Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE SIMULASI


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampuh
Oleh:
Leny Julia Lingga, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 7
ASTI NOVITRI (226910153)
DEVI ASWARNI (226910183)
NUR AZIZAH DAULAY (226910228)
SANDI ZULBAHRI (226910092)
SENAR RIDHA (226910139)
SITI WULANDARI (226910137)
ZAHRA RAHMA SABRINA (226910165)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, shingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Pembelajaran
IPS di SD, dengan judul “PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE
SIMULASI”Sesuai waktu yang ditentkan.
Sholawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini
kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang
Perkembangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini mash jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan materi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu semua
kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dimasa
yang akan datang. Kami berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak

Pekanbaru, 23 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................6
C. Tujuan...................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Hakikat dan Pengertian Metode Simulasi..........................................................7
B. Tujuan Metode Simulasi......................................................................................8
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi..................................................10
D. Implementasi Metode Simulasi dalam Pembelajaran IPS di SD....................12
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan hal
terpenting untuk memberdayakan peserta didik dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil yang
dilaporkan olch Sucahyo, A. Budi, H.S, & Chamdani : 2015. tujuan
pendidikan IPS merupakan pembekalan peserta didik dengan kemampuan
mengembangkan pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan sejalan dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demikian juga menurut Damanhuri, Hakim. Z. R, & Pratiwi: 2016.
bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan kurikulum yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap
masalah-masalah sosial yang muncul di masyarakat, memiliki sikap
mental yang positif terhadap setiap ketimpangan yang muncul untuk
diperbaiki, dan menjadi mahir mengatasi setiap masalah yang muncul
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya maupun Hal ini sesuai dengan
Kurniasari, E. F., Setyaningtyas.,: 2017. yang mencatat bahwa IPS di
sekolah dasar adalah nama mata pelajaran yang berbeda sebagai integrasi
dari seperangkat konsep dari disiplin ilmu IPS, humor, IPA bahkan mata
pelajaran dan mata pelajaran yang berbeda.. masalah hidupDari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS di sekolah dasar bertujuan agar
peserta didik menjadi warga negara yang baik, memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat dan negara.
Permasalah yang sering muncul dalam pembelajaran IPS adalah
rendahnya kompetensi sosial peserta didik. Pentingnya keterampilan sosial
harus dikembangkan ketika mempelajari IPS karena banyaknya masalah
sosial yung dihadapi siswa dalam kehidupan sosial, sehingga siswa dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Metode simulasi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran IPS untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa
dalam memahami konsep dan konteks sosial yang kompleks.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa metode simulasi efektif dalam
pembelajaran IPS:
1. Pengalaman langsung: Metode simulasi memungkinkan siswa untuk
terlibat secara langsung dalam situasi yang mensimulasikan kehidupan
nyata. Dengan berperan sebagai individu atau kelompok dalam
skenario tertentu, siswa dapat merasakan dan memahami tantangan,
konflik, dan proses pengambilan keputusan yang dihadapi dalam
kehidupan sosial.
2. Penerapan konsep: Simulasi membantu siswa menghubungkan konsep
IPS dengan konteks nyata. Dengan berpartisipasi dalam simulasi,
siswa dapat melihat hubungan antara konsep-konsep seperti kebijakan
pemerintah, interaksi sosial, sistem ekonomi, atau perubahan sosial
dengan situasi yang mereka hadapi dalam simulasi tersebut.
3. Kolaborasi dan komunikasi: Simulasi mendorong siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok, berkomunikasi, dan berinteraksi satu sama lain.
Siswa dapat berbagi ide, membangun argumen, dan mencapai
kesepakatan dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan dalam
simulasi. Hal ini membangun keterampilan sosial dan kerja sama yang
penting dalam kehidupan nyata.
4. Pengembangan keterampilan analitis dan kritis: Dalam simulasi, siswa
ditantang untuk menganalisis informasi, memahami perspektif
berbeda, dan mengambil keputusan yang berdampak pada hasil
simulasi. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
kritis, evaluasi, dan pemecahan masalah yang penting dalam IPS.
5. Motivasi dan keterlibatan: Simulasi menyediakan pengalaman belajar
yang menarik dan menantang bagi siswa. Dengan menghadapi situasi
yang mendekati realitas, siswa merasa lebih terlibat, termotivasi, dan
tertantang untuk aktif dalam pembelajaran IPS.

Dalam pengajaran IPS, metode simulasi dapat diimplementasikan


melalui berbagai cara, seperti permainan peran, model ekonomi atau
politik, simulasi interaktif berbasis komputer, atau simulasi lapangan.
Penting bagi guru untuk merancang simulasi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan konteks siswa agar dapat memberikan pengalaman yang
bermakna dan mendukung pemahaman konsep IPS
secara lebih mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat dan pengertian metode simulasi
2. Apa tujuan metode simulasi
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode simulasi
4. Bagaimana implementasi metode simulasi dalam pembelajaran IPS di
SD

C. Tujuan
1. Kita dapat mengetahui hakikat dan pengertian metode simulasi
2. Kita dapat mengetahui tujuan metode simulasi
3. Kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode simulasi
5. Kita dapat mengetahui implementasi metode simulasi dalam
Pembelajaran IPS di SD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Pengertian Metode Simulasi


Guru pembelajaran harus menggunakan metode yang bervariasi,
bukan menoton. Guru harus memiliki kemampuan untuk merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Seorang guru
harus memilih pendekatan yang sesuai dengan keadaan dan materi yang
disajikan. Pengetahuan tentang metode mengajar seorang guru disebut
metode.
Sementara simulasi berasal dari kata "simulasi", yang berarti
"tiruan yang hanya berpura-pura saja", atau "simulasi", yang berarti "pura-
pura atau berbuat seolah-olah." Simulasi dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang menggambarkan kejadian atau peristiwa yang sebenarnya
dalam konteks metode mengajar. Menurut Departemen Pendidikan
Nasional, simulasi adalah suatu metode pelatihan yang mem-peragakan
sesuatu dalam bentuk tiruan (imitasi) yang menyerupai keadaan dunia
nyata; Simulasi: Simulasi sistem atau proses menggunakan model statistik.
Pembelajaran simulasi membangun keterampilan siswa untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, melalui
metode simulasi, siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu
metode pembelajaran kelompok adalah simulasi. Jenis pembelajaran ini
biasanya menggunakan kegiatan pembelajaran yang berpura-pura daripada
benda atau kegiatan yang sebenarnya. Siswa di sekolah menengah dapat
melakukan kegiatan simulasi ini.
Salah satu metode pembelajaran kelompok adalah simulasi.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
simulasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan tingkah laku
tiruan untuk mengajar. Pembelajaran simulasi meningkatkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kelompok. Proses
pembelajaran juga lebih menyenangkan dan memberikan peran aktif
kepada siswa. Siswa juga diajak untuk bermain peran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan dalam metode simulasi.
Peneliti harus memberikan pemahaman dasar tentang pembelajaran
simulasi, metode, dan simulasi sebelum menciptakan definisi baru. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, "metode" didefinisikan sebagai "cara kerja yang
teratur dan bersistem berdasarkan pemikiran yang matang untuk dapat
melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai suatu maksud
yang ditentukan (dalam ilmu pengetahuan, dsb)" Saptika, 2015:787).
Simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar
dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada objek yang sebenarnya Wina Sanjaya: 2010.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas tentang definisi
metode simulasi maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode
simulasi adalah metode mengajar dengan menggunakan situasi tiruan yang
seakan-akan berada dalam situasi nyata. Tujuannya untuk memahami
suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu dengan bimbingan guru
sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Metode
simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan
metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang
sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.
Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah
dasar
Dari ketiga definisi metode, pembelajaran, dan simulasi, dapat
disimpulkan bahwa pemberi bahan ajar menggunakan metode
pembelajaran simulasi secara sistematis dan teratur.

B. Tujuan Metode Simulasi


Setiap metode pembelajaran pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai
siswa ketika digunakan. Tujuan pembelajaran simulasi, seperti metode
simulasi, adalah sebagai berikut:
I) Membantu siswa dalam menggunakan kemampuan membuat
keputusan dan menyelesaikan masalah;
II) Memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai
teori dan prinsip;
III) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa;
dan
IV) Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, simulasi juga
memiliki tujuan. Tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan melibatkan mereka
dalam situasi yang sebanding dengan keadaan dunia nyata;
2. Untuk mengajarkan siswa keterampilan tertentu, baik profesional
maupun yang penting dalam kehidupan sehari-hari; dan
3. Meningkatkan kemampuan belajar siswa.
4. Memberikan instruksi untuk memecahkan masalah;
5. Memberikan motivasi atau dorongan untuk belajar;
6. Mengajarkan dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul,
memahami hubungan antara manusia, bekerja sama dalam kelompok,
menghargai dan memahami pendapat orang lain, dan mendorong
kreativitas siswa.
Dengan simulasi ini, guru tidak cenderung menggunakan pembelajaran
pasif. Ini berarti mereka dapat membuat suasana belajar yang
mengaktifkan dan memotivasi siswa. Mereka harus mendorong siswa
untuk terlibat dalam situasi yang sebanding dengan dunia nyata. Ini akan
membantu mereka bergaul, menghargai pendapat orang lain, dan belajar
memecahkan masalah.

Menurut Sudjana tujuan kegiatan metode pembelajaran simulasi bertujuan


untuk :
1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi
kehidupan sehari-hari
2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
3) Melatih memecahkan masalah
4) Meningkatkan keaktifan belajar
5) Memberikan motivasi belajar kepada siswa
6) Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok
7) Menumbuhkan daya kreatif siswa
8) Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi


Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing, demikian halnya dengan metode pembelajaran simulasi
juga memiliki kelebihan dan kelemahannya diantarannya menurut
beberapa ahli: Menurut Tukiran Taniredjo, 2011. kelebihan menggunakan
metode simulasi diantarannya yaitu:
1. Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk
berpartisipasi; menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas
simulasi;
2. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan
lingkungan yang sebenarnya;
3. Memvisualkan hal-hal yang abstrak; Tidak memerlukan keterampilan
komunikasi yang pelik;
4. Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa;
5. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang
cakap dan kurang motivasi;
6. Melatih berfikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses,
kemajuan simulasi;
7. Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi
kemungkinan timbulnya keutuhan dan kegotong-royongan serta
kekeluargaan yang sehat.

Menurut Wina Sanjaya, 2010. terdapat beberapa kelebihan dengan


menggunakan
metode simulasi diantarannya yaitu:
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja;
2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui
simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topik yang disimulasikan;
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan kepercaya diri siswa;
4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis dan
simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Rostiyah N.K metode simulasi baik sekali kita gunakan karena
memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu:
1. Menyenangkan siswa;
2. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa;
3. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan
yang sebenarnya;
4. Mengurangi hal-hal yang abstrak;
5. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam;
6. Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi
kemungkinan timbulnya keuthan dan kegotong royongan serta
kekeluargaan yang sehat;
7. Menimbulkan respon yang positif dari siswa, yang lamban;
8. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan memungkinkan guru
bekerja dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

Menurut Ramayulis, 2012. adapun kekurangan metode simulasi


diantaranya:
a. Efektifitasnya dalam memajukan proses belajar belum bisa dilaporkan
dalam riset
b. Terlalu mahal, misalnya membuat simulasi hanya untuk memotivasi
c. Dalam simulasi sering tidak dikutkan element-element penting,
contohnya, menyetir mobil (simulasi).
d. Simulasi menghendaki pengelompokkan peserta didik yang fleksibel
e. Simulasi menghendaki banyak imaginasi dari guru dan peserta didik.
f. Simulasi menghendaki hubungan yang informasi antara guru dan
peserta didik, hal ini kurang sulit membawakannya.
g. Sering mendatangkan kritik dari orang tua, karena aktivitas ini
melibatkan permainan.

Selain mempunyai kelebihan dalam proses pelaksanaan, metode simulasi


ini juga mempunyai kelemahan, kelemahan dari metode simulasi antara
lain:

1. Pengalaman yang diperoleh dari metode simulasi tidak selalu tepat dan
sempurna dengan kenyataan kehidupan.
2. Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan salah arah, karena
kurangnya pengalaman siswa terhadap masalah-masalah sosial yang
diperankan.
3. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
4. Faktor emosional seperti rasa malu, ragu-ragu atau takut akan
mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
5. Simulasi menurut imajinasi siswa dan guru yang memadai
Jadi sama seperti halnya dengan penggunan metode-metode
pembelajaran lainnya, metode simulasi pun memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan metode simulasi ini yaitu dapat meningkatkan
kreatifitas siswa dalam berfikir, dapat mendorong motivasi siswa, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan kelemahannya yaitu,
kelas/tepat melakukan simulasi menjadi ribut terkadang tidak sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.

D. Implementasi Metode Simulasi dalam Pembelajaran IPS di SD

Jika guru menggunakan metode simulasi, mereka bukan hanya harus


menjadi fasilitator tetapi juga harus dapat mengarahkan siswa agar mereka
benar-benar memahami peran mereka. Pembelajaran IPS dengan metode
simulasi akan melatih daya ingat dan pola pikir siswa, mengajarkan
mereka bagaimana mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan mereka,
belajar bagaimana mengatasi perbedaan pendapat orang lain.

Dalam proses pelaksanaan, seorang guru dapat menggunakan metode


simulasi untuk meningkatkan hasil yang diperoleh. Metode simulasi dapat
membantu keberhasilan proses pembelajaran dan memberikan
keterampilan tertentu secara langsung dalam konteks nyata.
Pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar dan melakukan
aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelajaran, yang
menghasilkan berbagai macam kehidupan dimasyarakat.
Diharapkan bahwa dengan metode simulasi, siswa akan memiliki
kemampuan untuk mencari, menganalisis, dan melakukan upaya untuk
memecahkan masalah yang sebanding dengan situasi dunia nyata.
Kegiatan yang dilakukan dengan metode simulasi ini sangat penting untuk
meningkatkan kesadaran diri siswa tentang ide dan prinsip yang
mendukung simulasi.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam


menggunakan metode simulasi adalah antara lain Ahmad Susanto, 2014.

1. Tahap orientasi, yaitu seorang guru harus menggunakan tema, pada


langkah ini guru menjelaskan tema yang akan dilaksanakan, konsep-
konsep yang akan ditanamkan dalam kegiatan simulasi, menjelaskan
maksud simulasi bagi siswa yang baru pernah melaksanakan kegiatan
simulasi.
2. Merumuskan nilai-nilai yang akan didiskusikan. Perumusan dalam
penentuan nilai-nilai yang akan dibahas, boleh didiskusikan dengan
siswa dan melihat karakteristik dan tingkat kemampuan siswa
3. Menyiapkan alat peraga (perlengkapan) yang menunjang kegiatan
simulasi.
4. Merumuskan tata tertib, dalam hal ini guru menjelaskan skenario dan
menjelaskan aturan dalam permainan.
5. Menentukan peran/kelompok, guru dalam permainan ini bertindak
sebagai fasilitator, kemudian guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok. Tiap kelompok ditentukan atau ditunjuk ada yang sebagai
moderator, sekretaris, dan anggota.

Sedangkan menurut Joyce dan Weil dalam Udin S Winataputra, 2001.


Winataputra, langkah-langkah yang harus dilakukan olen seorang guru
adalah:

1. Tahap orientasi, antara lain menyajikan berbagai topik simulasi dan


konsep-konsep yang akan di integrasikan dalam proses simulasi,
menjelaskan prinsip simulasi dan permainan, dan memberikan
gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
2. Tahap latihan, antara lain berkaitan dengan membuat skenario yang
beris aturan peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai, menugaskan para pemeran
dalam sumulasi, dan mencoba secara singkat suatu periode.
3. Tahap proses simulasi, antara lain melaksanakan aktivitas permainan
dan pengaturan kegiatan tersebut, memperoleh umpan balik dan
evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran
menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional, dan melanjutkan
permainan.
4. Tahap pemantapan, antara lain berkaitan dengan memberikan
ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama
simulasi, memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan
wawasan para peserta, membandingkan aktivitas simulasi dengan
dunia nyata, menghubungkan proses simulasi dengan dunia nyata dan
menilai serta merancang kembali proses simulasi.
Menurut Suwarna (2004) langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam
melaksanakan simulasi adalah:
a. Menentukan topik serta tujuan yang ingin dicapai.
b. Memberikan gambaran tentang situasi yang akan disimulasikan.
c. Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing.
d. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi.
e. Melaksanakan simulasi.
f. Melakukan penilaian.
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001: 66) Udin S
Winataputra, 2001. model ini me-miliki empat tahap sebagai berikut:
Tahap I. Orientasi
a. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan
dintegrasikan dalam proses simulasi.
b. Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan.
c. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
Tahap III. Proses simulasi
a. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
b. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan
terhadap performan si pemeran.
c. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional.
d. Melanjutkan permainan/simulasi.
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
a. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul
selama simulasi.
b. Memberikan ringkasan mengenai kesultan-kesultan dan wawasan
para peserta.
c. Menganalisis proses.
d. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
e. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
f. Menilai dan merancang kembali simulasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia

Ahmad Susanto, 2014 Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.


Jakarta: Pramedia Group

Damanhuri, Hakim. Z. R, & Pratiwi, 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share
(TPS) dengan Teknik Gallery Walk. Journal of Education Research and
Evaluation.

Kurniasari, E. F., Setyaningtyas., 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui


Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share
(TPS) dengan Teknik Gallery Walk. Journal of Education Research and
Evaluation.

Ramayulis, 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet. VII.


Jakarta: Kalam Mulia

Sucahyo, A. Budi, H.S, & Chamdani, 2015. Penerapan Model Kooperatif Tipe
Make a Match dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Tentang Kegiatan
Ekonomi Dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Jurnal Kalam
Cendekia.

Tukiran taniredjo, 2011, pp. 40–41

Udin S Winataputra, 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Dirjen


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai