Anda di halaman 1dari 3

Kampanye Melalui Live TikTok

Oleh
Xxxxxxxxxxxxxxxxx
18 Januari 2024

Kampanye adalah serangkaian upaya yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi
untuk mempromosikan atau memperjuangkan suatu tujuan tertentu kepada khalayak umum.
Kampanye dapat dilakukan dalam berbagai konteks, termasuk politik, sosial, lingkungan,
kesehatan, atau bisnis. Dalam kaitanya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden diartikan
sebagai kampanye politik.

Kampanye politik dilakukan oleh kandidat politik atau partai politik untuk memperoleh
dukungan publik dalam pemilihan umum. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi pemilih,
memperkenalkan visi dan program politik, serta memenangkan suara dalam pemilihan.

Seiring waktu, kampanye telah mengalami perubahan dalam hal strategi, teknik komunikasi, dan
penggunaan media. Kemajuan teknologi telah memberikan alat yang lebih canggih untuk
mencapai audiens yang lebih luas, sementara masyarakat yang semakin terhubung secara global
telah memungkinkan kampanye menjadi lebih luas dalam cakupan dan dampaknya. Demikian
halnya dengan kampanye politk dapat melalui teknologi yang berhubungan dengan media sosial.

Terbitnya media sosial sebagai alat penyebaran informasi yang ditujukan kepada masyarakat
ataupun pemilih dalam pemilu dianggap sebagai langkah yang efektif dan penting, terlebih
khusus dalam membentuk opini dan pengaturan agenda politik (Woolley, Limperos dan Oliver
2010).

Tiga kelebihan media sosial sebagai media kampanye politik. Pertama, media sosial
memberikan kemudahan akses bagi calon pemilih, kandidat secara langsung dapat berinteraksi
dengan calon pemilih dengan skala dan intensitas yang lebih mudah dibandingkan melalui pola
kampanye tradisional seperti door to door, brosur, bahkan peliputan oleh media cetak atau
televisi. Pemanfaatan media sosial dalam kampanye Pilpres menawarkan keterlibatan secara
langsung antara kandidat dengan calon pemilih melalui ruang interaksi dan diskusi: dengan
menyukai, memberi komentar, dan membagikan pesan. Kedua, selain mudah diakses, media
sosial pun murah untuk dijangkau oleh para penggunanya yang saat ini mencapai 132 juta orang
di Indonesia (We Are sosial, 2017).

Walaupun tidak semua daerah dapat mengakses sosial media, jangkauan yang luas tersebut
sepenuhnya dapat mengurangi biaya kampanye yang selalu terbilang mahal.
Padahal platform sosial media seperti facebook, youtube, twitter, instagram, TikTok dan lainnya
tidak memiliki biaya yang mahal dalam proses penyebarluasan materinya. Ketiga, media sosial
memiliki outreach yang luas karena orang sangat mudah untuk membagikan konten atau
informasi yang didapatkannya. beberapa fitur, pesan kampanye dapat disesuaikan dengan kondisi
demografis calon pemilih sehingga lebih terukur dan tepat sasaran (Hagar 2014; R. Sunstein
2017).

Pasangan calon memiliki konten yang substantif dan kampanye positif yang baik. Komitmen
untuk mengisi ruang publik dengan pencerdasan rasional tampak harus terus digemakan supaya
bisa mereduksi munculnya konten-konten. Peran media social sebagai pembuat kampanye harus
turut mengangkat berita-berita yang substantif tidak hanya menyoroti isu permukaan, tetapi isu
sentiment dalam perdebatan publik. Dengan cara turut membuka ruang dalam perdebatan
programatik yang dapat dilaksanakan selama masa kampanye.

Media sosial Indonesia saat ini sangat ramai selama berjalannya masa kampanye Pilpres 2024.
Tak hanya adu pendapat para pendukung, para pasangan calon (paslon) Capres dan Cawapres
ikut unjuk gigi di media sosial masing-masing. Keberadaan media sosial telah banyak mengubah
strategi, teknik, dan taktik kampanye Pilpres 2024. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya
akun TikTok dari pasangan calon presiden dan wakil presiden. Bahkan secara khusus paslon
tersebut telah menyiapkan materi kampanye dengan video-video pendek dalam menyebarluaskan
gagasan dan program mereka kepada pemilih melalui media sosial TikTok.

TikTok merupakan salah satu platform media sosial yang memberikan kemungkinan bagi para
penggunanya untuk dapat membuat video pendek dengan durasi hingga 3 menit yang didukung
dengan fitur musik, filter, dan berbagai fitur kreatif lainnya. Pada awalnya TikTok diluncurkan
bukan dengan nama TikTok. Pada bulan September tahun 2016, ByteDance, sebuah perusahaan
yang berbasis di China, meluncurkan sebuah aplikasi video pendek yang memiliki nama Douyin.
Douyin dapat memiliki pengguna sebanyak 100 juta pengguna dan tayangan video sebanyak 1
miliar tayangan setiap harinya hanya dalam jangka waktu 1 tahun. Oleh karena kepopularitasnya
yang meningkat dengan pesat, ByteDance memutuskan untuk memperluas jangkauan Douyin
hingga ke luar China dengan nama baru, yaitu TikTok.

TikTok suatu aplikasi yang saat ini digunakan oleh kalangan anak muda zaman sekarang dan
digemari di dunia. TikTok bisa dengan mudah membuat video dengan lama tayang selama 15
detik, bisa disisipkan musik, filter, dan termasuk fitur-fitur kreatif dengan mensisipakn special
effects yang menarik sehingga penggunanya bisa beraktifitas dengan beragam gaya yang
menarik. Pengguna yang beraktifitas di TikTok terdorong untuk lebih menjadi content creator.

Terlebih TikTok memiliki algoritma tertentu yang mengikuti minat pengguna. Sehingga jika
selama masa kampanye kamu kerap melihat video tentang kampanye pilpres, maka halaman
FYP (For Your Page/beranda) milikmu akan menampilkan hal serupa.

Beberapa waktu lalu paslon nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) Official
menyapa penggemarnya melalui rangkaian live di TikTok dan mendapat sambutan baik.
Selanjutnya, ada Cawapres nomor urut 3 Prof Mahfud MD yang tak kalah untuk 'mejeng' di live
TikTok dan menjawab seluruh pertanyaan netizen.

Data Analyst Continuum INDEF Maisie Sagita mengungkap bahwa dari hasil analisisnya Anies
memang menjadi capres yang paling disorot di tiga media sosial setelah debat capres ketiga.
Maisie mengatakan data yang dianalisis berasal dari tiga media sosial, yakni YouTube, TikTok,
dan X (sebelumnya Twitter) tentang debat capres pada Minggu (7/1) malam. Terdapat total
104.323 perbincangan dan 48.516 akun media sosial yang dianalisa. Rinciannya, di TikTok
sebanyak 13.576 perbincangan dengan 11.661 akun; X sejumlah 52.979 perbincangan dengan
18.818 akun.
Kemudian, INDEF juga menganalisis 37.768 perbincangan tiga tayangan langsung debat capres
dari YouTube Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kompas TV, dan Narasi. Perbincangan itu
berasal dari 18.037 akun.

Meski paling populer, nyatanya respons yang di dapat Anies tidak selalu berbanding lurus.
Sentimen positif Anies dalam perbincangan di tiga media sosial mencapai 64,47 persen.
Sentimen positif Anies kalah dari dua lawannya dalam debat, capres nomor urut 2 Prabowo
Subianto (64,51 persen) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (83,63 persen).

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240110204437-192-1047868/anies-positif-di-mata-
netizen-twitter-negatif-di-youtube-dan-tiktok

Anda mungkin juga menyukai