Kau tak datang datang Jangankan menghampiri ku Kabarpun tak ada Kau diam kau bisu itukah sikapmu,pakk Kau biarkan kami mati seiring waktu waktu terus berdetik paaaaaakkkk.... Banyak diantara kami sudah tumbang Apakah kau sengaja biarkan kami hilang degan sendirinnya ( mati )
Jangankan kau angkat kami
Kau lihat pun tidak Kau katanya bela rakyat Apakah kami bukan rakyatmu... Mungkin kau anggap kami beban Mungkin kau anggap kami sampah yg sdh tak layak Lihat pak.. apakah bapak melihat kehidupan kami , kami juga manusia Kami juga warga negri ini Kami rakyatmu.... Kami juga layak kau perhatikan Di mana hatimu paakkk...
Sekarang terserah kau pak...
Kami mau di buang , di hancurkan, Bahkan kami mau di bunuh pun dgn tangan besi mu SILAHKAN..!
Sekali lagi kami sudah lelah, cape, bosan berteriak ,
Percuma kami marah pun kau sudah tak peduli pada kami
Sekali lagi aku katakan
TERSERAH PADAMU PAK PRESIDEN..." Seorang ibu berjuang, dia seorang honorer, pandanglah dia dari sisimu seperti dirimu, ia butuh hidup, ia bertahan, sampai kapan, roda zaman berputar, tapi kini ia belum menemukan jati diri, jadi pns sejati, siapa peduli, banyak hajat yang perlu dituntaskan, tapi yang satu ini sampai kapan, dia mencari, meminta, mengintip di dunia maya, tiada kabar berita, baru angin sorga..oh tuhan, ampuni ia, apa salah dan dosa, sehingga yang bukan berhak pun membuatnya kalah, kurang apa usahanya, apa kurang pendekatan.. Apa kurang pandai -pandai dengan pemegang kebijakan,.. Bukan itu, pandanglah mereka dari sisi kemanusiaan..