Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS MAKALAH

TENTANG

PERKOPERASIAN-USAHA MIKRO INDONESIA

“PERAN PERKOPERASIAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DI

INDONESIA”

OLEH : MUHARAMAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar penduduknya terlibat
dalam sektor ekonomi mikro dan menghadapi tantangan signifikan dalam
mengembangkan potensi usaha mikro. Dampak besar dari usaha mikro yaitu terhadap
perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, dan juga dapat memberikan
kontribusi yang sangat penting terhadap ketahanan ekonomi masyarakat. Namun,
adapula sejumlah kendala seperti terbatasnya akses terhadapmodal, pelatihan, dan
pemasaran yang seringkali menjadi hambatan bagi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha
mikro.
Perkembangan usaha mikro di Indonesia juga tidak bisa dipisahkan dengan peran
perkoperasian. Melalui koperasi, pelaku usaha mikro bisa saling mendukung untuk
mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi kedepannya. Oleh karena itu,
pemahaman tentang bagaimana perkoperasian dapat menjadi solusi bagi pengembangan
usaha mikro menjadi krusial.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan koperasi dan perkoperasian?
2) Apa saja usaha mikro di Indonesia?
3) Bagaimana Perkoperasian bisa menjadi solusi?
4) Apa keuntungan dari perkoperasian bagi usaha mikro?
5) Bagaimana tantangan dan solusi dalam perkoperasian-usaha mikro di Indonesia?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1) Untuk mengetahui apa itu koperasi dan perkoperasian.
2) Untuk mengetahui apa saja usaha mikro di Indonesia.
3) Untuk mengetahui bagaimana Perkoperasian bisa menjadi solusi.
4) Untuk mengetahui apa saja keuntungan dari perkoperasian bagi usaha mikro.
5) Untuk mengetahui bagaimana tantangan dan solusi dalam perkoperasian-usaha mikro
di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Koperasi dan Perkoperasian
Definisi koperasi dan perkoperasian telah dijelaskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 Ayat 1
dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Sedangkan pengertian dari perkoperasian dijelaskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 Ayat 2 bahwa
perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.

2.2. Usaha Mikro di Indonesia


Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkopukm) mencatat
adanya 64,2 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia pada
tahun 2021. Usaha mikro memiliki kriteria omset maksimal Rp. 2.000.000.000/tahun.
Usaha mikro mencapai 63.955.369 unit pada tahun 2021 atau berkontribusi sebanyak
99,62% dari total unit usaha di Indonesia. Adapun jenis-jenis UMKM antara lain usaha
kuliner, usaha fashion, dan usaha agribisnis.

2.3. Perkoperasian sebagai Solusi


Perkoperasian dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan yang akan dihadapi
usaha mikro di Indonesia. Makna dalam pengertian koperasi telah menjelaskan bahwa
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat. Dalam hal ini, koperasi akan menjadi
wadah kegiatan ekonomi rakyat ysang pada umumnya merupakan kelompok menengah
ke bawah (miskin). Oleh karena itu, koperasiharus benar-benar dikelola secara
profesional agar mampu menjadi wadah kegiatan ekonomi rakyat yang kondusif.apabila
manajemen koperasi dilaksanakan dengan benar dan profesional, maka rakyat yang
menjadi anggota koperasi akan meningkat taraf hidupnya sesuai dengan tujuan koperasi.
Apabila koperasi bisa berkembang di setisp wilayah kecamatan di seluruh Indonesia, dan
benar-benar mampu membina kegiatan ekonomi rakyat di sekitarnya, tentu koperasi akan
dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
2.4. Keuntungan Perkoperasian Bagi Usaha Mikro
Perkoperasian memiliki beberapa keuntungan yang signifikan bagi usaha mikro.
Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh pelaku usaha mikro melalui
keterlibatan dalam koperasi antara lain :
1. Akses Modal
Koperasi memberikan akses lebih mudah terhadap modal melalui simpan
pinjam dan investasi bersama.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Koperasi dapat menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggotanya.
3. Pemasaran Bersama
Dengan beroperasi dalm koperasi, pelaku usaha mikro dapat mengatasi kendala
pemasaran dengan memasarkan produk mereka bersama-sama.

2.5. Tantangan dan Solusi dalam Perkoperasian-Usaha Mikro di Indonesia


1) Tantangan dalam Perkoperasian Usaha Mikro di Indonesia.
 Kurangnya Pemahaman tentang Manfaat Koperasi (Rendahnya pemahaman
masyarakat terutama pada pelaku usaha mikro tentang manfaat perkoperasian
sehinggabanyak yang belum menyadari potensi keuntungan dan dukungan yang
dapat diberikan oleh koperasi).
 Regulasi yang Kompleks (Regulasi yang kompleks dan prosedur pendaftaran yang
sulit bisa menjadi hambatan bagi pendirian dan pengelolaan koperasi).
 Kurangnya Akses Terhadap Pasar (Beberapa koperasi terkhusus yang baru
dibentuk mungkin mengalami kesulitan dalam memasarkan produk mereka
dikarenakan akses yang terbatas).
 Keterbatasan Sumber Daya Manusia (Koperasi membutuhkan pengelolaan yang
baik, terkadang karena kurangnya keahlianmanajerial dan SDM yang terbatas antar
anggota koperasi bisamemicu hambatan tersebut).
 Keterbatasan Modal (Meskipun koperasi memberikan akses terhadap modal,
terkadang jumlah modal yang diperoleh masih terbatas, sehingga menjadi
tantangan dalam membiayai proyek atau ekspansi usaha mikro).
2) Solusi untuk Mengatasi Tantangan dalam Perkoperasian Usaha Mikro di Indonesia.
 Peningkatan Pendidikan dan Informasi (Melakukan kampanye pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat koperasi. Contohnya
seperti workshop, seminar, dan literatur yang mudah diakses dapat membantu
membentuk persepsi yang lebih positif).
 Advokasi untuk Perbaikan Regulasi (Melakukan advokasi untuk perbaikan regulasi
dan prosedur pendaftaran koperasi agar menjadi lebih sederhana dan ramah bagi
pelaku usaha mikro).
 Pengembangan Strategi Pemasaran (Mengembangkan strategi pemasaran yang
efektif termasuk dalam kolaborasi bersama lembaga pemasaran untuk
meningkatkan akses pasar dan meningkatkan visibilitas produk koperasi).
 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Menyelenggarakan program
pelatihan dan pengembangan keterampilan manajerial bagi anggota koperasi untuk
meningkatkan kemampuan pengelolaan dan pengembangan usaha mikro).
 Kolaborasi dan Kemitraan (Mendorong kolaborasi antara koperasi, pemerintah,
lembaga keuangan, dan sektor swasta untuk meningkatkan akses terhadap sumber
daya, modal, dan pasar).
 Diversifikasi Sumber Modal (Mendorong disersifikasi sumber modal, termasuk
mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan mikro dan proyek bantuan
pembangunan).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Usaha mikro memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, menciptakan
lapangan kerja dan memberikan kontribusi vital terhadap ketahanan ekonomi
masyarakat. Namun, usaha mikro dihadapkan pada sejumlah kendala, seperti terbatasnya
akses terhadap modal, pelatihan, dan pemasaran. Pentingnya peran perkoperasian sebagai
solusi untuk mengatasi tantangan tersebut juga menjadi fokus utama dalam makalah ini.
Perkoperasian, yang diatur oleh undang-undang Republik Indonesia nomor 25
tahun 1992 tentang perkoperasian, dijelaskan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berlandaskan prinsip kekeluargaan titik usaha mikro di Indonesia, terutama yang
tergabung dalam koperasi, memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan
manfaat signifikan, seperti akses lebih mudah terhadap modal, pendidikan dan pelatihan,
serta pemasaran bersama.

3.2. Saran
1) Peningkatan pemahaman perlu dilakukan upaya peningkatan pemahaman masyarakat
terutama pelaku usaha mikro, mengenai manfaat perkoperasian.
2) Perbaikan regulasi perlu dilakukan untuk merombak regulasi dan prosedur
pendaftaran koperasi agar lebih sederhana dan ramah bagi pelaku usaha mikro.
3) Pengembangan strategi pemasaran diperlukan secara efektif termasuk kolaborasi
dengan lembaga pemasaran, untuk meningkatkan akses pasar dan meningkatkan
visibilitas produk koperasi.
4) Pelatihan dan pengembangan SDM bagi anggota koperasi dapat membantu
meningkatkan kemampuan pengelolaan dan pengembangan usaha mikro.
5) Kolaborasi dan kemitraan penting untuk mendorong kolaborasi antara koperasi
pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta untuk meningkatkan akses terhadap
sumber daya, modal, dan pasar.
6) Diversifikasi sumber modal termasuk dengan dukungan dari lembaga keuangan mikro
dan proyek bantuan pembangunan dapat membantu mengatasi keterbatasan modal
dalam perkoperasian usaha mikro.

Anda mungkin juga menyukai