Anda di halaman 1dari 199

PSAK 106:

Akuntansi Musyarakah
Kuliah Ke 9
Pengertian Musyarakah (PSAK 106)
 Bahasa : al-syirkah/al-ikhtilath
(percampuran) atau persekutu an
dua orang atau lebih, sehingga
antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat
dipisahkan.
 Akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing
pihak memberi kan kontribusi dana
dan kerja dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan & kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana
Skema Musyarakah
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 106:
AKUNTANSI MUSYARAKAH

PSAK 106:
AKUNTANSI MUSYARAKAH
PSAK 106
 Pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) pada 27 Juni 2007.
 PSAK ini menggantikan ketentuan terkait
penyajian laporan keuangan syariah dalam
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang
dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
 Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK
106 belum ada perubahan atau revisi apapun.
PSAK 106
 mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan transaksi
musyarakah,
tetapi
 tidak mencakup pengaturan perlakuan
akuntansi atas obligasi syariah (sukuk)
yang menggunakan akad musyarakah.
Akuntansi Musyarakah
 Untukpertanggungjawaban pengelolaan
usaha musyarakah dan sebagai dasar
penentuan bagi hasil, maka mitra aktif
atau pihak yang mengelola usaha
musyarakah harus membuat catatan
akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.
PSAK 106-
Akuntansi Musyarakah
memberikan ketentuan
 pengakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif,
pada saat akad, selama akad, dan saat akhir akad.
 ketentuan minimum penyajian bagi mitra aktif dan
mitra pasif.
 Untuk mendukung transparansi pelaporan transaksi
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, seperti isi kesepakatan utama usaha
musyarakah, pengelola usaha, dan pengungkapan
sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan.
KASUS
Kegiatan Akuntansi BMI
1) Perlakuan Akuntansi MMQ pada saat
awal akad
2) Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Pada
saat Pembelian Porsi Bank
3) Perlakuan Akuntansi pembiayaan pada
saat akad berakhir.
WAKAF
Oleh:
Sri Nurhayati / Wasilah
The prophet Mohammed (peace be
upon him) said:
'Whoever digs a well, there will be
no one who drinks from it amongst
jinn, men and birds except that
Allah will reward him on the Day of
Judgment'

Did you know?


Al Azhar Mosque in Egypt was founded over a thousand years
ago and is one of the largest and most elaborate institutions in
history. Students from every part of the world come to study
there and are even entitled to a monthly allowance.
Throughout the Mosque's history, all the services it provides
have been funded by the revenues from individual Waqf.
Pengertian Wakaf
 Bahasa : “waqafa”: menahan, menahan harta untuk
diwakafkan
 Etimologi : menahan harta dan memberikan
manfaatnya di jalan Allah
 Kepemilikan berpindah kepada Allah SWT, maka ia
bukan milik pewakaf dan juga bukan milik
penerima wakaf. Sehingga atas harta wakaf tidak
dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau apapun
yang dapat menghilangkan kewakafannya.
Pengertian Wakaf
 “Bersedekahlah dengan pokoknya,
tidak dijual, tidak dihibahkan, dan
tidak diwariskan tetapi hasilnya
dibelanjakan” (HR Bukhari)
Perbedaan Wakaf & Infak/Sadaqah
 Menyerahkan kepemilikan suatu  Menyerahkan kepemilik an suatu
barang kepada orang lain barang kepada pihak lain
 Hak milik atas barang  Hak milik atas barang diberikan
dikembalikan kepada Allah kepada peneri ma
 Obyek wakaf tidak boleh
shadaqah/hibah
diberikan atau dijual kepada
 Obyek shadaqah/hibah boleh
pihak lain
 Manfaat barang biasanya diberikan atau dijual kepada
dinikmati untuk kepentingan pihak lain
sosial  Manfaat barang dinikmati oleh
 Obyek wakaf biasanya kekal penerima shadaqah/hibahObyek
zatnya shadaqah/hibah tidak harus
 Pengelolaan obyek wakaf kekal zatnya
diserahkan kepada administratur  Pengelolaan obyek
yang disebut nadzir/mutawalli shadaqah/hibah diserahkan
kepada sipenerima
Sejarah Wakaf
 Pada masa Rasulullah

”kami bertanya tentang mula-mula wakaf


dalam Islam. Orang Muhajirin
mengatakan adalah wakaf Umar,
sedangkan orang-orang Anshar
mengatakan adalah wakaf Rasulullah saw
Sejarah Wakaf
 Masa Dinasti Islam
- dinasti Umayyah didirikan lembaga
wakaf khususnya administrasi wakaf
pertama kali di Mesir dibawah
pengawasan hakim.
- dinasti Abbasiyah, Administrasi
pengelolaan wakaf dilakukan oleh
lembaga Independen disebut dengan
”shadr al-Wuquf”
- Dinasti Ayubbiyah, mewakafkan tanah-
tanah baitul mal bagi kemaslahatan umat
Sejarah Wakaf
- Al Mamluk sistem pendidikan dan
pembangunan perpustakaan umum
meningkat pesat karena peranan wakaf.
- Dinasti Utsmani, pencatatan wakaf,
sertifikasi wakaf, cara pengelolaan
wakaf, upaya mencapai tujuan wakaf dan
melembagakan wakaf dalam upaya
realisasi wakaf dari sisi adminstrasi dan
perundang-perundangan.
Jenis Wakaf
Berdasarkan Peruntukan:
1. Wakaf ahli (wakaf Dzurri/wakaf ’alal
aulad)
wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan
jaminan sosial dalam lingkungan keluarga, dan
lingkungan kerabat sendiri.

2. Wakaf Khairi (kebajikan)


wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama
(keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan
umum).
Jenis Wakaf
Berdasarkan Jenis Harta
1. benda tidak bergerak:
- Hak atas tanah : hak milik, strata title, HGB/HGU/HP
- Bangunan atau bagian bangunan atau satuan rumah susun
- Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
- Benda tidak bergerak lain
2. benda bergerak selain uang, terdiri dari:
- Benda dapat berpindah
- Benda dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan
- Air dan Bahan Bakar Minyak
- Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan
-Benda bergerak selain uang
- surat berharga
- hak atas Kekayaan Intelektual:
- hak atas benda bergerak lainnya
3. benda bergerak berupa uang (Wakaf uang, cash waqf)
Jenis Wakaf
Berdasarkan Waktu:
- muabbad , wakaf yang diberikan untuk selamanya
- mu’aqqot, wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggunaan harta yang


diwakafkan:
- mubasyir/dzati; harta wakaf yang menghasilkan pelayanan
masyarakat dan bisa digunakan secara langsung seperti
madrasah dan rumah sakit) .
- mistitsmary, yaitu harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman
modal dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang
dibolehkan syara’ dalam bentuk apapun kemudian hasilnya
diwakafkan sesuai keinginan pewakaf.
Sasaran dan Tujuan Wakaf
 Semangat keagamaan untuk memperoleh Ridha Allah ”dan
carilah wasilah (sarana) untuk menuju kepadanya.”(QS.5:35).
 Semangat sosial sbg bukti partisipasi dalam pembangunan
masyarakat
 Motivasi keluarga sebagai sarana mewujudkan rasa
tanggung jawab kepada keluarga: ”jika kamu meninggalkan
keluargamu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada
kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin,
sehingga mereka meminta-meminta kepada orang lain.” (HR
Bukhari Muslim)
Dasar Syariah – Al Quran
 ”...........perbuatlah kebajikan,supaya kamu mendapat
kemenangan.” (QS. 22:77)

 ”kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)


sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahui.”(QS.3:92).
 ”perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(Karunianya) lagi Maha Mengetahui.”(QS.2:261)
Dasar Syariah – As Sunnah
 Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: ”apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara:
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang
mendoakan orang tuanya.”(HR.Muslim).
 Dari Ahmad dan Al Bukhari, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW,
bersabda:”Barang siapa mewakafkan seekor kuda di jalan Allah dengan
penuh keimanan dan keikhlasan, maka makannya, fesesnya dan air seninya
itu menjadi amal kebaikan dan timbangan di hari kiamat.”
 Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, ia berkata Umar bin Khatab r.a berkata
kepada Nabi SAW, saya mempunyai seratus saham (tanah, kebun) di Khaibar
belum pernah saya mendapatkan harta yang lebih saya kagumi melebihi
tanah itu, saya bermaksud menyedekahkannya' Nabi SAW, berkata' Tahanlah
pokoknya dan sedekahkan buahnya pada sabilillah'. (H.R. al-Nasa'i)
Dasar Syariah – As Sunnah
 Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, Umar bin Khatab r.a
memperoleh tanah (kebun) di Khaibar, lalu ia datang
kepada Nabi SAW, untuk meminta petunjuk mengenai
tanah tersebut,
ia berkata Wahai Rasulullah saya memperoleh tanah di
Khaibar, yang belum pernah saya peroleh harta yang
lebih baik bagiku melebihi tanah itu, apa perintah engkau
(kepadaku) mengenainya?,
Nabi SAW menjawab, jika mau, kamu tahan pokoknya
dan kamu sedekahkan (hasilnya),
Ibnu Umar berkata maka Umar menyedekahkan tanah itu
(dengan mensyaratkan) tanah itu tidak dijual, tidak
dihibahkan, dan tidak diwariskan ia menyedekahkan
hasilnya kepada fuqara, kerabat, riqab (hamba sahaya,
orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil, dan tamu.
Tidak berdosa dari orang yang mengelola untuk
memakan dari (hasil) tanah itu secara ma'ruf (wajar) dan
memberi makan (kepada orang lain) tanpa
menjadikannya sebagai harta hak milik. Rawi berkata,
saya menceritakan hadis tersebut kepada Ibnu Sirin, lalu
ia berkata ghaira mutaatstsilin malan' (tanpa
menyimpanya sebagai harta hak milik. (H.R. al-
Bukhari, Muslim, al Tharmidzi, al-Nasa'i)
Rukun dan Ketentuan Syariah
 Pelaku terdiri dari orang yang mewakafkan harta
(wakif/pewakaf). Namun ada pihak yang memiliki peranan
penting walaupun diluar rukun wakaf yaitu pihak yang
diberi wakaf/ diamanahkan untuk mengelola wakaf yang
disebut nadzir.
 Barang atau harta yang diwakafkan (mauquf bih)
 Peruntukan wakaf (mauquf’alaih)
 Shighat (pernyataan atau ikrar sebagai suatu kehendak
untuk mewakafkan sebagian harta bendanya termasuk
penetapan jangka waktu dan peruntukan)
Pengelola Wakaf (Nadzir)
1. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan barang
yang diwakafkan,
2. Melaksanakan syarat dari pewakaf, boleh dilanggar
jika:
1. adanya maslahat
2. Perkara diajukan pada hakim
3. Membela dan mempertahankan kepentingan harta
wakaf.
4. Melunasi utang wakaf dengan menggunakan
pendapatan atau hasil produksi harta wakaf tersebut.
5. Menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa
menundanya, kecuali terjadi sesuatu yang
mengakibatkan pembagian tersebut tertunda.
Yang Boleh Dilakukan Nazhir
 Menyewakan harta wakaf
 Menanami tanah wakaf

 Membangun pemukiman di atas tanah


wakaf untuk disewakan
 Mengubah kondisi harta wakaf menjadi
lebih baik dan bermanfaat bagi para
fakir miskin dan mustahik,
Yang Tidak Boleh Dilakukan Nazhir
 Dominasi atas harta wakaf,
 Berutang atas nama wakaf
 Menggadaikan harta wakaf
 Mengizinkan seseorang menggunakan
harta wakaf tanpa bayaran, kecuali
dengan alasan hukum
 Meminjamkan harta wakaf kepada pihak
yang tidak termasuk dalam golongan
peruntukkan wakaf.
AKUNTANSI WAKAF
Draft Eksposure PSAK 112: Akuntansi
Wakaf.
 Pada tanggal 22 Mei 2018 Dewan Standar
Akuntansi Syariah IAI telah
mengesahkan DE PSAK 112: Akuntansi
Wakaf.
 DE PSAK 112 diusulkan berlaku efektif
pada 1 Januari 2021 dengan opsi
penerapan dini.

DE PSAK 112: Akuntansi Wakaf.


 untukmemberikan pengaturan
mengenai pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan atas
transaksi wakaf yang dilakukan baik
oleh entitas nazhir dan wakif yang
berbentuk organisasi dan badan hukum.

TUJUAN
DE PSAK 112: Akuntansi Wakaf.
 Asetwakaf =➔ berupa aset tidak
bergerak, seperti hak atas tanah,
bangunan atau bagian bangunan di atas
tanah, tanaman dan benda lain terkait
tanah, hak milik satuan rumah susun, dan
aset bergerak, seperti uang, logam
mulia, surat berharga, kendaraan, hak
kekayaan intelektual, hak sewa.

DE PSAK 112: Akuntansi Wakaf.


 mengatur bahwa aset wakaf diakui saat
telah terjadi pengalihan secara hukum
dan manfaat ekonomis dari aset wakaf.
 Hasil pengelolaan dan pengembangan
dari aset wakaf harus diakui
sebagai tambahan aset wakaf.
 Basis imbalan nazhir adalah hasil
pengelolaan dan pengembangan yang
sudah terealisasi (cash basis).

DE PSAK 112: Akuntansi Wakaf.


Laporan keuangan nazhir yang lengkap
meliputi:
 Laporan posisi keuangan;
 Laporan rincian aset wakaf;
 Laporan aktivitas;
 Laporan arus kas;Catatan atas laporan
keuangan.

DE PSAK 112: Akuntansi Wakaf.


Terima Kasih
ZAKAT

Oleh:
Sri Nurhayati / Wasilah
Pengertian Zakat
 Bahasa : berkah,
“zaka”:
tumbuh, suci, bersih dan baik.

 Etimologi: aktivitas
memberikan harta tertentu
yang diwajibkan Allah SWT
dalam jumlah dan
perhitungan tertentu untuk
diserahkan kepada orang-
orang yang berhak
Pengertian Infaq
 Bahasa : membelanjakan
 Etimologi: mengeluarkan harta karena taat
dan patuh kepada Allah SWT
 ........ dan tetaplah kamu ber-INFAQ untuk
agama Allah, dan janganlah kamu
menjerumuskan diri dengan tanganmu
sendiri kelembah kecelakaan (karena
menghentikan INFAQ itu).” (QS 2: 195)
Jenis Infaq
 Infaq Wajib : terdiri dari zakat dan nadzar, yang
bentuk dan jumlah pemberiannya telah
ditentukan. Nadzar adalah sumpah atau janji
untuk melakukan sesuatu di masa yang akan
datang.

 Infaq Sunnah : Infaq yang dilakukan seorang


muslim untuk mencari ridho Allah, bisa dilakukan
dengan berbagai cara dan bentuk.
Pengertian Shadaqah
 Segala pemberian/kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT
• Adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan syari’ah). Pengertian ini
yang membuat definisi atas shadaqah menjadi luas, hal ini sesuai hadits Nabi
Muhammad SAW ”Setiap kebajikan, adalah shadaqah” (HR Muslim).
• Berupa pemberian kepada fakir, miskin yang membutuhkan tanpa
mengharapkan imbalan.
• Berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al Qur’an dan As Sunnah ada yang
tertulis dengan shadaqah padahal yang dimaksud adalah zakat. Seperti:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-orang fakir,orang-orang miskin, amil-
amil zakat …” (QS 9: 60) Pada ayat tersebut, “zakat-zakat” diungkapkan dengan lafazh
“ash shadaqaat”.

Begitu pula sabda Nabi SAW kepada Mu’adz bin Jabal RA ketika dia diutus Nabi ke
Yaman :
“…beritahukanlah kepada mereka (Ahli Kitab yang telah masuk Islam), bahwa Allah
telah mewajibkan zakat atas mereka, yang diambil dari orang kaya di antara mereka,
dan diberikan kepada orang fakir di antara mereka…” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hadits tersebut, “zakat” diungkapkan dengan lafazh “ash shadaqaat”.
Pengertian Shadaqah
 Shadaqah dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain, sesuai Hadits Nabi
Muhammad SAW:
Dari Abu Musa Al-Asyary R.A. dari Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Tiap-tiap Muslim haruslah bersedekah"; Sahabat bertanya;
"Bagaimana kalau dia tidak mampu Ya Rasulullah?"; Nabi
menjawab, "Dia harus berusaha dengan kedua tangan (tenaga)nya
hingga berhasil untuk dirinya dan untuk bersedekah"; Sahabat
bertanya, "bagaimana kalau dia tidak mampu?"; Nabi menjawab; "
menolong orang yang mempunyai kebutuhan dan keluhan";
Sahabat bertanya, "bagaimana kalau dia tidak mampu?"; Nabi
menjawab, "Dia melakukan sesuatu perbuatan baik atau menahan
dirinya dari perbuatan munkar (kejahatan) itupun merupakan
shodaqoh baginya".

”Senyuman itu sedekah” (HR Baihaqi)


Pengertian Pajak
 kontribusi
wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
Perbedaan Zakat & Pajak
 Zakat bentuk  Pajak bentuk
kepatuhan pada kepatuhan pada
Allah Pemerintah
 Al Qur'an dan Hadits  Hukum Perundangan
 Muslim  Warga Negara
 Di Seluruh Dunia  Negara tertentu
 Ada Niat Ibadah  TIdak perlu niat
 Ditujukan pada  Siapa saja dalam
ashnaf yang 8 negara
Persamaan Zakat & Pajak
 Bersifat wajib dan mengikat atas harta yang
ditentukan, dan ada sanksi jika mengabaikannya.
 Zakat dan pajak harus disetorkan pada lembaga
resmi agar tercapai optimalisasi penggalangan dana
maupun penyalurannya.
 Zakat dan pajak memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk membantu penyelesaian masalah ekonomi
dan pengentasan kemiskinan.
 Tidak ada janji akan memperoleh imbalan materi
tertentu di dunia.
 Zakat dan pajak dikelola oleh Negara Islam
Dasar Syariah – Al Quran
 ”Ambillah
zakat dari
sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu
membersihkan dan
menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu
menjadi ketentraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah
maha mendengar lagi maha
mengetahui.” (QS:9:103)
Dasar Syariah – Al Quran
 ” ..dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-
orang yang melipatgandakan (pahalanya).” (QS.30:39)
 ”... Dan celakalah bagi orang orang yang mempersekutukan(Nya)
(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir
akan adanya (kehidupan akhirat).” (QS.41:6 dan 7)
 ”sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk
hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berutang,
untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha
mengetahui lagi maha bijaksana.” (QS.9:60)
Dasar Syariah – As Sunnah
 Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: ”siapa
yang dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak
mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti
ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul yang
sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan dua
bintik di atas kedua matanya.”(HR.Bukhari).
 ”golongan yang tidak mengeluarkan zakat (di dunia)
akan ditimpa kelaparan dan kemarau
panjang.”(HR.Tabrani).
 ”bila shadaqah (zakat) bercampur dengan kekayaan
lain, maka kekayaan itu akan binasa.”(HR.Bazar dan
Baihaqi).
 “zakat itu dipungut dari orang orang kaya di antara
mereka, dan diserahkan kepada orang orang miskin”
(HR Bukhari)
Syarat Wajib Zakat
 Islam: berarti mereka yang beragama
islam baik anak anak atau sudah dewasa,
berakal sehat atau tidak.
 Merdeka: berarti bukan budak dan
memiliki kebebasan untuk melaksanakan
dan menjalankan seluruh syariat islam.
 Memiliki satu nisab dari salah satu jenis
harta yang wajib dikenakan zakat dan
cukup haul.
Syarat Harta untuk
Dizakatkan
 Halal : diperoleh dengan cara yang baik
dan yang halal
“Barang siapa mengumpulkan harta dari
jalan haram, lalu dia menyedekahkannya,
maka dia tidak mendapatkan pahala,
bahkan mendapatkan dosa” (HR
Huzaimah dan Ibnu Hiban dishahihkan
oleh Imam Hakim)
 Milik Penuh: kepemilikan di sini berupa
hak untuk penyimpanan, pemakaian,
pengelolaan yang diberikan Allah SWT .
 Berkembang : harta tersebut bertambah
baik nyata atau tidak nyata.
 Cukup Nishab: jumlah minimal yang
menyebabkan harta terkena kewajiban
Syarat Harta untuk
Dizakatkan
 Cukup Haul: jangka waktu kepemilikan harta di
tangan si pemilik sudah melampaui dua belas bulan
Qamariah sejak cukup nisab
”tidak ada zakat atas suatu kekayaan sampai berlalu
satu tahun.” (HR.Ad-Daruquthni dan Baihaqi).
”Dan hendaklah kamu serahkan haknya waktu
pemotongan”
(QS 6: 141)
 Bebas dari hutang
”zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya.
Orang yang berzakat sedangkan ia atau keluarganya
membutuhkan, atau ia mempunyai hutang, maka
hutang itu lebih penting dibayar terlebih dahulu
daripada zakat”. (HR Bukhari)
 Lebih dari kebutuhan pokok: sesuatu yang betul-betul
diperlukan untuk kelangsungan hidup secara rutin;
QS 2:219 "sesuatu yang lebih dari kebutuhan..."
"zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya",
Jenis Zakat
 ZakatJiwa/Fitrah : zakat yang
diwajibkan kepada setiap muslim setelah
matahari terbenam akhir bulan
Ramadhan
”Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum
shalat Ied, maka itu zakat fitrah yang diterima.
Dan barang siapa yang mengeluarkannya
sesudah shalat Ied, maka itu termasuk salah
satu sedekah dari sedekah-sedekah
biasa.”(HR.Ibnu Abbas).

sebesar 1 (satu) sha’ makanan pokok


suatu masyarakat. 1 (sha’)= 4 mud’ =
dan 4 x 2 tangan orang dewasa (kira kira:
Jenis Zakat
 ZakatMaal/Harta zakat yang boleh
dibayarkan pada waktu yang tidak
tertentu.
Dikenakan atas harta yang dimiliki
Obyek Zakat Harta
 Zakat Binatang Ternak (zakat
an’am)
 Zakat Emas dan Perak
 Zakat Pertanian (zakat zira’ah)
 Zakat Barang Tambang (Al
Ma’adin) dan Barang Temuan
(Rikaz) serta Hasil Laut
 Zakat Perdagangan (Tijarah)
 Zakat Produksi Hewani
 Zakat Investasi
 Zakat Profesi & Penghasilan
Zakat Binatang Ternak (zakat
an’am)
 Wajib atas unta, sapi dan domba
• selain itu, para ulama berbeda pendapat.
 Syarat zakat: sudah mencapai kuantitas
tertentu (cukup nishab), telah dimiliki
selama satu tahun (haul), digembalakan.
 Masing-masing jenis memiliki aturan
tersendiri
Zakat Binatang Ternak (zakat
an’am)
 Dan jika jumlah kambing gembalaan
seseorang mencapai 40 ekor kurang
satu, maka tidak ada perwajiban
zakatnya sampai kapanpun. Zakat
atas emas murni (riqqah) adalah
seper empat dari seper sepuluh
(maksudnya: 2,5 %), jika tidak
memiliki emas murni kecuali
sekedarnya, maka tidak ada
zakatnya hingga kapanpun.” (HR.
Bukhari)
Zakat Emas dan Perak.
 ”...dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari
dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka,
lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan.” (QS 9:
35)
 Rasulullah SAW bersabda :
”Tidak ada seorangpun yang mempunyai emas dan
perak yang dia tidak berikan zakatnya, melainkan
pada hari kiamat dijadikan hartanya itu beberapa
keping api neraka. Setelah dipanaskan, digosoklah
lambungnya, dahinya, belakangnya dengan kepingan
itu; setiap-setiap dingin, dipanaskan kembali pada
suatu hari yang lamanya 50 ribu tahun, sehingga Allah
menyelesaikan urusan hambaNya. ” (HR Muslim)
Zakat Emas dan Perak

 Syarat wajib zakat mencapai nishab dan


haul.
 Nishab emas; 20 misqal=20 dinar=85 grm
 Nishab perak: 200 dirham=595 gram
 Dikenakan atas perhiasan (emas dan
perak) disimpan & tidak dipergunakan
 tidak wajib zakat untuk perhiasan
yang dipakai perempuan
Zakat Pertanian (zakat
zira’ah)
 ”Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah sebagian yang baik-
baik dari perolehan kalian dan
sebagian hasil-hasil yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kalian.
Janganlah kalian bermaksud
menafkahkan yang buruk-buruk
darinya padahal kalian sendiri tidak
mau menerimanya, kecuali dengan
mata terpicing.”(QS.2 :267).
 Dari Abu Sa’id Al Khudri
Zakat Pertanian (zakat
zira’ah)
 Dikenakan atas semua hasil tanaman dan
buah-buahan yang ditanam dengan tujuan
mengembangkan dan menginvestasikan
tanah.
 Dikenakan pada saat panen, dengan
syarat dapat disimpan (QS 6:141 "Dan
tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya.”)
 Nishab pertanian : 5 wasaq = 300 sha’ =
2,175 Kg x 300= 653 Kg.
 Tarif zakat: Jika tadah hujan : 10% dan Jika
Zakat Barang Tambang (Al Ma’adin)
dan Barang Temuan (Rikaz) serta Hasil
Laut

 Rikaz menurut jumhur ulama adalah


harta peninggalan yang terpendam
dalam bumi atau disebut harta karun.
Hadist Nabi s.a.w :
Dari Abu Hurairah, telah
berkata Rasullullah s.a.w :
”zakat rikaz seperlima”
(HR Bukhari dan Muslim).
 Kewajiban pembayaran zakat adalah
saat ditemukan dan tidak ada haul,
dengan nishab 85 gram emas murni.
Zakat Barang Tambang (Al Ma’adin)
dan Barang Temuan (Rikaz) serta Hasil
Laut

 Ma’din adalah seluruh barang


tambang yang ada dalam perut bumi
baik berbentuk cair, padat atau gas,
diperoleh dari perut bumi ataupun
dari dasar laut.

 Nisab: 85 gram emas murni. Nisab


ini berlaku terus (akumulasi) baik
barang tambang itu diperoleh
sekaligus dalam sekali penggalian
ataupun dengan beberapa kali
Zakat Barang Tambang (Al Ma’adin)
dan Barang Temuan (Rikaz) serta Hasil
Laut

 hasil dari dalam laut, seperti mutiara,


dan ikan. Untuk hasil laut dikenakan
zakat perdagangan.
Zakat Perdagangan
(Tijarah)
 ”Pedagang-pedagang nanti pada hari
kiamat dibangkitkan dari kubur sebagai
orang-orang durjana, terkecuali orang
yang bertakwa, baik dan jujur.”
(HR.Tirmidzi).

 ”Rasulullah SAW memerintahkan kami


agar mengeluarkan zakat dari semua yang
kami persiapkan untuk berdagang.” ( HR.
Abu Dawud )
Zakat Perdagangan
(Tijarah)
 Berdagang adalah mencari kekayaan dengan
pertukaran harta kekayaan
 Syarat zakat yaitu mencapai nishab, sudah
berlalu masanya setahun (haul), bebas dari
hutang, lebih dari kebutuhan pokok dan
merupakan hak milik.
 Tarif zakatnya 2,5%.
 Imam Abu Ubaid telah meriwayatkan
pendapat Maimun bin Mahran sebagai
berikut: "(Bila telah tiba waktu pembayaran
zakat, maka hitunglah kekayaan uang dan
barang perniagaan yang kamu miliki
kemudian taksir seluruhnya dalam bentuk
uang setelah ditambah dengan piutang yang
Zakat Perdagangan
(Tijarah)
Penilaian harga barang dagangan,
 Pertama, harta barang dagangan
dihitung dengan harga barang di pasar
ketika sampai waktu wajib zakat.
Didasarkan riwayat dari Zaid bin Jabir,
dia berkata :”Hitunglah sesuai dengan
harganya ketika datang zakat, kemudian
keluarkanlah zakatnya.”
 Kedua, harga barang tersebut dihitung
dengan harga riil atas nilai barang
dagangan, pendapat ini berdasar
riwayat dari Ibnu Abbas, dia
berpendapar : Sebaiknya menunggu
waktu sampai menjual untuk
Zakat Produksi Hewani
 hasil ternak yang belum dikeluarkan
zakatnya, wajib dikeluarkan zakat dari
produksinya.
 zakatnya sebesar 2,5% seperti zakat
perdagangan, dengan syarat nishab
sebesar 653kg dan tidak harus mencapai
haul. Khusus madu, zakatnya 10%.
Zakat Investasi
 investasi adalah semua kekayaan yang
ditanamkan pada berbagai bentuk aset
jangka panjang baik untuk tujuan
mendapatkan pendapatan atau ditujukan
untuk diperdagangkan
 investasi dalam saham: Jika saham tersebut
diperdagangkan dan bergerak dibidang
industri atau perdagangan, maka dikenakan
zakat 2,5% atas harga pasar saham dan
keuntungannya sekaligus karena
dianalogikan urudh tijarah (komoditi
perdagangan).
 jika saham tersebut tidak diketahui harganya
atau bergerak dibidang non industri atau non
perdagangan, maka tidak dikenakan zakat,
Zakat Investasi
 investasi dalam obligasi, untuk obligasi
konvensional yang tidak dihalalkan
maka tidak ada kewajiban zakat atas
penghasilan obligasi.
 Jika investasi dalam obligasi syariah,
dikenakan atas obligasi dan
keuntungannya sebesar 2,5% sesuai
dengan zakat perdangangan, setelah
memenuhi haul dan nishab.
Zakat Investasi
 investasi dalam aset, dikenakan zakat
yang dianalogikan dengan zakat
pertanian. Barang berupa tanah,
gedung atau alat seperti mesin
produksi, alat transportasi dan lain-
lain, tidak dikenakan zakat, tetapi
dikenakan atas penghasilan bersih
sebesar 10%, atau kalau dari
penghasilan kotor sebesar 5% setelah
memenuhi haul dan nishab.
Zakat Profesi &
Penghasilan
 Abu Ubaid meriwayatkan, “Adalah
Umar bin Abdul Aziz, memberi upah
pada pekerjanya dan mengambil
zakatnya, dan apabila
mengembalikan almadholim (barang
ghosob/curian yang di kembalikan)
diambil zakatnya, dan beliau juga
mengambil zakat dari ‘athoyat (gaji
rutin) yang di berikan kepada yang
menerimanya.
Zakat Profesi &
Penghasilan
 Difatwakan melalui Fatwa MUI No. 3/2003
tentang zakat penghasilan. penghasilan
adalah pendapatan yang diperoleh secara
halal baik secara rutin maupun tidak rutin.
 Nishab: sama nishab emas (85 gram)
untuk pendapatan selama setahun
 dapat diambil dari penghasilan kotor atau
dari penghasilan bersih setelah dikurangi
hutang dan biaya hidup terendah orang
tersebut dan tanggungannya.
Zakat atas Uang (zakat
nuqud)
 Untuk tahun pertama: bila uang tersebut
sebelum didepositokan/ ditabungkan
telah dizakati, maka zakat yang dikenakan
hanya atas bagi hasilnya saja, sedangkan
jika sebelumnya belum dizakati, maka
atas keseluruhannya.
 zakat atas hadiah: terkait dengan gaji
2,5%, jika komisi dari hasil prosentasi
keuntungan perusahaan kepada pegawai:
10 %, jika sumber hibah tidak di duga-
duga sebelumnya : 20 %,
Zakat atas
Institusi/Perusahaan
 zakat perusahaan mengacu pada zakat perdagangan, karena
dipandang dari aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah
perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau
perdagangan.
 Sesuai keputusan seminar I zakat di Kuwait, tanggal 3 April
1984 tentang zakat perusahaan sebagai berikut:
Zakat perusahaan harus dikeluarkan jika syarat berikut
terpenuhi : (Manaf)
- Kepemilikan dikuasai oleh muslim/muslimin
- Bidang Usaha harus halal.
- Aset Perusahaan dapat dinilai.
- Aset Perusahaan dapat berkembang.
- Minimal kekayaan perusahaan setara dengan 85 gram emas.
 Sedangkan syarat teknisnya adalah:
- peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat
perusahaan tersebut.
- Anggaran Dasar perusahaan memuat hal tersebut.
- RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal
itu.
- Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran
zakat sahamnya kepada dewan direksi perusahaan.
Zakat atas
Institusi/Perusahaan
 Perhitungan zakat ada 3:
• Kekayaan perusahaan yang dikenakan zakat adalah
kekayaan perusahaan yang digunakan untuk
memperoleh laba atau, dan zakat dikenakan pada harta
lancar bersih perusahaan(Qardhawi). Secara sederhana:
(kas/setara kas+ investasi jk pendek+ persediaan+piutang
dagang bersih) – (kewajiban lancar).
• Kekayaan yang dikenakan zakat adalah pertumbuhan
modal bersih (El Badawi dan Sultan). Secara sederhana:
(Aset Lancar bersih + utang jangka pendek yang
digunakan untuk keperluan jangka panjang – utang jangka
panjang yang digunakan untuk pembiayaan harta lancar).
• Kekayaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan bersih
perusahaan (Lembaga Fatwa Arab Saudi). Secara
sederhana: (Modal disetor+Saldo Laba+Laba tahun
berjalan – aset tetap bersih + Investasi perusahaan atau
entitas lainnya – kerugian tahun berjalan).
 Metode apapun boleh digunakan
 Nishab zakat adalah 85 gram emas dan cukup haul (1 tahun
qamariah) dengan besar zakat 2,5%. Jika perusahaan
Zakat atas
Institusi/Perusahaan
contoh perhitungan zakat perusahaan.doc
Penerima Zakat
 dalam
QS 9: 60:
“sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah
bagi
✓ orang-orang fakir,
✓ orang-orang miskin,
✓ pengurus zakat (amil),
✓ para muallaf yang dibujuk hatinya,
✓ untuk (memerdekakan) budak,
✓ orang-orang yang berutang (gharimin),
✓ untuk jalan Allah (fi sabilillah),
✓ dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan
(ibnu sabil),
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi
Fakir & Miskin
 Fakir adalah mereka yang tidak
mempunyai harta atau penghasilan layak
dalam memenuhi keperluannya:
sandang, pangan, tempat tinggal dan
segala kebutuhan pokok lainnya, baik
untuk diri sendiri maupun bagi mereka
yang menjadi tanggungannya.
 miskin
adalah mereka yang mempunyai
harta atau penghasilan layak dalam
memenuhi keperluannya dan orang yang
menjadi tanggungannya, tapi tidak
Amilin/Pengurus Zakat
 Syarat Amilin:
Muslim,
mukallaf,
jujur,
memahami hukum-hukum zakat,
memiliki kemampuan melaksanakan
tugas,
orang yang merdeka bukan budak
Amilin
“Tidak halal sedekah bagi orang kaya
kecuali dalam lima hal.
• Pertama, orang berperang di jalan
Allah.
• Kedua, karena jadi amil zakat.
• Ketiga, orang berutang.
• Keempat, orang yang membeli harta
sedekah dengan hartanya.
• Kelima, orang yang tetangganya
seorang miskin, lalu ia sedekah
kepada orang miskin itu maka
dihadiahkannya kembali kepada
Muallaf
 mereka yang diharapkan
kecenderungan hatinya atau
keyakinannya dapat bertambah pada
islam atau menghalangi niat jahat
mereka atas kaum muslimin atau harapan
akan ada manfaatnya mereka dalam
membela dan menolong kaum muslimin
dari musuh
Orang yang belum
merdeka
 Budak yang tidak memiliki harta
dan ingin memerdekakan dirinya,
berhak mendapat kan zakat
sebagai uang tebusan. Dalam
konteks yang lebih luas, budak
zaman sekarang seperti tenaga
kerja yang dianiaya dan
diperlakukan tidak manusiawi.
Orang yang berutang
 orang yang mempunyai utang untuk
kemashlahatan dirinya sendiri, Seperti
orang yang mengalami bencana baik
banjir, hartanya terbakar dan orang yang
berutang untuk menafkahi keluarganya.
 orangyang mempunyai utang untuk
kemashlahat an masyarakat; Seperti
orang yang berutang untuk meramaikan
masjid, membebaskan tawanan,
menghormati tamu hendaknya diberi
bagian zakat walaupun ia kaya; jika ia
hanya memiliki benda tidak bergerak
Orang yang berjuang di jalan Allah
(Fi sabilillah)
 arti jihad
pertama, jihad dalam Islam tidak
hanya terbatas pada peperangan dan
pertempuran dengan senjata saja;
sebab nabi SAW, ketika ia
ditanya:”jihad apakah yang paling
utama itu?” ia menjawab:
”menyatakan kalimah yang haq pada
penguasa yang zhalim.”
Kedua, kita mengqiyaskan jihad yang
berarti perang dengan segala sesuatu
yang tujuannya untuk menegakkan
Islam baik berbentuk ucapan maupun
Orang yang melakukan perjalanan
(Ibnu Sabil)
 ibnu sabil adalah musafir, apakah ia
kaya atau miskin, apabila mendapat
musibah dalam bekalnya atau
hartanya sama sekali tidak ada, atau
terkena suatu musibah atas hartanya,
atau ia sama sekali tidak memiliki apa-
apa, maka keadaan demikian hanya
bersifat pasti.”.
 Musafir
karena mencari rizki, ilmu,
ibadah dan berperang di jalan Allah
Yang tidak boleh
menerima zakat

 Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan


atau mempunyai harta yang mencapai satu
nishab.
 Orang yang kuat yang mampu berusaha untuk
mencukupi kebutuhannya dan jika
penghasilannya tidak mencukupi, baru boleh
mengambil zakat.
 Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam
kecuali jika diharapkan untuk masuk Islam.
 Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau
anak-anak hingga ke bawah atau isteri dari
orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah
mereka di bawah tanggung jawabnya. Namun
diperbolehkan menyalurkan zakat kepada selain
mereka seperti saudara laki-laki, saudara
perempuan, paman dan bibi dengan syarat
mereka dalam keadaan membutuhkan.
Hikmah Zakat
 Menghindari kesenjangan sosial antara kaya
miskin
 Pilar amal jama'i (bersama) antara yang kaya,
para mujahid dan da'i dalam rangka meninggikan
kalimat Allah SWT.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari
ketamakan orang kikir.
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah SWT
 Untuk pengembangan potensi ummat
 Dukungan moral kepada orang yang baru masuk
Islam
 Menambah pendapatan negara untuk proyek-
proyek yang berguna bagi ummat.
 Menjadi unsur penting dalam mewujudkan
keseimbangan dalam distribusi harta dan
keseimbangan tanggungjawab individu dalam
masyarakat.
AKUNTANSI
ZAKAT,INFAQ,SEDEKAH

PSAK 109
PSAK- 109, PSAK 101 (Revisi
2022)

DSAS IAI pada TANGGAL 31 Mei 2022


(setelah melalui seluruh tahapan
dalam due process procedures penyusunan
standar akuntansi keuangan) telah di sah
kan :
 PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat, Infak,
dan Sedekah
 PSAK 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
WAJIB BACA =
PSAK-ZAKAT
PSAK 109 (Edisi Revisi 2022) =➔ mengatur
perlakuan akuntansi zakat, infak, dan
sedekah pada entitas amil yang
sebelumnya diatur dalam PSAK 109 (2010).
Penyajian laporan keuangan amil diatur
dalam PSAK 101 (2022) – Lampiran C.
Kedua revisi PSAK tersebut akan berlaku
efektif pada 1 Januari 2024 dan dapat
diterapkan dini.
PSAK 109 (versi,2022)

Akuntansi Zakat, Infak, dan


Sedekah,
PSAK 109
 PSAK 109 pertama kali disahkan pada
2010
 pada tahun 2020 lalu dilakukan Post
Implementation Rivew yang melibatkan
berbagai pihak yang terkait dengan
pengelolaan zakat di Indonesia.
 Tahun 2021, DSAS mengeluarkan DE
PSAK 109 dan kemudian baru disahkan
pada tanggal 31 Mei 2022.
 PSAK 109 (2022) berlaku efektif 1 Januari
PSAK 109 revisi 2022
 terdiri dari 36 paragraf yang dilengkapi
dengan Contoh Ilustrasi dan Dasar
Kesimpulan yang bukan merupakan
bagian dari PSAK.
 Ruang lingkup PSAK 109 (2022)
bertujuan mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan dari pengelolaan zakat,
infak, dan sedekah yang dilakukan oleh
Entitas Amil.
2022: Akuntansi Zakat, Infak,
dan Sedekah,
DEFINISI TERPISAH/TERSENDIRI :
➢ Infak didefinisikan harta diluar zakat
yang dikeluarkan oleh seseorang atau
badan usaha untuk kemaslahatan umum.
➢ Sedekah adalah harta diluar zakat atau
nonharta yang dikeluarkan oleh
seseorang atau badan usaha untuk
kemaslahatan umum.
WAJIB NONTON :
https://www.youtube.com/watch?v=Ki0KJi
Terima Kasih
Isu-Isu Kontemporer
K-15
Ade Adriani
PASAR MODAL SYARIAH
Pasar modal syariah
 merupakan kegiatan pasar modal yang
tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar modal.
 bersifat universal seperti pasar modal
pada umumnya➔siapa pun boleh
memanfaatkan pasar modal ini tanpa
melihat latar belakang suku, agama, dan
ras tertentu.
 Produk yang ada pada pasar modal
syariah disebut dengan efek syariah.
 Efek syariah ➔efek berbentuk saham
Pengertian Pasar Modal
 Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. (UU
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal)
Pasar Modal syariah

 Pasarmodal yang seluruh mekanisme


kegiatannya terutama mengenai
emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah memenuhi
prinsip-prinsip syariah.
dilarang dilakukan dalam
pasar modal syariah
Sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-
MUI/III/2011):
 Tadlis
Tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan
penjual. Hal itu dilakukan untuk mengelabui pembeli supaya objek
terlihat dalam keadaan baik.
 Taghrir
Upaya mempengaruhi orang lain dengan ucapan atau tindakan yang
mengandung kebohongan. Perbuatan tersebut dilakukan agar
orang lain terdorong melakukan transaksi.
Tanajusy atau Najsy
 Tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak
yang tidak memiliki tujuan untuk membelinya.
 Supaya dapat menimbulkan kesan ada sejumlah pihak yang
berminat untuk membelinya.
dilarang dilakukan dalam
pasar modal syariah
Sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011):
 khtikar
Membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat
harga mahal dan menimbunnya. Kemudian, dijual lagi saat harga
menjadi lebih mahal.
 Ghisysy
Satu bentuk tadlis yaitu penjual menjelaskan keunggulan barang
yang dijual tapi menyembunyikan kecacatan barang tersebut.
 Ghabn
Ketidakseimbangan antara dua barang yang dipertukarkan dalam
suatu akad baik dari kualitas ataupun kuantitasnya.
 Bai’ Alma’dum
Melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum
dimiliki (melakukan short selling).
 Riba ➔ Tambahan yang diberikan dalam pertukaran
barang ribawi.
Perkembangan PMS di

Indonesia
1997 (Penerbitan reksadana Syariah Pertama oleh PT.Danareksa
Investment Management)
 2000 (Peluncuran JII oleh BEI)
 2001(Penerbitan fatwa DSN-MUI tentang Pedoman Investasi untuk
Reksadana Syariah)
 2002 (Penerbitan obligasi syariah mudharabah pertama oleh PT. Indosat,
Tbk)
 2003 (Peluncuran pasar modal syariah di Indonesia)
 2004 (Penerbitan Obligasi syariah ijarah pertama oleh PT. Matahari Putra
Prima, Tbk
 2005 (Penyusunan Master Plan Pasar Modal Indonesia oleh Bapepam-LK)
 2006 (Penerbitan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 tentang akad-akad
yang digunakan dalam penerbitan efek syariah)
 2007 (Penerbitan DES oleh Bapepam-LK)
 2008 (Pengesahan RUU SBSN menjadi UU SBSN oleh DPR-RI)
 2009 (Penerbitan Peraturan Bapepam-LK No. II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan Peraturan Bapepam-LK IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah)
Perkembangan PMS di
Indonesia
 POJK No. 15/POJK.04/2015 tentang
Penerapan Prinsip Syariah di Pasar
Modal
 POJK No. 16/POJK.04/2015 tentang Ahli
Syariah di Pasar Modal
 POJK No. 17/POJK.04/2015 tentang
Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah
Berupa Saham oleh Emiten SYARIAH atau
Perusahaan Publik Syariah
 POJK No. 18/POJK.04/2015 tentang
Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
Perkembangan PMS di
Indonesia
 POJK No. 53/POJK.04/2015 tentang Akad
yang Digunakan dalam Penerbitan Efek
SYARIAH di Pasar Modal
 POJK No. 30/POJK.04/2015 tentang Dana
Investasi Real Estat Syariah Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif
 POJK No. 61/POJK.04/2015 tentang
Penerapan Prinsip Syariah di Pasar
Modal pada Manajer Investasi
 POJK No. 35/POJK.04/2015 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Fatwa MUI terkait Pasar
Modal
 No: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang
Pasar Modal.
 No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham;
 No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana syariah;
 No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi syariah;
 No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi syariah
Mudharabah;
 No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi syariah
Ijarah
 ..dst
Sumber Hukum – Al Qur’an
 ...dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS.2:
275)
 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. 2: 278-
279)
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. 4 : 29)
 Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah (QS. 62: 10)
 Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu...(QS. 5: 1)
 “...dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung
jawabnya” (QS 17:34)
Sumber Hukum – As Sunnah
 “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain.” (HR Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit)
 “Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al
Khomsah dari Hukaim bin Hizam)
 “Rasulullah s.a.w melarang jual beli yang mengandung gharar” (HR.
Muslim dari Abu Hurairah)
 Dari Ma’mar bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah
melakukan ikhtikar (penimbunan) kecuali orang yang bersalah” (HR.
Muslim)
 “Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal
(menetapkan) dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal keuntungan
sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan)
penjualan sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari Amr
bin Syuaib).
 “Rasulullah s.a.w melarang (untuk) melakukan penawaran palsu”
(Muttafaq ‘alaih).
 “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian”
(HR. Abu Dawud).
Sumber Hukum : Ijmak
 Hasilpertemuan ulama Internasional telah
memperbolehkan transaksi saham seperti
yang menjadi dasar fatwa DSN MUI yaitu:
Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh
Islami tahun 1992 di Jeddah yaitu boleh
menjual atau menjaminkan saham
dengan tetap memperhatikan peraturan
yang berlaku pada perseroan.
Proses Screening Instrumen Syariah
No. Variabel Indikator
1. Aktivitas Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh emiten harus
bisnis terbebas dari elemen-elemen yang diharamkan syariah
Islam, seperti riba, judi, minuman yang memabukkan, zina,
babi dan semua produk turunannya. Selain itu, emiten juga
bebas dari aktivitas perdagangan tanpa penyerahan
barang atau jasa serta perdagangan dengan penawaran
atau permintaan palsu.
2. Struktur Total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total
modal ekuitas tidak lebih dari 82% (utang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:
55%).
3. Pendapatan Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan (revenue) tidak
lebih dari 10%.
Produk Efek Syariah, antara
lain :
 Saham Syariah
 Sukuk
 ReksadanaSyariah
 Efek Beragun Aset Syariah (EBA
Syariah)
 Dana Investasi Real Estate (DIRE)
Syariah
SAHAM SYARIAH
Saham Syariah
 Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar
Modal.
 Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk
kepada definisi saham pada umumnya yang diatur
dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya.
 Bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
memenuhi kriteria berdasarkan fatwa DSN-MUI, dan
tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa;
 Bukti kepemilikan seseorang/pemegang saham atas aset
perusahaan sehingga penilaian atas saham seharusnya
berdasarkan atas nilai aset (yang berfungsi sebagai
underlying asset nya)
diakui di pasar modal
Indonesia
 Saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh
emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan
peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan
dan Persyaratan Efek Syariah berupa Saham oleh
Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah
 Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi
saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor
35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan
Daftar Efek Syariah
saham syariah yang diakui
di pasar modal Indonesia
 Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal
syariah Indonesia, baik yang tercatat di BEI maupun
tidak, dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang diterbitkan oleh OJK secara berkala, setiap bulan
Mei dan November➔
 Lihat : https://www.ksei.co.id/files/Kep-38-D.04-
2022,_OJK,_Kep._Dekom_OJk_tentang_Daftar_Efek_Sy
ariah.pdf
kriteria seleksi saham
syariah oleh OJK
kegiatan usaha sebagai
berikut:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
 Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
 Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3. Jasa keuangan ribawi, antara lain: Bank berbasis bunga; dan Perusahaan
pembiayaan berbasis bunga;
4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau
judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau
menyediakan antara lain:
 Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
 Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
ditetapkan oleh DSN MUI;
 Barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;
6. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).
rasio keuangan sebagai
berikut:
1. Total utang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total aset tidak
lebih dari 45% (empat puluh lima
perseratus); dan
2. Total pendapatan bunga dan
pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan
usaha (revenue) dan pendapatan lain-
lain tidak lebih dari 10% (sepuluh
perseratus);
INDEKS SAHAM SYARIAH
 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks saham untuk seluruh saham syariah yang
tercatat pada papan utama dan papan pengembangan
Bursa Efek Indonesia
 Jakarta Islamic Indeks (JII)
Indeks saham yang terdiri dari 30 saham syariah yang
berkapitalisasi besar dan likuiditas tinggi
 JII70
Indeks saham yang terdiri dari 70 saham syariah yang
berkapitalisasi besar dan likuiditas tinggi
 IDX-MES BUMN 17
Indeks saham yang terdiri dari 17 saham syariah milik
BUMN dan afiliasinya dengan fundamental yang baik
Jakarta Islamic Index

 Yang termasuk dalam indeks syariah adalah


saham-saham dengan emiten yang kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan syariah
sebagaimana persyaratan pada Fatwa DSN
MUI.
 Dikeluarkan setiap 6 bulan
 Penilaian atas likuiditas dan Kondisi Keuangan
Emiten
Penetapan JII
No. Variabel Indikator
1. Aktivitas bisnis Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh emiten harus terbebas dari elemen-elemen
yang diharamkan syariah Islam, seperti riba; judi; produksi, distribusi dan
perdagangan makanan/minuman haram; serta produksi, distribusi dan
perdagangan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. Proses
penyaringan ini selalu didasarkan oleh hasil DES yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK
(peraturan Bapepam-LK No IX.A.13).
2. Kriteria lain • Kriteria penyaringan berdasarkan rasio keuangan, sebagaimana kriteria
aktivitas bisnis, selalu didasarkan oleh hasil DES yang dikeluarkan oleh
Bapepam-LK. BEI sendiri tidak melakukan penyaringan berdasarkan kedua
rasio tersebut.
• Emiten yang lolos seleksi dan masuk dalam DES akan diseleksi lebih lanjut.
Emiten yang sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10
kapitalisasi besar akan lolos tahap penyaringan ini.
• 60 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir dipilih
• 30 emiten dengan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama
1 (satu) tahun terakhir dipilih.
Yang harus diperhatikan
dalam Transaksi Saham
Menurut fatwa MUI: transaksi saham dihalalkan
sepanjang
perusahaan tersebut tidak melakukan transaksi
yang dilarang,
emiten menjalankan usaha dengan kriteria
syariah serta transaksi dilakukan dengan harga
pasar wajar.
Harga pasar wajar saham syariah harus mencerminkan
nilai atau valuasi atas kondisi yang sesungguhnya dari
aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut
dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur,
wajar dan efisien serta tidak direkayasa .
Kondisi terkini
 Rabu, 24 Mei 2023, Otoritas Jasa
Keuangan telah menerbitkan Keputusan
Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan Nomor: KEP-52/D.04/2023
tentang Daftar Efek Syariah. ➔ 574
saham Emiten dan Perusahaan Publik,
serta Efek syariah lainnya.
 Daftar Efek Syariah ini mulai berlaku
efektif pada tanggal 1 Juni 2023.
 Data Daftar Efek Syariah:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/daftar-
efek-syariah/Documents/Pages/Keputusan-Dewan-Komisioner-OJK-
OBLIGASI SYARIAH
(SUKUK)
SUKUK
 adalah surat berharga atau sertifikat
tanda kepemilikan suatu aset berbasis
dengan prinsip syariah.
 Sukuk juga dikenal sebagai obligasi
syariah.
 Pengertian sukuk adalah sertifikat atas
kepemilikan suatu aset berwujud.
 Sukuk ini merupakan cerminan
kepemilikan aset berwujud yang
disewakan atau akan disewakan dan
bukan berupa surat utang. Hal ini juga
Obligasi Syariah
 surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten
untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
 Menurut UU No. 19 Tahun 2008, sukuk
negara adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap Aset SBSN, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta
asing.
SBN Syariah yang disingkat sebagai SBSN
➔ atau Surat Berharga Syariah Negara
terdiri dari :
 Sukuk Tabungan (ST) dan
Jenis Obligasi Syariah
 Obligasi Syariah Mudarabah
 Obligasi Syariah Ijarah
 Obligasi Syariah Musyarakah
 Obligasi Syariah Istishna’
 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Obligasi Syariah Mudarabah
 obligasi syariah yang menggunakan akad
bagi hasil, sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut
tergantung pada pendapatan tertentu –
laba bersih atau laba kotor -dari emiten
(sesuai dengan penggunaan dana dari
penerbitan obligasi syariah)
 Sukuk dengan akad mudharabah adalah
bentuk kerja sama di mana satu pihak
menyediakan modal dan pihak lain akan
menyediakan tenaga. Keuntungan dibagi
Obligasi Syariah Ijarah
 obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sehingga pendapatannya bersifat
tetap berupa fee ijarah/ pendapatan sewa,
yang besarannya sudah diketahui sejak
awal obligasi diterbitkan.
 Sukuk ijarah adalah sertifikat
beratasnamakan pemilik sendiri atau
investor dan melambangkan
kepemilikan terhadap suatu aset yang
bertujuan untuk disewakan.
Obligasi Syariah Musyarakah
 obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerjasama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai
kegiatan usaha. Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang
disepakati sedangkan kerugian yang timbul ditanggung bersama
sesuai proporsi modal masing-masing pihak.
 Sukuk musyarakah dikeluarkan berdasarkan perjanjian atau
kontrak antara dua atau lebih banyak pihak yang bekerja
sama untuk menggabungkan modal dalam membangun suatu
proyek baru atau dalam hal membiayai kegiatan bisnis-bisnis
lainnya. Obligasi syariah jenis ini akan menanggung bersama
atas keuntungan dan kerugian yang terjadi sesuai dengan
besaran penyertaan modal pihak-pihak yang terkait.
Obligasi Syariah Istishna’
 obligasi syariah yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian/akad Istisna’ di
mana para pihak menyepakati jual-beli
dalam rangka pembiayaan suatu proyek/
barang. Adapun harga, waktu penyerahan,
dan spesifikasi barang/proyek ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
 Sukuk Istishna diterbitkan sesuai
perjanjian atau kontrak di mana para
pihak yang terlibat telah menyetujui
untuk membeli atau menjual dalam
Surat Berharga Syariah
Negara
 surat berharga syariah negara yang
diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap Aset SBSN, dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.
 berdasarkan UU No. 19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara
pada tanggal 7 Mei 2008
Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN)
 Surat Berharga Syariah Negara atau
SBSN atau sukuk negara diterbitkan
berdasarkan nilai-nilai penerapan syariat
dengan negara sebagai pihak
penerbitnya.
 SBSN bisa juga digunakan sebagai bukti
pembagian aset dalam mata uang rupiah
maupun mata uang asing.
 SBSN adalah instrumen investasi
berbentuk utang-piutang tanpa adanya
riba sama sekali.
Sukuk korporasi
 Obligasi syariah ini diterbitkan oleh
lembaga usaha atau perbankan yang
memegang prinsip syariah sebagai
sistem kerja dasarnya.
 Tidak semua perusahaan bisa
menggunakan sukuk jenis ini, apalagi
bagi perusahan yang masih bersifat
konvensional.
Yang diperhatikan dalam Sukuk
 tidak mengenal adanya premium maupun
diskon, karena menggunakan prinsip al-hawalah
(pengalihan piutang dengan tanggungan bagi
hasil), sehingga harga yang digunakan adalah
harga nominal pelunasan jatuh tempo sukuk
 Bagi hasil atau margin/fee yang dijanjikan
 imbal hasil yang diberikan harus bersih dari
unsur non-halal
REKSADANA SYARIAH
Reksadana Syariah

 Reksa Dana yang beroperasi menurut


ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik
dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-maal)
dengan manajer Investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer
Investasi sebagai wakil shahib al-mal
dengan pengguna investasi
Mekanisme Reksadana
 antara pemodal dengan Manajer
Investasi dilakukan dengan sistem
wakalah
 antara Manajer Investasi dan pengguna
investasi dilakukan dengan sistem
mudharabah.
Yang terlibat dalam
Reksadana
 ManajerInvestasi
 Bank Kustodian
 Dewan Pengawas Syariah
Efek Beragun Aset Syariah
(EBA Syariah)
 adalah efek beragun yang portofolionya
terdiri dari aset keuangan berupa
piutang pembiayaan yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di
pasar modal.
2 jenis EBA Syariah yang diterbitkan :
 Berbentuk kontrak investasi kolektif
antara manajer investasi dan bank
kustodian
 Berbentuk surat partisipasi.
Dana Investasi Real Estate
(DIRE) Syariah
 adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari pemodal untuk
diinvestasikan pada aset real estate.
 DIRE Syariah berbentuk kontrak
investasi kolektif yang harus memenuhi
prinsip syariah di pasar modal.
Regulator –Khusus Perbankan
Syariah
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
 Sertifikat Bank Syariah Indonesia
 Pasar Uang Antar Bank Syariah
 Sertifikat Investasi Mudharabah Antar
Bank (SIMA)
 Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek
bagi Bank Syariah (FPJPS)
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia adalah sertifikat yang
diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana
berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Sebagai bukti penitipan dana tersebut, Bank Indonesia
menerbitkan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. SWBI
merupakan instrumen yang tidak boleh diperjualbelikan.
 Fungsi : untuk melaksanakan pengendalian moneter dan
menjadi alat penyaluran kelebihan likuiditas Bank Syariah
atau Unit Usaha Syariah,
 Bank Indonesia dapat memberikan bonus atas penitipan
dana tersebut yang diperhitungkan pada saat jatuh tempo.
Besarnya bonus tidak boleh ditetapkan dalam bentuk
nominal ataupun prosentase dan bersifat sukarela.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
 sejenis
surat berharga yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia selaku Bank Sentral dan
ditujukan untuk dibeli oleh Bank Umum Syariah
/UUS dengan nilai nominal yang sangat besar.
 Tujuan
penerbitan SBIS adalah mengatur
peredaran uang di dalam masyarakat.
 SBSIditerbitkan sebagai pengganti Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia, Akad yang digunakan
oleh SBIS adalah Akad Ju'alah (imbalan)
sehingga tidak ada Riba' meskipun return yang
diberikan BI terbilang cukup tinggi.
Pasar Uang Antar Bank
Syariah
 Pasar Uang antar Bank, adalah transaksi untuk
menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari
suatu Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank
yang menerima dana sedang kalah kliring.
 Kalah kliring artinya sebuah Bank yang
kekurangan dana untuk membayar kepada
nasabahnya.
 PUAS diterbitkan dengan PBI No. 9/5/PBI/2007
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip
Syariah. Sedangkan akad yang dapat digunakan
untuk transaksi PUAS adalah : akad mudharabah,
akad musyarakah, akad wadi’ah, akad qard dan
akad sharf sesuai dengan fatwa DSN MUI NO:
37/DSN-MUI/X/2002.
Sertifikat Investasi Mudharabah
Antar Bank (SIMA)
 sebagai sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Syariah atau Unit
Usaha Syariah (UUS) yang digunakan sebagai sarana investasi
jangka pendek di PUAS dengan akad mudharabah. (Izin SE BI
no 9/8/DPM tertanggal 30 Maret 2007
 Tujuan Sertifikat IMA sbg sarana investasi untuk mengatur
likuiditas bagi Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah
 Karakteristik Sertifikat IMA
• Diterbitkan dengan akad mudharabah
• Dapat diterbitkan baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing
• Dapat diterbitkan dengan atau tanpa warkat.
• Mencantumkan informasi sedikitnya : nilai nominal
investasi, nisbah bagi hasil, jangka waktu investasi,
indikasi tingkat imbalan Sertifikat IMA sebelum
didistribusikan pada bulan terakhir.
• dapat diperdagangkan sebelum jatuh tempo
• Berjangka waktu 1 hari sampai dengan 365 hari
Fasilitas Pembiayaan Jangka
Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS)
 Merupakan fasilitas yang diberikan hanya kepada Bank Syariah atau
Unit Usaha Syariah yang mengalami kesulitan pendanaan jangka
pendek, namun masih memenuhi persyaratan tingkat kesehatan
dan permodalan.
 Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah yang memperoleh FPJPS harus
menyetor agunan ke Bank Indonesia berupa SWBI/SBIS ataupun
SBSN. Agunan ini tidak boleh diperjualbelikan dan tidak boleh
dijadikan agunan untuk pembiayaan lainnya selama dijadikan
agunan untuk FPJPS.
 Jika pada saat jatuh tempo pembiayaan Bank Syariah atau Unit
Usaha Syariah tidak dapat melunasi kewajibannya, maka FPJPS
dapat diperpanjang dengan tetap mengagunkan surat-surat
berharga tersebut.
 Jika Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah tidak memperpanjang
FPJPS, maka pada saat jatuh tempo tersebut, Bank Indonesia akan
mengeksekusi agunan FPJPS. Jika hasil eksekusi agunan masih
kurang untuk menutupi dana FPJPS, maka Bank Syariah atau Unit
Usaha Syariah harus menambah dana ke Bank Indonesia. Namun
jika hasil eksekusi agunan lebih dari FPJPS, maka kelebihan
tersebut dikembalikan kepada Bank Sariah atau Unit Usaha Syariah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai