Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN KARDIOLOGI LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER JANUARI 2024


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

UNSTABLE ANGINA PECTORIS

OLEH
ANNISA NABILA
111 2022 2180

PEMBIMBING
dr. Andi Muhammad Reis. Saiby, Sp. JP-FIHA

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN KARDIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan refarat ini dengan judul “Unstable Angina Pectoris ”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di
Bagian Kardiologi.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya refarat ini dapat
terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan refarat ini. Saya berharap sekiranya refarat
ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Makassar, 02 Januari 2024
Hormat Saya,

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Annisa Nabila

NIM : 111 2022 2180

Judul : Unstable Angina Pectoris

Telah menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul ”Unstable

Angina Pectoris” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan

supervisor pembimbing dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian

Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 02 Januari 2024


Menyetujui,
Dokter Pendidik Klinik, Penulis,

dr. Andi Muhammad Reis. Saiby, Sp. JP-FIHA Annisa Nabila


11120222180

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

BAB II LAPORAN KASUS.........................................................................3

2.1 Identitas Pasien...............................................................................3

2.2 Anamnesis.......................................................................................3

2.3 Pemeriksaan Fisik...........................................................................4

2.4 Pemeriksaan Penunjang.................................................................6

2.5 EKG...................................................................................................8

2.5 Diagnosis.........................................................................................8

2.6 Planning Terapi...............................................................................8

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................10

3.1 Definisi........................................................................................... 10

3.2 Epidemiologi..................................................................................10

3.3 Etiologi...........................................................................................11

3.4 Menifestasi Klinis..........................................................................11

3.5 Diagnosis.......................................................................................12

3.6 Tatalaksana....................................................................................14

3.7 Edukasi...........................................................................................16

BAB IV......................................................................................................18

KESIMPULAN..........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Angina tidak stabil, salah satu dari beberapa sindrom koroner akut ,

menyebabkan nyeri dada yang tidak terduga, dan biasanya terjadi saat

istirahat. Penyebab tersering adalah berkurangnya aliran darah ke otot

jantung karena arteri koroner menyempit akibat penumpukan lemak

(aterosklerosis) yang dapat pecah sehingga menyebabkan perlukaan

pada pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan pembekuan darah,

yang menghambat aliran darah ke otot jantung.

Gumpalan darah yang menyumbat arteri sebagian atau seluruhnya

menyebabkan angina tidak stabil. Biasanya, arteri akan mengalami

penumpukan plak (aterosklerosis) yang menyempitkan pembuluh darah.

Plak mungkin memiliki area rusak yang memudahkan terjadinya

pembekuan darah. Angina dapat terjadi setiap kali ada bekuan darah yang

menyumbat aliran darah di arteri.

Unstable angina merupakan jenis angina yang lebih berbahaya.

Angina jenis ini tidak tergantung pada aktivitas yang dilakukan, serta

dapat muncul tiba-tiba dan berlanjut meski penderitanya sudah

beristirahat.Dibandingkan dengan stable angina, unstable angina terjadi

lebih lama dengan intensitas nyeri yang lebih parah. Gejala yang

ditimbulkan angina jenis ini juga tidak hilang walau penderita sudah

1
beristirahat atau minum obat. Unstable angina umumnya merupakan

tanda dari serangan jantung

2
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 56 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Malino

Suku : Bugis

Pekerjaan : IRT

Tanggal Masuk RS : 15 Desember 2023

No. RM : 314606

2.2 Anamnesis

Keluhan Utama: Nyeri Dada

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan nyeri dada tembus ke belakang

seperti ditekan benda berat yang dialami sejak pukul 2 malam yang

menjalar ketangan, Nyeri dada dirasakan berdenyut dan tidak hilang

dengan beristirahat, sesak (+), rasa berdebar (-), nyeri kepala (+), demam

3
(-), mual (+), muntah (-), nyeri uluhati (-), bengkak pada ekstremitas

bawah (-), nafsu makan menurun, BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Hipertensi (-)

Diabetes Mellitus (+)

Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat Hipertensi (+) pada kedua orang tua, dan riwayat diabetes

mellitus (+) pada ibu pasien.

Riwayat Konsumsi Obat:

Riwayat meminum Metformin

Riwayat Kebiasaan:

Merokok (-), Minum alkohol (-),

2.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Sakit sedang/ Composmentis/ Gizi Cukup

Tanda – tanda Vital:

TD : 111/71 mmHg

Nadi : 104x/ menit

Suhu : 36,5C

4
Pernafasan : 22x/ menit

Status Generalis:

Pemeriksaan Head to Toe

1. Kepala

Bentuk : Mesochepal

Palpasi : Tidak ada nyeri

Rambut : Dalam batas normal

2. Mata

Inspeksi : Isokor

Palpasi : Tidak Nyeri

Kelopak mata : Dalam batas normal

3. Dada

Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : Tidak ada nyeri

Perkusi : Sonor/Resonan

Auskultasi : Vesikuler

4. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tampak

5
Palpasi : Tidak ada nyeri

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Bj I/II murni

5. Abdomen

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri

Perkusi : Tympani

Palpasi : Tidak ada nyeri

Auskultasi : Bising usus (-) normal

6. Ekstremitas

Akral Hangat (+), CRT < 2 detik

Ekstremitas superior : Baik

Ekstremitas inferior : Baik

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (15/12/2023):

 WBC : 12.47 (103/uL) (H)

 RBC : 4.59 (106/uL)

 HGB : 13.3 g/dl

 HCT : 37.0%

 MCV : 80.6 fl (L)

6
 MCH : 29.0 pg

 MCHC: 35.9 g/dl

 PLT : 339 (103/uL)

Hasil Laboratorium (17/12/2023)

• Gula Darah Puasa : 252 u/L

• HbA1C : 11.6 u/L (tidak terkendali)

• Kolestrol Total : 189 mg/dl

• LDL Kolestrol : 106 mg/dl (H)

Pemeriksaan Echocardiogram (17/11/2023):

Hasil :

 Fungsi Sistolik LV menurun EF 45%

 Fungsi Sistolik RV baik TAPSE 1.7

7
 Dimensi ruang jantung normal

 Katup katup jantung : normal

 Hipokinetik Basal Mid Iferioseptal dan anteroseptal

 E/A < 1

2.5 EKG

2.5 Diagnosis

- UAP

- CHF

- Dyspepsia

2.6 Planning Terapi

- Aspilet 80mg 1-0-0

- Clopidogrel 75 mg 0-1-0

8
- Simvastatin 20mg 0-0-1

- Diviti 2,5mg/24jam/iv

- Omeprazole 40mg/24jam/iv

- Sucralfat Syr 3x1

- Furosemide 40mg 1-0-0

- Ramipril 2,5mg 0-1-0

- Concor 1,25mg 0-1-0

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi

Angina pektoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia

miokardium yang dipicu oleh aktivitas yang meningkatkan kebutuhan

miokardium akan oksigen; seperti latihan fisik; dan hilang dalam beberapa

menit dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin. Angina pektoris

adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan

antara kebutuhan (demand) dan suplai aliran arteri koroner.

Angina Pectoris (UAP) atau disebut juga angina pectoris tidak stabil

yaitu bila nyeri timbul untuk pertama kali, sakit dada yang tiba-tiba terasa

pada waktu istirahat atau aktivitas minimal yang terjadi lebih berat secara

mendadak atau bila angina pectoris sudah ada sebelumnya namun

menjadi lebih berat. Biasanya dicetuskan oleh faktor yang lebih ringan

dibanding sebelumnya.

3.2 Epidemiologi

Penyakit arteri koroner mempengaruhi sebagian besar populasi.

Diperkirakan bahwa penyakit arteri koroner menyebabkan lebih dari

sepertiga kematian pada orang yang berusia di atas 35 tahun. Penyakit ini

merupakan penyebab utama kematian pada kelompok usia ini. Sekitar 18

juta orang di Amerika Serikat diperkirakan terkena penyakit ini. Insiden ini

lebih tinggi pada pria, tetapi ketika seseorang melampaui usia 75 tahun,

10
insiden pada pria dan wanita menjadi lebih dekat. Faktor risiko lainnya

termasuk obesitas, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, riwayat merokok,

penyalahgunaan kokain atau amfetamin, riwayat keluarga, penyakit ginjal

kronis, HIV, gangguan autoimun, dan anemia.

Usia rata-rata presentasi adalah 62 tahun, dan wanita cenderung

lebih tua daripada pria. Orang Afrika-Amerika cenderung muncul pada

usia yang lebih muda.

3.3 Etiologi

Penyakit aterosklerosis koroner adalah penyebab utama angina

tidak stabil pada hampir semua pasien iskemia miokard akut. Penyebab

paling umum dari angina tidak stabil adalah penyempitan arteri koroner

akibat trombus yang berkembang pada plak aterosklerotik yang terganggu

dan tidak oklusif. Penyebab yang lebih jarang adalah vasospasme arteri

koroner (varian angina Prinzmetal). Disfungsi endotel atau kelancaran

pembuluh darah menyebabkan vasospasme ini

3.4 Menifestasi Klinis

 Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa

sakit, tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri,

tercekik atau rasa terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher,

tenggorokan, daerah antara tulang skapula, menjalar ke daerah

rahang ataupun lengan.

 Sesak napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina

11
hilang.

 Dapat pula terjadi palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun

hamper pingsan

3.5 Diagnosis

Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis

sebagai berikut:

 Angina Pertama Kali

Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali

dialami oleh penderita dalam periode 1 bulan terakakir

 Angina Progresif

Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya

dalam 1 bulan terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih

lama, timbul dengan pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan

tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita

sebelumnya menderita angina pektoris stabil.

 Angina Waktu Istirahat

Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal

yang dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan O2 miokard.

Lama angina sedikitnya 15 menit.

 Angina Sesudah IMA

Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.

Kriteria penampilan klinis tersebut dapat terjadi sendiri-sendiri atau

bersama tanpa adanya gejala IMA. Nekrosis miokard yang terjadi

12
pada IMA harus disingkirkan misalnya dengan pemeriksaan enzim

serial dan pencatatan EKG.

Pemeriksaan Penunjang

1. EKG

EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG

istirahat normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill

ataupun sepeda ergometer. Tujuan dari stress test adalah menilai

sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak, dan menilai

beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah

utama akan memberi hasil positif kuat. Gambaran EKG penderita

ATS dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai

inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan

His dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T.

Perubahan EKG pada ATS bersifat sementara dan masingmasing

dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun sersamaan. Perubahan

tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali ke gambaran

normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu 24

jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi

evolusi gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.

2. Enzim LDH, CPK, dan CK-MB

Pada ATS kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau

meningkat tetapi tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB

merupakan enzim yang paling sensitif untuk nekrosis otot miokard,

13
tetapi dapat terjadi positif palsu. Hal ini menunjukkan pentingnya

pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk menyingkirkan

adanya IMA

3.6 Tatalaksana

1) Non Farmakologi

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan

kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti

merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya

tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang

obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi

kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar

adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah.

Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan

kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

2) Farmakologi

Pengobatan utama berfokus pada peningkatan perfusi arteri

koroner. Ini dilakukan dengan beberapa cara :

Pasien sering diobati dengan aspirin untuk terapi antiplatelet,

162 hingga 325 mg secara oral atau 300 mg secara rektal jika

pasien tidak dapat menelan. Aspirin harus diberikan dalam waktu

30 menit. Nitrogliserin tersedia dalam beberapa bentuk (intravena,

sublingual, transdermal, oral) dan meningkatkan perfusi melalui

vasodilatasi pembuluh darah koroner yang memungkinkan

14
peningkatan aliran dan peningkatan tekanan darah. Hal ini akan

mengurangi jumlah kerja yang harus dilakukan jantung, sehingga

mengurangi kebutuhan energi jantung.

Clopidogrel adalah pilihan bagi pasien yang tidak dapat

mentoleransi aspirin. Prasugrel lebih efektif daripada clopidogrel

tetapi dikaitkan dengan risiko perdarahan yang lebih tinggi. Baru-

baru ini, ticagrelor telah disetujui sebagai tambahan untuk aspirin

untuk mengurangi tingkat kejadian jantung trombotik.

Oksigen tambahan juga harus diberikan melalui nasal kanul

untuk mempertahankan saturasi oksigen yang sesuai. Ketiga

tindakan ini merupakan fungsi tercepat dan terpenting yang harus

dilakukan dalam mengevaluasi dan mengobati angina tidak stabil.

Pada pasien dengan nyeri yang terus berlanjut atau waktu

pemulihan yang lebih lama, respons pasien harus dievaluasi

karena mereka memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk

mengalami infark miokard.

Terapi lain yang potensial termasuk antikoagulasi dengan

heparin dengan berat molekul rendah atau tinggi. Beta-blocker juga

dapat mengurangi kebutuhan energi dengan menurunkan tekanan

darah dan denyut jantung. Penggunaan ranolazine telah diteliti

pada pasien dengan angina yang tidak stabil. Terdapat penurunan

yang signifikan pada titik akhir iskemia rekuren pada kelompok

ranolazine

15
3.7 Edukasi

 Pencegahan

Tujuan pencegahan adalah agar pasien dapat melanjutkan

semua aktivitas kehidupan sehari-hari, mempertahankan fungsi

miokard dan mencegah kejadian jantung di masa depan. Saat ini,

sebagian besar pusat jantung memiliki tim khusus seperti

rehabilitasi jantung yang menawarkan konseling intensif dan lebih

efektif.

 Gaya Hidup

Berhenti merokok adalah wajib untuk mencegah kejadian

jantung berulang. Hal ini berlaku untuk semua orang dalam rumah

tangga Penurun lipid harus mencoba dan mendapatkan target

kadar LDL-C 70 mg/dl atau lebih rendah, kadar HDL setidaknya 35

mg/dl, dan kadar trigliserida kurang dari 200 mg/dl. Pasien harus

berolahraga dan makan makanan rendah lemak

 Pengendalian Hipertensi

Target tekanan darah harus di bawah 140/90 mmHg. Pada

saat yang sama, pasien harus mengurangi asupan natrium dan

alkohol.

 Manajemen Diabetes Melitus

Kadar gula darah dapat diturunkan dengan diet, olahraga,

atau farmakoterapi.

16
 Manajemen Berat Badan dan Konseling Nutrisi

Pasien harus didorong untuk menurunkan berat badan dan

mencapai indeks massa tubuh (BMI) 25 kg/m

 Manajemen Aktivitas

Pasien yang berisiko mengalami angina tidak stabil harus

menghindari aktivitas fisik yang intens, terutama dalam cuaca

dingin

17
BAB IV

KESIMPULAN

Angina Pectoris (UAP) atau disebut juga angina pectoris tidak stabil

yaitu bila nyeri timbul untuk pertama kali, sakit dada yang tiba-tiba terasa

pada waktu istirahat atau aktivitas minimal yang terjadi lebih berat secara

mendadak atau bila angina pectoris sudah ada sebelumnya namun

menjadi lebih berat.

Penyakit aterosklerosis koroner adalah penyebab utama angina

tidak stabil pada hampir semua pasien iskemia miokard akut. Penyebab

paling umum dari angina tidak stabil adalah penyempitan arteri koroner

akibat trombus yang berkembang pada plak aterosklerotik yang terganggu

dan tidak oklusif.

Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa

sakit, tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri,

tercekik atau rasa terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher,

tenggorokan, daerah antara tulang skapula, menjalar ke daerah rahang

ataupun lengan.

EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG

istirahat normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun

sepeda ergometer. Tujuan dari stress test adalah menilai sakit dada

apakah berasal dari jantung atau tidak, dan menilai beratnya penyakit

18
seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah utama akan memberi

hasil positif kuat.

19

Anda mungkin juga menyukai