Anda di halaman 1dari 16

TES KRAEPLIN

Sejarah

■ Tes kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater Jerman


bernama Emilie Kraepelin pada tahun 1856 – 1926.
Emillie Kraepelin dilahirkan pada 15 Februari 1856 di
Neustrelitz dan wafat pada 7 Oktober 1926 di Munich.
■ Spearman (1927) aspek-aspek energi mental (mengandung unsur-unsur
kecepatan, ketelitian,keajegan dan ketahanan kerja), sehingga
mengukur secara optimum apa yang telah dicapai individu untuk dirinya
dalam keadaan fungsi mental yang normal.
■ Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin mengukur faktor-faktor khusus non-
intelektual yaitu terhadap aspek tes konsentrasi.
■ Anne Anastasi (Psychological Testing),
tes Kraepelin : simple arithmetic dengan cepat dan teliti.
tes Kraepelin merupakan sebuah ‘Speed Test’.
■ Aspek-aspek psikologis yang berpengaruh pada tes Kraepelin,
persepsi visual,
koordinasi senso-motorik,
pushing power,
ketahanan,
learning effect (efek pembelajaran).
■ Alat tes tersebut terlahir karena adanya dasar pemikiran
dari faktor-faktor yang khas pada sensori sederhana,
sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
■ Tes Kraepelin ini digunakan sebagai dasar psikologis untuk
mengklasifikasikan kekacauan psikiatrik.
■ Emile Kraepelin berusaha memperluas penggunaan untuk
menyusun tipologi kepribadian manusia antara yang normal
dan abnormal. Diantara tes tersebut yang digunakan
adalah Simple Arithmetic Test (Tes Aritmatik
Sederhana), yang berfungsi mengukur practice
effect (kinerja praktis), memory (ingatan) serta yang
berhubungan dengan kelelahan dan distraction(gangguan).
■ Tes Kraepelin awalnya merupakan tes kepribadian, namun dalam
perkembangannya menjadi tes bakat
■ Tes Kraepelin mengukur “maximum performance” seseorang.
Oleh karena itu tekanan skoring dan intepretasinya didasarkan pada
hasil-hasil tes secara obyektif bukan proyektif.
■ Tes ini mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya :
kecepatan, ketelitian, keajegan, dan ketahanan kerja di dalam tekanan.
Aspek :
a) Aspek Keuletan (daya tahan)
Pada tes ini akan di uji seberapa ulet seseorang menyelesaikan masalah rumit dan ambigu,
dalam tempo yang terbatas, dan bagaimana tingkat kestabilannya.
b) Aspek Kemauan (kehendak individu)
Tes ini akan mengukur kemauan dan motivasi seseorang saat mengerjakan hal-hal yang pelik
yang biasanya khusus untuk tes ini diilustrasikan dalam bentuk angka-angka dan pola
perhitungan bilangan, baik operasi bilangan dasar, middle, sampai advance.
c) Aspek Emosi
Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam meredam dan mengendalikan diri pada sat
sedang ditekan dengan pekerjaan pada fase dan tahap yang cukup pelik.
d) Aspek Penyesuaian Diri
Tes ini bisa di gunakan untuk mengukur kecepatan seseorang dalam menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan sesuatu yang mungkin benar-benar baru.
e) Aspek Stabilitas Diri
Mengukur tingkat kestabilan dari tingkat ke tingkat tes, karena tes Kraepelin memiliki beberapa
map dan jenis, biasanya dalam beberapa tahap tes.
Tes Kraepelin sebagai tes kepribadian
Tes Kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance
seorang, seperti :

■ Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat


mengindikasikan gejala depresi mental.
■ Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi
mental.
■ Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau
hilangan ingatan sesaat waktu tes.
■ Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi dan
terndah) dapat mengindikasikan adanya gangguan emosional
Tes Kraepelin sebagai tes bakat
■ Sebagai tes bakat, tes Kraepelin dimaksudkan untuk
mengukur maximum performance seseorang.
■ Oleh karenanya, tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan
pada hasil tes secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.
■ Dari hasil perhitungan obyektif dapat diinterpretasikan 4 hal :

1. Faktor kecepatan (speed factor)


2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajegan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
■ Menurut Guilford (1959), penjumlahan item yang berupa
angka satuan ini, bila ditinjau dari fungsi mental,
tergolong convergent thinking. Namun jika dilihat dari isi
itemnya tergolong numerical facility, yakni kecakapan
menggunakan angka dengan cepat dan teliti.
■ Menurut Freenab (1962), hasil tes ini sangat dipengaruhi
oleh faktor sensory perception dan motor response.
■ Menurut Thrustone (dalam Anastasi, 1968), item-item
dalam tes Kraepelin mengandung salah satu kemampuan
mental primer yaitu faktor number, di mana di dalamnya
tercakup kemampuan menghitung simple
artihmetic secara tepat dan teliti.
Ketelitian
∑ Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

0 99 Tinggi

1-2 95 Tinggi

3-5 90 Tinggi

6-11 75 Sedang

12-22 50 Sedang

23-30 25 Rendah

31 10 Rendah
Ketelitian bisa mengindikasikan
konsentrasi kerja.
■ Seberapa besar kita bisa fokus terhadap pekerjaan yang sedang
dihadapi. Tenang, hati-hati, penuh pertimbangan, logis,
rasional, kritis, obyektif, mampu mengesampingkan perasaan..
Mampu menganalisa, mengorganisir, dan mendelegasikan.
■ Contoh Profesi : Bidang Manajemen, Intelijen, Hakim,
Pengacara, Dokter, Akuntan (Staf Keuangan), Programmer atau
yang berhubungan dengan IT, System Analys/Analyst, Teknisi,
Insinyur, Mekanik.
Kecepatan
Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

8 10 Rendah

9-10 25 Rendah

11-12 50 Sedang

13-14 75 Sedang

15 90 Tinggi

16 95 Tinggi
Kecepatan bisa mengindikasikan tempo
kerja
■ Seberapa aktif testee melakukan kegiatan apakah lambat, sedang atau
keras. Dalam melakukan kegiatan ini harus penuh pertimbangan, hati-
hati, teliti dan akurat, serius, tenang, stabil namun sensitif, ramah,
perhatian pada perasaan dan kebutuhan orang lain, setia,
kooperatif, serta pendengar yang baik. Sangat baik dalam keadaan yang
membutuhkan common sense, tindakan cepat dan ketrampilan
praktis. Gesit, kreatif, inovatif, cerdik, logis, baik dalam banyak
hal, punya kemampuan mengorganisasi, detail, teliti, sangat
bertanggung jawab dan bisa diandalkan.
■ Contoh Profesi : Architect, Interior Designer, Perawat, Administratif,
Designer, Child Care, Konselor, Back Office Manager, Penjaga Toko/
Perpustakaan, Dunia Perhotelan.
Keajegan kerja
Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

4 99 Tinggi

5-6 95 Tinggi

7-8 90 Tinggi

9-10 75 Sedang

11-12 50 Sedang

13-14 25 Rendah

15 10 Rendah
Kestabilan/ Keajegan, bisa mengindikasikan kestabilan
atau kemampuan mengolah emosi pada saat bekerja

■ Kemampuan mempertahankan emosi dan tidak mudah


terpengaruh oleh hal disekitar yang
mengganggu. Mampu menghadapi perubahan
mendadak dengan cepat dan tenang, percaya diri,
tegas serta mampu menghadapi perbedaan maupun
kritik.
■ Contoh Profesi : Polisi, Ahli Forensik, Programmer, Ahli
Komputer, System Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik,
Pilot, Atlit, Entrepreneur.
Ketahanan bisa mengindikasikan daya
tahan terhadap situasi keadaan menekan.

■ Ketahanan menggambarkan seseorang dapat


diandalkan dan bertanggung jawab, memegang aturan,
standar dan prosedur dengan teguh.
■ Contoh Profesi: Polisi, Intelijen, Hakim,
Pengacara, Pemimpin Militer, Atlit

Anda mungkin juga menyukai