Anda di halaman 1dari 15

PEMIKIRAN MOHAMMAD RASJIDI TENTANG

PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sejarah Sosial Dan Intelektual Di Indonesia Yang Diampu Oleh : Agus Permana,M.Ag

Oleh :

Addin Shiddiqin 1205010004

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang syafa’atnya kita nantikan di akhirat.
Penulis bersyukur atas limpahan nikmat Allah SWT yang memungkinkan
penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Sejarah
Sosial dan Intelektual Islam di Indonesia II. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi
referensi dan sumber bacaan bagi para pembaca.
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan Mohammad Rasjidi tentang
pendidikan.Periode ini merupakan saat-saat penting dalam sejarah Indonesia yang mencakup
perubahan sosial, politik, pendidikan dan keagamaan yang signifikan. Dalam penulisan makalah
ini,penulis mencoba memaparkan pandangan-pandangan dan pemikiran mohammad rasjidi tentang
pendidikan islam.
Tentu penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis agar makalah ini dapat terselesaikan dengan lebih
baik lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan.Akhir kata,semoga makalah ini


dapat
bermanfaat.Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung,7 Desember 2023

Addin Shiddiqin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................5
D. Kajian pustaka..............................................................................................................................5
E. Metode Penelitian........................................................................................................................6
1. Heuristik...................................................................................................................................6
2. Kritik........................................................................................................................................6
3. Interpretasi...............................................................................................................................6
4. Historiografi.............................................................................................................................7
BAB II......................................................................................................................................................8
BIOGRAFI DAN KARYA MOHAMMAD RASJIDI............................................................................8
A .Biografi Mohammad Rasjidi...........................................................................................................8
B.Karya-karya Mohammad Rasjidi.....................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PEMIKIRAN RASJIDI TENTANG PENDIDIKAN............................................................................11
A. Toleransi menurut Rasjidi..........................................................................................................11
B. Pemikiran Rasjidi tentang pendidikan.......................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter
dan pandangan hidup umat Muslim. Dalam konteks ini, pemikiran Mohammad
Rasjidi menjadi subjek yang menarik untuk diselidiki. Mohammad Rasjidi, sebagai
tokoh intelektual dan pendidik Islam, memberikan kontribusi yang signifikan dalam
merumuskan gagasan-gagasan tentang pendidikan Islam. Dalam pandangannya,
pendidikan bukan hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga sarana untuk
membentuk akhlak, moral, dan spiritualitas umat.
Latar belakang penyelidikan ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap
pemikiran Mohammad Rasjidi, yang mencakup nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan
metodologi pendidikan Islam yang diusungnya. Selain itu, melihat latar belakang
sosial, politik, dan budaya pada masa ketika Mohammad Rasjidi aktif berkontribusi
juga penting untuk memahami konteks perkembangan pemikirannya.
Penelitian terhadap pemikiran Mohammad Rasjidi tentang pendidikan bukan
hanya memiliki nilai akademis, tetapi juga dapat memberikan wawasan yang
mendalam bagi para praktisi pendidikan, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum
dalam mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
kebutuhan kontemporer. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk
menggali pemikiran Mohammad Rasjidi dalam konteks pendidikan Islam,
memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap konsep-konsepnya, dan
mengaplikasikannya dalam konteks pendidikan modern.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana biografi dan karya-karya mohammad rasjidi?
2.Bagaimana pemikiran rasjidi tentang pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui biografi dan karya-karya mohammad rasjidi
2.Untuk mengetahui pemikiran rasjidi tentang pendidikan
D. Kajian pustaka
Dalam menulis makalah ini,penulis mencoba membaca terlebih dahulu tulisan-
tulisan yang membahas tentang mohammad rasjidi:
1. Artikel filsafat pendidikan islam h.m.rasjidi(1915-2001)Saadiyah Ratnasari
Sagala,membahas tentang filsafat pendidikan islam rasjidi.
2. Artikel Miftakhur Ridlo,Jurnal keislaman humanistika dengan judul “Biografi
dan Pemikiran H.M.Rasjidi”
3. Skripsi Imam Fauroni,mahasiswa Fakultas Adab Dan Humaniora,Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2019,dengan judul “Sejarah
Pemikiran H.M.Rasjidi L Filsafat Agama”
4. ArtikelMohammad Zaki Azni dan Khalif Muammar A Harris dengan judul
“Islam Modernisme Di Indonesia : Tinjauan Atas Pemikiran Mohammad Rasjidi
(1915-2001)”
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengadopsi metode kajian pustaka yang
umumnya digunakan dalam penelitian biografi tokoh, yang melibatkan pengumpulan
informasi dari berbagai sumber literatur, baik di perpustakaan maupun di tempat lain.
Dalam pelaksanaan metode ini, penulis melakukan empat tahap kajian pustaka dalam
penyusunan sejarah.yaitu:
1. Heuristik
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan sumber-sumber yang ada,dan
melacaknya seperti dengan ke perpustakaan atau melalui internet.
2. Kritik
Pada tahap ini,sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya di telaah oleh penulis untuk menguji keabsahan dan
relevansi dengan penelitian penulis1
a) Kritik intern
1) Imam Fauroni,”Sejarah Pemikiran Rasjidi : Filsafat
Agama (1915-2001)” merupakan skripsi yang
membahas secara komprehensif mengenai Mohammad
Rasjidi yang penulis gunakan sebagai salah satu sumber
literatur penelitian yang diterbitkan tahun 2019.Oleh
karena itu bahasa yang digunakan cukup modern dan
mudah dipahami.
2) Artikel filsafat pendidikan islam h.m.rasjidi(1915-
2001)Saadiyah Ratnasari Sagala,membahas tentang
filsafat pendidikan islam rasjidi.
3) Artikel Miftakhur Ridlo,Jurnal keislaman humanistika
dengan judul “Biografi dan Pemikiran H.M.Rasjidi”
3. Interpretasi
tahap interpretasi melibatkan proses memahami dan memberikan
makna terhadap data atau sumber-sumber sejarah yang telah
dikumpulkan. Tahap ini sangat penting karena sejarah tidak hanya
mencakup fakta-fakta, tetapi juga memerlukan analisis dan interpretasi

1
Sulasman,Metodologi Penelitian Sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2014).hlm 101
untuk memahami konteks, pola, dan implikasi dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lalu.
4. Historiografi
merupakan tahap penulisan sejarah yang paling akhir dalam metode
penulisan sejarah. Pada tahap ini, penulis menyusun catatan sejarah
secara ilmiah, mengikuti urutan dan tema yang telah diinterpretasikan
sebelumnya, serta menyusun bagian-bagian yang dapat membentuk
urutan kronologis yang jelas.dalam hal ini penulis membagi makalah
kedalam beberapa bab:
1) Bab I terdiri dari uraian tentang pendahuluan,latar
belakang,rumusan masalah,kajian pustaka,dan metode
penelitian.
2) Bab II menjelaskan tentang biografi dan karya-karya
mohammad rasjidi
3) Bab III tentang pemikiran mohammad rasjidi tentang
pendidikan islam.
4) Bab IV terdiri dari kesimpulan dan penutup
BAB II

BIOGRAFI DAN KARYA MOHAMMAD RASJIDI

A .Biografi Mohammad Rasjidi


H.M.Rasjidi dilahirkan dilahirkan di Kotagede, Yogyakarta, pada hari Kamis
tanggal 20 Mei 1915/ 4 Rajab 1333H.Anak kedua dari lima bersaudara ini diberi
nama Saridi. Ia tumbuh dan berkembang bersama saudara-saudaranya yang lain
di Kotagede2Ayahnya bernama Atnosudigdo, seperti kebanyakan orang lain di
lingkungannya, menganut ajaran Islam. Meskipun secara formal mengaku sebagai
penganut Islam, namun mereka tidak menerapkan syariat Nabi. Golongan semacam
ini dalam masyarakat Jawa dikenal sebagai abangan.3
H.M. Rasjidi menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Ongko Loro, sebuah
sekolah dasar yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar. Setelah
itu, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Muhammadiyah yang saat itu dikenal
dengan nama Kweekschool Muhammadiyah. Keputusan untuk melanjutkan sekolah
di Perguruan Muhammadiyah dipengaruhi oleh fakta bahwa selain diajarkan pelajaran
umum, sekolah tersebut juga memberikan pembelajaran agama, tata cara shalat, dan
pengajian Al-Qur'an. Namun, karena merasa kurang cocok dengan sistem pendidikan
di Muhammadiyah yang dianggapnya kurang menantang, akhirnya Rasjidi
memutuskan untuk pindah ke sekolah Al-Irsyad yang dipimpin oleh Syeh Ahmad
Surkati.4
Setelah menyelesaikan studinya di Al-Irsyad, pada tahun 1931, H.M. Rasjidi
melanjutkan pendidikannya ke Mesir, khususnya di madrasah Daarul Ulum, sebagai
bagian dari program persiapan sebelum memasuki sekolah tinggi. Di sana, ia
mendalami berbagai ilmu keislaman, seperti Bahasa Arab, Tafsir, Hadis, dan Fiqh.
Saat berada di Daarul Ulum, Rasjidi bertemu dengan Sayyid Qutub, yang kelak
menjadi temannya di sana. Setelah menyelesaikan masa studinya di Daarul Ulum, ia
melanjutkan kuliah di Universitas Kairo dan mendalami filsafat agama.5

2
Endang Basri Ananda (Editor), 1985. 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi, Jakarta: Harian Umum Pelita, Cet I,
hlm. 3
3
T. Roorda,J.F.C.Gericke, Javaansch-Nedreduits Handwoordenboek, Amsterdam:Johannes Muller, 1875, hlm.
99 dalam Endang Basri Ananda (Ed), 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi,1985
4
Endang Basri Ananda (Ed), 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi,hlm. 4
5
Ibid hlm 12
Setelah menjalani empat tahun pendidikan di Universitas Kairo, H.M. Rasjidi
kembali ke Indonesia. Antara tahun 1937 hingga 1945, ia aktif terlibat dalam berbagai
kegiatan pengajaran, dakwah, dan pergerakan. Karir politiknya mulai menanjak ketika
ia diangkat menjadi Menteri Negara pertama dalam Kabinet Syahrir I pada tanggal 14
November 19456. Sayangnya, kabinet ini hanya bertahan selama tujuh bulan karena
situasi pemerintahan yang tidak kondusif, dan presiden saat itu, Sukarno, mengambil
alih mandat pemerintahan.
Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada 3 Januari 1946, pemerintah
Republik Indonesia mengumumkan pendirian Kementerian Agama RI, dan Rasjidi
diangkat sebagai Menteri Agama RI yang pertama. Menariknya, pada saat itu usianya
masih relatif muda, yaitu 31 tahun.
B.Karya-karya Mohammad Rasjidi
Karya-karya mohammad rasjidi terdiri dari karya asli dan terjemahan7;
1. Karya asli
Islam Menentang Komunisme (Yayasan Islam Study Club, 1965).
Islam di Indonesia di Zaman Modern (Bulan Bintang, 1966).
Keutamaan Hukum Islam (Bulan Bintang, 1971). Agama dan Etika
(Sinar Hudaya, 1972). Koreksi Terhadap Drs Nurcholish Madjid
Tentang Sekularisasi (Bulan Bintang, 1972). Kasus RUU
Perkawinan dalam Hubungan Islamdan Kristen (BulanBintang,
1974). Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi (Bulan
Bintang, 1974). Koreksi Terhadap Dr. Harun Nasution Tentang
Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek (Bulan Bintang, 1977). Strategi
Kebudayaan dan Pembaharuan Pendidikan Nasional (Bulan
Bintang, 1980). Amanat Tuhan Belum Diterapkan dalam
Masyarakat (UI, 1980).
2. Karya terjemahan
Rasjidi merupakan salah satu intelektual Indonesia yang
mendalami ilmu pengetahuan baik di Timur maupun di Barat.
Pendidikannya yang komprehensif tidak hanya mencakup
penguasaan bahasa Arab, tetapi juga meraih sertifikat dalam bahasa

6
Sagala,saadiyah ratnasari filsafat pendidikan islam h.m.rasjidi(1915-2001), Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab
Ar-RaayahJl. Perintis Kemerdekaan Km. 6 Kec. Cikembar Kab. Sukabumi
7
http://repository.uin-suska.ac.id/5822/3/BAB II.pdf
Inggris dan Perancis. Keahliannya dalam berbagai bahasa
memungkinkannya untuk menerjemahkan beberapa karya
pemikiran Barat ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini memiliki
potensi untuk meningkatkan citra Islam di mata masyarakat Barat.
Philosophy of Religion (Filsafat Agama) karya 28 David
Trueblood (BulanBintang, 1965). la Bible, le Coran et la Science
(Bibel, Qur’an dan Sain Modern)karya Maurice Bucaille(Bulan
Bintang, 1978). Promesses de l’Islam (Janji-janji Islam)karya
Roger Garaudy(Bulan Bintang, 1982). Living Issues In
Philosophy(Pesoalan-persoalan Filsafat) karya Harold H. Titus,
Marilyn S. Smith dan Richard T. Nolan(Bulan Bintang, 1984).
l’Humanisme de l’Islam (Humanisme dalam Islam) karya
MarcelA. Boisard, (Bulan Bintang, 1990).
BAB III

PEMIKIRAN RASJIDI TENTANG PENDIDIKAN

A. Toleransi menurut Rasjidi


Menurut HM Rasjidi, toleransi merupakan konsekuensi utama dari penerimaan dan
kesadaran bahwa setiap agama memiliki perbedaan. Dalam menghadapi realitas yang tidak
dapat dihindari tersebut, sikap terbaik yang dapat diambil adalah menyadari sepenuhnya
keberadaan perbedaan tersebut. Kesadaran ini berimplikasi pada kewajiban untuk bersikap
toleran terhadap umat lain dengan sungguh-sungguh, baik dalam perkataan maupun
tindakan. Dekrit Nantes dan Perjanjian Westphalia, sebagai contoh, menjadi saksi dari
peristiwa permusuhan dan peperangan agama yang pada akhirnya memberikan pelajaran
tentang pentingnya toleransi.
Menurut HM Rasjidi, Agama Islam dianggap sebagai agama Samawi yang
memiliki perbedaan mendasar dengan agama lain yang hanya merupakan gejala sosial-
budaya. Pemahaman ini berbeda dengan pandangan Dr. Harun Nasution yang membagi
agama seperti genus dengan beberapa spesies. HM Rasjidi menolak konsep tersebut dan
menegaskan bahwa isu agama tidak hanya berkaitan dengan genus semata, tetapi lebih
pada hubungan antara agama, budaya, dan agama Samawi.
B. Pemikiran Rasjidi tentang pendidikan
Dalam bukunya yang mengkritik A.M.W. Pranarka, Rasjidi secara rinci membahas
ide sekularisme yang mencoba diinfuskan dengan lembut ke dalam masyarakat Indonesia.
Meskipun demikian, Rasjidi tidak menggugat pandangannya terkait definisi pendidikan, di
mana ia menyatakan bahwa pendidikan merupakan alat untuk mempertahankan dan
mengembangkan kedudukan kita sebagai manusia dan subjek budaya, terutama dalam
konteks ekonomi, teknologi, dan pengetahuan8.
Rasjidi menentang konsep pendidikan yang membuat perbedaan antara formal dan
non formal, seperti yang telah diputuskan oleh MPRS dan MPR. Baginya, hal ini dianggap
sebagai upaya untuk menipu umat Islam Indonesia dengan memberikan kesan bahwa
pendidikan agama tidak perlu diselenggarakan di sekolah, melainkan cukup diberikan di
luar sekolah, seperti di rumah atau langgar-langgar. Menurut Rasjidi, masyarakat
Indonesia yang berada dalam kondisi fakir miskin, bodoh, atau sakit tidak mampu
8
H. M. Rasjidi, 1979. Strategi Kebudayaan dan Pembaharuan Pendidikan Nasional, Jakarta: Media Dakwah,
hlm 34
memikirkan dua jenis pendidikan sekaligus. Satu jenis pendidikan saja sudah merupakan
beban yang berat bagi mereka. Rasjidi berpendapat bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab negara terhadap rakyatnya, dan karena mayoritas penduduk Indonesia
adalah muslim, maka pendidikan agama seharusnya diberikan secara proporsional di
lembaga-lembaga pendidikan yang dimiliki oleh pemerintah.
Saat ini, pendidikan multikulturalisme memiliki berbagai definisi dan konsep yang
menjadi pusat perbincangan dalam politik, diskursus intelektual, dan teori sosial. Sebagai
contoh, Cambridge University menerbitkan "The Cambridge Handbook of Acculturation
Psychology (2016)," di mana salah satu babnya membahas topik 'Multiculturalism.'
Konsep multikulturalisme telah mengalami berbagai interpretasi di seluruh dunia selama
40 tahun terakhir.Dalam perspektif H.M. Rasjidi, pendidikan multikulturalisme
seharusnya bersifat selektif dalam mengadopsi teori, terutama yang berkaitan dengan
aspek teologis dan penyatuan semua agama (pluralisme agama) dalam konteks
pendidikan multikultural. Pemikiran Rasjidi mengenai pentingnya tidak menyamakan
semua agama sejalan dengan fatwa MUI yang mengharamkan Pluralisme Agama. Dalam
konteks ini, pluralisme merujuk pada pandangan yang menyatukan dan
mencampuradukkan agama-agama yang berbeda.9
Pluralitas, dalam konteks pemahaman perbedaan, dianggap diperbolehkan dan
merupakan suatu kenyataan yang tak terhindarkan. Dalam konteks ini, istilah pluralisme
dimaknai sebagai pembenaran dan penyamaan semua agama, tidak seperti persepsi umum
yang mengartikan pluralisme sebagai pengakuan adanya agama-agama lain, yang
sesungguhnya merujuk pada konsep pluralitas. Sementara itu, multikulturalisme diartikan
sebagai kondisi di mana keberagaman di sekitar diakui sebagai sesuatu yang perlu diakui.
Untuk meredam perdebatan ini, sangat penting untuk memahami dengan jelas
definisi multikultural dan multikulturalisme dalam konteks perancangan pendidikan
berwawasan multikultural. Ini akan berdampak pada kurikulum dan materi pengajaran.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya mengenai definisi, sejarah, dan teologi
agama dalam perkuliahan, sangatlah penting untuk menyampaikan dengan tegas adanya
perbedaan di antara semua agama, tidak sebagaimana yang diutarakan dalam buku Dr.
Harun Nasution yang dikritik oleh HM Rasjidi. Pendidikan multikultural, jika merujuk
pada konsep agama dan toleransi menurut pandangan HM Rasjidi, dapat diarahkan
kepada pendidikan yang memberikan pemahaman dan arahan untuk menghargai

9
Daru Nur Dianna , PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DARI PERSPEKTIF H.M. RASJIDI,Universitas
Muhammadiyah Surakarta
perbedaan yang ada. Oleh karena itu, harapannya adalah melalui pengajaran pemahaman
dan kesadaran terhadap perbedaan, toleransi dapat diwujudkan dengan sungguh-sungguh.
Sebagai seorang intelektual Muslim, Rasjidi menganggap penting untuk
melakukan penyelidikan dan penelitian ilmiah terhadap ajaran-ajaran Islam. Ia
menyayangkan pandangan mayoritas penduduk Indonesia yang memandang hukum Islam
sebagai sesuatu yang mutlak, sempit, dan statis. Rasjidi menyatakan bahwa meskipun
Islam sebagai agama bersifat mutlak, namun penerapan hukum Islam tidak dapat lepas
dari perubahan zaman dan dinamika interaksi dengan situasi dan kondisi yang ada.
Selain itu, Rasjidi berpendapat bahwa hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah
dan perincian tertentu tidak dapat diubah, karena hal ini dapat membuka peluang bagi
perkembangan cara-cara ibadah baru, seperti yang terjadi dalam agama lain. Dengan pola
pikir yang integratif, Rasjidi mengusulkan penyatuan makna kehidupan dunia dan akhirat,
di mana pendidikan umum pada dasarnya juga merupakan pendidikan agama.
Rasjidi menegaskan bahwa tidak seharusnya terdapat ambivalensi dalam orientasi
sistem pendidikan Islam. Permasalahan seharusnya bukan "ke mana arah sistem
pendidikan Islam yang selama ini dijalankan," melainkan "bagaimana mengintegrasikan
pendidikan umum ke dalam pendidikan agama secara terpadu." Pemisahan antara
pendidikan, baik dalam bentuk sistem pendidikan yang mandiri maupun dalam
pembagian materi pendidikan agama dan umum dalam presentase tertentu, tetap
mengandung sifat dikotomis. Rasjidi menekankan bahwa integrasi tersebut harus menjadi
proses pelarutan dan bukan sekadar pencampuran biasa. Konsep perpaduan antara materi-
materi pendidikan agama dan umum dianggap sebagai suatu konsep ilmu Islami yang
fundamental.
BAB IV

KESIMPULAN

H.M.Rasjidi dilahirkan dilahirkan di Kotagede, Yogyakarta, pada hari Kamis


tanggal 20 Mei 1915/ 4 Rajab 1333H.Anak kedua dari lima bersaudara ini diberi nama
Saridi. Ia tumbuh dan berkembang bersama saudara-saudaranya yang lain di
Kotagede10Ayahnya bernama Atnosudigdo. H.M. Rasjidi menempuh pendidikan dasarnya
di Sekolah Ongko Loro, sebuah sekolah dasar yang menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa pengantar. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Muhammadiyah
yang saat itu dikenal dengan nama Kweekschool Muhammadiyah.
Dalam bukunya yang mengkritik A.M.W. Pranarka, Rasjidi secara rinci
membahas ide sekularisme yang mencoba diinfuskan dengan lembut ke dalam
masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, Rasjidi tidak menggugat pandangannya
terkait definisi pendidikan, di mana ia menyatakan bahwa pendidikan merupakan alat
untuk mempertahankan dan mengembangkan kedudukan kita sebagai manusia dan subjek
budaya, terutama dalam konteks ekonomi, teknologi, dan pengetahuan.
Dalam perspektif H.M. Rasjidi, pendidikan multikulturalisme seharusnya bersifat
selektif dalam mengadopsi teori, terutama yang berkaitan dengan aspek teologis dan
penyatuan semua agama (pluralisme agama) dalam konteks pendidikan multikultural.
Untuk meredam perdebatan ini, sangat penting untuk memahami dengan jelas definisi
multikultural dan multikulturalisme dalam konteks perancangan pendidikan berwawasan
multikultural. Ini akan berdampak pada kurikulum dan materi pengajaran. Seperti yang
telah diungkapkan sebelumnya mengenai definisi, sejarah, dan teologi agama dalam
perkuliahan, sangatlah penting untuk menyampaikan dengan tegas adanya perbedaan di
antara semua agama, tidak sebagaimana yang diutarakan dalam buku Dr. Harun Nasution
yang dikritik oleh HM Rasjidi

10
Endang Basri Ananda (Editor), 1985. 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi, Jakarta: Harian Umum Pelita, Cet I,
hlm. 3
DAFTAR PUSTAKA

Sulasman,Metodologi Penelitian Sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2014).hlm 101


Endang Basri Ananda (Editor), 1985. 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi, Jakarta: Harian Umum
Pelita, Cet I, hlm. 3

T. Roorda,J.F.C.Gericke, Javaansch-Nedreduits Handwoordenboek, Amsterdam:Johannes Muller,


1875, hlm. 99 dalam Endang Basri Ananda (Ed), 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi,1985

Endang Basri Ananda (Ed), 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi,hlm. 4

Sagala,saadiyah ratnasari filsafat pendidikan islam h.m.rasjidi(1915-2001), Sekolah Tinggi Ilmu


Bahasa Arab Ar-RaayahJl. Perintis Kemerdekaan Km. 6 Kec. Cikembar Kab. Sukabumi

http://repository.uin-suska.ac.id/5822/3/BAB II.pdf
H. M. Rasjidi, 1979. Strategi Kebudayaan dan Pembaharuan Pendidikan Nasional, Jakarta: Media
Dakwah, hlm 34
Daru Nur Dianna , PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DARI PERSPEKTIF H.M.
RASJIDI,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Endang Basri Ananda (Editor), 1985. 70 Tahun Prof. Dr. H.M Rasjidi, Jakarta: Harian Umum Pelita, Cet I,
hlm. 3

Anda mungkin juga menyukai