01 02 03 04
Profil Perusahaan Faktor Eksternal
IE Matrix CPM Matrix
dan Faktor Internal
05 06 07 08
Space Matrix BCG Matrix SWOT Matrix QSPM Matrix
01
Profil Perusahaan
PT. Pos Indonesia
SEJARAH PT.POS INDONESIA
1746 - Kantor Pos Pertama Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh
Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus
1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat
penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor
di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri
Belanda.
1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan
status jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST
1877 - Union Postale Universelle Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah
berhubungan dalam pengiriman surat, sehingga tercatat sebagai
anggota Union Postale Universelle (UPU).
1945 - Hari Bakti POSTEL Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai
oleh militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT
mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi
Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati
menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.
1965 - PN Pos dan Giro Pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN
Pos dan Giro).
1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan
Giro
1995 - PT Pos Indonesia (Persero) Pada tanggal 20 Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
VISI & MISI PT.POS INDONESIA
PT Pos memiliki saluran distribusi yang tersebar dengan Rendahnya daya saing, rendahnya sikap kerja, lemahnya
baik sistem pengendalian internal dan akuntansi, dan tingginya
risiko operasional perusahaan.
Semua jaringan yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia telah sumber daya manusia yang dimiliki PT Pos Indonesia
terkoneksi secara virtual. kurang mumpuni
PT Pos Indonesia mengetahui cara menghubungkan semua Menyediakan gaji yang tidak kompetitif.
titik-titik pengiriman
Memiliki sumber daya manusia yang sangat mengenal pasar Rendahnya utilisasi aset, jaringan dan fisik
setempat.
Adanya pembangunan jalan darat yang baru Kemajuan teknologi dan tumbuh maraknya jejaring sosial.
Adanya potensi pasar yang besar dari berbagai lini bisnis Adanya UU No. 38 Tahun 2009
Adanya masyarakat yang lebih mementingkan harga Hasil dari Kongres Universal Postal Union (UPU)
dibandingkan dengan kualitas dari barang dan jasa yang
dibelinya
Adanya strategi berbasis konsumen Kebanyakan produk inovasi hanya dapat digunakan oleh
kalangan menengah ke atas
PP Nomor 5 Tahun 1995 Risiko pengiriman surat lebih lama daripada email atau sms
0.06 3 0.18
Total 1.00 2.98
THE IFE TOTAL WEIGHTED SCORES
3.0
SCORES
2.0
1.0
The Internal-External (IE) Matrix terdiri dari sembilan kuadran yang menggambarkan
posisi perusahaan. The IE Matrix disusun berdasarkan total weighted scores EFE pada
y-axis dan The IFE pada x-axis. Kuadran I, II, IV dapat dideskripsikan sebagai grow and
bulid. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yang berada pada kuadran ini
adalah backward, forward, atau horizontal integration, market penetration, market
development, dan product development.
Perusahaan yang berada pada kuadran III, V, atau VII paling baik dikelola
menggunakan strategi hold and maintain, strategi yang bisa diterapkan pada perusahaan
tersebut adalah market penetration dan product development. Sedangkan perusahaan
yang berada pada kuadran VI, VIII, dan IX merupakan perusahaan yang berada pada
posisi hervest or divest. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan pada tipe ini
adalah retrenchment dan divestiture.
Berdasarkan total weighted scores EFE Matrix (2.98) dan total weighted
scores IFE Matrix (2.1), PT Pos Indonesia terletak pada kuadran V. Oleh karena itu, PT
Pos Indonesia termasuk dalam tipe hold and maintain, strategi yang dapat diterapkan
pada PT Pos Indonesia adalah strategi market penetration atau product development.
04
CPM MATRIX
CPM merupakan suatu matrix yang mengidentifikasikan pesaing
utama, kelemahan serta kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan berkaitan
dengan posisi strategis perusahaan dalam industri tersebut. Dalam CPM
matrix ini, pesaing PT Pos Indonesia yang digunakan sebagai pembanding
adalah dua perusahaan yang bergerak di industri yang sama dengan PT Pos
Indonesia yaitu JNE dan DHL. Kami membandingkan PT Pos Indonesia
dengan JNE dan DHL berdasarkan periklanan, jenis produk, harga,
kualitas sumber daya manusia, keamanan pengiriman, jangkauan daerah di
Indonesia, posisi di industri, ekspansi global, dan kepercayaan konsumen.
CPM
PT Pos Indonesia JNE DHL
Critical Success Factors Weight Rating Score Rating Score Rating Score
Periklanan 0.05 1 0.05 2 0.1 3 0.15
Jenis Produk 0.06 3 0.18 2 0.12 2 0.12
Harga 0.09 4 0.36 2 0.18 1 0.09
Kualitas sumber daya 0.1 1 0.1 3 0.3 3 0.3
manusia
Keamanan Pengiriman 0.14 1 0.14 4 0.56 4 0.56
Jangkauan Daerah di 0.15 3 0.45 3 0.45 2 0.03
Indonesia
Posisi di Industri 0.04 1 0.04 3 0.12 3 0.12
Ekspansi Global 0.07 1 0.07 2 0.14 3 0.21
Kepercayaan Konsumen 0.3 1 0.3 3 0.9 4 1.2
Total 1.00 1.69 2.87 2.78
Bobot CPM
Bobot DHL Bobot JNE Bobot Pos Indonesia
0.05 0.05 0.05
0.06 0.06 0.06
0.09 0.09 0.09
0.1 0.1 0.1
A. Strategi agresif. Apabila perusahaan berada pada kuadran ini, strategi yang
diterapkan adalah backward integration, forward integration, horizontal integration,
market penetration, market development, product development, dan diversification
(related atau unrelated).
B. Strategi konservatif. Apabila perusahaan berada pada kuadran ini, strategi yang
diterapkan adalah market penetration, market development, product development, dan
related diversification.
C. Strategi kompetitif. Apabila perusahaan berada pada kuadran ini, maka strategi yang
diterapkan adalah backward integration, forward integration, horizontal integration,
market penetration, market development, dan product development.
Strategi defensif. Apabila perusahaan berada pada kuadran ini, maka strategi yang
diterapkan adalah retrenchment, divestiture, dan liquidation. Dari SPACE Matrix yang
telah kami susun mengenai PT Pos Indonesia, dapat kami simpulkan bahwa PT Pos
Indonesia berada di posisi konsevatif sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah
market penetration, market development, product development dan related
diversification.
06
BCG MATRIX
Persentase Persentase
Percent Percent
Perubahan Biaya Biaya
Division Revenues Revenues Perubahan (%)
(%) Pemasaran Pemasaran
(2011) (2010)
(2011) (2010)
a. Kuadran I (Question Marks). Apabila produk ataupun divisi diposisikan pada kuadran I ini,
maka produk memiliki posisi relative market share yang rendah tetapi berada pada industri
yang bertumbuh secara pesat
b. Kuadran II (Stars). Kuadran ini menunjukkan posisi dimana divisi memiliki relative
market share yang tinggi dan memiliki industri yang berkembang pesat sehingga investasi
lebih harus dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi tersebut
c. Kuadran III (Cash Cows). Kuadran ini menunjukkan posisi dimana divisi memiliki relative
market share yang tinggi tetapi bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat
d. Kuadran IV (Dogs). Kuadran ini menunjukkan posisi di mana divisi memiliki relative
market share yang rendah dan bersaing di industri yang lambat pertumbuhannya.
07
SWOT MATRIX
Strengths Weaknesses
Faktor-2 Internal (IFAS) 1. Saluran distribusi yang tersebar dengan baik 1. Rendahnya daya saing, sikap kerja, sistem pengendalian internal
2. Jaringan yang terkoneksi secara virtual dan akuntansi dan tingginya risiko perusahaan
3. Mengetahui cara menghubungkan semua titik secara fisik 2. sumber daya manusia yang kurang mumpuni
4. sumber daya manusia yang mengenal pasar 3. Gaji tidak kompetitif
4. Rendahnya utilisasi aset, jaringan dan fisik
5. Tidak memiliki utang
6. Rendahnya capital expenditure
Faktor- 2Eksternal (EFAS) 7. Rendahnya tingkat keamanan
8. Belum jelasnya model pengembangan bisnis perusahaan
Opportunities SO Strategies WO Strategies
1. Pembangunan jalan darat yang baru 1. Membuka saluran distribusi yang baru di daerah-daerah yang 1. Memberikan gaji yang lebih kompetitf untuk mendapatkan
2. Memiliki potensi pasar yang besar dilewati jalan baru (S1, O1) pegawai yang lebih berkualitas dan kompeten (W2,W3,O2)
3. PP Nomor 5 Tahun 1995 2. Mempromosikan PT Pos Indonesia di daerah-daerah yang 2. Menjadwalkan penggunaan aset sesuai dengan pekerjaan yang
4. Sistem kemitraan berpotensi (S4, O1) harus dikerjakan (W4,O1)
5. Masyarakat yang lebih mementingkan harga daripada kualitas 3. Mempromosikan produk-produk yang dikeluarkan PT Pos 3. Membuat model pengembangan bisnis yang baru agar dapat
6. Kesempatan untuk strategi berbasis konsumen Indonesia (S4,O2) menjaring pasar yang berpotensi (W8, O2, O6)
7. Semakin banyaknya perusahaan-perusahaaan dengan cabang 4. Menyusun sebuah program baru bersama dengan perusahaan 4. Melakukan pinjaman sebagai modal untuk melakukan ekspansi
yang tersebar di berbagai lokasi mitra dengan harga miring (S4,O4,O5) (W5,W6, O2)
5. Memperbaiki dan membangun saluran distribusi di daerah-daerah
di mana terdapat banyak perusahaan-perusahaan besar (S1,S3,O7)
Adanya potensi pasar yang besar dari berbagai lini bisnis, seperti bisnis surat dan paket, bisnis logistik 0.12 3 0.36 1 0.12
dan bisnis jasa keuangan untuk dikembangkan oleh PT Pos.
Adanya beberapa perusahaan seperti perusahaan provider yang menjalin sistem kemitraan dengan 0.04 2 0.08 - -
PT Pos Indonesia sehingga menjadi nilai lebih bagi konsumen.
Adanya masyarakat yang lebih mementingkan harga dibandingkan dengan kualitas dari barang dan 0.09 2 0.18 - -
jasa yang dibelinya.
Adanya kesempatan untuk menerapkan strategi yang berfokus pada penciptaan nilai tambah bagi 0.03 2 0.06 2 0.06
konsumen melalui penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang lebih cepat dan
fleksibel.
Semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang memiliki cabang dan relasi yang tersebar di 0.07 3 0.21 - -
berbagai lokasi sehingga membutuhkan jasa pengiriman.
Threats
Adanya UU No. 38/2009. 0.08 3 0.24 4 0.32
Kemajuan teknologi dan tumbuh maraknya jejaring sosial. 0.08 4 0.32 2 0.16
Hasil dari Kongres Universal Postal Union (UPU). 0.06 3 0.18 1 0.06
Kurangnya publikasi informasi produk 0.06 4 0.24 - -
Adanya anggapan dari masyarakat bahwa badan usaha swasta lebih 0.03 3 0.09 3 0.09
baik daripada badan usaha negara sehingga kepercayaan masyarakat
untuk menggunakan produk PT Pos Indonesia.
Adanya risiko pengiriman melalui surat memakan waktu yang lebih lama 0.06 - - - -
daripada pengiriman informasi menggunakan SMS dan email.
Strengths
PT Pos Indonesia memiliki saluran distribusi yang tersebar dengan baik. 0.27 - - -
Semua jaringan yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia telah terkoneksi 0.12 - - - -
secara virtual.
Memiliki sumber daya manusia yang sangat mengenal pasar setempat. 0.09 1 0.09 4 0.36
Weaknesses
Rendahnya daya saing, rendahnya sikap 0.1 - - 4 0.4
kerja, lemahnya sistem pengendalian internal
dan akuntansi, dan tingginya risiko
operasional perusahaan.