Anda di halaman 1dari 20

“ANALISIS KASUS BANK MEGA”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Matakuliah


Seminar Kebijakan Bisnis yang dibina oleh Ibu Hanifa Maulani Ramadhan, S.AB., M.AB.

Oleh

1. Ide Wahyu Safitri (145030200111102)


2. Konia Meta Alfiah (145030200111030)
3. Sahensa Abi Diarga (145030201111117)
4. Yuliana Prasiska (145030201111126)
5. Raudhatul Karimah (145030200111028)
6. Enggar Risky Riadytama (145030201111007)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan izin kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis Kasus Bank
Mega”
Tugas ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar kebijakan bisnis. Dan
juga saya mengucapkan terima kasih kepada yang telah mendukung selesainya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan saya.Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami dan bagi pembaca.

Malang, 27 Februari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Kasus Dana Elnusa dan Kasus Pemkab Batu Bara di PT. Bank Mega Tbk......................5
2.2 Bagian Pemeriksaan Strategi............................................................................................7
2.2.1 Situasi Saat Ini...........................................................................................................7
2.3 Analisis SWOT Awal........................................................................................................7
2.3.1 Tata Kelola Perusahaan..............................................................................................7
2.3.2 Lingkungan Eksternal (EFAS) : Peluang dan Ancaman (SWOT).............................8
2.3.3 Lingkungan Internal (IFAS): Kekuatan dan Kelemahan (SWOT)..........................10
2.3.4 Analisis Faktor Strategis (PSAK)............................................................................11
2.4 Analisis SWOT Akhir. Rekomendasi dimulai:...............................................................13
2.4.1 Alternatif dan Rekomendasi....................................................................................13
2.4.2 Pelaksanaan..............................................................................................................14
2.4.3 Evaluasi dan Pengendalian.....................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17
LAMPIRAN LAPORAN FINANCIAL BANK MEGA...............................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank Mega menjadi Bank yang dikenal kuat karena tidak terpengaruh terhadap krisis
ekonomi yang pernah dihadapi Indonesia, Bank Mega juga menjadi satu-satunya bank di
Indonesia yang mobil operasionalnya menggunakan Livery Bank Mega. Dan Bank Mega
seluruh saham kepemilikannya 100% dimiliki warga Indonesia.
Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama Bank Karman yang didirikan pada
tanggal 15 April 1969 dan berkedudukan di Surabaya, Selanjutnya pada tahun 1992 berubah
nama menjadi Mega Bank dan melakukan relokasi kantor pusat ke Jakarta.
Dan pada tahun 1996 diambil alih oleh CT. Corp. Pada bulan Juni 1997 melakukan
perubahan logo dan berubah nama menjadi Bank Mega, dan ditahun yang sama Bank Mega
melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian
saham Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namannya menjadi PT. Bank Mega Tbk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan kasus yang dihadapi oleh Bank Mega ?
2. Bagaimana detail bagian pemeriksaan strategi?
3. Bagaimana analisis SWOT awal disusun?
4. Bagaiman analisis SWOT akhir dibentuk? Dan rekomendasi apa yang diberikan?

1.3 Tujuan
2. Mahasiswa diharapkan memahami kasus apa yang dihadapi dan akan dibahas dalam
makalah ini
3. Mahasiswa diharapkan mengerti detail-detail bagian pemeriksaan strategi bank Mega
4. Mahasiswa diharapkan memahami analisis SWOT awal kebijakan Bank Mega
5. Mahasiswa diharapkan memahami analisis akhir SWOT kebijakan Bank Mega dan
rekomendasi apa yang dibutuhkan oleh Bank Mega.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Dana Elnusa dan Kasus Pemkab Batu Bara di PT. Bank Mega Tbk

Kasus Pegawai Bank Mega Terlibat Kasus Pembobolan Dana Elnusa


Bank Indonesia (BI) menyatakan, kasus pembobolan dana PT Elnusa Tbk
(ELSA)melibatkan langsung oknum pegawai PT Bank Mega Tbk (Bank
Mega). Hal tersebut. Diketahui BI usai pemeriksaan internal yang dilakukan oleh bank
sentral kepada Bank Mega.
Kasat Fismondep Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Aris
Munandarsebelumnya juga mengatakan, pembobolan dana itu juga menggaet sejumlah
pihak antara lainKepala Cabang Bank Mega Jababeka berinisial IHB. Dalam pembobolan
dana PT Elnusasebesar Rp 111 miliar ini, modus yang dilakukan dengan pemalsuan
tandatangan dokumenpengalihan dana. Nah, pemalsuan ini tidak akan mulus tanpa
bantuan pihak bank.Sebelumnya BI memang memanggil manajemen Bank Mega.
Adapun yang hadiryakni Direktur Kepatuhan Bank Mega, Direktur Operasional dan
Satuan Kerja Audit InternBank Mega. Ketua PPATK menjelaskan, berdasarkan
penelusuran PPATK sejak April 2011,dalam kasus Elnusa terdapat 33 laporan transaksi
keuangan mencurigakan (LTKM) dan 69 laporan transaksi keuangan tunai (LTKT).
Untuk Dana Pemkab Batubara, terdapat 18 LTKMdan 34 LTKT. Saat ini, PPATK telah
mengirim laporan tersebut kepada penyidik Poldadan Kejaksaan Agung.
Seperti diketahui, telah terjadi kasus pembobolan dana milik Elnusa di Bank
Megasebesar Rp 111 miliar oleh direktur keuangannya, Santun Nainggolan. Manajemen
Elnusaakhirnya memecat Santun yang dulu juga pernah menjabat sebagai presiden
direktur SempatiAir yang sudah bangkrut.Manajemen Elnusa juga memastikan bahwa
hilangnya dana deposito Rp 111 miliartidak mempengaruhi kinerja perseroan.
Penempatan deposito ini sedianya merupakan danaoperasional cadangan untuk tiga bulan
ke depan. Pembobolan bank terjadi bukan hanya sistem pengawasan yang lemah, namun
jugamasalah sumber daya manusia (SDM) perbankan. BI meminta, ke depan agar bank
lebihmengawasi kualitas SDM. BI akan menilai kebijakan human capital oleh bank
sebagaibagian dari penilaian risiko operasional.

Kasus Pemkab Batubara di PT Bank Mega Tbk


Dalam kasus dana Pemkab Batubara, PPATK telah membekukan 10 rekening
yangdicurigai menerima dana dari rekening Pemkab Batubara yang ada di Bank Mega
JababekaModus pembobolan dana Pemkab Batubara, Sumtera Utara senilai Rp 80 miliar
di BankMega Cabang Jababeka, mirip dengan kasus bobolnya dana Elnusa di bank
tersebut. Daripenyelidikan dan penyidikan yang dilakukan jajaran Kejaksaan Agung
diperoleh keterangansementara, uang Pemkab Batubara dialirkan ke PT Noble Mandiri
Invesment dan PT PacificFortune Management oleh sejumlah perantara yang berharap
bisa menarik keuntungan darihal tersebut.
Modus dari kasus ini adalah pemindahan rekening bank atas nama pemerintah
daerah(pemda) yang berada di bank pembangunan daerah (BPD) yakni Bank Sumut ke
bank swastadengan iming-iming tingginya nilai jasa bunga yang akan diberikan pihak
bank swasta.Jugadengan sistem deposito on call yang dapat memberikan kesempatan bagi
para nasabah untukmelakukan penarikan deposito kapan saja.
Namun, pengacara Kepala Cabang Bank Mega Jababeka Itman Harry Basuki
(IHB),Dwi Heri Sulistiawan langsung menepis anggapan bahwa kliennya terlibat dalam
kasus ini,apalagi disebut-sebut menerima fee dari pejabat Pemkab Batubara dalam
penempatan danaRp 80 miliar di Bank Mega cabang Jababeka.Menurutnya, justru Itman
telah melakukan prosedur yang benar dalam pencairan danaPemkab Batu Bara. Ia
membantah pernyataan pihak Kejaksaan Agung bahwa kliennyamengiming-imingi
pejabat Pemkab Batu Bara dengan bunga tinggi untuk mendepositokandananya di Bank
Mega.
Dalam pemeriksaan itu, kliennya juga telah menyampaikan bahwa
prosespendepositoan dana Pemkab dilakukan sesuai prosedur, alias tak
menyalahi aturanperbankan. “Dengan rate 7 persen per tahun, bukan 7 persen per 3
bulan. Itu produk jasaperbankan biasa,” ucapnya.Lantaran itu, dana Pemkab tersebut lalu
disimpan di Bank Mega oleh Kepala DinasPendapatan dan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Batubara Yos Rauke dan BendaharaUmum Daerah Fadil Kurniawan
selaku kuasa kas Pemkab Batubara.Tapidalamperkembangannya, dia mengaku tidak
tahu menahu kenapa dan bagaimana dana tersebutdiinvestasikan ke dua perusahaan
investasi.Yang jelas, Kejagung tak mau kecolongan. Sinyalemen adanya peran Kepala
CabangBank Mega Jababeka, Itman Harry Basuki yang dijadikan tersangka oleh
kepolisian dalamkasus pembobolan dana PT Elnusa dengan modus operandi serupa,
yakni hilangnya danaPemerintah Kabupaten Batubara Rp 80 miliar di Bank Mega,
ditelusuri.Kapuspenkum Kejagung Noor Rochmat menduga, yang bersangkutan
memilikiketerkaitan dalam kasus hilangnya dana Pemkab Batubara di Bank Mega,
Jababeka. dia jugamengatakan bahwa kasus ini mirip dengan kasus yang dialami oleh PT
Elnusa. Kasus ini terbongkar pada tahun 2011.
2.2 Bagian Pemeriksaan Strategi

2.2.1 Situasi Saat Ini

1 Direktur keuangan PT. Elnusa atas nama Santun Nainggolan di pecat atas dasar
kasus pembobolan dana milik PT. Elnusa di Bank Mega sebesar Rp.111 Miliar
2 Manajemen Elnusa memastikan bahwa hilangnya dana deposito Rp. 111 Miliar
tidak mempengaruhi kinerja perseroan karena dana yang dihimpun tersebut
merupakan dana operasional cadangan untuk kurun waktu 3 bulan
3 Dalam kasus dana pemkab Batubara , PPATK membekukan 10 Rekening yang
dicurigai menerima dana dari rekening pemkab Batubara yang ada di Bank Mega.
4 Itman Harry Basuki selaku Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dijadikan
tersangka oleh pihak Kejagung dan Kepolisian dalam kasus pembobolan dana PT.
Elnusa
5 Bank Mega meningkatkan pengawasan dan Kordinasi dengan menambah SDM
yang berkualitas di bidang yang diperlukan dan memperketat perekrutan SDM
Perbankan sehingga Bank memiliki SDM yang mempunyai kredibilitas yang
tinggi

2.3 Analisis SWOT Awal


2.3.1 Tata Kelola Perusahaan

A. Jajaran Direktur :

Dewan Komisaris :Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga)


orang dengan komposisi pada akhir tahun 2011 sebagai berikut ; 1 (satu) orang
Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Komisaris Independen. Enam puluh tujuh
persen (67%) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen

Direksi : Direksi Bank Mega terdiri dari 7 (tujuh) orang, seorang Direktur
Utama dan 6 (enam) orang Direktur yaitu Direktur Risk,Compliance & HR,
Direktur Retail Banking, Direktur Kredit, dan Direktur Branch Network &
General Services, Direktur Treasury & Internasional Banking, Direktur IT &
Operation Services,

B. Manajemen Puncak :
Dewan Komisaris : Penugasan anggota Dewan Komisaris telah melalui
proses penilaian kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia. Selain itu, kedua Komisaris Independen berasal dari pihak yang
independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Tidak terdapat rangkap
jabatan anggota Dewan Komisaris Bank Mega sebagai Komisaris, Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada Bank lain atau perusahaan lain, kecuali Komisaris Utama
Direksi : Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional yang
memiliki pengalaman pada industri perbankan dan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit and proper test). Jumlah, komposisi, integritas dan
kompetensi anggota Direksi sesuai dengan kegiatan usaha Bank serta telah
memenuhi ketentuan Bank Indonesia.

Bank Mega telah memiliki governance structure yang memadai untuk


melaksanakan tata kelola yang baik. Jumlah, komposisi, kompetensi Dewan
Komisaris dan Direksi sangat memadai sesuai dengan kompleksitas usaha Bank
Mega. Pengangkatan Komisaris dan Direksi dilakukan dengan
mempertimbangkan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi.
Governance structure diperkuat dengan dibentuknya Satuan Kerja Audit Internal,
Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Anti
Money Laundering (AMLA), Satuan Kerja Penerapan Strategi Anti Fraud. Satuan
Kerja-Satuan Kerja tersebut terpisah dari Unit Kerja Operasional dan Unit Kerja
bisnis sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara independen. Pembentukan
Satuan Kerja telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan didukung
dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya, serta memiliki job description dan pedoman kerja
sesuai dengan struktur organisasi Bank. Untuk membantu tugas dan tanggug
jawab Dewan Komisaris, telah dibentuk Komite-Komite dibawah Dewan
Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi
dan Nominasi. Demikian pula untuk membantu tugas dan tanggungjawab Direksi
juga telah dibentuk Komite-Komite yang akan diuraikan pada Bab tersendiri.

2.3.2 Lingkungan Eksternal (EFAS) : Peluang dan Ancaman (SWOT)

A. Lingkungan Alam
Bank Mega kantor Cabang Jababeka terletak di Bekasi, Jawa Barat.
Alamat lengkapnya berada di Ruko Jababeka 1 Shop House Blok B 14 –
15Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Phone: (021) 8934646 Fax: (021) 8934346
Peluang
dari lingkungan
alam adalah
dengan
tempatnya yang
berada di sekitar
kota, maka Bank
Mega akan
dengan mudah mendapatkan nasabah setiap harinya. Ditambah dengan kehidupan
masyarakat kota yang konsumtif sehingga terdapat peluang yg dapat dicermati
untuk meningkatkan jenis jasa dan kualitas pelayanan bagi nasabah.

Sedangkan ancaman dari lingkungan bank mega yang berada di daerah


perkotaan adalah banyaknya perusahaan-perusahaan yang pegawainya memiliki
niat jahat dan menginginkan keuntungan besar, lalu menggunakan bank sebagai
salah satu cara untuk merealisasikan tindakan kejahatan dalam hal financial.

B. Lingkungan Sosial

Ekonomi : Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus mengembangkan


perekonomian Indonesia (Peluang), Kecenderungan pola hidup masyarakat yang
konsumtif, merupakan salah satu peluang yang perlu dicermati untuk
meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan kualitas pelayanan bagi
nasabah (Peluang), Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat
persaingan yang tinggi ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang terus
bergejolak dan tingkat inflasi yang cukup tinggi. (Ancaman)

Teknologi : Dengan adanya kemajuan teknologi dan perkembangan pola pikir


masyarakatnya yang maju, maka banyak peluang yang bisa digunakan oleh Bank
Mega untuk mempermudah masyarakat. (Peluang), Masyarakat cenderung
meminati layanan perbankan yang simple dan menawarkan berbagai macam
fleksibilitas (Ancaman)

Sosial – Budaya : Pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi perbankan bagi
masyarakat, memungkinkan dunia perbankan bertarung secara kompetitif untuk
berebut nasabah.
2.3.3 Lingkungan Internal (IFAS): Kekuatan dan Kelemahan (SWOT)

A. Struktur Perusahaan

Kekuatan dari struktur yang dimiliki oleh Bank Mega : Bank Mega kcp
Jababeka memiliki struktur organisasi yang tidak terlalu rumit, yakni terdapat
Branch Operational Manager, lalu dibawahnya terdapat service supervisor yang
membawahi 3 bagian yakni back officer, curtomer service, teller. Dimana dengan
kesederhanaan struktur perusahaan yang dimilki, maka akan dapat mengurangi
adanya salah paham antar bagian.

Sedangkan kelemahan dari struktur tersebut adalah dalam satu bagian bisa
mengerjakan tugas bagian yang lain atau bisa disebut pemberian beberapa
pekerjaan yang berbeda terhadap 1 orang yang sama sehingga akan ada bagian
yang curang karena kurangnya pengawasan.

B. Budaya Perusahaan

Keberhasilan dan kemajuan sebuah perusahaan tidak terlepas dari budaya yang
dimilki perusahaan tersebut. Sedangkan budaya yang dikembangkan dalam Bank
Mega didasari oleh kekuatan nilai-nilai kewirausahaan, etika, kerjasama, dinamis,
dan komitmen. Dari segi budaya tidak ada kelemahan didalamnya. Selain itu,
bank Mega dibandingkan dengan pihak kompetitor lain adalah Bank Mega
menerapkan budaya kepatuhan pada setiap jenjang organisasi dengan cara
penegakan disiplin agar menjaga kualitas pelayanannya kepada nasabah dana
pihak ketiga, memelihara etika bisnis, dan bertanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan perundang-undangan yang berlaku

C. Sumber Daya Perusahaan

1. Pemasaran : yang menjadi kekuatan dalam pemaasaran Bank Mega adalah telah
memiliki banyak cabang yang tersebar di Indonesia sehingga memiliki banyak
pelanggan dan sudah cukup terkenal. Dengan tersebarnya cabang di kepulauan
Indonesia maka tingkat kepercayaan masyarakatpun semakin tinggi.

2. Sumber Daya Manusia : Kekuatan yang dimiliki SDM Bank Mega yakni
profesional, terampil dan teruji. SDM merupakan faktor yang sangat penting bagi
suatu organisasi untuk memajukan dan mencapai semua target usaha yang telah
direncanakan. SDM yang handal akan memberikan kontribusi yang tinggi bagi
kemajuan usahanya karena dapat memberikan strategi,rencana dan mengelola
usahanya secara maksimal demi mencapai tujuan organisasi maupun tujuan
masing-masing SDM. Adapun kelemahannya adalah kurangnya dilihat nilai
attitude dan kejujuran dalam proses perekrutan SDM Bank Mega. Sehingga
pembobolan masih saja terjadi.

3. Teknologi Informasi : terdapat kelemahan dari sisi teknologi informasinya


masih sangat jauh ketinggalan. Contohnya seperti fasilitas Mega Internet bankin-
nya, dilihat dari sistem security i-banking, Bank Mega hanya menggunakan User
ID dan Password dan TIN (6 digit angka), sistem ini sudah sangat lama sekali dan
ketinggalan

2.3.4 Analisis Faktor Strategis (PSAK)

A. Kunci Internal dan Faktor Strategis Eksternal (SWOT)


Key internal yang dapat meminimalisir peristiwa yang kurang mengenakan di
dunia perbankan seperti Bank Mega ini adalah kualitas sdm yang harus
diperhatikan. Sikap profesionalisme tidak hanya berasal dari skill atau knowledge
namun juga attitude yang harus diperhatikan. Maka dari itu sebelum pegawai
bertugas, terdapat pelatihan-pelatihan yang bertujuan mengenalkan pegawai
terhadap dunia kerja dan dapat melatih attitude yang dimiliki pegawai. Pegawai
yang cerdas dan berkompeten tetapi attitude yang dimiliki rendah, sama saja
seperti 10 x 0 hasilnya ya 0. Pegawai dapat dikatakan sebagai salah satu pilar dari
sebuah instansi, apabila pilar tersebut rusak maka akan rusak pula instasi tersebut.
Apabila sudah terjadi seperti kasus Bank Mega ini maka, nama Bank Mega
sendiri yang akan tercoreng. Pegawai membutuhkan instansi untuk bekerja, dan
instansi membutuhkan pegawai untuk bergerak oleh karena itu seharusnya
pegawai dan instansi memiliki hubungan simbiosisme, yaitu hubungan yang
saling menguntungkan.

Faktor strategis eksternal yang dapat dibaca adalah faktor pribadi. Karena dana
yang dialirkan masuk rekening perseorangan dan investasi deposito. Kedua
masalah yang menyangkut Bank Mega memiliki kemiripan dari segi modus yang
dilakukan, yaitu pencucian uang. Dari PT Elnusa modus yang digunakan adalah
tanda tangan palsu yang dibuat oleh direktur keuangnnya dan dari Pemkab
Batubara masi simpang siur beritanya, namun ada indikasi bahwa pemindahan
rekening bank atas nama daerah (Bank Sumut) ke bank swasta (Bank Mega)
dengan iming-iming bunga jasa yang diberikan. Kesamaan kedua dari 2 kasus
tersebut adalah tersangka yang menyetujui cairnya dana, yaitu Kepala Cabang
Bank Mega Jababeka Itman Hary Basuki. Tanpa adanya persetujuan IHB maka
tidak mungkin kejadia yang mencoreng dunia perbankan akan terjadi. Nasabah
menjadi curiga dan khawatir, menurunnya investor akan merugikan Bank Mega
sendiri.

B. Ulasan Misi dan Tujuan


Misi dari Bank Mega
Mewujudkan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui
pelayanan jasa keuangan yang prima dan kemampuan kinerja organisasi terbaik
untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan (stakeholder)

Misi yang dimiliki Bank Mega sangat baik dan terstruktur, namun misi yang
seharusnya menjadi gambaran tujuan atau target Bank Mega tidak terjadi di dunia
nyata. Kepala Cabang Bank Mega Jababeka sama sekali tidak mengerti maksud
dari misi yang seharusnya dilakukan. Seharusnya sebagai Kepala Cabang
memberikan contoh yang baik. Visi dan Misi bukan hanya sekedar kata-kata yang
tercantum di website atau di pajang di dinding. Namun itu adalah goals dalam
masa depan dan harus diterapkan dipergunakan secara terus menerus.

Tujuan Bank Mega

Harapan Bank Mega untuk berkiprah membangun Indonesia menjadi bangsa yang
memiliki keunggulan dan pantang menyerah sehingga selalu mampu mewujudkan
kesejahteraan dan kehidupan yang terus lebih baik.

Harapan hanya sekedar harapan, tanpa adanya tindakan maka tidak ada tujuan
yang dapat tercapai. Harapan Bank Mega sangat menyentuh, ingin membangun
Indonesia, mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang terus lebih baik.
Apabila disambungkan dengan kasus Kepala Cabang Bank Mega Jababeka, yang
sejahtera dan yang hidup lebih baik adalah kepala cabang tersebut, karena dana
yang cair masuk ke dalam kantong yang salah. Apabila dana yang cair digunakan
semestinya maka akan mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.
Indonesia tidak akan berkembang menjadi negara yang lebih baik apabila di
dalamnya dihuni oleh manusia yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan ingin
mendapatkan hasil banyak tanpa adanya usaha. Semoga Bank Mega dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, dan menjadi pelajaran bagi
bank-bank lain dalam bertugas.

2.4 Analisis SWOT Akhir. Rekomendasi dimulai:

2.4.1 Alternatif dan Rekomendasi

A. Strategi Alternatif Pro dan Kontra

1. Perampingan Karyawan
Pro: Dengan mem-PHK dapat sekaligus melakukan pembersihan karyawan
yang diduga hubungan terkait dengan kasus ini.
Kontra: Kecurigaan atas karyawan yang terkait dapat mengakibatkan salah
sasaran PHK.
2. Mengatur Kembali Budaya Perusahaan
Pro: Budaya Perusahaan sudah bagus secara struktural tetapi perlu diatur
kembali karena masih ada penyelewengan diantara para karyawan.
Kontra: Dengan mengatur budaya perusahaan maka akan merubah budaya
yang sudah lama ada menjadi budaya baru yang mengharuskan untuk
beradaptasi kembali.
3. Melakukan Training untuk Karyawan
Pro: Dengan melakukan training pada karyawan saat ini dengan karyawan
baru diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnnya dalam menjalankan
perusahaan.
Kontra: Training Organization mengharuskan perusahaan untuk
menyisihkan dana yang agak besar demi produktivitas perusahaan.
4. Melakukan Pembaharuan Standart Operasional
Pro: Dengan melakukan pembaharuan maka akan menanggulangi hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi. menambahkan standar-standar mana yang
masih belum lengkap dan kurang tepat.
Kontra: Dengan pembaharuan ini akan merubah semua sistem yang ada dan
menggantinya dengan yang baru membuat manajemen harus mengadakan
pelatihan ulang.

B. Rekomendasi Strategi
1. Dengan melakukan Training untuk para Karyawan.
Training pada Perusahaan untuk Karyawan sekarang dan karyawan baru
untuk mempelajari skill baru yang belum dimiliki. Pelatihan ini sangat
penting untuk menekankan strategi diferensiasi kualitas atau
pelayanan pelanggan
2. Melakukan Pembaharuan standart operasional
Dengan melakukan standart operasional yang baru maka akan
menghambat transaksi-transaksi bank yang mencurigakan terjadi. apabila
terjadi transaksi mencurigakan sistem akan langsung mendeteksi dan akan
sulit terjadi kecurangan.

2.4.2 Pelaksanaan

1. Dengan melukan Human Capital Management

Menurut Stockley (2003), human capital adalahArtinya bahwa human


capital merupakan konsep menjelaskan bahwa manusia dalam organisasi dan
bisnis merupakan aset yang penting dan beresensi, yang memiliki sumbangan
terhadap pengembangan dan pertumbuhan, sama seperti halnya aset fisik misal
mesin dan modal kerja. Sikap dan ketrampilan dan kemampuan manusia
memiliki kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas organisasi. Pengeluaran
untuk pelatihan, pengembangan, kesehatan dan dukungan merupakan investasi
dan bukan hanya biaya tapi merupakan investasi.

Pengembangan human capital ini antara lain dapat dilakukan melalui:

 Internalisasi Corporate Culture


 Memastikan pelaksanaan Good Corporate Governance
 Mengembangkan SDM profesional sebagai human capital yang produktif
dan prudent
 Menciptakan pemimpin/leader sebagai role model & people manager
 Menegakkan dan meningkatkan kepatuhan hukum

2.4.3 Evaluasi dan Pengendalian

1. Membentuk steering Control


Dunia perbankan di Indonesia pasti memiliki lembaga yang mengawasi. yaitu
Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
keberadaan OJK diharapkan mampu melindungi masyarakat jika terjadi
penyimpangan yang dilakukan oleh sektor penyedia jasa keuangan.
2. Mengevaluasi Top Management dan karyawan.
Karena Kasus PT. Elnusa Tbk. telah terjadi untuk mengendalikan agar tidak
terjadi lagi yaitu harus melakukan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test). Fit and Proper Test adalah hasil proses evaluasi secara berkala
atau setiap waktu apabila dianggap perlu oleh Bank Indonesia terhadap
integritas pemegang saham pengendali, serta integritas dan kompetensi dari
pengurus dan pejabat ekskutif dalam mengelola kegiatan operasional bank.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank Mega menjadi Bank yang dikenal kuat karena tidak terpengaruh terhadap
krisis ekonomi yang pernah dihadapi Indonesia, Bank Mega juga menjadi satu-satunya
bank di Indonesia yang mobil operasionalnya menggunakan Livery Bank Mega. Dan
Bank Mega seluruh saham kepemilikannya 100% dimiliki warga Indonesia. Namun
terjadi kasus di Tahun 2011 mengenai pencucian uang yang dilakukan oknum Bank
dengan perusahaan Elnusa dan kasus dengan Pemkab Batu Bara di PT. Bank Mega Tbk.
Kurangnya pengawasan pusat ke pada cabang perusahaannya membuat para oknum
dengan mudah melakukan tindakan pencucian uang. Perlu adanya peningkatan kontrol
dari pusat terhadap peusahaan cabangnnya, dan diadakannya pengecekan rutin sesuai
standar perusahaan. Pengelolaan SDM yang terpercaya, jujur, dan kompeten melalui
seleksi awal yang ketat akan mengurangi tindakan kriminal di perusahaan. Serta
pemberlakuan laporan keuangan yang jelas dan penanggungjawab yang jelas dan teliti
dapat mengurangi tindakan pemalsuan tanda tangan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/.documents/kasus-bank-mega.html#
LAMPIRAN LAPORAN FINANCIAL BANK MEGA

Anda mungkin juga menyukai