilaku bullying


Bullying dapat terjadi karena kesalahpahaman tentang bias di antara pihak-pihak yang
berinteraksi. Bullying bukanlah tindakan acak yang dipengaruhi oleh banyak faktor
berbeda. faktor penyebab seseorang melakukan bullying adalah:
a. Keluarga
Interaksi keluarga berperan penting dalam perkembangan psikososial anak,
khususnya pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya, dan ketika menginjak
usia remaja, anak akan memiliki persepsi orang tua sendiri tentang pola asuh
(Wahyuni, 2011).
b. Karakter Individu
Karakter individu terlibat dalam intimidasi seperti balas dendam atau kecemburuan
karena pengalaman masa lalu, kemudian mengembangkan hasrat untuk
mendominasi korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik seksual, sekaligus
meningkatkan popularitas agresor dalam kelompok sebayanya.
c. Sekolah
Kekerasan/bullying dalam pendidikan merupakan akibat dari pelanggaran dengan
hukuman, khususnya hukuman fisik.

B. Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara academic self-
efficacy dengan kecenderungan menjadi pelaku bullying pada remaja. Efikasi diri
dalam belajar merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk berhasil
secara akademik, sedangkan kecenderungan menjadi pelaku bullying mencakup
perilaku agresif dan merendahkan orang lain. Memahami hubungan ini dapat
membantu merancang intervensi yang efektif untuk mencegah dan mengurangi perilaku
bullying di kalangan remaja.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional untuk mengetahui
hubungan antara academic self-efficacy dengan kecenderungan menjadi pelaku
bullying. Sampel penelitian adalah remaja muda berusia 12 hingga 16 tahun yang
sedang menempuh sekolah menengah pertama. Beberapa penelitian relevan dengan
penelitian saat ini diantara lain:
1. Penelitian Nuriah (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara self-efficacy dengan prestasi akademik mahasiswa ekonomi
FKIP Universitas Riau (t hitung 2,064 > t tabel 1,68). Koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,103 atau 10,3%. Artinya variabel efikasi diri membantu
menjelaskan variabel hasil belajar sebesar 10,3%. Sedangkan sisanya 89,7%
merupakan kontribusi variabel di luar penelitian ini, seperti bakat dan minat
anak muda, tingkat kecerdasan, kedisiplinan akademik, cara dosen mengajar, dll
mengajar dan variabel lingkungan lainnya. Untuk penelitian selanjutnya,
disarankan untuk mempertimbangkan faktor mana yang lebih besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam
hal ini, self-efficacy harus dicapai untuk memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam upaya peningkatan hasil belajar. Yang terbaik bagi mahasiswa
pendidikan ekonomi untuk meningkatkan self-efficacy mereka sehingga prestasi
akademik mereka meningkat.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Yani Dewi Putri Rosman
(2017), ditemukan bahwa (1) secara langsung (a) efikasi diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap prestasi akademik, tingkat pengaruhnya sebesar 0,224
atau 22,4% (b) self-efficacy efikasi berpengaruh langsung positif dan signifikan
terhadap motivasi belajar, tingkat pengaruhnya sebesar 0,052 atau 5,2% (c)
motivasi belajar langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar, tingkat pengaruhnya sebesar 0,213 atau 21,3%. (2) secara tidak
langsung efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar
melalui motivasi belajar, dengan diketahui uji sobel 0,0078 ≤ 0,05 yaitu variabel
antara motivasi belajar, berperan sebagai mediator sebagian sangat penting .
Mengubah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Astasih (2018) penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri
terhadap hasil belajar, tingkat pengaruhnya adalah 0,260. Terdapat pengaruh
yang signifikan antara efikasi diri dan kemandirian dalam belajar, tingkat
pengaruhnya adalah 0,873. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemandirian belajar dengan hasil belajar, tingkat pengaruh diberikan sebesar
0,250. Dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan self-efficacy
terhadap hasil belajar melalui kemandirian belajar. Selain itu dengan tingkat
pengaruh yang diberikan yaitu sebesar 0,0589, hal ini berarti bahwa
kemandirian dalam belajar tidak sepenuhnya mempengaruhi keyakinan terhadap
hasil belajar

d. Kerangka Berfikir
Pembelajaran mandiri merupakan kegiatan belajar aktif baik dalam menentukan tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran maupun menilai hasil belajar, yang menuntut
tanggung jawab dari peserta didik Smp Nurul Ihsan Jakarta . Otonomi akademik dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal mahasiswa. Dalam
penelitian ini, peneliti mempersempitnya menjadi dua hal yang ada pada diri siswa
yang diduga mendorong munculnya kemandirian belajar, yaitu self-efficacy dan
motivasi belajar. Self-efficacy adalah keyakinan individu dalam bertindak untuk
mencapai hasil tertentu. Self-efficacy berperan penting dalam perilaku atau pola belajar
siswa, terutama dalam membangun kemandirian akademik. Efikasi diri yang tinggi
akan mempengaruhi perilaku terbaik siswa dalam belajar, secara potensial percaya diri
menyelesaikan tugas dan masalah yang dihadapi. Untuk kemandirian siswa dalam
belajar, disiplin diri yang tinggi akan membuat siswa percaya diri dengan
kemampuannya. Oleh karena itu, mereka mau belajar sendiri di sekolah maupun di luar
sekolah tanpa bergantung pada orang lain. Sebaliknya, siswa dengan efikasi diri rendah
merasa malu untuk belajar dan bergantung pada mereka. Motivasi belajar memberikan
dorongan atau motivasi untuk terus belajar mencapai hasil yang diharapkan dan senang
bekerja secara mandiri. Dengan motivasi, siswa dapat mengidentifikasi suatu tujuan
atau prestasi yang ingin dicapainya. Adanya motivasi belajar dapat dilihat dari usahanya
yang terus menerus untuk meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan pekerjaan
rumahnya. Motivasi belajar yang kuat akan berusaha mengatur waktunya dan
menyusun jadwal belajar secara optimal agar dapat menguasai materi yang dipelajari.
Seorang siswa dengan tingkat kepercayaan diri dan motivasi belajar yang tinggi akan
memiliki ketekunan dan keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan tugas. Adanya
efikasi diri yang melekat dan motivasi belajar yang tinggi pada siswa juga akan
menimbulkan kemandirian yang tinggi dalam belajar.

Self efficacy Peseta Didik Motivasi Belajar

Kemandirian
Belajar Siswa
a. Hipotesis
Menurut Sugiono (2014:64) bahwa: Hipotesis adalah tanggapan sementara terhadap
perumusan masalah penelitian.Hipotesis dapat dianggap sebagai perkiraan sementara
dari hubungan antara variabel yang diuji. Karena sifatnya dugaan, hipotesis harus
mengandung implikasi yang lebih eksplisit untuk menguji hubungan yang dinyatakan.
Berdasarkan kerangka teori yang diuraikan di atas, hipotesis dirumuskan menjadi 2
yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan sebagai berikut:
a) Ho (hipotesis nihil):
Tidak ada hubungan antara efikasi diri akademik dengan kecenderungan menjadi
pelaku bullying pada remaja.
b) Ha (Hipotesis Alternatif):
Terdapat hubungan negatif antara tingkat kepercayaan terhadap kemampuan
akademik dengan kecenderungan melakukan bullying pada remaja muda, dimana
Semakin tinggi tingkat efikasi diri dalam belajar, maka semakin rendah
kecenderungan untuk menjadi pelaku bullying.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksansakan di Smp Nurul Ihsan Jakarta Lokasi penelitian dapat
menjadi suatu sekolah menengah atau daerah tertentu yang memiliki populasi
remaja awal yang relevan. Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti aksesibilitas, izin dari pihak terkait, dan populasi yang diteliti.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kurang lebih selama tiga bulan mulai dari bulan Mei sampai
bulan Juli 2023. Memilih melakukan penelitian dibulan tersebut berdasarkan
pertimbangan waktu yang paling efektif dalam pelaksanaan penelitian dan juga
peserta didik Smp Nurul Ihsan Jakarta sudah kembali aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan,
sedangkan tujuan penelitian adalah menemukan, mendeskripsikan dan menyimpulkan
hasil pemecahan masalah dengan arah tertentu sesuai dengan proses penelitian. Metode
penelitian akan mengarahkan penelitian ke arah tujuan penelitian. Riset dilakukan di
Smp Nurul Ihsan Jakarta.
Menurut Sugiyono (dalam Kristanto, 2018), metode penelitian survei merupakan salah
satu bentuk metode penelitian kuantitatif. Karena merupakan bentuk metode penelitian
kuantitatif, maka hasil penelitian dengan menggunakan metode survey cenderung
digunakan untuk proses generalisasi. Data yang diperoleh dengan metode penelitian
survey adalah data yang terjadi pada masa lalu atau masa kini. Selain itu, data ini
merupakan data tentang keyakinan, opini, karakteristik, dan perilaku.

C. Populasi Dan Sempel


1. Populasi adalah bidang yang digeneralisasikan yang mencakup subjek/objek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari,
kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2015:117). Menurut Suharsimi
Arikunto, populasi adalah seluruh subyek penelitian.41 Berdasarkan pandangan
tersebut maka populasi penelitian ini terdiri dari Siswa A dan Siswa B. Dalam
penelitian ini, dipilih 229 siswa. Untuk detailnya lihat tabel berikut:
Jenis Kelamin
NO Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
1. Siswa A 39 37 76
2. Siswa B 83 69 153
Jumlah 123 106 229

2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari kuantitas dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi. Sedangkan menurut Burhan Bugin, sampel mewakili seluruh unit
kelas dan proporsinya dalam populasi. Agar sampel menjadi bagian dari populasi
yang ada dan untuk pengambilan sampel, harus digunakan metode tertentu
berdasarkan pertimbangan yang ada.

𝑛= 𝑁

(1 + 𝑁𝑒2)

Ket :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Seluruh Populasi

e = Toleransi Error (0,05)

Berikut merupakan perhitungan dalam menentukan jumlah sampel

penelitian :
229
𝑛=
(1 + 229 𝑥 0,052)

229
𝑛=
(1 + 229 𝑥 0,00252)

229
𝑛=
1 + 0,3

n= 229
1,37

n= 167,16

n= 167
D. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan
Mengumpulkan data dengan melakukan survei lapangan yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Jenis penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data
primer yang meliputi :
1) Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang digunakan dengan cara mendatangi
langsung perusahaan yang bersangkutan untuk mencatat informasi, meninjau
dokumen perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. B.
Wawancara
2) Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk
tanya jawab atau secara langsung dengan siswa SMP Nurul Ihsan Jakarta.
3) Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengolahan data yang menyebarkan pertanyaan
kepada siswa di SMP Nurul Ihsan Jakarta untuk mengumpulkan informasi
tentang tanggapan terkait dengan masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan
akan diberikan kepada responden sebagai pertanyaan tertutup. Seputar
gambaran umum pendapat responden dan siswa tentang efikasi diri.

E. Instrumen
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau
kesimpulan penelitian tanpa menyimpang dari kriteria sebagai alat yang baik.

 Pemberian Skor Pada Kuesioner

Peryataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)

 Kisi-kisi kuesioner self efficacy


Variabel Aspek Indikator Nomer aitem Jml
Fav Unfav
Siswa memiliki Mempunyai rasa
rasa tanggung optimis agar
Efikasi diri jawabmeyelesaikan mampu meyele-
dari tingkat tugas . saikan tugas
ketakutan
Siswa yakin men- Kuatnya keper-
genai kemampuan cayaan atau ke-
ada pada dalam mantapan kepada
dirinya. siswa
Siswa dapat men- Kemampuan
gontrol perilaku mengatur

F. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data responden terkumpul.
Menurut Sugiyono (2014), kegiatan yang dilakukan dalam analisis data adalah tabu-
lasi data, penyajian data, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk memeriksa, menguji hipotesis yang diajukan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode waktu yang diperoleh
dari kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji hubungan an-
tara variabel X1 dengan variabel Y dan X2 dengan variabel Y, demikian peneliti ini:

Y’= a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn

Keterangan :

Y’: Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)


X1 dan X2 : Variabel independen
a: Konstanta
b: Koefisien Regresi

Daftar Pustaka

Bandura, A., & Shuck, D. H. (1981). Cultivating competence, self-efficacy, and


Intrinsic interest through proximal self-motivation. Journal of Personality and Social
Psychology, 41(3), 586-598.
Shofiah, V., & Raudatussalamah. (2014). Self-efficacy dan Self-regulation
sebagai unsur penting karakter. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 17(2), 214-229.
Saifullah. F. 2016. Hubungan antara Konsep Diri Dengan Bullying Pada Siswa- Siswi
SMP (SMP Negeri 16 Samarinda) eJournal Psikologi, 2016, 4 (2): 200- 214
Siswati dan Widayanti, C.G. ((2009)) Fenomena Bullying Di Sekolah Dasar Negeri
Di Semarang: Sebuah Studi Deskriptif. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Se-
marang. Jurnal Psikologi Undip Vol. 5.(2) 1- 13.
Suyanto, B. (2000). Tindak Kekerasan Terhadap Anak Masalah dan Upaya Peman-
tauannya. Surabaya: Luthfansyah Mediatama.
Chairiyati, L, R., 2013, Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik dan Konsep Diri
Akademik Dengan Prestasi Akademik, Jurnal Humaniora, 4(2), 1125- 1133.
Daniel Cervone, et al. 2011. Self Efficacy Beliefs and the Architecture of Personality
dalam Handbook of Self-Regulation, (Eds.) Kathleen D. Vohs and Roy F. Baumeister. Lon-
don: The Guilford Press
Hardianto, G., Erlamsyah, E., & Nurfahanah, N. (2016). Hubungan antara self effi-
cacy dalam belajar dengan hasil belajar siswa. Konselor, 3(1), 22-28.
Pramudita, G. (2011). Hubungan antara academic self-efficacy dengan kecenderungan
bullying pada remaja (Skripsi PhD, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Eny Rahmawati, F. (2016). Hubungan Harga Diri dengan Kecenderungan Perilaku
Bully Pada Siswa SMP (Skripsi PhD, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Herdyanti, F.,
& Margaretha, M. (2017). Hubungan konsep diri dengan kecenderungan menjadi korban bul-
lying pada remaja. Jurnal Psikologi Undip, 15(2), 92

Anda mungkin juga menyukai