Anda di halaman 1dari 12

Wawancara Mendalam dan Observasi

Keluarga Miskin dengan Penyakit


Kronis (Stroke)

Rendiansyah Angger Mangkuluhur R


(22711073)
Overview
Latar Belakang dan Tujuan
Metode Pengumpulan Data
Biografi
Aspek Biologi
Aspek Sosial dan ekonomi
Aspek Psikologis
Aspek Budaya
Aspek Spiritual
Refleksi Diri
Latar Belakang dan
Latar Tujuan
Kemiskinan merupakan permasalahan pokok yang dialami oleh semua negara. Kemiskinan adalah
kehilangan kesejahteraan
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic)
akibat terhambatnya aliran darah ke otak.
Tujuan
Tujuan dari penulisan ini mengetahui aspek biopsikososialspiritual yang ada
pada masalah keluarga miskin dengan penyakit kronis (stroke). Mengetahui
juga mengenai peran keluarga, isu-isu kemanusiaan seperti kemiskinan yang
dapat memberikan refleksi diri.
Metode
Pengumpulan
Data
Wawancara
Observasi
Mendalam
BIOGRAFI

Nama: Mbah G
Umur: sekitar 65 tahun
Pekerjaan: Pedagang (sehat)
Penyakit: Stroke
Alamat: Dusun Wringin Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem

Nama: Mbak E
Umur: 35 tahun
Pekerjaan: Pedagang Tempe
ALamat: Dusun Wringin Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem
Aspek Sosial ,pendidikan dan
Ekonomi
Aktivitas Sosial dan Pendikan
Pendidikan tergolong rendah
Sering berintraksi dan selalu beraktivitas bersama masyarakat yang ada di
sekitarnya
Sekarang saat mengalami gejala stroke tidak bisa beraktivitas dan tidak
bisa bergerak seperti saat sehat
Ekonomi
Pada waktu sehat beliau bekerja sebagai pedagang di pasar sendiri, dan
melakukan aktivitas di rumahnya sendiri
Sekarang tidak bisa bekerja dengan baik dan beraktivitas dengan baik sehingga
penghasilannya berasal dari anaknya saja

Bantuan dari Pemerintah


Mendapat Bantuan BPJS kesehatan
Namun dalam prakteknya sedikit bermasalah untuk kontrolnya
Aspek Biologi dan
Kesehatan
Kondisi Awalnya
Hipertensi yang tidak dikontrol
Menyebabkan Tidak bisa berjalan dengan baik, dan Tangan bagian kanan juga tidak bisa
bergerak
Dari riwayat keluarga juga tidak ada riwayat, namun biasanya keluarganya sering mengalami
hipertensi
Untuk pola makan (2 kali sehari) tapi dikurangi porsinyadan tidurnya teratur
Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan: Pernah opname di rumah sakit
Kontrol hipertensi
Untuk memperbaiki pergerakan kaki: alternatif
Aspek Psikologis

01 02

Dilihat dari kondisi psikologis dari Karena menurut pandangan beliau


putrinya Mbak E juga selalu sabar juga dalam merawat orang tua
menghadapi orang tuanya dalam adalah bentuk kewajiban yang
kondisi ini harus dijalankan seorang anaknya
Aspek Budaya

Budaya Setempat Pandangan Pribadi

Dari kondisi budaya serta adat Menurut Pandangan Mbak E, kalau


istiadat dan kebiasaan dari dusun untuk pengobatan dan kontrol harus
tersebut jadi ketika ada orang ke dokter , tapi kalau untuk
yang terkena stroke biasanya pengobatan alternatif digunakan
dilakukan untuk pengobatan untuk memperlancar aktivitas sehari-
alternatif. hari dari beliau
Aspek Spiritual
Waktu masih sehat beliau adalah masyarakat yang tergolong sering beribadah dengan
baik di masjid seperti halnya sholat 5 waktu. Kegiatan lain misalnya melakukan pengajian
juga beliau sering jalani.
Pada Kondisi sekarang dari Mbah G yang mengalami gejala stroke, untuk sholatnya itu
kadang lupa, namun kondisi ini selalu menjadi pengingat untuk anaknya yakni Mbak E.
dan sudah tidak bisa mengikuti kegiatan pengajian lagi
Refleksi Diri
Setelah saya mewawancarai Mbak E dengan keluarga sederhana yang
mampu berjuang untuk ibunya yang mengalami stroke, saya menyadari
bahwa kesehatan yang Allah berikan itu adalah nikmat yang sesungguhnya.

‫ ” َم ْن َأْد َرَك َو اِلَد ْيِه ِع ْن َد‬: ‫ َم ْن َيا َرُس وَل ِهَّللا ؟ َق اَل‬: ‫ ِقيَل‬.“ ‫ُثَّم َرِغ َم َأْنُف ُه‬، ‫ ُثَّم َرِغ َم َأْنُف ُه‬، ‫َرِغ َم َأْنُف ُه‬
‫ ُثَّم َلْم َيْد ُخ اْلَجَّنَة‬،‫ َأَحَدُه َم ا َأْو ِكَلْي ِه َم ا‬،‫“ اْلِكَبِر‬.
‫ِل‬
Artinya: ”Celaka seseorang itu (diulang tiga kali).
Sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang
mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak
tersebut) tidak masuk surga.” (HR Muslim).
Thank's You

Anda mungkin juga menyukai