Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PATOLOGI UNGGAS
(Lerniasis)

DISUSUN

Oleh :

PUTRI WULANDARI
(C031201001)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023 /2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Lerneasis " dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Patologi Uggas.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang lerniasis bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 Desember 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
BAB 1PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan………………………………………………………….......…….4
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
2.1 Etiologi ....................................................................................................... 5
2.2 Patogenesa .................................................................................................. 5
2.3 Transmisi .................................................................................................... 5
2.4 Tanda Klinis ................................................................................................. 6
2.5 Diagnosa ...................................................................................................... 6
2.6 Pencegahan dan Pengobatan....................................................................... 7
BAB 3 PENUTUP................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 8
3.2 Saran .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit adalah salah satu masalah utama dalam budidaya perikanan.
Penyakit merupakan masalah harus diperhatikan oleh pembudidaya ikan agar tidak
mengalami kerugian yang parah. Penyakit dapat muncul di dalam suatu ekosistem
perairan karena adanya ketidakseimbangan antara lingkungan, inang, dan juga
patogen. Penanganan dalam budidaya perikanan yang kurang baik dapat
menyebabkan ikan mengalami stres, sehingga daya tahan tubuh menurun dan
mudah terserang penyakit (Kriswijayanti et al., 2013).
Ikan adalah kelompok anggota vertebrata poikilotermik yang hidup di dalam
air dan bernapas menggunakan insang. Terdapat lebih dari jenis ikan 27,000 yag
tersebar di seluruh dunia dan tersebar di berbagai negara. Parasit adalah organisme
yang hidup pada atau di dalam inangnya dan mendapatkan makanannya dari atau
dengan mengorbankan inangnya. Infestasi parasit dalam tubuh ikan akan
menyebabka kerugian yang parah (Woo dan Rohana, 2023).
Penyakit dapat saja tiba-tiba muncul dan tanpa terduga hingga akhirnya
menimbulkan kerugian yang parah. Salah satu penyakit yang sering menyerang
ikan adalah yang disebabkan oleh parasite. Salah satu penyakit yang dapat
menyrang ikan air tawar adalah lernaeosis. Baik itu ikan hias ataupun ikan
konsumsi. Lernaesis adalah penyakit pada ikan yang disebabkan oleh serangan
ektoparasit copepoda dari genus Lernaea. Ektoparasit ini dapat ditemukan pada
seluruh permukaan tubuh, mulut dan insang ikan (Kriswijayanti et al., 2013).
Lernaeasis adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh ektoparasit Copepoda
dari genus Lernaea. Lernaeasis menimbulkan dampak yang cukup parah, bahkan
dapat menyebabkan kematian. Jenis lernaea cyprina cea telah menjadi lernaea yang
paling sering ditemui dan telah tersebar luas di berbagai negara. Lernaeosis adalah
penyakit pada ikan yang disebabkan oleh serangan ektoparasit Copepoda dari genus
Lernaea. Ektoparasit ini dapat ditemukan pada seluruh permukaan tubuh, mulut,
sirip dan insang ikan. Lernaea dapat menyebabkan iritasi pada kulit serta lesi.
Lernaea dalam budidaya selalu berhubungan dengan mortalitas yang tinggi
(Kriswijayanti et al., 2013). Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahun yang lebih
mendalam mengenai penyakit ini.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa etiologi dari kasus lernaeasis ?
2. Bagaimana patogenesa dari kasus lernaeasis ?
3. Bagaimana transmisi dari kasus lernaeasis ?
4. Bagaimana tanda klinis lernaeasis ?
5. Bagaimana cara mendiagnosa lernaeasis ?
6. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan lernaeasis ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui etiologi dari kasus lernaeasis
3. Untuk mengetahui patogenesa dari kasus lernaeasis
4. Untuk mengetahui transmisi dari kasus lernaeasis
5. Untuk mengetahui tanda klinis lernaeasis
6. Untuk mengetahui cara mendiagnosa lernaeasis
7. Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahan lernaeasis

4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
Lernaeasis adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh ektoparasit Copepoda
dari genus Lernaea. Lernaeasis menimbulkan dampak yang cukup parah, bahkan
dapat menyebabkan kematian. Jenis lernaea cyprina cea telah menjadi lernaea yang
paling sering ditemui dan telah tersebar luas di berbagai negara. Parasit ini dapat
tidak memiliki inang khusus sehingga dapat meginfeksi semua ikan air tawar
(Steckler dan Yanong, 2013).
2.2 Patogenesa
Tempat umum infeksi Lernaea meliputi kulit, sirip, insang, dan rongga mulut.
lernaeid dalam jumlah besar dapat membunuh ikan-ikan kecil dengan cara merusak
insangnya dan menyulitkan ikan untuk bernapas. Parasit betina akan menempelkan
anchor anterior pada jaringan tubuh ikan betina. Peradangan dan perdarahan fokal
yang intens dapat terjadi di lokasi perlekatan, membuat area tersebut muncul merah
dan mengalami ulserasi. Lernaea dapat menyebabkan peradangan hebat, serta
menyebabkan terjadinya infeksi sekunder misalnya, Aeromonas hydrophila
ataupun infeksi jamur. Infeksi sekunder ini terkadang memburuk dan dapat
menyebabkan kematian ikan (Mirzaei, 2013).
2.3 Transmisi
Crustacea memiliki berbagai reseptor sensorik, terutama setae di seluruh
tubuh. Banyak jenis ikan yang merupakan inang perantara dan definitif dari parasit
ini. Inang utama ini berasal dari famili Cyprinidae seperti ikan mas
(Ctenopharyngodon idellus), Ikan mas (Cyprinus carpio), dan lainnya merupakan
inang defentitif dari parasit ini. Parasit memakan jaringan internal ikan dan
menempel pada ruang insang ikan dan memparasitasinya secara eksternal. Parasit
ini merupakan ancaman besar karena tidak memiliki inang yang spesifik. Penyakit
ini dapat menginfeksi semua ikan air tawar dan bahkan berudu katak dan
salamander. Parasit ini bisa saja dimangsa secara tidak langsung. Beberapa parasit
juga mati pada tahap larva karena tidak mencapai host yang cocok (Hossain et al.,
2013).

5
2.4 Tanda Klinis

Gambar 2. Ikan mas Ctenopharyngodon idellus terinfeksi Lernaea cyprinacea


(Hossain et al., 2013).

Apabila terjadi infeksi maka akan ditemukan kemerahan lokal, bisul dan
peradangan, luka kecil berwarna putih kehijauan atau merah pada kulit, insang,
rongga bukal, sisik dan otot pada ikan yang sering digosok, kesulitan bernapas dan
kelesuan. Bagian anterior tubuh betina dewasa yang bermetamorfosis tertanam di
jaringan inang (menembus membuat pendarahan), sedangkan sisa tubuh menonjol
di dalam air. Ikan yang terinfeksi merasa gelisah dengan sisik yang berjatuhan dan
bintik-bintik berdarah terutama di pangkal sirip. Ikan juga akan merasa stres,
kelelahan dan berhenti makan (Hossain et al., 2013).
2.5 Diagnosa

Gambar 1. Laerniasis betina dewasa (Steckler dan Yanong, 2013).


Jika dilihat dengan mata telanjang, maka akan diamati tahap kehidupan
organisme betina dewasa akan muncul sebagai “benang” atau “rambut” kecil dan
tipis kira-kira 25 mm panjang. Di bawah mikroskop, akan terlihat tubuh berbentuk

6
tabung yang panjang dan memiliki anchor di ujung anterior serta kantung telur
berpasangan di ujung depan ujung posterior. Tahapan kehidupan juvenile terutama
tahap podid, juga dapat dilihat pada sampel kulit, sirip, atau insang dengan
menggunakan mikroskop (Steckler dan Yanong, 2013).
2.6 Pencegahan dan Pengobatan
Lernaea tidak toleran terhadap garam. Sehingga untuk ikan-ikan yang
dikonsumsi penambahan garam dapat menjadi alternatif dan akan sanagt baik jika
pemberian dimulai sebelum ikan tersebut dewasa. Untuk jenis ikan non pangan,
seperti produksi ikan perawatan tambahan selain garam tersedia. Perendaman
dalam waktu lama dengan organofosfat seperti triklorfon merupakan pengobatan
yang efektif untuk ikan hias. Perendaman 30 menit dengan 25 mg/L kalium
permanganat akan membunuh larva lernaeids. Diflubenzuron (juga dikenal sebagai
Dimilin) adalah pestisida yang mengganggu pertumbuhan parasit dan akan
membunuh tahap dewasa dari larva. Infeksi lernae dapat dihilangkan dari ikan yang
terkena dampak menggunakan forceps. Namun, penghapusannya tidak selalu
selesai; terkadang bagian anchor tetap tertanam. Metode forceps tidak praktis dalam
skala besar. Terlepas dari metodenya. Dibutuhkan metode perawatan seluruh sistem
ikan untuk mengobati semua ikan dan mengendalikan semua tahap kehidupan
parasit (Steckler dan Yanong, 2013).

7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lernaeasis adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh ektoparasit Copepoda
dari genus Lernaea. Penyakit ini dapat dicegah dengan penambahan garam pada
ikan konsumsi. Sedangkan, untuk ikan non konsumsi dapat dengan pemberian
triklorfon. Umumnya untuk kasus yag tidak begtu oarah dapat sembuh secara
sendirinya, tetapi untuk kasus yang parah mak dibutuhkan tindakan pengobatan.
3.2 Saran
Pencegahan lernaeasis harus dilakukakn secepat mungkin agat tidak
menimbulkan kerugian. Semoga kedepannya makalah ini dapat dijadikan sebagai
sumber bacaan baik untuk penulis ataupun teman-teman yang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hossain, MMM., M. Z. Rahman., M. A. Islam., M. E. Alam Dan H. Rahman. 2013.


Lernaea (Anchor Worm) Investigations In Fish. Int. j. anim. fish. sci. 1(1) :
12-19.

Kriswijayanti, BD. Kismiyati dan Kustono. 2013. Identifikasi Dan Derajat Infestasi
Lernaea Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus) Di Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur. Journal of Aquaculture and Fish Health. 3(1) :
1-7.

Mirzaei, M. 2015. Prevalence and Histopathologic Study of Lernaea cyprinacea in


Two Species of Ornamental Fish (Poecilia latipinna and Xiphophorus
helleri) in Kerman, South-East Iran. Turkiye Parazitol Derg. 2015 (39) : 1-
5.

Stickler, R dan P. E. Yanong. 2013. Lernaea (Anchorworm) Infestations in Fish.


Ifas extension. 1(1) : 1-3.

Woo, PTK dan Rohana PS. 2023. Climate Change Disease Disorder Finfish. USA
: CABI.

9
10

Anda mungkin juga menyukai