Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah diperiksa, disetujui dan dievaluasi oleh
pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Kusniyati Utami, S.Kep., Ners., M.kep., Gusti Ayu Neti Sutanti, S.ST
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI
Rumah Sakit : RSUD PROVINSI NTB Nama Mahasiswa : Ni Luh Aprinindra K.D.
Tanggal : 19 Desember 2022 NIM/Kelompok : 038SYE22/3
Inisial Pasien :
Umur/No.Reg :
6) Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat
tiga lobus di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara
kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan
tempat bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran
pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura
membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura membatasi paru itu
sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan pelumas. Cairan
ini mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat
bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini juga membantu pleura
visceral dan parietal melekat satu sama lain, seperti halnya dua kaca yang
melekat saat basah (Peate and Nair, 2011).
Gambar Alveoli (Sherwood, 2010)
Cabang-cabang bronkus terus terbagi hingga bagian terkecil yaitu bronchiole.
Bronchiole pada akhirnya akan mengarah pada bronchiole terminal. Di
bagian akhir bronchiole terminal terdapat sekumpulan alveolus, kantung
udara kecil tempat dimana terjadi pertukaran gas (Sherwood, 2010). Dinding
alveoli terdiri dari dua tipe sel epitel alveolar. Sel tipe I merupakan sel epitel
skuamosa biasa yang membentuk sebagian besar dari lapisan dinding
alveolar. Sel alveolar tipe II jumlahnya lebih sedikit dan ditemukan berada
diantara sel alveolar tipe I. sel alveolar tipe I adalah tempat utama pertukaran
gas. Sel alveolar tipe II mengelilingi sel epitel dengan permukaan bebas yang
mengandung mikrofili yang mensekresi cairan alveolar. Cairan alveolar ini
mengandung surfaktan sehingga dapat menjaga permukaan antar sel tetap
lembab dan menurunkan tekanan pada cairan alveolar. Surfaktan merupakan
campuran kompleks fosfolipid dan lipoprotein. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara ruang udara dan darah terjadi secara difusi melewati
dinding alveolar dan kapiler, dimana keduanya membentuk membran
respiratori (Tortora dan Derrickson, 2014).
Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan yaitu
respirasi seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu pada
proses metabolism intraseluler yang terjadi di mitokondria. Respirasi
eksternal adalah serangkaian proses yang terjadi saat pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh (Sherwood,
2014).
Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi ini yaitu:
a) Ventilasi pulmonar – bagaimana udara masuk dan keluar dari paru.
b) Respirasi eksternal – bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke sirkulasi
darah dan karbondioksida berdifusi dari darah ke paru.
c) Transport gas – bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari paru
ke jaringan tubuh atau sebaliknya.
d) Respirasi internal – bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan
karbondioksida diambil dari sel tubuh (Peate and Nair, 2011).
b. Definisi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang
maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama
akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada
manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran
pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara
normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013)(Budyasih, 2014).
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen
merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua proses
penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan
hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber
tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013, Eki,
2017).
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-
hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fisiologis,
perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati, 2012).
8. Pemeriksaan laboratorium
1) Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma.
2) Analisa gas darah:
a) Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang
buruk.
b) Kadang – kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi.
c) Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi.
d) Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu
seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan.
e) Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai
alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3) Pemeriksaan sputum:
a) Kristal – kristal charcotleyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinofil.
b) Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-
sel cabang-cabang bronkus.
c) Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d) Terdapatnya neutrofileosinofil.
4) Pemeriksaan Radiologi
a) Jika disertai dengan bronkhitis, bercakanhilus akan bertambah.
b) Jika terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang
bertambah.
c) Jika terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru.
5) Lain-lain
a) Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru, menetapkan luas beratnya
penyakit, mendiagnosis keadaan.
b) Spirometristatik: Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif:
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi,wheezing dan/atau ronkhi kering
5) Mekonium di jalan nafas (pada neonatus)
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya jalan nafas ditandai
dengan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
1) Dispneu
Objektif:
1) Penggunaan otot bantu pernafasan
2) Fase ekspirasi memanjang
3) Pola napas abnominal
Gejala dan tanda minor
Subjektif:
1) Ortopnea
Objektif:
1) Pernapasan Pursed-lip
2) Pernapasan cuping hidung
3) Diameter thoraks anterior posterior meningkat
4) Ventilasi semenit menurun
5) Kapasitas vital menurun
6) Tekanan ekspirasi menurun
7) Tekanan inspirasi menurun
8) Ekskursi dada berubah
C. Rencana Keperawatan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan kolaboraasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan abalisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain.
E. Evaluasi
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
terus menerus, aktivitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta
tenaga kesehatan professional lainnya ikut serta dalam menentukan (Potter & Perry,
2005).
a.Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai.
b. Keefektifan dari rencana asuhan keperawatan..
(Wilkinsom, 2007)
Pada dasarnya tindakan evaluative adalah sama dengan tindakan pengkajian,
tetapi dilakukan pada saat perawatan, dimana disisni juga akan disusun keputusan
tentang status klien dan kemajuan klien (Poter & Perry, 2005). Maksud dari
pengkajian adalah untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan jika terdapat
suatu masalah. Sedangkan maksud dari evaluasi adaalh menentukan apakah masalah
yang di ketahui telah teratasi, memburuk atu sebaliknya telah mengalami perubahan
(Potter & Perry, 2005). Evaluasi daapt dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
a.Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi dengan menilai
apakah hasil yang di harapkan telah tercapai. Perawat enggunakan
pendokumentasian dari pengkajian dan criteria hasil yang diharapkan sebagai
dasar untuk menulis evaluasi sumatif. Tipe ecaluasi ini dilaksanakan pada akhir
asuhan keperawatan secaraaa paripurna. Format yang dipakai adalah format
SOAP (Setiadi, 2008).
b. Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi ini menggunakan hasil observasi dan analisis perawat terhadap
respon klien segera setelah tindakan atau bisa juga disebut sebagai evaluasi
berjalan. Biasanya digunakan dalm catatan keperawatan, atau respon hasil ketika
melaksanakan implementasi (Deswani, 2009 dalam Mariati, Sumiati, & Eliana,
2015).
DAFTAR PUSTAKA