`ION`
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “ION”
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Ion
B. Sejarah Ion
C. Pengertian Larutan Ion
BAB II PEMBAHASAN
A. ION
B. SIFAT-SIFAT IONIK
A. Pengertian Ion
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif,
yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda.
Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena
tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang
terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang
atau diperoleh.
B. Sejarah Ion
Ion pertama kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun
1830, untuk menggambarkan mengenai bagian melekul yang bergerak ke arah anoda atau
katoda dalam suatu tabung hampa udara (vacuum tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa
ini baru dideskripsikan pada 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di
University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima (ia memperoleh gelarnya
dengan nilai minimum), tetapi kemudian disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada
tahun 1903.
Larutan ion adalah larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas sehingga
bisa menghantarkan arus listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ION
Atom tentu sudah anda kenal sebelumya, yaitu materi terkecil yang masih memiliki sifat unsur
yang dibentuknya, dan tidak dapat dibagi lagi dengan cara kimia biasa. Kemudian, setiap atom
memiliki jumlah electron tertentu, dan secara konfigurasi memiliki potensi ketidak stabilan
(kecuali VIIIA) sehingga setiap atom akan menuju kestabilan seperti unsur gas mulia yang
terkenal dengan ke-inert-anya. Bagaimana kestabilan itu bisa terbentuk?
Salah satunya adalah dengan melepas electron ataupun menerima electron. Proses ini kemudian
menghasilkan ion, yaitu atom bermuatan listrik. Atom yang melepas electron kemudian
membentuk ion positif yang disebut KATION. Sedangkan yang menangkap electron
membentuk ion negative yang kemudian disebut ANION. Pada pembahasan selanjutnya
proses pembentukan ion ini menjadi salah satu alasan terbentuknya ikatan kimia.
menuju ke posisi stabil (konfigurasi 2,8 sehingga sama dengan gas mulia) atom Na akan melepas
sebuah elektron membentuk ion Na+.
Na 1e + Na+
untuk menuju stabil atom Cl akan menangkap 1 elektron (konfigurasi 2,8,8 sehingga akan sama
dengan gas mulia) membentuk ion Cl− .
Cl + 1e Cl−
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung,
atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor
menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik
dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
SIFAT-SIFAT IONIK :
a. bersifat polar
b. larutannya dalam air menghantarkan arus listrik
c. titik lelehnya tinggi
d. lelehannya menghantarkan arus listrik
e. larut dalam pelarut-pelarut polar
Pencapaian kestabilan satu atom dapat terjadi dengan cara pembentukan ikatan ion. Ikatan ini
terjadi karena adanya gaya listrik elektrostatik antara ion yang bermuatan positif (kation) dengan
ion yang bermuatan negatif (anion).
Peristiwa ikatan ion diawali dengan proses pelepasan elektron dari sebuah atom menjadi ion
positif, sebagai contoh kita pergunakan aton Na, bersamaan dengan elektron yang dilepaskan
ditangkap oleh atom Cl lainnya sehingga atom tersebut menjadi bermuatan negatif. Dengan kata
lain proses pelepasan dan penangkapan elektron melibatkan dua atom atau lebih dan berlangsung
secara simultan, perhatikan Gambar di samping
pelepasan dan penarikan elektron dari atom Na ke atom Cl, menghasilkan ion-ion bermuatan.
.Gambar di samping kiri adalah Ikatan ion terjadi karena adanya gaya elektrostatika dari ion
positif dengan ion negatif
Perbedaan muatan listrik dari kedua ion itulah yang menimbulkan gaya tarik elektrostatik dan
kedua ion
berikatan (lihat Gambar samping kiri). Dalam kimia, kita tuliskan persamaan reaksinya se[perti
reasi pada gambar di bawah.
Dalam penulisan e dapat dicoret atau dihapus, karena keberadaannya saling meniadakan
disebelah kiri tanda panah dan disebelah kanan tanda panah.
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk oleh
reaksi antara unsur yang memiliki orbital terluar s1 dengan unsur yang memiliki orbital terluar
p5. Kedua unsur tersebut memiliki perbedaan elektro-negativitas yang besar. Dalam tabel
periodik, unsur-unsur yang umumnya membentuk ikatan ionik adalah unsur alkali dan alkali
tanah (memiliki elektron valensi s1 dan s2) dengan unsur halogen (memiliki elektron valensi p4
dan p5). Beberapa pengecualian terjadi untuk Flor yang memiliki elektronegatifitas tertinggi, dan
atom Cesium (Cs) yang memiliki elektronegatifitas terendah mengakibatkan ikatan yang
terbentuk dari kedua atom ini tidak sepenuhnya ionik.
Penamaan untuk senyawa yang dibangun melalui ikatan ion diberikan dengan “menyebutkan
nama atom logam (kation) dan menyebutkan nama anion ditambahkan dengan akhiran ida”. Pada
Tabel 5.1. di bawah ini diberikan lambang dan nama atom logam yang memiliki elektron valensi
s1 dan s2 dan p4 dan p5.
Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik umumnya
berupa kristal padat seperti; Natrium Klorida (NaCl), Cesium Klorida (CsCl), Kalium Bromida
(KBr), Natrium Yodida (NaI) dan lainnya.
Disamping adalah Tabel Hubungan electron valensi dengan ikatan ion pada senyawa.
Bentuk kristal padat sangat kuat, untuk senyawa NaCl, dibangun oleh ion Na+ dan Cl-, dimana
setiap kation Na+ dikelilingi oleh 6 anion Cl- pada jarak yang sama, demikian pula sebaliknya
setiap Cl- dikelilingi oleh 6 kation Na+ juga pada jarak yang sama. Sehingga kekuatan yang
dibangun sama kuatnya baik untuk kation maupun anion.
Gambar diatas adalah Bentuk kristal ionik, seperti NaCl, setiap Na+ (merah) dikelilingi 6 anion
Cl- dan sebaliknya (hijau) dikelilingi 6 kation Na+
Struktur kristal ionik sangat kuat sehingga umumnya hanya dapat larut dalam air atau dengan
pelarut lainnya yang bersifat polar. Kristal ionik berbentuk padatan, lelehan maupun dalam
bentuk larutan, bersifat konduktif atau menghantarkan listrik. dipergunakan dan sisanya sebagai
penyusun tulang. Kation natrium menjaga kestabilan proses osmosis extraselular dan intraseluler,
di daerah extraseluler kation natrium dibutuhkan sekitar 135-145 mmol, sedangkan di
intraselular sekitar 4-10 mmol.
Senyawa ionik dibutuhkan dalam tubuh, misalnya kation Na+ dalam bentuk senyawa Natrium
Klorida dan Natrium Karbonat (Na2CO3), didalam tubuh terdapat sekitar 3000 mmol atau setara
dengan 69 gram, 70% berada dalam keadaan bebas.
A. Kesimpulan
Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia
tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut
kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok
atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang
hilang atau diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.file-edu.com/2012/02/ikatan-senyawa-ion.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/ikatan-ion/
http://118.98.214.163/edunet/PRODUKSI%202009/MATERI%20POKOK/KIMIA/SMP/Atom,
%20Molekul,%20dan%20Ion/PRODUK/materi3a.html