Anda di halaman 1dari 21

ANTIDIABETES MELITUS 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi sangat diperlukan bagi setiap makhluk hidup dalam

melakukan setiap aktifitasnya baik aktifitas dari segi fisik maupun psikis.

Untuk mendapatkan energy, sebagian besar diperoleh darti mengonsumsi

gula (glukosa) yang berasal dari karbohidrat yang kemudian akan

disintesis menjadi energy (ATP). Tidak selamanya karbonidrat yang

dikonsumsi menjadi sangat menguntungkan, tetapi karbohidrat juga dapat

memberikan efek buruk bagi tubuh jika dikonsumsi secra berlebihan.

Salah satu efek yang ditimbulkan karena mengonsumsi

glukosaberlebih yakni penyakit diabtes mellitus. Namun tidak selamanya

penyakit diabetes mellitus disebabkan karena mengomsumsi gula berlebih

tetapi ada juga dikarenakan factor keturunan. Diabetes mellitus

merupakan satu grup sindrom yang semua gegalanya ditandai dengan

peningkatan gula darah yang disebabkan oleh definisi insulin relative atau

absolute.

Diabetes mellitus salah satu penyakit menular yang prevalensi

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabtes mellitus sering disebut

dengan The Great Imitator, yaitu penyakit yang mengenai semua organ

tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit ini timbul

secara perlahan, sehingga seseorang tidak menyadari bahwa danya

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 2

berbabgi macam perubahan pada dirinya. Prubahan seperti minum lebih

banyak, buang air kecil menjadi sering, berat bada terus menurun, dan

berlangsung cukup lama, biasanya tidak diperhatika.

Pada percobaan ini dilakukan mengetahui efek farmakologi dari obat

acarbose, glibenklamid terhadap hewan coba menggunakan alat

glucometer.

B. Maksud Praktikum

Maksud dari praktikum ini ialah untuk mengetahui dan memahami

efek dari obat andiabetes pada hewan coba mencit (Mus muscullus).

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan tingkat

efektifitas pemberian obat anti diabetes pada hewan coba mencit (Mus

musculus) yang terlebih dahulu diinduksi dengan larutan glukosa 50 %.

D. Prinsip Praktikum

Induksi hiperglikemia dilakukan pada mencit yang diberi larutan

glukosa 50%. Pemberian larutan glukosa dilakukan secara oral.

Perkembangan hiperglikemia diperikasa setelah 15 menit pemberian

glukosa. Pemberian obat antidiabete secara oral dapat menurunkan kadar

glukosa darah dibandingkan terhadap mencit kontrol.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. (Soryono, 2004).

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh

ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena

penggunaan yang tidak efektif dari insulin. Hal ini ditandai dengan

tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit ini membutuhkan

perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah

komplikasi maupun perawatan sakit. DM ada yang merupakan penyakit

genetik atau disebabkan keturunan disebut DM tipe 1 dan yang

disebabkan gaya hidup disebut DM tipe 2. Gaya hidup yang tidak sehat

menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM, jika dicermati

ternyata orang-orang yang gemuk mempunyai resiko terkena DM lebih

besar dari yang tidak gemuk (Suryono, 2004).

Insulin merupakan polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel β

pankreas yang terdiri atas dua rantai polipeptida. Struktur insulin manusia

dan beberapa spesies mamalia kini telah diketahui. Insulin manusia terdiri

atas 21 residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 4

Kedua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida. nsulin

disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam

plasma darah. Konsentrasi ambang kadar glukosa untuk sekresi tersebut

adalah antara 80-100 mg/dL (pada saat puasa). Sementara itu, respon

maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar antara 300-500

mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh

tubuh. Umur insulin dalam aliran darah sangat cepat, waktu paruhnya

kurang dari 3-5 menit (Tjokropiawiro, 2008).

Penderita diabetes mellitus memiliki kadar gula yang sangat tinggi.

Gula tersebut akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh

glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian akan

dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi

tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju

350 mg/menit. Ketika kadar glukosa sangat tinggi, filtrat glomerolus

mengandung glukosa di atas batas ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya

kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut

glikosuria yang merupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus.

Glikosuria ini mengakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar

(Katzung,2002).

Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya

glukoneogenesis secara berlebihan. Sel-sel hati akan meningkatkan

produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan

merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 5

sehingga akan menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam

pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena

insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada

sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui

urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan

adiposa secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang

hebat kendati terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan

kalori normal atau meningkat (Suroyono, 2006).

Penderita diabetes tipe I juga mengalami hipertrigliseridemia, yaitu:

suatu keadaan dimana kadar trigliserida dan VLDL dalam darah yang

tinggi. Hipertrigliseridemia terjadi karena VLDL yang disintesis dan

dilepaskan tidak mampu diimbangi oleh kerja enzim lipoproteinlipase yang

merombaknya. Jumlah enzim ini diransang oleh rasio insulin dan glukagon

yang tinggi. Efek pada produksi enzim ini juga mengakibatkan

hipersilomikronemia, karena enzim ini juga dibutuhkan dalam katabolisme

silomikron pada jaringan adipose (Ukandar, 2008)

Berbeda dengan penderita diabetes tipe I, pada penderita diabetes

tipe II, ketoasidosis tidak terjadi karena penguraian lemak (lipolisis) tetap

terkontrol. Namun, pada terjadi hipertrigliseridemia yang menghasilkan

peningkatan VLDL tanpa disertai hipersilomikronemia. Hal ini terjadi

karena peningkatan kecepatan sintesis de novo dari asam lemak tidak

diimbangi oleh kecepatan penyimpanannya pada jaringan lemak. Asam

lemak yang dihasilkan tidak semuanya mampu dikatabolisme,

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 6

kelebihannya diesterifikasi menjadi trigliserida dan VLDL. Hal ini

diperparah oleh aktivitas fisik penderita diabetes mellitus tipe II yang pada

umumnya sangat kurang. Akibatnya kadar lemak dalam darah akan

meningkat. Pada penderita yang akut, akan terjadi penebalan pada

pembuluh darah terutama pada bagian mata, sehingga dapat

menyebabkan rabun atau bahkan kebutaan (Ukandar, 2008).

B. Uraian Bahan dan Obat

1. Uraian Bahan

a. Air Suling (Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Aqua,Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

b. Glukosa 50 % (Ditjen POM, 1995)

Nama Resmi : Dextrosum

Nama Lain : Glukosa, Dekstrosa

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

serbuk granul putih, tidak berbau, rasa

manis

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 7

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, larut dalam etanol

mendidih, sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai induksi sumber gula

c. Na-CMC (Dirjen POM, 1979: 401)

Nama resmi : NATRIICARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksilmetilselulosa

Pemerian : Serbuk, kuning gading, tidak berbau dan

hampir tidak berbau, higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air,

membentuk suspensi koloidal, tidak larut

dalam etanol (95%) P, dalam eter P,dalam

pelarut organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Uraian Obat

a. Acarbose

Indikasi : Terapi pasien dengan diabetes tipe 2

Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan buruk. Obat ini di

metabolisme terutama oleh bakteri usus

dan beberapa metabolit tersebut diabsorbsi

dan diekskresi dama urine.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 8

Mekanisme Kerja : Menunda pencernaan karbohidrat sehingga

mengakibatkan penurunan kadar glukosa

pascaprandial. Menghambat alfa

glukosidase yang terikat membrane secara

reversibel pada batas vili usus. Enzim ini

bertanggung jawa pada hidrolisis

oligosakarida menjadi glukosa dan gula-

gula lainnya. Akibatnya peningkatan

glukosa darah pascaprandial ditumpulkan.

Efek samping : Kembung, diare, dan kram abdomen.

Kontraindikasi : Pasien yang mengalami penyakit usus

inflamasi, ulserasi kolon atau obstruksi

usus tidak boleh menggunakan obat ini.

b. Metformin (FUB)

Indikasi : Terapi diabetes tipe 2

Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan baik per oral, tidak

berikatan dengan protein serum, dan tidak

dimetabolisme. Ekskresi melalui urine.

Mekanisme Kerja Reduksi keluaran (output) glukosa hepatik,

sebagian besar dengan menghambat

glukoneogenesis hepatik. Memperlambat

absorbsi gula oleh usus dan meningkatkan

ambilan dan penggunaan glukosa di perifer

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 9

Efek samping : Sebagian besar pada saluran cerna

Kontraindikasi Penyakit ginjal atau hepar, infrak miokardium

akut, infeksi berat atau ketoasidosis

diabetikum. Obat ini harus digunakan hati-

hati pasien berusia 80 tahun ke atas atau

yang memiliki riwayat penyakit jantung

kongestif atau penyalahgunaan alkohol.

c. Glimepiride (Tjay, 2002)

Golongan : Antidiabetes (Sulfonilurea)

Indikasi : Diabetes Militus

Farmakodinamik : Glimepiride merangsang sekresi induksi

dari granul-granul sel beta langerhans

pangkreas. Rangsangannya melalui

interaksinya dengan ATP sensitive K

channel.

Farmakokinetik : Sulfonilurea generasi II, umumnya potensi

hipoglikemiknya hampir 100 kali lebih besar

dari generasi I. Meski waktu paruhnya

pendek, hanya 3 - 5 jam, efek

hipoglikemiknya berlangsung 12 – 24 jam,

sering cukup satu kali sehari. Alasan

mengapa waktu paruh pendek ini,

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 10

memberikan efek hipoglikemik panjang,

belum diketahui.

Efek samping : Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung,

ataksia, reaksi alergi (Theodorus, 1996).

Insidens efek samping generasi I sekitar

4%.Insidensinya lebih rendah lagi untuk

generasi II. Hipoglikemia, bahkan sampai

koma tentu dapat timbul. Reaksi ini lebih

terjadi pada pasien usia lanjut dengan

gangguan fungsi hepar atau ginjal,

terutama yang mengunakan sediaan

dengan masa kerja panjang. Efek samping

lain, reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual,

muntah, diare, gejala hematologic, SSP,

mata dan sebagainya.

Kontraindikasi : Wanita diabetes yang sedang hamil,

penderita glikosuria renal non-diabetes,

hipersensitivitas Interaksi Obat :

Glukokortikoid, hormone tiroid, diuretika,

estrogen menyebabkan peningkatan kadar

glukosa dalam darah bila diberikan

bersamaan.

Dosis : Permulaan 1dd 1-4mg, maks 6mg sehari ac

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 11

C. Uraian Hewan Coba

➢ Klasifikasi hewan

Hewan Coba Mencit (Jassin,1992)

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Subphyllum : Vertebrata

Class : Mamalia

SubClass : Theria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

➢ Karakteristik hewan

Mencit (Mus Musculus) (Malole M., 1989)

- Dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam kandang

maupun secara bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu

mencit banyak digunakan di laboratorium.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 12

- Mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya)

maka cenderung berkumpul sesamanya. Mereka lebih efektif

pada malam hari daripada siang hari karena kehadiran manusia

mengganggu dari aktivitas mencit.

- Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang menyusui

akan mempertahankan sarangnya

- Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 - 12 ekor sekali lahir)

- Mulai dikawinkan : jantan 50 hari dan betina 50 – 60 hari

Sifat fisiologisnya :

- Walaupun ukuran tubuh relatif kecil namun denyut jantungnya

400/menit

- Konsumsi oksigennya 1,7 ml/gr/hari

- Luas permukaan tubuh 200 gram 36 cm2

- Kecepatan respirasi/menit 136 – 216

- Volume darah (% BB) : 7,5

- Suhu tubuh (oC) 27,9 – 38,2

- Tekanan darah 47/106

- Volume tidal 0,15 ml

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 13

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spoit 1 mL,

kanula, kapas, stopwatch, gunting .

b. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol,

aquadest, betadine, glimeperida, acarbose, metformin, glukosa 50%,

Na-CMC, dan strip glukosa.

B. Prosedur Kerja

a. Perlakuan hewan coba.

1. Disiapkan mencit, kemudian ditimbang dan dipuasakan selama 16

jam.

2. Mencit yang telah dipuasakan diukur kadar glukosa darah awalnya.

3. Diinduksi glukosa 50% secara oral.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 14

4. Setelah 15 menit, diukur kembali kadar glukosa darah setelah

diinduksi glukosa.

5. Diberikan secara oral obat acarbose kemudian Diukur kadar

glukosa masing-masing mencit pada menit ke-30

b. Cara kerja (Anonim, 2019)

1. Hewan coba dibagi dalam 5 kelompok.

2. Semua hewan coba diukur kadar glukosa darahnya (kadar glukosa

awal).

3. Semua hewan coba diinduksi dengan larutan glukosa 50%.

4. Setelah 30 menit dilakukan pengukuran kadar glukosa darah (kadar

glukosa induksi).

5. Kelompok I diberikan Metformin®.

6. Kelompok II diberikan obat Metformin®.

7. Kelompok III diberikan obat glimeperida®.

8. Kelompok IV diberikan obat glimeperida®.

9. Kelompok V diberikan acarbose®.

10. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada menit 30’

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 15

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum

Dari hasil praktikum obat diabetes melitus yang telah dilakukan, maka

diperoleh hasil pengamatan berupa tabel sebagai berikut :

Klp Kadar glukosa Kadar glukosa darah

Perlakuan induksi (mg/dL) akhir (mg/dL)

Menit ke-30

I Metformin 179 162

II Metformin 328 287

III Glimepirida 500 251

IV Glimepirida 162 147

V Acarbose 315 222

B. Pembahasan

Diabetes mellitus atau yang sering disebut penyakit gula atau

kencing manis adalah suatu gangguan menahun khususnya pada

metabolism dalam tubuh, dan juga pada metabolism lemak dan protein.

Penyebab diabetes mellitus adalah kekurangan hormone

insulin, yang berfungsi memungkinkan glukosa masuk kedalam sel

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 16

untuk dimetabolisir (dibakar) dan dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Akibatny glukosa bertumpuk didalam ginjal bersama darah dan

akhirnya diekresikan lewat kemih tanpa digunakan. Karena itu, produksi

kemih sangat meningkat dan penderita sering berkemih, merasa haus

berat badah menurun dan merasa lelah.

Kriteria diagnose diabtetes mellitus adalah kadar glukosa pusa

≥ 126 mg/dL atau pada 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL atau HbA 1c

≥ 8%. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan ≥ 140 mg/dL tetapi lebih

kecil dari 200 mg/dL dinyatakan glukosa toleransi lemah.

Pengobatan diabtes mellitus (DM) dapat dilakukan dengan cara

pemberian langsung insulin, atau dengan cara pemberian obat-obatan

hipoglikemia oral.

Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan

hewan coba mencit. Mencit dipuasakan selama terlebih dahulu agar

menghilangkan factor makanan yang akan meningkatkan glukosa

darahnya.

Pada praktikum diabetes mellitus kali ini digunakan obat

Acarbose dan Glibenklamid. Acarbose merupakan obat golongan

penghambat alfa glukosidase yang mekanisme kerjanya yaitu menunda

pencernaan karbohidrat sehingga melibatkan penurunan kadar glukosa

pasca pradial. Glibenklamid merupakan obat golongan sulfonylurea

yang mekanisme kerjanya yaitu mengurangi sekersi insulin pada Beta

pankreas.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 17

Pada percobaan ini pertama-tama diambil 5 ekor mencit

kemudian dipuasakan selama 16 jam yang bertujuan untuk

menghilangkan factor makanan, agar tidak terjadi peningkatan kadar

glukosa darah dari bahan makanan sehingga bisa dilihat adanya

pengaruh obat anti diabetes mellitus pada mencit. Setelah itu diukur

kadar glukosa puasanya setelah induksi, diberikan kepada masing-

masing mencit disetiap kelompok. Lalu diukur kembali kadar glukosa

darahnya tiap interval waktu 15, 20 dan 60 menit. alat yang dipaaki

untuk mengukur kadar gula darah yaitu glucometer.

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diperoleh

kesimpulan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada setiap

mencit yang diberikan obat. Ada beberapa mencit juga, yang

mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tidak stabil (naik

turunnya angka kadar glukosa pada setiap menitnya). Pada pemberian

obat glimepirida, acarbose dan metformin® mampu menurunkan kadar

glukosa darah sampai angka yang dikatakan normal. Ternyata

glimepirida, acarbose dan metformin® sendiri memiliki efektivitas yang

besar dalam penurunan kadar glukosa darah. Hal ini seusuai dengan

literature karena mekanisme kerjanya yaitu peningkatan insulin pada

sel pankreas sehingga kadar glukosa dalam tubuh menjadi berkurang.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 18

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa glimepirida, acarbose dan metformin® memiliki efek sebagai

antidiabetik karena dapat menurunkan kadar glukosa mencit sebanyak

193mg/dL dari kadar awal yaitu 315 mg/dL.

B. Saran

Sebaiknya asisiten dan praktikan dapat bekerja sama dengan baik

agar praktikum berjalan dengan lancer dan damai.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2019. Penunrutuan Praktiukum Farmakologi dan Toksikologi 3.


Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Champe, Pamela C. dan Richard A. Harvey, 2013.Farmakologi Ulasan


Bergambar Edisi Keempat. Jakarta : EGC.

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta : Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Jakarta : Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Dirjen POM, 2014. Farmakope Indonesia Edisi Kelima.Jakarta : Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Katzung, G. Bertram. 2002. Farmakologi : Dasar dan Klinik. Buku 2. Jakarta :


Penerbit Salemba Medika.

Ukandar, E. Y., J. I. Sigit, I. K. Adnyana, A. A. P. Setiadi, Kusnandar. 2008. ISO


Farmakoterapi. Penerbit PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.

Suryono, 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Jakarta : Balai Penerbit


Fakultas Kedokteran

Suryono, S., 2006. Diabetes Mellitus di Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbitan


Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKU.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2017.Obat-obat Penting Edisi Ke-
7.Jakarta : Elex Media Komputindo

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 20

Tjokroprawiro Askandar, 2001. Diabetes Mellitus : Klasifikasi Diagnosis dan


Terapi. Jakarta : Gramedia.

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043
ANTIDIABETES MELITUS 21

LAMPIRAN

a. Cara Kerja

1. Penyiapan hewan uji

Mencit ditimbang

Mencit dipuasakan selama 16 jam

2. Perlakuan hewan coba

Disiapkan mencit yang telah dipuasakan

Diukur kadar glukosa darah awal

Diinduksi glukosa secara oral

Setelah 15 menit, diukur kembali kadar glukosa darah setelah diinduksi

glukosa

mencit 1 mencit 2 mencit 3 mencit 4 mencit 5

metformin metformin glimepirida glimepirida acarbose

dilakukan pengukuran kadar glukosa pada menit 30,60,90, 120

Novia Herawati Labudu Andi Maulana K., S.Farm.


M.Clin.Pharm, Apt.
15020150043

Anda mungkin juga menyukai