Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan business plan ini dengan baik. Business plan berjudul “Browish
Herbal” yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi junk food dan memperbanyak konsumsi
herbal. Mengonsumsi herbal sebagai camilan pengganti makanan ringan dapat mengurangi
risiko terjadinya gangguan metabolisme karena kalorinya yang cenderung rendah.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penulisan business plan ini. Kami sangat berharap business plan ini
dapat berguna dalam melakukan strategi marketing di dunia kuliner. Semoga business plan
ini dapat berguna bagi kita semua. Kami sadar bahwa business plan ini masih jauh kurang
sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Kami
memohon maaf jika apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan untuk para pembaca memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhir kata, kami memohon maaf apabali penulisan business plan ini
terdapat banyak kesalahan.

Surakarta, 01 September 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Industri makanan saat ini telah berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya
industri makanan telah banyak pula efek negatif yang timbul. Makanan yang kita konsumsi
sebaiknya adalah makanan yang sehat. Definisi makanan yang sehat adalah makanan yang
tidak mengandung bahan yang dapat merugikan mahluk hidup yang mengkonsumsinya.
Namun saat ini maraknya makanan yang diproduksi oleh industry makanan dengan
menggunakan bahan tambahan kimia yang menyebabkan bahaya bagi Kesehatan. Bahan
tambahan makanan adalah bahan kimia yang terdapat dalam makanan yang ditambahkan
secara sengaja atau yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku, untuk
mempengaruhi dan menambah cita rasa, warna, tekstur, dan penampilan dari makanan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.329/MENKES/PER/1976
yang dimaksud zat aditif atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk didalamnya
adalah pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi,
anti gumpal, pemucat dan pengental.
Berdasarkan penelitian dari Yamin, dkk (2021) yang mengatakan bahwa makanan
siap saji (instan) merupakan makanan yang sangat mudah dan cepat diolah sebagai
pengganti makanan rumahan. Makanan ini menggunakan zat aditif berupa bahan
pengawet, penyedap, pemanis mapun suplemen. Penggunaan zat aditif pada makanan
instan tidak dapat dihindari untuk menjamin persediaan dan peningkatan mutu
makanan. Karenanya makanan instan digemari oleh banyak orang. Penggunaan zat
aditif pada makanan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan misalnya keracunan, kerusakan syaraf, ginjal, hati, cacat kelahiran,
gangguan gastroenteritis, kejang-kejang, anomalia kaki, kelainan pertumbuhan,
kemandulan bahkan kematian. Salah satu makanan cepat saji yang di gemari masyarakay
adalah Junk food mengandung sebagian lemak yang terakumulasi dalam tubuh. Aktivitas fisik
yang rendah dan disertai dengan pola makan yang berlebih dapat menimbulkan obesitas.
Data berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018 menunjukkan
bahwa 650 juta orang di dunia menderita obesitas. Indonesia merupakan negara yang
menempati peringkat ke-4 di Asia Tenggara dengan 14,3% kasus obesitas. Salah satu faktor
penyebab meningkatnya obesitas adalah konsumsi junk food. Namun terdapat perbedaan
hasil penelitian mengenai pengaruh konsumsi junk food terhadap obesitas ditinjau dari
frekuensi konsumsi junk food. Frekuensi anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast
food rata-rata 1 2 kali seminggu, dengan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah
fried chicken, french fries dan soft drink.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara kebiasaan konsumsi fast food dengan obesitas pada anak SD. Junk food
yang mengandung banyak lemak, garam,dan gula, termasuk bahan tambahan dan bahan
adiktif sintetik dapat berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang ringan sampai
yang berat, seperti obesitas, diabetes, rematik,hipertensi, serangan jantung, struk, dan kanker.
Saat ini penyakit-penyakit degeneratif tersebut tidak hanya diderita orang tua yang sudah
berumur, tetapi juga anak muda.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dan mayoritas penduduk
indonesia berprofesi sebagai petani, diantaranya adalah petani budidaya buah-buahan dan
budidaya tanaman herbal atau rempah-rempah, hal tersebut yang menjadikan kami berinovasi
dengan membuat makanan yang sehat dengan berbahan dasar alami, saat ini masih sangat
jarang bisa kita temui, terlebih lagi dalam bentuk makanan keripik brownis kering. Maka dari
itu, kami membuat brownis dari bahan dasar tanaman herbal dan buah-buahan sebagai solusi
untuk makanan sehat, bergizi dan bernutrisi bagi masyarakat Indonesia dan juga memiliki
keunikan berupa keripik brownis kering. Keripik brownis tersebut memiliki varian rasa
herbal, seperti jahe, kunyit, daun kelor dan lidah buaya.
Dalam hal produksi, bisnis ini memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah
bahan-bahan alami dan berkualitas tinggi. Bisnis ini juga mempertimbangkan menggunakan
bahan-bahan lokal untuk mendukung perekonomian lokal. Bahan utama dalam proses
produksi ini menggunakan serbuk herbal yang kami dapatkan melalui produsen langsung
yang berasal dari petani herbal yang sudah melalui proses produksi sehingga kami bisa
mendapatkan bahan baku berupa serbuk alami. Sehingga hal tersebut juga dapat mendorong
perekomian pelaku produksi lokal. Disisi lain, belum adanya kompetitor dipasaran dengan
produk yang serupa. Melihat peluang tersebut memudahkan kami untuk menjangkau pasaran
yang lebih luas baik melalui pemasaran secara langsung atau menggunakan marketplace.
Dengan bentuk kemasan yang praktis dan kualitas tahan lama sehingga memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk dapat menikmati produk brownis diberbagai situasi sebagai
makanan camilan, seperti moment berkumpul dengan keluarga, produk oleh-oleh, camilan
untuk menemani waktu liburan dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Deskripsi Produk
Kripik brownies rasa herbal adalah produk yang relevan untuk bisnis karena semakin banyak
orang yang mencari camilan yang sehat dan alami. Kripik Browish Herbal ini memiliki
kandungan selain berkhasiat sebagai obat juga berkhasiat untuk mencegah penyakit dan
bernutrisi bagi tubuh karena terkandung khasiat herbal. Yang bermanfaat bagi tubuh. Produk
ini dapat menarik minat konsumen yang peduli dengan kesehatan dan ingin mencoba sesuatu
yang baru dan unik. Rasa Daun Kelor : Membantu menangkal radikal bebas, memelihara
fungsi dan kesehatan otak, mengontrol tekanan darah, membantu melancarkan pencernaan,
dsb. Dengan memberikan inovasi varian yang baru dan unik, pada produk ini juga tidak
menghilangkan ciri khas brownis pada umumnya yaitu dengan tetap mempertimbangkan
varian rasa coklat dan rasa buah yang diolah dan sedemikian rupa hingga menciptakan
inovasi baru berupa produk ini dengan olah dalam bentuk kripik. Oleh karena itu dalam hal
ini dapat meningkatkan daya tarik produk dan memperluas pangsa pasar. Dengan banyaknya
manfaat dan khasiat bagi tubuh sehingga produk kripik browish ini dapat dengan cepat bisa
mengjangkau pasaran lebih luas. Hal tersebut didukung juga oleh kemasan yang menarik,
produk yang inovatif, menarik dan tahan lama, serta cocok untuk semua kalangan mulai dari
anak-anak, remaja dewasa, maupun lansia. Namun produk kripik brownis ini dapat
dikonsumsi dengan secara tidak berlebihan karena tidak baik untuk kesehatan juga. Untuk
hasil yang maksimal dapat mengkonsumsi produk ini dengan rata-rata 2-3 kali dalam sehari.
B.Anggaran Biaya/Kebutuhan Dana Pengembangan
No Nama Kebutuhan Ketersediaan Kebutuhan
. (Rp) (Rp)
1. BAHAN BAKU Rp. 1.480.000 Rp. 5.904.000
2. ALAT BANTU Rp. 400.000 Rp. 2.411.000
3. PEMASARAN Rp. 400.000 Rp.5.000.000
4. DISTRIBUSI Rp. 1.375.000 Rp. 2.850.000
5. TEMPAT USAHA Rp. 500.000 Rp. 2.000.000
6. LAIN-LAIN RP. 404.000 RP. 1.380.000
TOTAL Rp. 4.329.000 Rp. 19.545.000

1.BAHAN BAKU
No Nama Bahan Baku Satuan Sudah Tersedia Kebutuhan
. Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai
1. Telur Kg 5 115.000 10 230.000
2. Gula Pasir Kg 4 56.000 8 112.000
3. SP Kg 5 94.000 7 329.000
4. Tanaman Herbal Kg - - -
-Aloevera Kg 3 45.000 10 150.000
-Daun Kelor Kg 3 219.000 10 730.000
-Jahe Kg 3 93.000 10 310.000
-Kunyit Kg 10 65.000 14 91.000
-Kayu Manis Kg 1 91.000 10 910.000
-Kencur Kg 4 36.000 10 90.000
5. Susu Kental Manis Gram 5 50.000 10 100.000
6. Terigu Pro Rendah Kg 4 48.000 20 240.000
7. Maizena Kg 3 48.000 25 368.000
8. Susu Bubuk Kg 3 168.000 9 504.000
9. Vanila Bubuk Gram 6 36.000 10 60.000
10. Margarin Gram 5 65.000 25 325.000
11. Minyak Sayur Kg 3 36.000 15 180.000
12. Butter Cream Gram 3 66.000 12 264.000
13. Parutan Keju Kg 1 79.000 12 395.000
14. Isian Toping Kg 3 129.000 5 516.000
Jumlah Nilai Bahan Baku Rp. Rp
1.480.000 5.904.000

2.Alat Bantu
No. Nama Bahan Satuan Sudah Tersedia Kebutuhan
Baku Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai (Rp)
1. Loyang Buah 2 25.000 6 75.000
2. Oven Buah - 1 950.000
3. Mixer Buah 1 150.000 3 450.000
4. Alat Parut Buah 1 13.000 5 65.000
5. Pisau Buah 1 32.000 8 256.000
6. Wadah Buah 3 65.000 12 195.000
7. Wajan Buah 1 40.000 4 160.000
8. Spatula Buah 1 35.000 4 140.000
9. Panci Buah 1 40.000 3 120.000
Jumlah Nilai Alat 400.000 2.411.000
Bantu

3.PEMASARAN
No. Kegiatan Satuan Sudah Tersedia Kebutuhan
Pemasaran Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai (Rp)
1. Sponsorship Channel - - 1 500.000
III.PENUTUP
Dengan melihat peluang yang ada di pasaran dimana masyarakat banyak mengonsumsi
makanan junk food/tidak sehat,maka kami menghadirkan cemilan sehat yang bisa dikonsumsi
semua kalangan dari anak-anak sampai lanjut usia.Selain itu pengemasannya yang ekonomis
lebih menarik minat dalam konsumsi juga terkandung banyak khasiatnya.

Indahwati, A. N., Muftiana, E., & Purwaningroom, D. L. (2017). Hubungan Mengonsumsi Makanan
Cepat Saji (Fast Food) dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri di SMP N 1
Ponorogo. Indonesian Journal for Health Sciences, 1(2), 7-13.

(Pebriani, L., Frethernety, A., & Trinovita, E. (2022). Studi Literatur: Pengaruh Konsumsi
Junk Food terhadap Obesitas: Literature Review: Effect of Junk Food Consumption on
Obesity. Jurnal Surya Medika (JSM), 8(2), 270-280)
( Septiana, P., Nugroho, F. A., & Wilujeng, C. S. (2018). Konsumsi junk food dan serat pada
remaja putri overweight dan obesitas yang indekos. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 61-67.)
(Sutrisno, S., Pratiwi, D. C., Istiqomah, I., Baba, K. J., Rifani, L. E., & Ningtyas, M. A.
(2018). Edukasi Bahaya Junk Food (Makanan dan Snack) dan Jajan Sembarangan dikalangan
Remaja. Journal of Community Engagement in Health, 1(1), 7-10.)

Anda mungkin juga menyukai