SK 1
___
● Increased
Etiologi
Patomekanisme
Faktor Resiko
Patognomonik
Tatalaksana
● Topikal
- Mupirocin (Karbapenem) dan retapamulin ointment
● Sistemik
- Lini pertama
1. Penisilin-> Kloksasilin/Dikloksasilin 4x250-500mg/hari
2. Beta laktam -> Amoxiclav 3x250-500mg/hari
3. Sefalosforin -> Sefaleksin 25-50mg/kgBB/hari
- Lini kedua
1. Azitromisin 1x500mg/hari
2. Klindamisin 15mg/kgBB/hari
3. Eritromisin 4x250-500mg/hari
- MRSA (methylene resistant staphylococcus aureus)
1. Trimetoprim-sulfametoxazol 160 mg
Impetigo bullosa (impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet)
Etiologi
Staphylococcus sp.
Faktor Resiko
Patomekanisme
→ pecah menjadi
Penegakan Diagnosis
1. UKK
2. Pengecatan gram
a. Pus diambil untuk melihat gambaran coccus bergerombol seperti anggur →
staphylococcus aureus
b. Berwarna ungu
3. Nikolsky sign (-)
*note: nikolsky sign (+) merupakan patognomonik pemfigus dan SSSS, membedakan
intraepidermal dan subepidermal
Subcorneal : bullous impetigo
4. Kultur dan resistensi darah, darah perifer lengkap, kreatinin, C-reactive protein apabila
diduga bakteremia
Tata laksana
● Non-medikamentosa
○ Menjaga higienitas
○ Pengangkatan krusta apabila ada
○ Apabila lesi abses besar, nyeri, disertai fluktuasi, dilakukan insisi dan drainase
● Medikamentosa
○ Topikal
■ Berkrusta => Kompres NaCl 0.9% untuk menjaga kebersihan dan
meringankan gejala nyeri dan panas, atau dengan povidone iodine 1%
■ Tidak berkrusta => salep/krim asam fusidat 2%, atau mupirosin 2%
Etiologi
● S. aureus
● Group A Streptococcus
● Pseudomonas aeruginosa ( ektima gangrenosum)
Faktor Resiko
Patognomonik
Patogenesis
Biasanya terjadi karena “untreated” impetigo dan bertambah parah karena menempel
dan teroklusi oleh pakaian → dari toksin eksfoliatif yang dibiarkan