Anda di halaman 1dari 20

WILAYAH DAN PERWILAYAHAN SERTA JENIS-JENIS

WILAYAHNYA

Disusun oleh :

Ananda Sakinah

Ana Syahfitri

Oktari Dwi Adinda

Tasya Sabila

Alfi Syari Alfallah

Haydar Ahmad Hasan

Kelas: XII IIS-1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 DELI SERDANG

LUBUK PAKAM

TAHUN PEMBELAJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kamiberhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ Wilayah dan Perwilayahan serta Jenis-Jenis
Wilayahnya”.

Makalah ini berisikan tentang pengertian Wilayah dan perwilayahan, jenis-


jenis perwilayahan beserta kebaikan dan keburukannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan kesempurnaan
karena kekurangan dan keterbatasan literatur.Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada ibu Sri Dariyati selaku
guru mata pelajaran geografi yang telah memberikan dan membantu kami dalam
penyelesaain makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca.

Pakam, 02 Agustus 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Ruang sebagai Wilayah.................................................................................3

B. Pengertian Wilayah untuk Kebutuhan Perencanaan/Pembangunan.............6

C. Jenis-Jenis Perwilayahan...............................................................................7

D. Kebaikan dan Keburukan Masing-Masing Jenis Perwilayahan..................14

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping, tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan (Todaro, 2000 : 20). Pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses
perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang
dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah
besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas
rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan
mereka. (Rogers,1983 : 25). Pada hakekatnya pembangunan harus mencerminkan
perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih serba baik, secara
material maupun spritual (Todaro, 2000 : 20).
Dalam merencanakan sesuatu program atau kegiatan agar tercapai
tujuannya maka dibutuhkan sebuah perencanaan, dimana perencanaan adalah
proses penetapan apa yang harus di capai, bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus
dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab, dan
penetapan mengapa hal itu harus dicapai, dengan menghubungkan fakta-fakta
yang ada sehingga dapat memprediksikan situasi yang ada dimasa yang akan
datang.

Terry dalam bukunya Principle Of Management (Amonimous, 2013)


mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan menghubung-
hubungkan fakta serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi yang
diduga bakal terjadi dimasa mendatang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
Sebagaimana diketahui bahwa perencanaan adalah berorientasi kepada
masa depan. Perencanaan program (pembangunan) yang dilakukan tak ada lain
adalah untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan secara efektif, efisien dan
berkelanjutan. Tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan tiga tahap
proses, yaitu: 1) perumusan dan penentuan tujuan, 2). Pengujian atau analisis

1
opsi-opsi atau pilihan-pilihan yang tersedia serta 3). Pemilihan rangkaian,
tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan
disepakati bersama. Dengan demikain diketahui bahwa perencanaan tidak bersifat
statis melainkan dinamis kerena dilakukan melalui suatu rangkaian proses (siklus)
yang berjalan terus menerus.
Seorang manajer haruslah mengerti fungsi-fungsi dari manajemen salah
satunya adalah perencanaan, dalam sebuah organisasi tentunya banyak sekali
perubahan-perubahan yang akan dihadapi, namun perubahan-perubahan tersebut
harus terencana dalam arti kita membuat perencanaan, dari asalany perencanaan
dibagi menjadi tiga perencanaan atas dan perencanaan bawah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?
b. Apa yang dimaksud dengan pembangunan?
c. Bagaimana konsep-konsep paradigma pembangunan?
d. Bagaimana perbedaan prisip dasar indikator pertumbuhan dan
pembangunan?
e. Bagaimana hasil pertumbuhan dan pembangunan suatu wilayah

1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui tentang pengertian pertumbuhan
b. Dapat mengetahui tentang pengertian pembangunan
c. Dapat mengetahui tentang konsep-konsep paradigma pembangunan
d. Dapat mengetahui prinsip dasar indikator prtumbuhan dan pembangunan
e. Dapat mengetahui hasil pertumbuhan dan pembangunan suatu wilayah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ruang
Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan.Karena itu, menurut istilah
geografi umum yang dimaksud dengan ruang (space) adalah seluruh permukaan
bumi yang merupakan lapisan biosfera tempat hidup tumbuhan, binatang, dan
manusia(Jayadinata, 1992). Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa

2
ruang adalah suatu wilayah yang mempunyai batasan geografi, yaitu batas
menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian
permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya.
Menurut Sumaatmadja, mengatakan bahwa wujud ruang dipermukaan bumi
berbentuk tiga dimensi, bentangannya berupa daratan dan perairan, sedangkan
kearah vertikal berupa lapisan udara, dalam ruang ini berlokasi benda hidup dan
benda mati serta gejala-gejala yang satu sama lainnya beriteraksi.

Menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2004 tentang Penataan Ruang,


ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.Jadi, berdasarkan definisi tersebut maka ruang adalah wadah yang
meliputi ruang daratan, lautan, dan udara yang merupakan seluruh permukaan
bumi yang menjadi tempat manusia, hewan dan tumbuhan untuk melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

Ruang terbentuk dari penempatan sesuatu di alam sehingga merubah


pandangan (persepsi) dan pengalaman (experience) seseorang terhadap ruang di
alam (the space of nature).Ketika manusia melakukan kegiatan atau meletakkan
sesuatu di tengah ruang alam tersebut, maka terbentuklah ruang-ruang yang
membatasi ruang kosong di alam dengan ruang buatan manusia.Sehingga dapat
dikatakan ruang memiliki fungsi tertentu sebagai wadah kegiatan manusia.

B. Ruang sebagai Wilayah


Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Menurut
Glasson (1974) dalam Tarigan, R.(2009) terdapat 2 (dua) cara pandang tentang
wilayah yaitu pandangan subyektif dan pandangan obyektif. Cara pandang
subyektif, yaitu wilayah adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang
didasarkan atas kriteria tertentu/tujuan tertentu.Dengan demikian banyaknya
wilayah tergantung pada kriteria yang digunakan.Wilayah hanyalah suatu model

3
agar bisa dibedakan satu lokasi dengan lokasi yang lainnya.Sedangkan pandangan
obyektif menyatakan bahwa wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dari
ciri/gejala alam di setiap wilayah (misalnya dari unsur musim/temperatur,
topografi, jenis tumbuhan, kepadatan penduduk, dan sebagainya atau gabungan
dari unsur/ciri tersebut).Menggunakan pandangan obyektif membuat jenis analisis
atas ruang menjadi terbatas. Menurut Hanafiah (1982) unsur-unsur ruang yang
terpenting adalah: jarak, lokasi, bentuk, dan ukuran/skala. Artinya pada setiap
wilayah harus memiliki keempat unsur tersebut.Unsur-unsur tersebut secara
bersama-sama membentuk/menyusun suatu unit ruang yang disebut wilayah yang
dapat dibedakan dari wilayah lainnya.

Glasson (1974) menyatakan bahwa wilayah dapat dibedakan berdasarkan


kondisinya atau berdasarkan fungsinya. Berdasar kondisinya, wilayah dapat
dikelompokkan atas keseragaman isi (homogenity), misalnya: wilayah
perkebunan, wilayah peternakan, wilayah industri, dan sebagainya, sedangkan
berdasarkan fungsinya suatu wilayah dapat dibedakan misalnya kota dengan
wilayah di belakangnya, lokasi produksi dengan wilayah pemasarannya, susunan
orde perkotaan, jenjang/hierarkhi jalur transportasi, dan sebagainya. Hartshorn
(1988) menggunakan istilah uniform dan nodal dengan pengertian yang sama
untuk kondisi dan fungsi dari Glasson.

Menurut Haggett (1977), terdapat 3 (tiga) jenis wilayah yaitu:


homogeneous regions, nodal regions, dan planning/ programming regions.
Sedangkan Adisasmita, H.R. (2005) dengan mengacu pada logika Aristoteles
(yaitu dari segi tinjauan material, hubungan formal, dan tujuan akhirnya)
membedakan wilayah menjadi 4 (empat), yaitu: wilayah homogen (homogeneous
region), wilayah polarisasi (polarization region) atau wilayah nodal (nodalregion),
dan wilayah perencanaan (planning region) atau wilayah program (programming
region).

Wilayah homogen diartikan sebagai suatu konsep yang menganggap


bahwa wilayah-wilayah geografis dapat dikaitkan bersama-sama menjadi sebuah

4
wilayah tunggal, apabila wilayah-wilayah tersebut mempunyai karakteristik yang
serupa. Ciri-ciri atau karakteristiktersebut dapat bersifat ekonomi (misalnya
struktur produksinya hampir sama, atau pola konsumsinya homogen), bersifat
geografis (misalnya keadaan topografi atau iklim yang serupa), dan bahkan dapat
pula bersifat sosial/politis (misalnya kepribadian masyarakat yang khas sehingga
mudah dibedakan dengan karakteristik wilayah-wilayah lainnya).

Wilayah-wilayah nodal/pusat atau wilayah-wilayah polarisasi/ berkutub


terdiri dari satuan-satuan wilayah yang heterogen. Misalnya distribusi penduduk
yang terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu akan mengakibatkan lahirnya
kota-kota besar, kotamadya, dan kotakotakecil lainnya, sedangkan penduduk di
daerah-daerah perdesaan relatif jarang. Sedangkan wilayah perencanaan atau
wilayah program sangat penting artinya apabila dikaitkan dengan masalah-
masalah kebijaksanaan wilayah.Pada tingkat nasional atau wilayah, tata
ruangperencanaan oleh penguasa nasional, wilayah difungsikan sebagai alat untuk
mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Pembagian wilayah perencanaan disusun berdasarkan pada analisis


kegiatan pembangunan sektoral yang terlokalisasi pada satuan lingkungan
geografis.Wilayah perencanaan merupakan suatu wilayah pengembangan, dimana
program-program pembangunan dilaksanakan.Dalam hal ini penting untuk
diperhatikan adalah persoalan koordinasi dan desentralisasi sehingga
pembangunan wilayah dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Misalnya dalam
pembangunan nasional Indonesia, pengambil keputusan untuk program-program
pembangunan tertentu dilakukan di Jakarta, akan tetapi dapat saja pelaksanaannya
dilakukan di daerah atau pusat-pusat pembangunan di luar Jakarta (Adisasmita,
H.R., 2005).

Menurut Hanafiah (1982), wilayah dapat pula dibedakan atas konsep


absolut dan konsep relatif. Konsep absolut didasarkan pada keadaan fisik,
sedangkan konsep relatif selain memperhatikan factor fisik juga sekaligus

5
memperhatikan fungsi sosial-ekonomi dari ruangtersebut. Beberapa definisi ruang
secara absolut (Tarigan, R., 2009):

1. Wilayah adalah sebutan untuk lingkungan permukiman bumi yang tentu


batasnya (Purnomo Sidi, 1981);

2. Sesuatu ruang di permukaan bumi mempunyai lokasi yang tetap dan tepat,
jarak terdekat antara dua titik adalah garis lurus (Immanuel Kant dalam Hanafiah
(1982);

3. Wilayah adalah suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam aspek tertentu
berbeda dengan area lain (jadi berupa mosaik) (Hartshorn dalam Hanafiah (1982).

Konsep ruang secara relatif, selain keadaan fisik juga diperhatikan aspek
sosial-ekonomi.Konsep ruang yang digunakan tergantung pada masalah yang
dibahas.Permasalahan sosial dan ekonomi umumnya menggunakan konsep ruang
relatif, sedangkan dalam perencanaan fisik (terutama untuk ruang sempit)
umumnya menggunakan konsep ruang absolut (Tarigan, R., 2009).

Akhirnya dari masing-masing pengertian atau konsep tentang ruang


ternyata memiliki fungsi yang berbeda-beda walaupun pada akhirnya memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk diklasifikasikan sesuai fungsinya sehingga dapat
dilakukan pengaturan ruang agar lebih nyaman, berguna dan dapat berkelanjutan.

C. Pengertian Wilayah untuk Kebutuhan Perencanaan/Pembangunan


Wilayah kadang diartikan bermacam-macam, sesuai dengan penafsiran
masing-masing. Berdasarkan sudut pandang ilmu wilayah,wilayah bisa diartikan
satu pulau, satu wilayah, satu wilayah administrasi ( kecamatan, kelurahan,
pripinsi dan lain-lainnya). Dalam pengertian geografis, wilayah merupakan
kesatuan alam yaitu alam yang serba sama atau homogen atau seragam, dan
kesatuan manusia, yaitu masyarakat serta kebudayaanya yang serba sama yang

6
mem[unyai ciri (kekhususan) yang khas, sehingga wilayah tersebut bisa
dibedakan dari wilayah yang lain.

Wilayah dalam bahasa Inggris disebut region. Wilayah merupakan bagian


dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan
wilayah lain. Contohnya, wilayah pantai merupakan bagian dari permukaan bumi
yang letaknya di dekat laut dan wilayah pegunungan merupakan bagian
permukaan bumi yang letaknya di daerah yang tinggi dan bergunung-gunung.
Wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh
kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain,
misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda
dengan wilayah perdesaan.

1. Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan untuk


lingkungan permukaan bumi yang jelas batasannya.
2. Imanuel Kaant (1982) mengatakan wilayah adalah sesuatu ruang di
permukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu
berbeda antara dua titik dalam garis lurus.

Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi :


Sebagaimana yang telah dijelaskan pengertian geografis suatu wilayah
memiliki karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan wilayah lainnya
disebut region. Region ini dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu region
formal ( formal region) dan region fungsional (functional region).
a. Wilayah atau Region Formal
Region formal disebut juga region uniform dan bersifat statis, yaitu suatu
wilayah yang di bentuk oleh adanya kesamaan kenampakan termasuk
kedalamnhya kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk
lahan, penggunaan lahan dsb.
b. Wilayah atau Region Fungsional
Region fungsional disebut juga region nodal. Region ini bersifat dinamis
ditandai oleh adanya akan dari dan pusat. Pusat tersebut disebut sebagai

7
node.Sejauh mana node dapat menarik arah sekitarnya sehingga tercipta
interaksi maksimal, sejauh itulah batas region nodal. Contoh sederhana dapat
anda amati pada masyarakat tradisional atau pra industri, dimana pusat
perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

D. Jenis-Jenis Perwilayahan
Perwilayahan adalah proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri
kesamaan atas dasar fisik dan sosial. Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria
dan kepentingan tertentu, misalnya, pada pembagian region permukaan bumi
berdasarkan iklim maka kriteria yang digunakan adalah unsur cuaca, seperti
temperatur, curah hujan, penguapan, kelembapan, dan angin.

Perwilayahan dibagi menjadi dua :

1. Perwilayahan secara formal Tujuan perwilayahan formal adalah untuk


mengetahui wilayah mana yang homogen atau seragam. Teknik yang bisa
digunakan pendelineasian wilayah formal adalah metode nilai bobot indeks.
Metode ini digunakan untuk mendelineasi wilayah berdasarkan lebih dari satu
kriteria.

2. Perwilayah secara fungsional Pembatas suatu wilayah secara fungsional


menyangkut pengelompokan beberapa unit wilayah yang memiliki tingkat
kepentingan hubungan. Dengan demikian wilayah fungsional lebih
menekankan pada arus hubungan dengan titik pusat.Pendekatan untuk
perwilayah fungsional dilakukan dengan analisis aliran barang atau
orang.Pada analisis ini wilayah fungsional berdasar pada arah dan intensitas
aliran barang atau orang antara titik pusat dan wilayah sekitarnya.Pada
umumnya aliran lebih intensif untuk 2 wilayah yang jauh dari pusat.Luas
daerah pengaruh pusat adalah sampai pada tempat arus aliran.Aliran itu bisa
dalam beberapa bentuk, dalam bidang ekonomi bisa berupa barang,
penumpang atau jalan.Dalam bidang sosial seperti arus siswa atau pasien di
rumah sakit.Bidang politik terutama arus belanja negara. Bidang informasi

8
seperti surat telegram, surat kabar, telepon dan lain-lain. Variasi dari analisis
aliran barang atau orang adalah teori grafik. Pendekatan ini masih sederhana
tapi merupakan cara yang lebih berstruktur dan sistematis untuk identifikasi
wilayah fungsional atau wilayah modal.

Regional (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya


mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan
mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama
menurut kriteria tertentu. Sehingga informasi dapat dipeoleh secara efisien dan
ekonomis.

Contoh pembagian region berdasarkan iklim, permukaan bumi dapat


dibedakan atas: unsur cuaca, seperti suhu, curah hujan,penguapan,kelembaban dan
angin.regional menurut iklim ini sangat berguna dalam hal komunikasi atau
transportasi .

Perwilayahan berdasarkan fenomena geografis di lingkungan setempat


dapat dilihat dari beberapa aspek :

1. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan di Indonesia dikenal


pembagian wilayah kekuasaan pemerintahan, seperti propinsi, kabupaten,
kecamatan, desa dan dusun.

2. Berdasarkan kesamaan kondisi di sini yang paling umum adalah kesamaan


kondisi fisik. Contohnya Jawa Tengah di bagian atas pantai timur pegunungan dan
pantai barat.

3. Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi perlu ditetapkan terlebih dahulu


beberapa pusat pertumbuhan yang ciri-ciri sama besarnya dan rankingnya.
Kemudian ditetapkan batas-batas pengaruh dari setiap pusat pertumbuhan.
Contohnya batas pengaruh satu kota dengan kota lainnya hanya dapat dilakukan
untuk kota yang sama rankingnya.

9
4. Berdasarkan wilayah perencanaan atau program dalam pembagian ini
ditetapkan batas-batas wilayah ataupun daerah-daerah yang terkena suatu program
atau proyek. Contohnya DAS Bengawan Solo, DAS Berantas dan DAS Serayu.

Sistem perwilayahan administrasi terkait sangat erat pada sistim


pemerintahan beserta perangkat-perangkatnya.Diluar sistim perwilayahan
administratif, juga dikenal berbagai perwilayahan-perwilayahan, perencanaan atau
pengelolaan yang tidak terlalu struktural melainkan sebagai unit-unit koordinasi
atau pengelolaan yang terfokus pada tujuan-tujuan dan penyelesaian-penyelesaian
masalah tertentu, seperti kawasan otorita, DAS, Free trade zone, dan lain-lain.

Tujuan dan maanfaat


No Wilayah Contoh
penggunaan
1 Wilayah 1. Penyederhanaan dan
1. Pola penggunaan atau
homogen pendeskripsian wilayah penutupan lahan.
2. Pewilahan pengelolaan
2. Pewilayah komoditas
(zonasi kawasan
fungsional)
2 Wilayah nodal 1. Deskripsi hubungan
1. Keterkaitan CBD dan
nodalitas daerah pelayanannya.
2. Identifikasi daerah
2. “Gwoth pole area”
pelayanan atau pengaruh
3. Central Place and
3. Penyusunan hirarki peryphery.
pelayan atau fasilitas. 4. Sistem/ordo kota/ pusat
pelayanan.
3 Wilayah sistem1. Pengelolaan 1. Pengelolaan DAS
ekologi sumberdaya wilayah
2. Cagar alam
berkelanjutan. 3. Ekosistem mangrove
2. Identifikasicarrying
capacitykawasan
3. Siklus alam aliran

10
sumberdaya, biomasa
energi limbah, dll
4 Wilayah sistem1. Percepatan 1. Wilayah pembangunan
ekonomi pertumbuhan wilayah. 2. Kawasan andalan
2. Produktifitas dan
3. KAPET
mobilisasi sumberdaya.4. Kawasan agropolitan
3. Efesiensi. 5. Kawasan cepat tumbuh
(pertumbuhan)

5 Wilayah sistem1. Perwilayahan menurut


1. Kawasan adat
sosial sistem budaya, etnik,
2. Perlindungan/
bangsa, dll pelestarian (cagar)
2. Identifikasi komunitas budaya.
dan society. 3. Pengelolaan kawasan
3. Optimalisasi interaksi publik kota
sosial (menghindari tawuran)
4. Community
Development.
5. Keberimbangan,
pemerataan dan
keadilan.
6. Distribusi pengusaha
sumberdaya
7. Pengelolaan konflik
7 Wilayah politik 1. Menjaga keutuhan/
1. Negara
integrasi wilayah
2. Propinsi
teritorial. 3. Kabupaten
2. Menjaga pengaruh/
4. Desa
kekuasaan teritorial.

11
3. Menjaga pemerataan
(equity) antarsub
wilayah
8 Wilayah Optimasi fungsi-fungsi
1. Negara
administratif administrasi dan
2. Propinsi
pelayanan publik
3. Kabupaten
pemerintahan. 4. kecamatan

Di bawah ini diberikan beberapa klasifikasi yang berbeda, pengertian


wilayah berdasarkan proses klasifikasi yang berbeda.

Wilayah Contoh
1. a. Berdasarkan keragaman atau Wilayah pertanian, di mana terdapat
kesamaan dalam kriteria tertentu. keragaman atau kesamaan antara petani
Wilayah seperti ini disebut uniform atau daerah pertanian dan kesamaan ini
region, menjadi sifat yang dimiliki oleh
elemen-elemen yang membentuk
wilayah.

b. Wilayah yang dalam banyak hal Wilayah kota metropolitan Daerah


diatur oleh beberapa pusat kegiatan khusus Ibukota Jakarta Raya, dimana
yang saling dihubungkan dengan dikota ini terdapat beberapa pusat
garis melingkar. Wilayah seperti ini kegiatan yang saling dihubungkan oleh
disebut nodal region. jaring-jaring jalan.

2. c. Klasifikasi wilayah yang terutama Wilayah iklim, wilayah vegetasi,


menekankan kepada jenisnya wilayah fisiografi, wilayah pertanian.
disebut generic region. Dalam hal ini Dalam hal ini yang ditekankan adalah
fungsi wilayah kurang diperhatikan.

12
jenis perwilayahan saja.
d. Klasifikasi wilayah menurut
kekhususannya merupakan daerah Wilayah Asia Tenggara, dimana daerah
tunggal, mempunyai ciri-ciri ini merupakan darah tunggal dan
geografi. Wilayah sedemikian ini mempunyai ciri-ciri geografi yang
disebut spesific region khusus. Seperti dalam hal lokasi,
penduduk, adat istiadat, bahasa dan lain
sebagainya.
Wilayah waktu Indonesia bagian timur,
dimana daerah ini merupakan daerah
tunggal dan mempunyai ciri khusus
yaitu, yang lokasinya di
Indonesia bagian timur.
Wilayah daerah tingkat I Sulawesi
Selatan dimana daerah tersebut
merupakan daerah tunggal dan
mempunyai ciri khusus yaitu
merupakan unit administrasi
Wilayah yang dalam klasifikasinya pemerintahan sebagai daerah tingkat I.
menggunakan metode statistik Wilayah yang cocok untuk padi basah
deskriptif, dan metode statistik di Jawa untuk mendapatkan wilayah
analitik. Seperti factor ini, harus dikumpulkan bermacam-
analysis.Perwilayahan seperti ini macam data seperti kedalaman tanah,
masih terus dikembangkan. permiabilitas tanah, drainase tanah,
kandungan hara tanah, PH tanah,
ketinggian tempat, tempertur udara,
kemiringan lereng, CH bulan Januari
hingga Desember dan kemudian data
yang sebanyak ini dioleh dengan
menggunakan metode statistik analitik
untuk memperoleh wilayah yang cocok

13
untuk padi basah. Untuk memproses
data sebanya ini biasanya dipergunakan
komputer.

E. Kebaikan dan Keburukan Masing-Masing Jenis Perwilayahan


Masing-masing cara perwilayahan/regionalisasi mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri-sendiri. Cara perwilayahan mana yang paling cocok
diterapkan tergantung pada tujuan studi/perencanaan yang dilakukan. Beberapa
kelebihan dan kekurangan model perwilayahan diantaranya (Tarigan, R., 2009):

1. Perwilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan meskipun dirasa kurang


efisien tetapi tidak mudah diganti karena menyangkut sejarah, ditetapkan
dengan undang-undang dan terdapat fanatisme kedaerahan dalam
masyarakatnya. Perubahan perwilayahan membutuhkan ketetapan undang-
undang dan mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
dan Pemerintah Pusat.Salah satu keunggulan model perwilayahan ini adalah
dapat ditetapkannya batas wilayah secara jelas dan terstruktur.

2. Perwilayahan berdasarkan homogenitas terutama berguna bagi perencana


sektoral. Daerah-daerah yang memiliki kesamaan dalam sektor yang dibahas
dapat dijadikan satu wilayah.Dapat dibuat satu pusat pelayanan dan program
yang sama/sejenis sebagai pemecahan masalah yang tepat dan efisien,
meskipun pada beberapa kasus seringpula terjadi tumpang-
tindih (overlaping) terutama pada daerah-daerah yang mempunyai lebih dari
satu sektor potensial.Kelemahan model perwilayahan ini adalah batas luar
sulit ditentukan sehingga umumnya juga memanfaatkan batas wilayah
administratif.Hal ini juga mempermudah pengumpulan data dan pengaturan
kebijakan pengembangan masing-masing wilayah.

14
3. Perwilayahan berdasarkan pengaruh ekonomi mengenal adanya pusat-pusat
pertumbuhan yang masing-masing memiliki daerah belakang (hinterland).
daerah belakang (hinterland)merupakan wilayah pengaruh sebuah pusat
pertumbuhan/kota dimana dalam memenuhi kebutuhannya dan menjual hasil
produksinya cenderung bergantung kepada pusat/kota tersebut, termasuk
pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan atau rekreasi. Cara perwilayahan
ini bersifat makroregional (tidak atas dasar melihat sektor yang ada di wilayah
tersebut secara satu per satu), artinya seluruh sector yang beroperasi di
wilayah tersebut memiliki ketergantungan antara pusat pertumbuhan
dan hinterland-nya.Perwilayahan model ini lebih tepat untuk Perencanaan
ekonomi daerah, karena menyangkut seluruh aspek pengembangan wilayah
dan mengandung aspek keterikatan/ketergantungan antar
wilayahnya.Kelemahan model ini adalah sulitnya menetapkan batas pengaruh
dari suatu pusat pertumbuhan dan perubahannya karena perkembangan daerah
sendiri dan daerah tetangga yang ada di sekitarnya.

4. Perwilayahan berdasarkan program/suatu perencanaan khusus sering bersifat


insidentil dan sementara. Sifat perwilayahan berorientasi pada suatu program
yang disusun untuk suatu tujuan khusus tertentu.Misalnya penanggulangan
banjir di salah satu/beberapa alur sungai, wilayah yang diikutkan dalam
perencanaan tersebut adalah mulai dari muara sungai, daerah kiri-kanan alur
sungai sampai dengan pegunungan yang merupakan sumber mata air dari
sungai tersebut. Pewilayahan akan sirna apabila program tersebut berakhir dan
tidak ada tindak lanjut (follow up) program tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh
kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain,
misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda
dengan wilayah perdesaan.

Regional (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya


mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan
mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama
menurut kriteria tertentu. Sehinnga informasi dapat dipeoleh secara efisien dan
ekonomis.

Masing-masing cara perwilayahan/regionalisasi mempunyai kelebihan dan


kekurangan sendiri-sendiri. Cara perwilayahan mana yang paling cocok
diterapkan tergantung pada tujuan studi/perencanaan yang dilakukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Robinson. 2012. Perencanaan Pembangunan Wilayah, Edisi Revisi.


Jakarta : PT Bumi Aksara.

http://rahmatkusnadi6.blogspot.co.id/2010/03/wilayah-dan-perwilayahan.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2061175-konsep-wilayah-dalam-
kajian-geografi/ Eko Titis Prasongko ; Rudi Hendrawansyah

http://geograf-sidrap.blogspot.co.id/2013/12/konsep-region.html
http://kurniawati12.blogspot.co.id/2012/04/konsep-ruang-dan-
pemanfaatannya.html
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/konsep-ruang-dan-tempat.html
http://irtusss.blogspot.com/2011/02/konsepsi-wilayah-atau-region.html

17

Anda mungkin juga menyukai