Oleh:
Jihan Nabiilah
232050226
BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Peneliti :
Jihan Nabiilah
232050226
i
DAFTAR ISI
2.2.1 Bullying...................................................................................................1
2.5 Hipotesis.........................................................................................................4
ii
3.4.1 Populasi...................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
iii
BAB I PENDAHULUAN
I-1
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh bullying
terhadap semangat belajar mahasiswa di FISIP UNPAS. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar prevalensi bullying di FISIP UNPAS, seberapa
tinggi tingkat semangat belajar mahasiswa di FISIP UNPAS, dan seberapa kuat
hubungan antara bullying dan semangat belajar mahasiswa di FISIP UNPAS.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang ilmu komunikasi, serta memberikan masukan
bagi pihak-pihak terkait, seperti pihak fakultas, dosen, mahasiswa, dan orang tua,
untuk mencegah dan mengatasi bullying.
I-2
2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i sebagai referensi
untuk mengembangkan penelitian dengan objek yang sama.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi peneliti berikutnya, agar dapat lebih memahami Pengaruh bullying
terhadap semangat belajar mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa, sebagai pengetahuan dalam penerapan semangat belajar
yang dipengaruhi oleh bullying.
I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1
mengejek, mengucilkan, menghina, menggosip, mengabaikan, menyebar
rumor, atau menghindari. Bullying dapat terjadi secara langsung atau online,
dan dapat bersifat agresif atau pasif.
Bullying dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor individu,
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor individu adalah
faktor yang berasal dari dalam diri pelaku atau korban, seperti: motivasi, minat,
sikap, kepribadian, pengalaman, dan harapan. Faktor keluarga adalah faktor yang
berasal dari lingkungan keluarga pelaku atau korban, seperti: pola asuh,
komunikasi, kasih sayang, dan konflik. Faktor sekolah adalah faktor yang berasal
dari lingkungan sekolah pelaku atau korban, seperti: kurikulum, metode
pembelajaran, kedisiplinan, dan iklim sekolah. Faktor masyarakat adalah faktor
yang berasal dari lingkungan sosial pelaku atau korban, seperti: budaya, norma,
nilai, dan media.
Bullying dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi korban, seperti:
luka fisik, stres, depresi, trauma, rendah diri, dan isolasi sosial. Luka fisik
adalah dampak yang berhubungan dengan tubuh korban, seperti: memar, luka,
patah tulang, atau sakit. Stres adalah dampak yang berhubungan dengan
pikiran korban, seperti: cemas, khawatir, takut, atau bingung. Depresi adalah
dampak yang berhubungan dengan perasaan korban, seperti: sedih, putus asa,
marah, atau bersalah. Trauma adalah dampak yang berhubungan dengan
ingatan korban, seperti: mimpi buruk, flash back, atau gangguan stres pasca
trauma. Rendah diri adalah dampak yang berhubungan dengan harga diri
korban, seperti: merasa tidak berharga, tidak percaya diri, atau malu. Isolasi
sosial adalah dampak yang berhubungan dengan hubungan sosial korban,
seperti: kesulitan berkomunikasi, tidak punya teman, atau dijauhi orang lain.
2.2.2 Semangat Belajar
Semangat belajar adalah suatu kondisi psikologis, mental, dan biologis
yang ditunjukkan oleh seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran, yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif. Semangat belajar adalah
keinginan dan motivasi yang dimiliki oleh seseorang untuk belajar dengan
sungguh-sungguh, memperoleh, mengubah, atau menerapkan pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Semangat belajar dapat diukur dengan menggunakan
II-2
beberapa indikator, seperti: minat, perhatian, konsentrasi, usaha, kerja sama, dan
prestasi.
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir,
memahami, dan mengingat materi pembelajaran. Aspek afektif adalah aspek
yang berkaitan dengan perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Aspek konatif adalah aspek yang berkaitan dengan
kemauan, tekad, dan usaha yang dilakukan seseorang dalam belajar.
Semangat belajar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar
seseorang, sehingga dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan,
dan membentuk sikap yang positif. Semangat belajar juga dapat membantu
seseorang mengatasi tantangan, hambatan, dan kesulitan yang dihadapi dalam
proses belajar, sehingga dapat mencapai tujuan dan citacita yang diinginkan.
II-3
Diri adalah kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dari sudut
pandang atau pendapat orang lain. Diri dibentuk melalui interaksi dengan
orang lain, terutama melalui permainan peran (role playing).
Masyarakat adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun,
dan dikonstruksikan oleh manusia dalam interaksi. Masyarakat terbentuk dari
tindakan sosial (social act), yaitu unit perilaku lengkap yang tidak dapat dianalisis
ke dalam subbagian tertentu.
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah, apabila
peneliti telah mendalami permasalahan suatu penelitiannya dengan seksama
serta menetapkan anggapan dasar, lalu membuat teori sementara, yang
kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Peneliti
mengumpulkan data - data yang paling berguna untuk membuktikan
hipotesisnya (Rahmaniar, Haris, & Martawijaya, 2015). Hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
- H0: Tidak adanya pengaruh negatif dan signifikan antara bullying terhadap
semangat belajar mahasiswa di FISIP UNPAS.
- H1: Adanya pengaruh negatif dan signifikan antara bullying terhadap
semangat belajar mahasiswa di FISIP UNPAS.
II-4
BAB III METODE PENELITIAN
III-1
berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu
kesimpulan.
Peneliti akan mengajukan beberapa pernyataan, menemukan atau
mengmbangkan instrumen untuk mengumpulkan data dan melalkukan
analisis data menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menguji variabel X
(Perilaku Bullying) terhadap variabel Y (Semangat Belajar).
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
explanatory survey. Metode penelitian survei eksplanasi (explanatory
survey). Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar Variabel.
III-2
3.4 Populasi dan Teknik Sampling
3.4.1 Populasi
Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data dalam sebuah
penelitian adalah penentuan populasi. Menurut Sugiyono (2008:80), 'populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya'. Menurut Nazir, 2004 (dalam Riduwan &
Kuncoro,2012:37). Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau
bendanya'. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif FISIP
UNPAS yaitu sebanyak 4000 orang.
3.4.2 Teknik Sampling
Teknik penarikan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang
representative dari populasi (Riduwan & Kuncoro, 2012:40). Populasi
dalam penelitian in dianggap homogen atau sejenis, jadi digunakan random
sampling yaitu dengan mengambil sampel dari populasi dengan cara acak
tanpa memperhatikan tingkatan. Karena dalam penelitian in populasi
berjumlah 4000 orang makan peneliti menggunakan 20%-25% dari total
populasi atau 800 orang-1000 orang sebagai sampel.
III-3
Sumber data sekunder berupa jumlah orang yang tertarik mengisi kuisioner.
3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data
Di dalam penelitian in agar dapat memperoleh data, peneliti melakukan
metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:
A. Kuisioner
Data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan
kuisoner, yakni peneliti terjun langsung untuk mendapatkan data dari pihak
yang bersangkutan secara langsung atau disebut juga data primer. Menurut
Sugiyono (2018:193) data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data langsung pada obyek
penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner diberikan secara
langsung kepada para responden yang sudah dijadikan sampel, kueosiner
yang diberikan kepada para responden berisi beberapa pertanyaan yang
harus dijawab oleh responden yang bertujuan untuk mengukur pengaruh
Bullying terhadap semangat belajar mahasiswa FISIP UNPAS.
Dalam kuesioner yang diberikan kepada responden menggunakan
metode pengukuran skala likert, yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Masing-masing jawaban dari 4 alternatif jawaban yang tersedia
diberi bobot nilai (skor).
B. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku, literatur- literatur, catatan-catatan, dan laporan-
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
III-4
responden yang telah ditentukan untuk menguji validitasnya. Sehingga
instrumen yang telah teruji validitasnya dapat digunakan sebagai alat
untuk melengkapi pengumpulan data dalam penelitian.
3.6.2 Uji Reabilitas
Setelah instrumen penelitian berupa kuesioner diuji kevaliditasannya maka
selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah cara untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kaliatau lebih terhadap gejala yang sama dengan
alat ukur yang sama pula.
III-5
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, N & Rahmandani, A. (2022). hubungan antara konsep diri dengan resiliensi pada
mahasiswa perantau, jurnal empati, vol 11, 251-259.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/download/36470/28046
Suryanto, A & Nada, S. (2021). Analisis kesehatan mental mahasiswa perguruan tinggi
pada awal terjangkitnya Covid-19 di Indonesia. Jurnal Citizenship Virtues, 1(2), 83-97.
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/citizenshipvirtues/article/download/
962/583/3898
Hurlock, E. B. (2003). psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan (5th ed.). Erlangga
Irianto, M. Amalia., Rahman, F., & Abdilah, H. Zain. (2021). konsep diri sebagai
prediktor resiliensi pada mahasiswa. Jurnal psikologi. Vol 10(1). 1-10.
https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/PSIKO/article/download/4120/pdf
Aristya, D. Nur & Rahmayu, A. (2018). hubungan dukungan sosial dan konsep diri
dengan penyesuaian diri remaja kelas x. journal ikraith Humaniora. Vol 2(2).
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/105
Caruana, V., Clegg, S., Ploner, J., Stevenson,J., & Wood, R. (2011). Promoting
students’ “resilient thinking” in diverse higher education learning environments.
Birmingham.
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1834.1361
Mehrad, A. (2018). Mini literature review of self-concept. Journal of Educational, Health
and
Community Psychology, 5(2), 62.
https://doi.org/10.12928/jehcp.v5i2.6036.