WCC 2
WCC 2
Proses berpikir kritis yang dideskripsikan Wolcott dan Lynch dalam Sujanto
(2004) adalah
1. Mengidentifikasi masalah informasi yang relevan dan semua dugaan tentang
masalah tersebut
2. Mengeksplorasi interpretasi dan mengidentifikasi hubungan yang ada
3. Menentukan prioritas alternatif yang ada dan mengkomunikasikan kesimpulan
4. Mengintegrasikan, memonitor dan menyaring strategi untuk penanganan ulang
masalah.
B. Langkah – langkah dalam memecahkan masalah
Prinsip utama dalam menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta
kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta
objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Pemecahan masalah merupakan
aktivitas mental yang tinggi dalam teori belajar seperti yang dikemukakan oleh Gagne
dalam Warli (2006) yang mengungkapkan bahwa teori belajar dapat dikelompokkan
menjadi 8 tipe belajar, yaitu :
1. Belajar isyarat (signal learning)
2. Belajar stimulus respon (stimulus-response learning)
3. Rangkaian gerak (motor chaining)
4. Rangkaian verbal (verbal chaining)
5. Belajar membedakan (discrimination learning)
6. Belajar konsep (concepted learning)
7. Belajar aturan (rule learning)
8. Pemecahan masalah (problem solving)
Berdasarkan urutan tsb menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan
tahapan teori belajar tertinggi sehingga dalam pelaksanaan pemecahan masalah
membutuhkan suatu strategi. Strategi dalam pemecahan masalah menurut Polya dan
Pasmed dalam Depdiknas (2004) yaitu :
1. Mencoba-coba
Biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalah
dengan trial and error
2. Membuat diagram
Berkaitan dengan pembuatan sket atau gambar untuk mempermudah memahami
masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaian.
3. Mencobakan pada soal sederhana
Berkenaan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih mudah dan
sederhana sehingga gambaran umum penyelesaian masalahnya akan lebih
mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan
4. Membuat tabel
Untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan fikiran sehingga segala
sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak dengan kemampuan terbatas
5. Menemukan pola
Berkaitan dengan mencari keteraturan-keteraturan sehingga memudahkan dalam
penyelesaian masalah
6. Memecah tujuan
Berkaitan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak dicapai menjadi satu
atau beberapa tujuan bagian yang akan digunakan sebagai batu loncatan
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Berkaitan dengan penggunaan aturan yang dibuat sendiri oleh pelaku selama
proses pemecahan masalah sehingga dapat dipastikan tidak ada satupun
alternatif yang terabaikan
8. Berpikir logis
Berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan kesimpulan yang
sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada
9. Bergerak dari belakang
Menganalisis cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini
awal dari pemecahan masalah dari yang diinginkan atau ditanyakan lalu
menyesuaikannya dengan yang diketahui
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas tidak mungkin agar
dicoret/ diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah pada hal-hal yang tersisa
dan masih mungkin saja
Proses pemecahan masalah menurut Berry Beyer dalam Nasution (1999) adalah
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah/ soal
a. Menyadari adanya problem atau persoalan
b. Melihat maknanya
c. Mengusahakan agar masalah itu dapat dikendalikan
2. Mengembangkan jawaban sementara
a. Meneliti dan mengklasifikasi data yang ada
b. Mencari hubungan, membuat tafsiran yang logis
c. Merumuskan hipotesis
3. Menguji jawaban sementara
a. Mengumpulkan data/ bukti
b. Menyusun data/ bukti
c. Menganalisis data/ bukti
4. Mengembangkan dan mengambil kesimpulan
a. Mengevaluasi hubungan antara bukti dan hipotesis
b. Merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan pada data atau pengalaman baru
a. Menguji dengan bukti baru
b. Membuat generalisasi tentang hasilnya
Pengambilan keputusan
Mengenalkan perubahan
Pengumpulan data
Analisa Data
Mengembangkan Pemecahan
Memilih alternatif
Implementasi
Evaluasi
Salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penyelesaian
suatu masalah adalah kurang tepat dalam mengidentifikasi masalah. Kualitas hasil
penyelesaian masalah tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan
pengalaman pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah terutama pada
saat pengumpulan data dan mengorganisir data. Langkah-langkah dalam pemecahan
masalah pada gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi
Untuk memahami hakikat suatu masalah merupakan sesuatu yang tidak mudah,
karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat
jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk
membuat diagnosa yang tepat
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan
Pengumpulan data atau informasi dilakukan secara berkesinambungan melalui
proses yang sistematis sehingga upaya untuk mengantisipasi keadaan/ masalah
yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan, seperti :
a. Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
b. Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
c. Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan untuk
prediksi secara tepat?
3. Mengolah data dan fakta
Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis
yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan. Analisa fakta dan data perlu dihubungkan
dengan serangkaian pertanyaan :
a. Situasi yang bagaimanakah yang menimbulkan masalah?
b. Apa latar belakang dari masalah itu?
c. Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yang dihadapi dengan tujuan,
rencana dan kebijakan yang ada?
d. Apa konsekuensi atas keputusan yang diambil?
e. Apakah waktu pengambilan data tepat?
f. Siapa yang akan bertugas mengambil tindakan?
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah
Baik buruknya suatu keputusan yang diambil tergantung pada kemampuan
menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif yang dihadapi. Dalam usaha
menganalisa alternatif yang ada, seseorang perlu memperhitungkah :
a. Siapa yang terlibat/ dipengaruhi oleh alternatif?
b. Tindakan apa yang diperlukan?
c. Reaksi apa yang mungkin timbul?
d. Dimana sumber reaksi tersebut?
e. Interaksi apa yang diperlukan?
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil
Pada point 5 dan 6 seseorang menentukan keputusan yang akan diambil dalam
rangka memecahkan suatu permasalahan. Setiap pengambilan keputusan tentu
disertai dengan risiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika
diduga bahwa pilihan tersebut akan memberikan manfaat yang paling besar
untuk jangka waktu panjang maupun jangka pendek. Namun demikian, perlu
dipertimbangkan juga bahwa risiko yang menyertai.
7. Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang baik diperlukan obyektivitas dalam melakukan
penilaian atau evaluasi. Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang
untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan
penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langsung
dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh tingkat obyektivitas
setinggi mungkin. Pada proses evaluasi perlu diperhatikan mengenai tempat,
penanggung jawab serta waktu pelaksanaan kegiatan.