Anda di halaman 1dari 6

KONSEP TEORI

A. Pengertian

Center for deases control and prevention (CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar
hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5
d/dl. pada trimester kedua (Leveno, 2019). Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah
bila Hb kurang dari 11 gr% (manuaba, 2017).

Pengertian anemia dalam kehamilan yang lain dikemukakan oleh Myers (1998 dalam
Ertiana, Astutik, 2016), yaitu suatu kondisi adanya penurunan sel darah merah atau
menurunnya kadar Hb, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ
vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin< 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI,
2019).

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan
janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi
hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2016). Hemoglobin (Hb)
yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika
Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan
bakar proses metabolisme.

B. Etiologi

a. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas (dari perdarahan pervagina, epistaksis
dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar
dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.

b. Defesiensi gizi (factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah
daging)

c. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.


d. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.

e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

f. Kelainan darah.

C. Tanda dan Gejala

a. Mengeluh cepat lelah

b. Pusing

c. Mata berkunang-kunang

d. Malaise

e. Lidah luka

f. Nafsu makan turun(anoreksia)

g. Konsentrasi hilang

h. Nafas pendek(pada anemia parah)

i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

D. Patofisiologi

Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun kadar
hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat
pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai anemia
fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.

Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari-
hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama
kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel-sel darah ibu dan transfer
ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel-sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup
zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran.

Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin
tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dl. dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan
mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan
anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel-sel darah merah.

Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi
menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila
kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang,
sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum
terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia
hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga
terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan
manifestasi anemia.

E. Pathway

(Sumber: Sylvia Anderson Price & Lorraine M. Wilson)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui

2. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%

3. Kadar Ht menurun (normal 37%-41%)

4. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)

5. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.

6. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.

a. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai untuk darah
hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.

b. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah mikroskop sel
mungkin tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan anemia.

c. Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat kekurangan sel mungkin
tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka biasa. Ini disebut macrocytic anemia.

d. Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin rendah
menunjukkan rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi besi kekurangan
anemia.

e. Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah merah (RDW).

f Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi RBC tingkat
normal.

g. Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika anemia jika
karena kekurangan vitamin ini.

h. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang terlihat
dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga
menunjuk ke arah besi kekurangan anemia.

G. Penatalaksanaan

1) Medis

Terapi oral:
1) Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat

2) Asam folik 15-30 mg perhari

3) Vitamin B12 3x1 tablet perhari

4) Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari

Terapi parenteral:

Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi

2) Keperawatan

a) Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan peningkatan
sumber-sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.

b) Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan
khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada
tanda-tanda infeksi selama kehamilan.

c) Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung retikulosit;
skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement asam folat; dan
observasi apakah ada tanda-tanda infeksi.

d) Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan konseling
nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi.

H. Komplikasi

Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami:

1. Keguguran.

2. Lahir sebelum waktunya

3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

4 Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan.

5. Dapat menimbulkan kematian.


DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Stright. 2015. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta: EGC

Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2021. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC

Handayani, Wiwik. 2018. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta. Salemba medika.

Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan NANDA.

Levero, Kenneth J dkk. 2019. Obstetric Williams, Jakarta: EGC

Manuaba, Ida dkk.2017. Pengantar Kuliah obsetri. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida. 1998. Dalam Ertiana Astutik 2016 Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan Jakarta: EGC

M. Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2021. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9.
Jakarta: EGC

Reni Yuli Astutik, Dwi Ertiana (2018) Anemia dalam Kehamilan, Edisi I, 118 hlm.,
Copyright © 2018 Reni Yuli Astutik & Dwi Ertiana

Anda mungkin juga menyukai