Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

Oleh

Muhammad Fadyl Saputra

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


SMKN 1 WAJO TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan
hidayah- Nya makalah yang berjudul “Iman Kepada Qada dan qadar” telah
diselesaikan penyusunannya.

Penyusunan makalah ini dapat terlaksana berkat adanya bimbingan dan arahan dari
guru kami serta dukungan orang tua dan teman-teman, sehingga kamiucapkan banyak
terima kasih atas bantuan yang telah mereka berikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tujuan pembuatan makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugaspada mata
pelajaran pendidikan agama islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang
qada dan qadar di mana kita dapat memahami apa yangdisebut qada dan qadar. Dan
berusaha mengimani dengan cara melaksanakan ibadah, seperti shalat lima waktu,
puasa ramadhan, shalat sunnah dan sebagainya.

Perlu disadari bahwa Penyusunan makalah ini masih dijumpai adanya kekurangan
ataupun kesalahan, maka sikap adaptif dan responsive serta kritiksaran sangat
dibutuhkan guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATAP ENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................................2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Beriman Kepada Qada Dan Qadar ............................................................ 3
2.2 Dalil Tentang Qada dan Qadar....................................................................................... 4
2.3 Pengaruh Iman kepda Qada dan Qadar......................................................................... 6
2.4 Hikmah orang yang beriman Kepada Qadha’ dan Qadar........................................... 7
BAB III..................................................................................................................................... 8
PENUTUP................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 9
3.2 Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.2Latar Belakang

Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah
terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-
bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami,
tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda
bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal
keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang
mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak
berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah
ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh
manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan
Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan
setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang
terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun
yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah :


1. Definisi iman kepada qada’ dan qadar ?
2. Dalil tentang iman kepada qada dan qodar ?
3. Pengaruh iman kepada qodo dan qodar ?
4. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
2
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar
2. Untuk memahami dalil-dalil tentang iman kepada qodo dan qodar
3. Untuk memahami pengaruh iman kepada qada’ dan qadar
4. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar


Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada
setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk.Sedangkan Qadar artinya
menurut bahasa berarti ukuran.Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan
ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar
dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Sedangkan arti qodo dan qodar menurut al-quran yaitu :
• Arti Qada
1. Qada berarti hukum atau keputusan terdapat ( Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65 )
2. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
3. Qada berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
4. Qada berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23
• Arti Qadar
1. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S.
Surat Fussilat ayat 10 )
2. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17 )
3. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
4. Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
5. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam
bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49)
Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu
yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah
ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.
Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah
SAW bersabda
)‫ااإل يمان أ ن تو من با هلل ومال ئكته وكتبه ورسله واليوم اال خر وتومن با لقد ر خيره وسره (رواه مسلم‬
Artinya : “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya,
kitab-kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar
yang baiknya ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi
nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh
lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau
4
bahagia? Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya.Kemudian malaikat
itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah
perempuan? ‘ Makaditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan
pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu
dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.”(HR. Muslim).
2.2 Dalil – Dalil Tentang Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Dalil yang menunjukkan rukun yang agung dari rukun-rukun iman ini ialah al-
Qur-an, as-Sunnah dan akal.
1. Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an
Dalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya firman Allah
Azza wa Jalla

‫َو َك اَن َأْم ُر ِهَّللا َقَدًرا َم ْقُدوًرا‬

"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku." [Al-
Ahzab/33 :38]
Juga firman-Nya:

‫ِإَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْقَناُه ِبَقَد ٍر‬

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-Qamar/54


: 49]

Dan juga firman-Nya yang lain:

‫َو ِإْن ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل ِع ْنَدَنا َخَزاِئُنُه َو َم ا ُنَنِّز ُلُه ِإاَّل ِبَقَد ٍر َم ْع ُلوٍم‬

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-Hijr/15 : 21]

Juga firman-Nya:

‫ِإَلٰى َقَد ٍر َم ْع ُلوٍم َفَقَد ْر َنا َفِنْع َم اْلَقاِد ُروَن‬

"Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah
sebaik-baik yang menentukan." [Al-Mursalaat/77 : 22-23]

Juga firman-Nya yang lain:

‫ُثَّم ِج ْئَت َع َلٰى َقَد ٍر َيا ُم وَس ٰى‬

"…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa."


[Thaahaa/20 : 40]

Dan juga firman-Nya:

‫َو َخ َلَق ُك َّل َش ْي ٍء َفَقَّد َرُه َتْقِد يًرا‬

"…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya." [Al-Furqaan/25 : 2]

Dan firman-Nya yang lain:

‫َو اَّلِذ ي َقَّد َر َفَهَد ٰى‬

"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." [Al-


A’laa/87 : 3]

Firman-Nya yang lain:

‫ِلَيْقِض َي ُهَّللا َأْم ًرا َك اَن َم ْفُع واًل‬

“… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan
yang mesti dilaksanakan...” [Al-Anfaal/8: 42]

Serta firman-Nya yang lain :

‫َو َقَض ْيَنا ِإَلٰى َبِني ِإْس َر اِئيَل ِفي اْلِكَتاِب َلُتْفِس ُدَّن ِفي اَأْلْر ِض َم َّرَتْيِن‬

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...” [Al-Israa’/17 : 4]
2. Dalil-Dalil Dari As-Sunnah
Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam

‫َو ُتْؤ ِم َن ِباْلَقَد ِر َخْيِرِه َو َش ِّر ِه‬


“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang
buruk… .” [1]

Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan,


“Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan
takdir.’ Iamelanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar
6
mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga
kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’”[2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َقَدُر ِهللا َو َم ا َش اَء َفَعَل‬: ‫ َو َلِكْن ُقْل‬،‫ َك اَن َك َذ ا َو َك َذ ا‬، ‫ َلْو َأِّنْي َفَع ْلُت‬:ْ‫َو ِإْن َأَص اَبَك َش ْيٌئ َفَال َتُقل‬

“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya


aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi
ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya
pasti terjadi… .’” [3]

Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini
dalil-dalil yang banyak dari al-Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan
atas apa yang telah disebutkan.
3. Dalil-Dalil Dari Akal
Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah
Pencipta alam semesta ini, Yang Mengaturnya dan Yang
Menguasainya. Tidak mungkin alam ini diadakan dengan sistim yang
menakjubkan, saling menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan akibat
sedemikian rupa ini adalah secara kebetulan. Sebab, wujud itu sebenarnya
tidak memiliki sistem pada asal wujud-nya, lalu bagaimana menjadi
tersistem pada saat adanya dan perkembangannya.
Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta, maka sudah
pasti sesuatu tidak terjadi dalam kekuasaan-Nya melainkan apa yang
dikehendaki dan ditakdirkan-Nya.
Di antara yang menunjukkan pernyataan ini ialah firman Allah Azza wa
Jalla:

‫ُهَّللا اَّلِذ ي َخ َلَق َس ْبَع َس َم اَو اٍت َوِم َن اَأْلْر ِض ِم ْثَلُهَّن َيَتَنَّز ُل اَأْلْم ُر َبْيَنُهَّن ِلَتْع َلُم وا َأَّن َهَّللا َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َقِد يٌر َو َأَّن َهَّللا َقْد َأَح اَط ِبُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْلًم ا‬

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula


bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu." [Ath-Thalaaq/65 : 12]

Kemudian perincian tentang qadar tidak diingkari akal, tetapi merupakan


hal yang benar-benar disepakati, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.

2.3 Pengaruh iman kepada qada’ dan qadar


Mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin
dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang
7
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak
Allah.Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah
atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ”
Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar
terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari
Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan
keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat
yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak
menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan
sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang
terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang
diperbuatnya

2.4 Hikmah orang yang beriman kepada qada’ dan qadar


Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat.Hikmah tersebut antara lain:
a. Banyak Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan
nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah
maka iaakan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah :
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka
dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya
kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).
b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa ,karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir.(QS.Yusuf ayat 87)
c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.Firman Allah :

8
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab iaselalu merasa senang dengan apa
yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah
SWT berfirman :
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-
hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap
optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan
yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Olehkarena itu,jika kita tertimpa musibah
maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut
Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena
dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah.

3.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-
hari. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan
iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil
menurut pandangan AllahSWT. Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah
senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus
senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah

DAFTAR PUSTAKA

A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:


Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.

Anda mungkin juga menyukai