Anda di halaman 1dari 3

Muhamad Fadhli

10040020188
UAS Kapita Selekta Hukum Islam
Kelas A

1. Surat Al-Baqarah ayat 267 mengatakan: "Hai orang-orang yang beriman!


Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik, dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu."

Ayat tersebut berisi perintah Allah kepada umat muslim untuk menafkahkan harta
yang dimilikinya dengan bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Ayat ini juga
menegaskan untuk tidak memberikan suatu yang buruk melainkan hal yang baik.
Dengan kata lain, dalam bersedakah hendaknya memberikan sesuatu hal yang
bermanfaat dan berguna bagi si penerima. Bukan barang bekas yang sudah tidak layak
pakai, tetapi benda yang juga masih dibutuhkan oleh mereka atau layak pakai.

Ayat ini menjabarkan tentang infaq, yaitu sedekah yang diberikan kepada orang yang
membutuhkan. Wakaf merupakan salah satu bentuk infaq yang disyariatkan dalam
Islam. Wakaf merupakan amalan yang menyedekahkan manfaat dari harta benda yang
dimiliki untuk tujuan yang bernilai. Seorang muslim boleh memberikan harta benda
miliknya yang berupa uang, benda bergerak dan benda tidak bergerak. Wakaf ini
bertujuan untuk membantu orang yang membutuhkan dan menjaga harta benda yang
dimiliki

2. Wakaf menurut syafi’l dan ahmad yaitu melepaskan harta yang di wakafkan dari
kepemilikan wakif , setelah sempurnanya prosedur perwakafan.
Maksud dari melepaskan harta dan dilarang di pindah milikan harta wakaf tersebut
yaitu Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli
warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya kepada mauquf
‘alaih (penerima manfaat wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak
dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut.

Apabila wakif melarangnya, maka Qadli atau pemerintah berhak memaksanya, agar
memberikannya kepada mauquf ’alaih. Karena itu, Mazhab Syafi’i mengartikan
wakaf adalah tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai
milik Allah Swt, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)

3. Untuk meningkatkan kesejahteraan umat melalui wakaf di Indonesia, menurut saya


ada beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:
- Pengembangan Wakaf Produktif: Mendorong pengembangan wakaf secara
produktif, seperti yang telah dilakukan di Mesir, untuk menghasilkan surplus yang
berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan melalui investasi harta wakaf di sektor-
sektor yang produktif, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi
- Sosialisasi Regulasi: Melakukan sosialisasi regulasi wakaf kepada berbagai pihak
terkait, seperti Kementerian Agama, Pemerintah Kota, Badan Wakaf Indonesia,
dan nazir, untuk memastikan pengelolaan wakaf dilakukan secara profesional,
transparan, dan akuntabel

- Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif: Mengikuti panduan-panduan


pemberdayaan tanah wakaf produktif yang telah disusun oleh berbagai lembaga
terkait, seperti Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Badan
Wakaf Indonesia

- Revitalisasi Wakaf untuk Kesejahteraan Masyarakat: Melalui penelitian dan


program-program revitalisasi wakaf, dapat diungkapkan bahwa wakaf
memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

- Meningkatkan kemudahan berwakaf


Memperluas jenis wakaf yang diizinkan dan memfasilitasi proses perwakafan
seperti melalui teknologi digital

- Meningkatkan kemampuan manajerial/pengeloaan wakaf


Membantu wakif dan pengelola wakaf dalam mengelola dan mengembangkan
wakaf produktif seperti melalui pengembangan wakaf uang

- Meningkatkan transparansi dan pengelolaan wakaf serta Memfasilitasi


pengelolaan wakaf secara produktif dan efektif,

- Meningkatkan kesadaran berwakaf


Mempromosikan literasi dan implementasi praktif berwakaf seperti melalui
webinar nasional

4. Ketika terjadi sengketa terhadap kepemilikan harta benda wakaf, langkah-langkah


yang harus ditempuh oleh para pihak untuk mengatasi masalah tersebut adalah
sebagai berikut:

- Pengaduan: Pihak yang mengalami sengketa harus membuat pengaduan kepada


pihak yang berwenang untuk mengelola wakaf, seperti Badan Wakaf Indonesia
(BWI)
- Pemeriksaan: BWI akan melakukan pemeriksaan terhadap kasus sengketa
tersebut, meliputi pemeriksaan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan wakaf,
seperti ikrar wakaf, akta ikrar wakaf, dan bukti-bukti lainnya
- Penafian: Jika pihak yang mengalami sengketa tidak memiliki bukti yang sah,
maka pihak tersebut harus membuat penafian terhadap kepemilikan harta benda
wakaf
- Pemeriksaan Nazhir: BWI akan melakukan pemeriksaan terhadap nazhir wakaf,
seperti apakah nazhir tersebut memenuhi syarat-syarat yang diperlukan, seperti
memiliki keterampilan dan keahlian dalam pengelolaan wakaf
- Pembuatan Surat Perintah: Jika pihak yang mengalami sengketa memiliki bukti
yang sah, maka BWI akan membuat surat perintah untuk mengatur kepemilikan
harta benda wakaf
- Pengaduan ke Pengadilan: Jika pihak yang mengalami sengketa tidak setuju
dengan hasil pemeriksaan dan pembuatan surat perintah, maka pihak tersebut
dapat membuat pengaduan kepada pengadilan yang berwenang untuk mengatasi
masalah tersebut

Anda mungkin juga menyukai