PROPOSAL
Dosen Pengampu : Siti Marisa, MA, M.Pd
Oleh:
Cintami Nurafni Pratiwi
Nim : 71220211044
Kelas : 3 - C
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salat merupakan bagian dari rukun islam, juga kewajiban yang
diperintahkan Allah Swt kepada orang-orang yang mengaku dirinya sebagai
muslim. Kewajiban salat fardhu harus dikerjakan oleh seorang muslim yang
sudah mukallaf (Aqil dan Baligh) secara rutin dalam sehari semalam sebanyak
lima waktu, tidak boleh ditinggalkan karena hukumnya wajib, walau dalam
kondisi dan situasi apapun, seperti: kondisi sibuk bekerja, dalam perjalanan,
maupun dalam kondisi sakit.
Salat juga merupakan tiang agama, dan barang siapa yang mendirikan
salat maka berarti orang tersebut telah mendirikan agama, dan barang siapa
yang meninggalkan salat, maka orang tersebut telah merobohkan tiang agama,
karena salat berpengaruh positif terhadap pelaksanaan ibadah-ibadah lainnya
dan tingkah laku seorang muslim. Dengan melaksanakan ibadah salat tersebut
fikiran dan hati seorang muslim menjadi lebih baik.
Allah Swt menciptakan semua makhluknya agar mereka mau
mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada-Nya, karena
setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah Swt dan
manusia bukan hanya sebagai khalifah dimuka bumi tetapi juga mempunyai
fungsi sebagai hamba yaitu untuk menyembah dan beribadah kepada Allah
Swt. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyaat/51: 56,
س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل ْن
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku”. (Terjemahan Kemenag 2019)
Berdasarkan ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menciptakan jin
dan manusia hanya untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Adapun salah satu
bentuk pengabdian tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan ibadah salat.
Karena ibadah salat merupakan salah satu bentuk ketaatan dan kecintaan
manusia kepada Allah Swt, dan ibadah salat juga merupakan sarana
1
2
islam memberikan contoh kepada peserta didik secara praktik atau secara
langsung.
Dengan demikian, peran sekolah dan guru sangat diperlukan dalam
membina kesadaran beribadah siswa, terutama ibadah salat agar anak tersebut
mau melaksanakan dan tekun menjalankan ibadah salat. Maka penulis sangat
tertarik untuk, mengadakan penelitian secara langsung dan mengangkat judul
skripsi “Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Menanamkan Kesadaran Salat bagi Peserta Didik di SMP Swasta Ali
Imran Medan”
6
7
ۤ َ ٰ ٰٓهؤ
)31 :2/ ( البقرة٣ َُْل ِء ا ِْن ُك ْنت ُ ْم صٰ ِدقِيْن
Artinya: “Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat,
seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu
benar!” (Al-Baqarah/2:31) Terjemahan Kemenag 2019
Pengertian seorang guru dapat dipahami sebagai seorang pemimpin
yang dikagumi dan diteladani, guru merupakan faktor penentu
keberhasilan dan pemenuhan tanggung jawab seorang pendidik. Seorang
guru adalah sosok yang memiliki kepemimpinan atas siswa. Baik guru
ataupun siswa memiliki keterbatasan didalam kelas dimana siswa merasa
malu dan sopan kepada guru. (Adriyani, 2016)
Pendidikan agama Islam dapat dijabarkan dalam dua bagian yaitu
pendidikan dan agama islam. Pendidikan diartikan sebagai satu proses
transformasi nilai budaya yang ditata sedemikian rupa untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan bagi seseorang mengenal, mengembangkan
serta mengendalikan potensi yang ada pada dirinya agar dapat berjalan
secara wajar dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Sementara
itu agama islam adalah satu ajaran yang diwahyukan dari Allah SWT
melalui Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci Al-Qur’an sebagai
sumber hukum dan sumber pengetahuan. Jadi apabila digabungkan kedua
kata tersebut maka pendidikan agama islam adalah proses bimbingan dan
pembinaan seseorang agar dapat berjalan secara wajar dan benar sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Dengan demikian, bahwa Guru Pendidikan Agama Islam adalah
orang yang memberikan materi pengetahuan agama islam dan memberikan
bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaanya, dan juga medidik
murid-muridnya agar mereka kelak menjadi manusia yang bertakwa
kepada Allah Swt. Disamping itu guru pendidikan agama Islam juga
berfungsi sebagai pembimbing agar para murid mulai dari sekarang dapat
9
b. Seorang guru harus bersih tubuhnya, dalam artian jauh dari dosa besar,
sifat ria’ (mencari nama), dengki, permusuhan, perselisihan, dan sifat
tercela lainnya.
c. Ikhlas dalam pekerjaan. Dengan cara menyesuaikan antara perkataan
dan perbuatan, bahkan tidak boleh malu dalam berkata jujur jika
sewaktu ia tidak tahu terhadap masalah yang memang belum ia
ketahui.
d. Memiliki sifat pemaaf. Seorang guru harus memiliki sifat pemaaf yang
tinggi. Ia sanggup menahan diri, menahan amarah, lapang hati, banyak
bersabar dan jangan terpancing emosi karena sebab-sebab kecil,
berkepribadian dan mempunyai harga diri.
e. Seorang guru harus mengusai mata pelajaran yang diberikannya serta
memperdalam ilmu pengetahuannya. Oleh karena itu, janganlah
pelajaran itu bersifat dangkal, sehingga peserta didik tidak bisa
menerimanya secara keseluruhan.
2.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam
Tugas guru sebagai profesi suatu profesi menuntut kepada guru
untuk mengambangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik
adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak
didik, sedangkan tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, sedangkan tugas
guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak diidk. Maka tugas profesional dari
seorang guru yaitu meneruskan dan transmisi ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nila-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak
dan seharusnya diketahui oleh anak. (Kosasi, 1994)
Tugas guru dalam pandangan islam adalah mendidik, yaitu
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik
psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif. Pendidikan islam bertujuan
13
tanggung jawab dan kesadaran ini terdapat dalam konseling dan terapi
yang berkaitan dengan kegiatan penyadaran untuk menciptkan kesadaran.
Berdasarkan konsep dan teori tersebut, manusia memiliki kemampuan
dalam menyadari dirinya sendiri. Semakin besarnya kebebasan dalam diri
seseorang, menandakan orang tersebut memilikikesadaran yang kuat.
Suatu aspek yang esensial dalam diri manusia adalah kemampuan
untuk menentukan berbagai pilihan secara bebas namun masih dalam
Batasan tertentu. Konsep ini juga menerangkan bahwa Nasib dan
keberdaaan manusia menjadi tanggung jawabnya pribadi. Hal tersebut
menandakan bahwa kebebasan bertindak dan memilih tersebut juga harus
dibarengi dengan sikap tanggung jawab.
Dalam islam kesadaran sangat diperlukan untuk dimunculkan. Hal
ini dikarenakan kehidupan yang lebih baik dapat dirai dengan kesadaran.
Kesadaran diri menjadi inti dari hidup yang sebenarnya. Manusia
seharusnya menyadari keberadaannya sebagai mahkluk yang lemah
dihadapan Allah Swt, menghamba kepadaNya, dan memikul amanah
khalifah disuniabekal dalam hidup didunia dan akhirat, lawan hidup,
teman hidup, tugas hidup, tujuan hidup, dan sebagainya.
2.2.2 Indikator Kesadaran
Soekanto mengatakan bahwa kesadaran memiliki empat indicator
yang masing-masing indicator merujuk pada suatu tahapan menuju
tahapan berikutnya yang merujuk pada suatu tahapan menuju tahapan
berikutnya yang merujuk pada tingkat tertentu, diawali dari yang rendah
samapi kepada tingkat yang tinggi. Keempat indikator tersebut ialah:
a) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan bagian yang krusial dalam membentuk
seseorang. Pengetahuan diartikan sebagai hasil dari tahu dan
didapatkan setelah orang tersebut mendeteksi suatu objek tertentu.
Pada umumnya, manusia mendapatkan sebagaian besar pengetahuan
melalui indra penglihtan dan pendengaran.
b) Pemahaman
18
23
24
2005, U. R. (2006). Tentang Guru dan Dosen . Jakarta: PT. Asa Mandiri.
ER, U. (2014). Panduan Salat & Do'a disertai Juz Amma. Jakarta: Lingkar Media.
Muchith, M. S. (2016). Guru PAI yang Profesional. QUALITY Vol. 4, No. 2, 19.
Rauf. (2003). Salat Menurut Tuntutan rasulullah SAW. Jakarta: Karya Dunia
Fikir.
28
29