Anda di halaman 1dari 8

LK 1. 2.

Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : YESIH MARICE WAITIRA, S. Si


Asal Institusi : SMA Swasta Kristen Dobo

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi
penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
• Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
• Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
• Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan
dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
• Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat
yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
• Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
• Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis
penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
• Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
• Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
• Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis
penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data
yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih
spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
Tabel Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis
kemampuan terhadap kajian literatur dan
Literasi Numerasi Artikel “Analisis Kemampuan Literasi hasil wawancara (Wakasek
pada peserta didik Numerasi Peserta Didik Ditinjau Dari Akademik, Guru sejawat, dan
Kecemasan Matematika” angket siswa) maka ditemukan
Nayla Ziva Salvia1 , Fadya Putri Sabrina2 , penyebab rendahnya
Ismilah Maula3 123Universitas Pekalongan kemampuan Literasi Numerasi
naylaasalvia@gmail.com,fadyaputrisabrina@g pada siswa adalah :
mail.com, ismilaismila82@gmail.com 1. Guru belum mampu
menyusun soal – soal literasi
1. Kecemasan matematika merupakan suatu numerasi.
perasaan tidak nyaman yang muncul akibat dari 2. Peserta didik tak mampu
emosi yang tidak stabil ditandai dengan rasa menganalisis, memecahkan
khawatir, tegang, takut, gelisah, gangguan bahkan menyelesaikan soal
konsentrasi dan daya ingat, sampai timbulnya literasi numerasi.
gangguan somatik ketika pembelajaran 3. Kurangnya dukungan dari
matematika atau hal lainnya yang berhubungan orang tua.
dengan perhitungan angka (Juliyanti & Heni,
2020).
2. Kemampuan literasi numerasi diartikan
sebagai kemampuan peserta didik untuk
menjabarkan informasi yang berkaitan dengan
angka atau matematika kemudian merumuskan
sebuah permasalahan, menganalisis
permasalahan, serta menemukan penyelesaian
dari masalah tersebut (Hartatik, 2019).

Kutipan Rachmawati, Program Studi


Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo
Malang, Email: * rachmawati603@gmail.com
1. Menurut Rosidi, Ahmad 2022 dalam artikel
Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Siswa
SMP Ditinjau dari Gaya Belajar, yakni
kemampuan literasi numerasi pada level
menengah.
2. Menurut Salvia, Sabrina 2021 dalam artikel
Analisis Kemampuan Literasi Numerasi
Peserta Didik Ditinjau Dari Kecemasan
Matematika yakni, kecemasan matematika
memiliki hubungan yang signifikan negatif
dengan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik.
Menurut Baharuddin, Muhammad, 2021 dalam
Artikel “Deskripsi Kemampuan Numerasi
Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi
Pecahan” yakni :
1. Tidak mampu menganalisis informasi
dalam bentuk grafik, tabel, diagram.
2. Tidak mampu menafsirkan hasil analisis
untuk memprediksi dan mengambil
kesimpulan.

Kutipan Absis: Mathematics Education Journal


9 Vol. 3., No. 1, Mei 2021, pp. 9-15 ISSN 2686-
0104 (print), 2686-0090 (online)
“Kemampuan numerasi pada perkembangan
peserta didik di lingkungan sekolah “
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/abs
is/index

Rendahnya literasi numerasi dikarenakan :


1. Guru yang belum membiasakan peserta
didik dengan soal-soal berbasis literasi.
2. Kurang dorongan dan pantauan orang tua.
Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
2 Rendahnya KAJIAN LITERATUR
Setelah dilakukan analisis terhadap
motivasi belajar
kajian literatur, hasil wawancara, dan
peserta didik Artikel “Wahana Matematika dan angket maka dapat diketahui bahwa
dalam Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan rendahnya motivasi belajar peserta
pembelajaran Pembelajarannya Vol. 16 No 1, April didik dalam pembelajaran
Matematika 2022 e-ISSN: 2549-6727 , p-ISSN: Matematika adalah
1858-0629”.
Ni Putu Parastuti Lestari1,*, I Made o Tidak mempunyai tujuan dari
Ardana , I Putu Pasek Suryawan pembelajaran matematika.
*Corresponding author: o Kurangnya dorongan dari guru
niputuparastutilestari28@undiksha.ac.id untuk memotivasi peserta didik
dalam pembelajaran.
1. Kekurangan atau berkurangnya motivasi, o Guru belum merancang
yang bersifat internal maupun eksternal pembelajaran yang menarik.
dapat berakibat kurang bersemangatnya o Guru kurang memperkaya
siswa dalam mempelajari materi-materi pengetahuan untuk memotivasi
pelajaran (Harianti & Amin, 2016). peserta didik.
2. Wawancara dengan Guru Fisika, o Kurangnya dukungan dan
Ibu Mardayanti Allo, S.Pd perhatian dari orang tua.
Rendahnya motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran Matematika
dikarenakan :
a. Kurangnya dorongan dari guru untuk
memotivasi peserta didik dalam
pembelajaran.
b. Guru belum merancang pembelajaran
yang menarik.
c. Kurangnya dukungan dan perhatian
dari orang tua.
d. Guru kurang memperkaya
pengetahuan untuk memotivasi
peserta didik.
3. Rendahnya motivasi belajar dari peserta
didik berdasarkan Angket adalah :
a. Peserta didik tidak mempunyai
investasi dari pembelajaran
matematika untuk masa depan.
b. Lokasi pembelajaran tidak berfariasi.
c. Metode pembelajaran dari guru
kurang inovatif.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
3 Penggunaan KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis
Metode terhadap kajian literatur dan
pembelajaran Artikel “Macam metode belajar menurut para ahli hasil wawancara dapat
yang kurang lengkap beserta pembahasannya” diketahui bahwa Penggunaan
inovatif https://blog.kejarcita.id/macam-macam-metode- metode pembelajaran yang
belajar-menurut-para-ahli-lengkap-beserta- kurang efektif adalah :
pembahasannya/ (23 September 2023; 12.01 WIT) o Dalam pembelajaran guru
➢ Pengertian metode belajar adalah proses menjadikan peserta didik
sistematis dan teratur yang dilakukan oleh sebagai objek belajar dan
guru untuk menyampaikan materi kepada bukan sebagai subjek
siswanya. Dengan adanya metode belajar, belajar
diharapkan proses belajar dapat berjalan o Guru kurang bersemangat
dengan baik dan lancar. dalam mengajar.
➢ Metode belajar menurut Wina Sanjaya o Guru malas
(Sanjaya, 2016:147), yaitu cara untuk menggunakan metode
mengimplementasikan rencana yang telah pembelajaran yang
disusun kegiatan nyata supaya bisa efektif dan variatif dalam
mencapai tujuan yang optimal. proses pembelajaran di
➢ Pengertian metode belajar menurut kelas
Abdurrahman Ginting (2014:42), yaitu pola o Terlalu terikat dengan
atau cara yang khas untuk memanfaatkan pembelajaran di dalam
prinsip dasar pendidikan, berbagai teknik, kelas (Outdoor kurang)
dan sumber daya yang terkait pada proses
pembelajaran peserta didik.

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Swasta


Kristen Dobo, Bapak Jonathan Frans, S.Pd
a. Dalam pembelajaran guru menjadikan peserta
didik sebagai objek belajar dan bukan sebagai
subjek belajar
b. Penggunaan metode mengajar yang tidak
efektif dan variatif
c. Guru kurang bersemangat dalam mengajar.
d. Guru malas menggunakan metode
pembelajaran yang efektif dan variativ dalam
proses pembelajaran di kelas
Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
4 Kurangnya KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis terhadap
penerapan Soal – kajian literatur dan hasil
soal HOTS Naradidik: Journal of Education & wawancara maka dapat diketahui
(Higher Order Pedagogy Volume 1 Nomor 1 2022, pp bahwa penyebab lemahnya
Thinking Skills) 103-112 ISSN: 2827-864X (Online) – pemahaman soal hots pada peserta
2827-9670 (Print) DOI: didik adalah :
https://doi.org/10.24036/nara.v1i1.12 o Guru tidak menciptakan
Received: January 26, 2022; Revised: kolaborasi antara guru dan
March 30, 2022; Accepted: March 31, peserta didik mengenai soal –
2022 soal HOTS
Kurangnya penerapan soal HOTS (High o Peserta didik tidak mampu
Order Thinking Skills) dalam memahami perintah soal lebih
pembelajaran karena : khusus pada materi Dimensi
1. Peserta didik tidak memahami tiga.
materi o Aktifitas belajar di kelas tidak
2. Peserta didik tidak mengerti perintah menyenangkan.
soal o Peserta didik tidak terbiasa
mengulang kembali soal HOTS
Wawancara dengan guru sejawat di rumah.
Ibu Maya Maitale, S. Pd
Indikator – indikator pendukung siswa
tidak maksimal dalam menyelesaikan
soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills) adalah :
A. Faktor Internal, meliputi :
1. Genetika
2. Peserta didik tidak memahami
materi yang diajarkan.
3. Peserta didik tidak mengerti
perintah soal.
4. Peserta didik tidak mengikuti
pembelajaran dengan serius.
B. Faktor Eksternal, meliputi :
1. Metode pembelajaran dari
guru tidak inovatif.
2. Bentuk soal yang beragam
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
5 Kurangnya KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan
penggunaan analisis terhadap kajian
media dalam Penelitian : literatur dan hasil
pembelajaran https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/931/ wawancara dapat
Matematika 4/PI_KHUSNUL%20DIAHRATRI_BAB%20II.p diketahui bahwa
df (23 September 2023; 20.55 WIT) Kurangnya penggunaan
➢ Menurut (Fatria, 2017:136) media adalah segala media dalam
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran
menyalurkan pesan dan dapat merangsang Matematika adalah :
pikiran, dapat membangkitkan semangat, o Kurangnya
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat kreativitas guru
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada untuk membuat
siswa. media pembelajaran
➢ Menurut Rusman dalam (Rosmita, 2020:15) o Kurangnya
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu ketersediaan media
proses interaksi antara guru dan siswa baik ajar di sekolah
interaksi langsung seperti tatap muka maupun
interaksi secara tidak langsung menggunakan
media pembelajaran.
➢ Sedangkan dalam (Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003)
menyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
➢ Menurut (Syaiful bahari Djamarah dan Azwan
Zain, 2020:121) Media pembelajaran adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan agar tercapai tujuan
pembelajaran.

Wawancara dengan Rekan Guru Fisika,


Ibu Mardayanti Allo, S.Pd.
a. Kurangnya kreativitas guru untuk membuat
media pembelajaran.
b. Kurangnya ketersediaan media ajar di sekolah
c. Guru kurang mengembangkan diri lewat
pelatihan – pelatihan dalam pembuatan media
ajar.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
6 Kurangnya KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan
penggunaan analisis terhadap
model – model Karya inovatif “Model pembelajaran menurut para kajian literatur dan
dalam ahli” hasil wawancara
pembelajaran https://wartaguru.id/model-pembelajaran-menurut-para- dapat diketahui
Matematika ahli/ bahwa Kurangnya
(23 September 2023; 13.22 WIT) penggunaan model –
model pembelajaran
➢ Model pembelajaran yang kita ketahui secara awam inovatif dalam
adalah sebuah cara untuk melaksanakan proses pembelajaran
pembelajaran dengan bentuk ataupun berbagai macam Matematika adalah
gaya.
➢ Pengertian secara umum adalah suatu cara atau teknik o Kurangnya
penyajian sistematis yang digunakan oleh guru dalam pengetahuan guru
mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran tentang model –
agar tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran. model
➢ Bisa juga diartikan sebagai seluruh rangkaian pembelajaran
penyajian materi yang meliputi segala aspek sebelum, yang inovatif.
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru o Guru merasa
serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan nyaman dengan
secara langsung atau tidak langsung dalam proses model
belajar mengajar. pembelajaran
➢ Trianto (2010) model pembelajaran adalah suatu yang selama ini
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai di pakai sehingga
pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas malas untuk
atau pembelajaran dalam tutorial. menerapkan
➢ Menurut Trianto Model pembelajaran merupakan model
pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat pembelajaran
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, yang inovatif.
sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan
belajarnya.

Wawancara dengan Rekan Guru Biologi


Ibu Susana Ratuanik, S. Pd
a. Kurangnya pengetahuan guru tentang model –
model pembelajaran inovatif.
b. Guru merasa nyaman dengan model pembelajaran
yang selama ini di pakai sehingga malas untuk
menerapkan model pembelajaran yang inovatif.

Daftar Link KUESIONER MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA


https://drive.google.com/file/d/1wsl0oOwonOdLSR3Ovy-zknvVyE_vyNwT/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai