Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI DI

PONDOK PESANTREN UBAY BIN KA’AB KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata I pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh:

WILDAN AMRULLAH
G 000 180 121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI


DI PONDOK PESANTREN UBAY BIN KA’AB KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

WILDAN AMRULLAH
G 000 180 121

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing
Dr. Mohamad Ali, S.Ag. M.Pd
NIDN. 0628117301

i
ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

iii
STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI
DI PONDOK PESANTREN UBAY BIN KA’AB KLATEN

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ruang lingkup pondok pesantren yang
seringkali ditemui adanya perilaku santri yang memperlihatkan kemunduran
akhlak serta timbul tindak pelanggaran seperti, berkata kasar, berbohong, keluar
malam, dan lain-lain. Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten mempunyai
peran yang cukup baik melaluli strategi yang efektif dalam hal pembinaan
akhlak santri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: (1) Untuk mengetahui
strategi pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dalam membina akhlak santri.
(2) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat strategi pondok
pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dalam membina akhlak santri. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian lapangan atau field research menggunakan
pendekatan kualitatif. Sumber penelitian ini adalah Mudir Pondok Pesantren,
informan penelitian ini kesantrian dan santri pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab.
Data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data
dengan mengunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi pondok pesantren dalam membina akhlak santri di pondok
pesantren Ubay Bin Ka’ab yaitu dengan strategi pembelajaran kitab dengan
metode pembelajaran klasik berupa halaqah, sorogan, hafalan, sorogan,
pembiasaan berupa membiasakan santri mengucapkan salam, dan keteladanan
berupa mengajak santri berjama’ah di masjid, memberikan nasihat berupa
nasihat dan peringatan yang baik, penghargaan dan hukuman berupa apresiasi
kepada santri yang berprestasi dan hukuman kepada santri yang melanggar
aturan berupa hukuman yang mendidik. Adapun faktor pendukung yaitu:
kerjasama guru dan pengurus dalam mendidik dan mengontrol para santri,
lingkungan berupa lingkungan yang Islami. Sedangkan faktor penghambat yaitu:
teman pergaulan yang mengajak kepada keburukan, dan latar belakang santri
yang berbeda sehingga menjadikan watak santri yang berbeda pula.
Kata Kunci: Strategi, Pondok Pesantren, Akhlak

Abstract
The background of this research is the scope of Islamic boarding schools which
are often found with the behavior of students who show moral decline and
violations occur, such as speaking harshly, lying, going out at night, etc. The
Ubay Bin Ka'ab Klaten Islamic boarding school has a pretty good role through
an effective strategy in terms of fostering students' morals. This study has the
objectives of: (1) To find out the strategy of the Ubay Bin Ka'ab Klaten Islamic
boarding school in fostering the morals of the students. (2) To describe the
supporting and inhibiting factors of the strategy of the Ubay Bin Ka'ab Klaten
Islamic boarding school in fostering the morals of the students. This research is a
type of field research or field research using a qualitative approach. The source
of this research is the Mudir of the Islamic Boarding School, the informants of

1
this research are Islamic boarding schools and students of the Ubay Bin Ka'ab
Islamic boarding school. Data obtained from interviews, observation and
documentation. The validity of the data by using source and technique
triangulation. The data analysis technique uses descriptive qualitative which
includes data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The
results showed that the strategy of the Islamic boarding school in fostering the
morals of the students at the Ubay Bin Ka'ab Islamic boarding school was the
book learning strategy with classical learning methods in the form of halaqah,
sorogan, memorizing, sorogan, habituation in the form of getting used to the
students greeting, and exemplary in the form of inviting students in congregation
'ah in the mosque, giving advice in the form of good advice and warnings,
rewards and punishments in the form of appreciation to students who excel and
punishments for students who violate the rules in the form of educational
punishments. The supporting factors are: the cooperation of teachers and
administrators in educating and controlling the students, the environment is an
Islamic environment. While the inhibiting factors are: social friends who invite
to evil, and different backgrounds of the students so that the character of the
students is different.
Keywords: Strategy, Islamic Boarding School, Moral

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembinaan akhlak merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam tujuan
pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional telah diatur pada undang undang
No. 20 tahun 2003 yang berisi bahwa pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Dengan pelaksaan pendidikan akhlak tersebut, diharapkan setiap muslim
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut ajaran Islam, penempatan akhlak merupakan hal yang mutlak
dimiliki oleh setiap orang. Akhlak adalah upaya manusia untuk mempertahankan
keluarga dan hidupnya, dan akhlak pula yang membedakan manusia dengan
binatang. Akhlak mempunyai obyek yang luas, karena berkaitan dengan perbuatan
dan tingkah laku manusia, yang setiap perbuatan dan tingkah lakunya akan masuk
kedalam bagian-bagiannya, karena manusia dalam hidupnya tidak lepas dengan
aktifitas hubungan sesama manusia.

2
Pada banyaknya kasus di pondok pesantren, masih banyak didapati
beberapa santri yang banyak menimbulkan masalah salah satunya akhlak santri
yang menyimpang antara lain mencuri, berkata kasar, suka berkelahi, keluar malam
dan melanggar peraturan yang ada di pondok pesantren, tentu hal ini bisa menjadi
pengaruh negative bagi para santri yang lain. Dalam hal ini pondok pesantren
melakukan kewajibannya yaitu melakukan pendidikan dan pembinaan kepada para
santri termasuk juga pendidikan dan pembinaan akhlak.
Selama ini dalam pembinaan dan pembentukan akhlak, pondok pesantren
mempunyai peran yang cukup baik melalui metode dan strategi yang efektif dan
efisien. Pondok bertanggung jawab mengkaji apa saja yang diharapkan dan
diinginkan kebutuhan masyarakat terutama masalah akhlak anak yang bertujuan
mengontrol perubahan supaya menjadi lebih baik.
Pesantren juga dapat berperan sebagai keluarga yang membentuk, dan
membimbing watak seorang pelajar dan menjadi teladan bagi masyarakat sehingga
memiliki peluang untuk mengembangkan masyarakat. Sehubungan dengan itu,
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab telah berupaya membina akhlak santrinya. Salah
satu metode yang dilakukan dalam membina akhlak santri yaitu metode tahfidz Al-
Qur’an. Di dalam Al-Qur’an tersebut memuat ajaran- ajaran Islam baik dari
masalah hukum, Muamalah, dan mudarabah. Oleh sebab itu, secara tidak langsung
santri mendapatkan pengetahuan tentang perintah dan larangan. Sehingga akhlak
baik santri timbul dari pengetahuan agama yang diperoleh dari pengajian kitab atau
dengan pembelajaran yang lain.
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka pokok masalah
yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana strategi Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab dalam membina
akhlak santri?
2) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan strategi dalam
membina akhlak santri di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten?
Dari pokok masalah yang penulis sampaikan maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mendiskripsikan:
1. Untuk mengetahui strategi Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten

3
dalam membina akhlak santri.
2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat strategi
Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab dalam membina akhlak santri.

1.2 Teori Terkait


Menurut Achmad Juantika N stategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan, strategi
mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses
kegiatan dan sarana penunjang kegiatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah suatu pola yang sudah direncanakan secara sengaja dan terstruktur dengan
baik dalam melakukan kegiatan.
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam
dengan menekankan moral keagamaan sebagai pedoman kehidupan sehari-hari.
Menurut H.M Arifin pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama
Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan system asrama
dimana menerima pendidikan agama dengan sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang
kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta independen dalam segala
hal.
Pembinaan sendiri berarti suatu tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya serta berhasil dalam memperoleh hasil yang baik. Menurut Ahmad D
Marimba pembinaan merupakan sebuah bimbingan yang dilakukan secara sadar
untuk mengembangkan jasmani dan rohani siswa agar terbentuknya sebuah
kepribadian yang baik.
Akhlak merupakan tingkah laku atau perbuatan yang ada pada manusia,
baik akhlak yang baik maupun akhlak yang buruk. Menurut Asmaran akhlak adalah
sebuah sifat yang sudah ada dalam diri seseorang dan akan menjadi sebuah
kepribadian sehingga muncul sebuah perilaku dengan sepontan tanpa dibuat-buat dan
tanpa berpikir.

4
2. METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (Field
Research), yaitu dengan melakukan pengamtan langsung ke Pondok Pesantren Ubay
Bin Ka’ab Klaten untuk mencari data. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang membuahkan hasil berupa data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau bahkan lisan dari manusia dan perbuatan
yang dapat diamati.
Data dan sumber data penelitian ini yaitu primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara pengurus pondok dan ustadz-ustadz pondok. Data
primer juga diperoleh melalui observasi secara langsung peneliti dilapangan meliputi
kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten. Sedangkan
sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi, dokumen yang berasal dari
Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan teknik dalam
pengumpulan data yaitu observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Observasi
digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung di tempat yang akan
diteliti. Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara mendalam dan terbuka dan
bertanya secara lansung kepada narasumber yang terkait di dalam penelitian untuk
mencari data yang dibutuhkan. Sedangkan Dokumentasi berbentuk gambar dan
tulisan. Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Teknik Analisis data data dilakukan dengan pengumpulan data
kemudian reduksi data, penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan.
Keabsahan data yang digunakan dalam pemelitian ini ketekunanan peneliti
dan tinganggulasi sumber. Peneliti mengumpulkan data sampai data jenuh dan
melakukan wawancara kepada beberapa siswa dan pengurus podnok untuk
mengecek kebenaran data. Data yang mendukung tentang strategi pondok pesantren
dalam membina akhlak santri, foto kegiatan program yang ada di Pondok Pesantren
Ubay Bin Ka’ab Klaten.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Adapun beberapa hal yang peneliti dapat berdasarkan penelitian di lapangan

5
mengenai Strategi Pondok Pondok Pesantren Dalam Membina Akhlak Santri di
Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten. Adapun deskripsi penelitiannya sebagai
berikut:
3.1.1 Strategi Pondok Pesantren Dalam Membina Akhlak Santri di Pondok
Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
1. Pembelajaran kitab dengan metode pembelajaran tradisional
Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab merupakan pondok pesantren yang
berbasis pembelajaran tradisional yang dimana masih mengunakan sistem
pembelajaran klasik seperti pondok pesantren terdahulu. Hal ini dijelaskan oleh
Ustadz Muhammad Abu Dzar, Lc selaku mudir pondok pesantren Ubay Bin
Ka’ab Klaten sebagai berikut:
“salah satu strategi dalam membina akhlak kita selalu menekankan
pembelajaran kitab ala klasik zaman dahulu atau mulazamah, jadi sistem
pembelajarannya tidak perkelas tapi per kitab mas, kitab ini selesai dari
A-Z maka santri bisa naik kalau belum bisa nanti disitu saja dengan
tujuan santri tidak hanya mempunyai wawasan tetapi juga muttamikin
ahli dibidangnya”
Dari hasil observasi pada tanggal 29 september 2022, pembinaan akhlak
dilakukan dengan penanaman keilmuan terlebih dulu dengan pembelajaran
kitab metode tradisional. Pembelajaran dilakukan dengan sistem mulazamah
dengan metode halaqah, santri dibagi menjadi beberapa kelompok dengan
mengelilingi ustadz halaqahnya dan bertempat acak, ada yang di masjid, di
gazebo, dan di kelas. Selanjutnaya, ketika habis dzuhur dilanjutkan
pembelajaran dengan metode sorogan dengan mengkaji kitab Bulughul Maram
dan santri membawa kitab yang sama, proses pembelajaran dilakukan dengan
ustadz menjelaskan materi dan santri menyimak apa yang di jelaskan ustadz,
setelah itu santri maju satu-persatu dengan menyodorkan kitab untuk
mengetahui pemahaman santri. Selanjutnya, dilakukan metode hafalan ketika
habis shalat ashar dengan tahfidz Al-Qur’an, dan masih ada beberapa metode
tradisional yang diterapkan seperti wetonan yaitu pembelajaran kitab setiap
malam sabtu.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren
dalam membina akhlak santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten

6
dilakukan strategi pembelajaran kitab dengan model pembelajaran tradisional
dengan tujuan agar santri mempunyai wawasan dan juga ahli di bidangnya.

2. Pembiasaan
Strategi dalam membina akhlak di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab
Klaten adalah dilakukannya pembiasaan dengan tujuan agar para santri terbiasa
bertingkah laku seperti yang telah diajarakan dalam Islam. Hal ini dijelaskan
oleh Ustadz Daffa selaku kesantrian pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
bahwa:
“strategi dalam membina akhlak salah satunya dengan pembiasaan
mas, seperti yang diajarkan dalam Islam membiasakan santri
mengucapkan salam, mewajibkan shalat berjama’ah di masjid,
membiasakan santri shalat malam, menjaga kebersihan. Ya terkadang
harus ada paksaan agar mereka terbiasa kalau sudah terbiasa insyaallah
setelah lulus pun mereka akan mengamalkan apa yang lakukan setiap
harinya.”
Data ini didukung oleh hasil observasi pada tanggal 29 September 2022,
para santri disana memiliki kebiasaan yang baik seperti kedisiplinan ketika
waktu shalat telah tiba, para santri sebelum adzan sudah bergegas menuju
masjid dan melaksanakan shalat tahiyatul masjid, serta lingkungan yang bersih
hal ini membuktikan bahwa para santri menjaga kebersihan lingkungan pondok
pesantren.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren
dalam membina akhlak santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
dilakukannya pembiasaan dengan tujuan agar santri terbiasa dengan hal-hal
baik seperti yang diajarkan oleh Islam.

3. Keteladanan
Keteladanan atau uswatun khasanah merupakan salah satu strategi
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab dalam membina akhlak santri. Karena pada
hakikatnya jiwa tidak bisa menerima dengan hanya perintah dan larangan tetapi
juga harus ada contoh atau teladan. Dan juga adanya pendampingan dari
pengurus pondok yang mana santri 24 jam mendapat pendampingan dari para
Asatidz dan setiap kamar santri diberi musyrif kamar.

7
Hal ini dikemukakan oleh Ustadz Muhammad Abu Dzar, Lc Selaku
Mudir pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten sebagai berikut:
“Selain dengan sistem pembelajaran kita yang klasik dalam
membina akhlak santri kita juga melakukan keteladanan atau
pendampingan uswatun khasanah karena yang namanya manusia itu
membutuhkan figur baik, karena figur inilah yang sangat berpengaruh
setelah penanaman keimanan karena mereka harus melihat nyata siapa
dilingkungan mereka apalagi para santri kita ini yatim dhu’afa yang
mana lebih membutuhkan sosok figur”
Hal ini juga dijelaskan oleh Ustadz Feri Irawan selaku pengajar dan
keamanan di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab sebagai berikut:
“Dalam membina akhlak santri tentunya kita juga memberi teladan
yang baik dan juga pendampingan. Pendampingan disini kita
mendampingi setiap kegiatan-kegiatan santri dari mulai tidur hingga tidur
lagi kita juga memberikan Musyrif kamar untuk santri dengan tujuan
santri merasa diawasi dan dijaga agar tertib dan disiplin sehingga terbiasa
untuk disiplin.”
Dari proses pengamatan, para ustadz dan pengurus disana sangat
menjunjung tinggi keteladan kepada para santri. Nilai keteladanan tersebut
meliputi guru tidak sungkan mengucapkan salam kepada santri, tepat waktu
ketika mengajar, mencontohkan shalat di shaf pertama, menggunakan bahasa
arab dalam berbicara. Hal ini membuktikan bahwa para ustadz dan pengurus
disana sangat menjunjung keteladanan.
Dari penjelasan diatas keteladanan sangat penting dalam strategi pondok
pesantren. Hal itu dikarenakan setiap manusia butuh sosok teladan atau contoh
yang baik dan juga adanya pendampingan agar santri merasa diawasi setiap
kegiatannya yang menjadikan santri disiplin karena terbiasa.
4. Memberikan Nasihat
Memberikan nasihat merupakan metode yang dapat digunakan untuk
mengingatkan seseorang terhadap sesuatu yang dapat meluluhkan hati orang
yang diberi nasihat. Sehubung dengan itu, pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab
Klaten dalam membina akhlak santri menerapkan strateginya berupa
memberikan nasihat agar para santri pikirannya terbuka serta menerima,
memahami dan melakukannya. Hal ini berdasarkan wawancara dengan ustadz

8
Daffa selaku kesantrian di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab menjelaskan
bahwa:

“strategi yang dilakukan dalam membina akhlak tentunya kita


berusaha untuk menerapkan yang diajarkan Al-Qu’an mas yaitu
mau’izah atau nasihat, tentunya kita ajak ngobrol jika dinasihati tidak
mempan pasti ada hukuman, serta kita ingatkan lagi para santri datang
kesini tujuannya apa, diingatkan kembali dengan tanggung jawab
mereka menuntut ilmu supaya meraka selalu terevaluasi.”
Dari penjelasan diatas strategi pondok pesantren dalam membina akhlak
santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dilakukan strategi
memberikan nasihat agar para santri terbuka pikiran dan hatinya dan selalu
berbenah niat dengan tujuan awal mereka berada di pondok untuk apa.
5. Penghargaan dan Hukuman
Penghargaan adalah upaya memberikan ganjaran atau balasan kepada
seseorang yang telah melakukan kebaikan, dan hukuman adalah suatu aksi
yang diberikan kepada seseorang yang dilakukan dengan sengaja agar
memberikan efek jera.
Strategi yang dilakukan pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
dalam membina akhlak santri dilakukan dengan penghargaan dan hukuman,
penghargaan yang diberikan berupa pujian dan hukuman yang diberikan
kepada santri yang melanggar. Hal ini dijelaskan oleh ustadz feri Irawan selaku
pengajar di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab bahwa:

“salah satu strategi dalam proses pembinaan juga bisa dengan


penghargaan mas untuk mengapresiasi mereka supaya lebih termotivasi
lagi dalam belajar, penghargaan gak melulu tentang barang tapi dengan
pujian juga sudah termasuk penghargaan mas.”
Data ini diperkuat saat observasi pada tanggal 29 September 2022,
didapati ada santri yang melanggar hari bahasa sebelum jamnya berakhir lalu
diberikan sanksi oleh pengurus berupa lari keliling lapangan dan menghafal 5
hadits Ar-Bai’n Nawawi, dan juga jika didapati santri yang jenis
pelanggarannya berat maka akan di berikan sp dan tindakan terakhir
dipulangkan.

9
Dari pemaparan diatas strategi penghargaan dan hukuman merupakan
hal yang penting dilakukan pada saat proses pembinaan akhalak santri, dengan
adanya penghargaan dan hukuman santri menjadi termotivasi dan lebih taat
lagi dalam mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pondok pesantren
Ubay Bin Ka’ab Klaten.

3.1.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pondok Pesantren Dalam


Membina Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab
Klaten
1. Kerjasama Guru, dan Pengurus
Ketika proses pembinaan akhlak santri tentu harus ada kerjasama yang
dibentuk oleh komponen pondok seperti guru, pengurus, dan santri agar
terlaksananya proses pembinaan akhlak dengan baik. Berdasarkan wawancara
dengan Ustadz Muhammad Abu Dzar, Lc selaku mudir pondok beliau
berpendapat bahwa:
“salah satu faktor pendukung pasti adanya kerjasama antar
pengurus pondok ya santri, ya ustadz, ya pengurus, semua bekerja sama
dengan sistem yang sudah berjalan ini. Santri dari awal masuk pondok
sudah niat untuk menuntut ilmu, niat menjadi orang baik, niat untuk
mengikuti aturan pondok, terus para ustadz niat untuk mendidik dan
membina, mengawasi dan mengontrol kegiatan santri. Insyaallah jika
hubungan antara semua terjalin dengan baik ya sistem pondok pun
berjalan dengan baik. Para ustadz disini juga setiap minggunya
mengadakan evaluasi dan rapat setiap bulannya”
Berdasarkan wawancara diatas kerja sama antara guru dan pengurus
merupakan hal yang penting, karena guru tidak hanya mendidik dan membina,
melainkan menjadi suri tauladan yang baik untuk para santri. Oleh karena itu
perlu adanya kerja sama yang baik.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat tinggal yang dapat menimbulkan
pengaruh positif dan negatif. Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Daffa
selaku kesantrian pondok beliau berpendapat bahwa:
“Kedua dari lingkungan, kami tidak bisa menjamin bahwa semua
santri kami memiliki akhlakul karimah. Karena dari faktor teman bisa
saja mempengaruhi pergaulan. Faktor lingkungan ini sangat berpengaruh

10
pada santri kami, karena lingkungan yang baik akan melahirkan generasi
yang baik begipula sebaliknya. Maka dari itu kita selalu berusaha
menimbulkan suasana yang baik seperti berbicara bahasa arab,
mengucapkan salam kepada sesama,dll. Ketika santri saat berada di
lingkungan pondok, mereka juga akan mempraktikan kebiasaan-
kebiasaan baik terhadap sekitar atau masyarakat.”
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29 September 2022,
lingkungan dipondok pesantren Ubay Bin Ka’ab sudah menunjukkan
lingkungan yang Islami, hal ini dibuktikan dengan adanya kajian-kajian di
masjid, shalat malam, tahfidz Al-Qur’an, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor
lingkungan sangat berpengaruh dalam proses pembinaan akhlak, jika
lingkungan baik maka akan menghasilkan generasi yang baik pula begitupun
sebaliknya jika lingkungan buruk maka akan mengahasilkan generasi yang
buruk juga.
Selain faktor pendukung diatas terdapat juga faktor penghambat dari
pembinaan akhlak di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten. Adapun faktor
penghambat dalam membina akhlak santri adalah sebagai berikut:
1. Teman Pergaulan
Perilaku seseorang dapat dilihat dari temannya, maksudnya teman yang
baik membawa pengaruh baik dan teman yang buruk membawa pengaruh
buruk. Sebagaimana wawancara dengan Ustadz Muhammad Abu Dzar,Lc
selaku mudir pondok menjelaskan bahwa:
“faktor penghambat bisa dari teman sendiri, di pondok ini bagus
atau tidaknya ditentukan sebelum mondok, ada yang makin baik, ada
yang tetap. Karena dari latar belakang yang berbeda-beda terlebih anak
yatim yang sudah tidak ada bapaknya dan ibunya yang mencari nafkah
otomatis anak kurang perhatian ketika di rumah ditinggal sendiri dengan
internet, dan juga bebas bernain tanpa terkontrol oleh orang tuanya, hal
itu ada beberapa santri yang masih ke bawa di pondok. Jadi menurut saya
ini bisa menjadi penghambat saat pembinaan akhlak.”
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29 September 2022,
masih didapati ketika waktu shalat sudah dimulai masih ada santri ke kamar
mandi dan ngobrol dengan temannya hal ini menggangu ke khusuan jama’ah
yang lain dan bisa juga menyebabkan santri yang antusias menjadi bermalas-
malasan.

11
Dari hasil paparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat
dalam strategi pondok pesantren dalam membina akhlak adalah teman
pergaulan yang selalu mengajak kepada hal-hal negatif seperti berbohong,
berkata kasar, dll. Tentu hal ini diharapkan tidak membuat para ustadz atau
pengurus malas untuk terus saling mengingatkan dan membina santri.
2. Latar belakang santri
Latar belakang para santri yang berbeda tentu menjadi salah satu faktor
penghambat pada proses strategi pondok pesantren dalam membina akhlak
santri. Sebagaimana wawancara dengan Ustadz Daffa selaku kesantrian
pondok menjelaskan bahwa:
“salah satu faktor penghambat mungkin karena latar belakang para
santri yang berbeda karena para santri kebanyakan dari keluarga yang
kurang mampu dan anak yatim. Kebanyakan santri yang datang ditinggal
oleh orang tua nya bekerja jadi santri di rumah kurang adanya perhatian
hal ini menyebabkan kedisiplinan para santri yang berbeda pula.”
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ustadz Ferri Irawan selaku pengajar di
Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten bahwa:
“karena santri datang ke pondok dari latar belakang keluaraga yang
berbeda hal ini mempengaruhi kedisiplinan dan kemandirian para santri.
Ada santri yang agak sulit untuk diatur ada juga yang gampang untuk
diaturnya, jadi kita lebih mendampingi para santri dalam kegiatan-
kegiatannya.”
Dari proses pengamatan, santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab
Klaten datang dari berbagai daerah yang menyebabkan karakter dan watak
yang berbeda pula, hal ini berdasarkan ketika santri ditegur saat melanggar hari
bahasa ada yang membantah ada juga yang penurut dan mengikuti hukuman,
hal ini dapat membuktikan bahwa latar belakang santri yang berbeda
menyebabkan karakter yang berbeda pula.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat menghambat proses
pembinaan akhlak santri di pondok pesantren ubay bin ka’ab Klaten adalah
teman pergaulan masih ada teman yang mengajak untuk melanggar dan
sebagainya, dan juga latar belakang santri yang membuat watak dan disiplin

12
santri yang berbeda pula yang menyebabkan menjadi factor penghambat dalam
membina akhlak santri.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara, observasi,
dokumentasi serta teori yang sudah disampaikan, peneliti akan memaparkan
serta menganalisis hasil penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk narasi
diskriptif sebagai berikut:
3.2.1 Strategi Pondok Pesantren Dalam Membina Akhlak Santri di Pondok
Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
a. Pembelajaran kitab dengan metode pembelajaran klasik
Menurut Hamzah B. Uno metode pembelajaran adalah cara-cara yang
digunakan pengajar menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali
pengalaman peserta didik, menampilkan unjuk kerja peserta belajar, dan lain-
lain. Dengan demikian metode pembelajaran adalah suatu cara yang ditempuh
dalam menyajikan materi atau pelajaran yang akan disampaikan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Seperti halnya yang dilakukan di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten,
dalam membina akhlak santri dilakukan penanaman keilmuan terlebih dahulu
dengan pembelajaran kitab-kitab akhlak, tauhid, fiqh, dll. Dengan harapan santri
memiliki keahlian dalam memahami kitab-kitab para ulama dengan cara
menerapkan strategi pembelajaran klasik atau tradisional tanpa adanya kurikulum
nasional.
Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa strategi pondok pesantren dalam
membina akhlak santri dengan cara penanaman keilmuan dengan metode
pembelajaran klasik atau tradisional yang dimana tidak adanya kurikulum yang
ditentukan melainkan lulus tidaknya ditentukan oleh tamatnya kitab yang
dipelajari. Dengan tujuan agar para santri benar-benar paham dan mutamakkin
atau ahli dibidangnya.

13
b. Pembiasaan
Menurut al-Ghazali kepribadian seseorang itu dapat menerima segala usaha
pembentukan melaluli pembiasaan, jika manusia dibiasakan untuk berbuat jahat
maka akan menjadi orang jahat dan sebaliknya.
Seperti halnya yang dilakukan di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
dalam membina akhlak santri dilakukan pembiasaan seperti membiasakan dalam
mengucapkan salam, membiasakan shalat berjama’ah di masjid, membiasakan
menjaga kebersihan, membiasakan santri shalat malam dengan pembiasaan
tersebut juga melatih kemandirian santri dan tanggung jawab. dengan harapan
santri terbiasa dengan hal-hal baik seperti yang diajarkan dalam Islam.
Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa strategi pondok pesantren dalam
membina akhlak santri dengan cara pembiasaan. Karena hal ini dapat
memebiasakan para santri dengan hal-hal baik dan juga melatih kemandirian dan
tanggung jawab para santri.
c. Keteladanan
Menurut Abu Fath al-Bayayuni Allah menjadikan konsep keteladanan ini
sebagai acuan manusia untuk mengikuti. Selain itu fitrah manusia adalah suka
mengikuti dan mencontoh, bahkan fitrah manusia lebih kuat dipengaruhi melihat
contoh dari pada hasil dari bacaan atau mendengar.
Di dalam proses pembinaan akhlak santri yang dilakukan di pondok
pesantren Ubay bin Ka’ab Klaten, para ustadz dan pengurus pondok seringkali
memberikan keteladan dan juga pendampingan berupa memberikan contoh yang
baik terhadap para santri seperti kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari dan juga
pendampingan dari para pengurus pondok seperti adanya musyrif kamar sehingga
santri merasa diawasi dalam kegiatannya.
Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa strategi pondok pesantren dalam
membina akhlak santri dengan cara memberikan keteladanan. Karena di Pondok
Pesantren Ubay Bin Ka’ab para ustadz tinggal dilingkungan pondok dan juga
adanya para musyrif atau pengurus pondok hal ini yang bisa menjadikan proses
pembinaan akhlak lebih optimal.

14
d. Memberikan Nasihat
Menurut Heri Gunawan mau’idzah adalah memberi pelajaran akhlak terpuji
serta memotivasi pelaksanaanya dan menjelaskan akhlak tercela serta
memperingatkannya atau meningkatkan kebaikan dengan apa-apa yang
melembutkan hati.
Di dalam proses pembinaan akhlak santri di pondok pesantren Ubay Bin
Ka’ab Klaten dilakukan dengan memberikan nasihat berupa peringatan atau
teguran yang baik supaya pikiran santri terbuka, menerima dan memahami serta
melakukannya.
Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa strategi pondok pesantren dalam
membina akhlak santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dilakukan
dengan cara memberikan nasihat berupa peringatan atau teguran yang baik
supaya pikiran santri terbuka, menerima dan memahami serta melaksanakannya.
e. Penghargaan dan Hukuman
Penghargaan adalah upaya memberikan ganjaran, pahala atau balasan terbaik
kepada seseorang yang telah melakukan kebaikan atau meraih prestasi. Menurut
Ramayulis penghargaan merupakan suatu yang menyenangkan yang dijadikan
hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar maupun sikap perilaku.
Sedangkan hukuman merupakan metode terburuk dalam Pendidikan, namun
dalam kondisi tertentu metode ini harus digunakan. Menurut Hery Noer Aly
dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam ada beberapa hal yang hendak
digunakan dalam metode hukuman, seperti: hukuman adalah metode kuratif yang
berarti untuk memperbaiki peserta didik bukan untuk balas dendam, hukuman
digunakan jika metode lain seperti nasihat dan peringatan tidak berhasil, sebelum
dijatuhi hukuman peserta didik diberi kesempatan untuk bertaubat, hukuman
hendaknya dimengerti peserta didik dan menimbulkan efek jera, hukuman harus
sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Di dalam proses strategi pondok pesantren dalam membina akhlak santri di
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dilakukan metode penghargaan dan
hukuman, penghargaan untuk santri yang berprestasi diberi apresiasi atau diberi
sesuatu yang bermanfaat dan hukuman diberikan kepada santri yang kurang tertib

15
agar mereka taat kepada aturan, berian hukuman jika tidak berhasil maka
hukuman paling berat di pulangkan kerumah.
Dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren dalam membina akhlak
santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dilakukan metode
penghargaan dan hukuman, penghargaan untuk mengapresiasi santri yang
berprestasi serta dapat memotivasi santri yang lain dan hukuman jalan terakhir
jika beberapa metode tidak berhasil maka diambil Tindakan tegas berupa
hukuman yang membuat jera.
3.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pondok Pesantren Dalam Membina
Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
a. Kerjasama antara guru dan pengurus
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dari segala aspek. Aspek yang
identik meliputi pendidikan adalah guru, dan murid, agar terlaksananya proses
pendidikan maka harus adanya kerjasama antara komponen tersebut guna
meningkatkan diri dalam merubah sikap dan tingkahlaku.
Seperti hal nya di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten, Ustadz
Muhammad Abu Dzar selaku mudir pondok mengatakan bahwa agar program
yang sudah ditetapkan pondok berjalan dengan lancar tentu adanya kerjasama
antara guru, dan pengurus. Dengan cara mengadakan evaluasi tiap minggunya
dan rapat rutin bulanan, agar lebih terjalin komunikasi yang lebih serius.
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dan data hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti terdapat kesesuain dan keselarasan mengenai faktor
pendukung dalam strategi pondok dalam membina akhlak santri, bahwa guru,
dan pengurus harus saling bekerjasama dalam menerepkan strategi pondok
pesantren dalam membina akhlak santri.
b. Lingkungan
Menurut Heri Gunawan lingkungan merupakan suatu yang melingkungi suatu
tubuh yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan
pergaulan manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya atau juga
dengan alam sekitar. Dalam pondok pesantren lingkungan merupakan suatu hal
yang penting dalam pembinaan akhlak santri. Jika lingkungan pondok negatif

16
maka akan susah dalam menerapkan strategi pondok pesantren dalam membina
akhlak.
Seperti hal nya di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten Ustadz Daffa
selaku kesantrian pondok mengatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh
dalam proses pembinaan akhlak dikarenakan jika lingkungan yang baik akan
melahirkan generasi yang baik pula begitupun sebaliknya. Oleh karena itu
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab selalu berusaha menimbulkan suasana yang
positif seperti berbicara menggunakan bahasa arab dan mengucapkan salam
kepada sesama. Dengan membiasakan suasana lingkungan yang positif maka
para santri akan terbiasa dengan hal-hal positif.
Maka dapat disimpulkan dari teori yang telah dipaparkan dan hasil penelitian
yang telah didapatkan ada keselarasan dan kesesuaian anatara teori dan hasil
wawancara terhadap pengurus pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten bahwa
faktor pendukung dalam strategi pondok pesantren dalam membina akhlak santri
salah satunya lingkungan.
Adapun faktor penghambar dari strategi pondok pesantren dalam membina
akhlak santri di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten meliputi:
a. Teman pergaulan
Teman pergaulan merupakan salah satu penghambat dalam proses pembinaan
akhlak, Dikarenakan perilaku seseorang dapat dilihat dari temannya, jika
temannya memiliki naluri yang buruk maka bisa menjerumuskan kepada
keburukan begitupun sebaliknya. Menurut Heri Gunawan naluri merupakan suatu
sifat yang dimotivasi kehendak untuk menumbuhkan perbuatan dengan dengan
berfikir terlebih dahulu. Naluri bisa menjerumuskan kepada hal negatif, tetapi
juga dapat mengangkat derajat seseorang jika disalurkan kepada hal positif.
Sama dengan halnya diatas Ustadz Muhammad Abu Dzar selaku mudir
pondok juga mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat adalah teman
pergaulan dikarenakan kondisi santri sebelum masuk pondok rata-rata santri
yatim dan dhu’afa yang menyebabkan kurangnya perhatian dalam pergaulan di
rumah, sifat-sifat seperti malas, nakal, dll masih terbawa ketika di dalam pondok
hal ini menyebabkan santri lain terpengaruh untuk ikut-ikutan.

17
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dan data hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti terdapat kesesuain dan keselarasan mengenai faktor
penghambat dalam strategi pondok dalam membina akhlak santri, bahwa teman
pergaulan sangat berpengaruh dalam penerapan strategi pondok pesantren dalam
membina akhlak santri.
b. Latar belakang santri
Latar belakang merupakan salah satu faktor penghambat dalam strategi
pondok pesantren dalam membina akhlak dikarenakan latar belakang yang
berbeda seperti adat atau kebiasaan yang berbeda terlebih jika seorang santri
yang mondok di luar daerahnya otomatis para santri harus bisa adaptasi dengan
adat atau kebiasaan di lingkungannya.
Sama dengan halnya diatas Ustadz Daffa selaku kesantrian pondok
mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat strategi pondok pesantren
dalam membina akhlak dikarenakan latar belakang para santri yang berbeda
terlebih santri di pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten datang dari berbagai
daerah, dikarenakan latar belakang yang berbeda otomatis adat dan kebiasaan
juga berbeda.
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dan data hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti terdapat kesesuain dan keselarasan mengenai faktor
penghambat dalam strategi pondok dalam membina akhlak santri, bahwa latar
belakang santri sangat berpengaruh dalam penerapan strategi pondok pesantren
dalam membina akhlak santri.
Berdasarkan hal tersebut penulis menganalisis bahwa strategi pondok
pesantren dalam membina akhlak santri sudah maksimal dan terstruktur dengan
rapi. Tidak dapat dipungkiri jika di setiap proses pasti terdapat kendala, namun
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dapat mengatasi kendala yang ada
dengan berbagai cara dan solusinya. Dengan demikian adanya kendala dalam
strategi pondok pesantren dalam membina akhlak santri diharapkan tidak
memengaruhi terhadap proses pembinaan akhlak santri.

18
4.PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Seperti yang telah di uraikan di atas tentang hasil dari penelitian hingga analisa
yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai strategi Pondok Pesantren dalam
membina akhlak santri di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi pondok pesantren dalam membina akhlak santri di Pondok Pesantren
Ubay Bin Ka’ab Klaten dengan menggunakan strategi: pembelajaran kitab
metode pembelajaran tradisional, pembiasaan berupa hal-hal baik, dan
keteladanan berupa selalu mencontohkan yang baik seperti mengajak shalat
berjama’ah di masjid, memberikan nasihat berupa peringatan dan teguran
yang baik, penghargaan dan hukuman berupa memberikan apresiasi pada
santri yang berprestasi dan hukuman bagi santri yang tidak taat aturan.
Kondisi yang peneliti dapati saat observasi di pondok pesantren Ubay Bin
Ka’ab Klaten, para ustadz dan pengurus sangat menjunjung tinggi
keteladanan di depan para santri, dan santri disana sudah menampakkan
akhlak-akhlak positif dan sesuai dengan yang diajarkan dalam agama Islam.
2. Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten dalam membina akhlak santri
memiliki beberapa faktor pendukung dan penghambat didalamnya yang
meliputi, faktor pendukung meliputi kerjasama antara guru dan pengurus,
pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten selalu bekerjasama antara guru dan
pengurus pondok, dan Lingkungan, setiap harinya pondok pesantren Ubay
Bin Ka’ab Klaten selalu berusaha menciptakan lingkungan yang baik.
Sedangkan faktor penghambat meliputi teman pergaulan, di pondok Pesantren
Ubay Bin Ka’ab Klaten masih ada beberapa santri yang mengajak santri
lainnya untuk melanggar, dan latar belakang santri, di pondok pesantren Ubay
Bin ka’ab Klaten santri datang dari daerah dan latar belakang yang berbeda
yang menjadikan sikap dan perilaku santri juga berbeda. Berdasarkan faktor
pendukung dan penghambat, pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten
mampu mengatasi kendala tersebut dengan berbagai cara dan solusinya. Oleh
karena itu adanya faktor penghambat dalam strategi pondok pesantren Ubay

19
Bin Ka’ab Klaten tidak mempengaruhi dalam penerapannya dengan tujuan
terwujudnya akhlak santri yang mulia.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan ada beberapa saran
yang hendak penulis sampaikan, diantaranya:
1. Kepada mudir pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten supaya selalu
melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pondok pesantren dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
2. Kepada guru pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten supaya selalu
memaksimalkan perannya yang mana bukan hanya mengajarkan tetapi juga
membimbing dan memotivasi santri agar selalu semangat dalam belajar.
3. Kepada pengurus pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten supaya selalu
menciptakan suasana yang baik di dalam pondok, saling mendukung dan
berpartisipasi aktif dalam program yang telah direncanakan pondok.
4. Kepada santri pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab Klaten agar senantiasa
semangat dalam menuntut ilmu supaya menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
5. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan penelitian ini atau
melakukan penelitian yang lain terkait dengan pondok pesantren.

DAFTAR PUSTAKA
Achamad Juantika Nurishan, Strategi Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rafika
Aditama, 2005), Hal 9.
Amirullah Syarbini & Akhmad Khusaeri, Metode Islam dalam Membina Akhlak
Remaja, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo, 2012), Hal 34
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT: Grafindo Persada, 2002), Hal 3
Ikhwan Sawaty and Kristina Tandirerung, ‘Strategi Pembinaan Akhlak Santri Di
Pondok Pesantren (Jurnal Al-Mau’Izhah), 1.1 (2018), 33–47.
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Hal 240.
Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), Hal 55.

20
Muhammad Andi Wijaya, Unang Wahidin, and Ali Maulida, ‘Upaya Musyrif
Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim : Studi Kasus
Pada Santri Ma’had Huda Islami Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2018-
2019’, Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, (2019), Hal 11–21.
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan tindakan
(Bandung: Refika Aditama, 2012), Hal.181
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sitem Pendidikan Nasional

21

Anda mungkin juga menyukai