Anda di halaman 1dari 12

PERANAN HUKUM DI INDONESIA DALAM MELINDUNGI KONSUMEN YANG

MELAKUKAN TRANSAKSI SECARA ONLINE

PROPOSAL PENELITIAN

MATA KULIAH METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM

OLEH :

Fauzan Ahadlul Zikri


2110113040

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Hj. Yulia Mirwati, S.H., Cn., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Beberapa tahun terakhir perdagangan melalui media internet semakin marak


terjadi di Indonesia. Dengan menjadikan sosial media seperti facebook, line sebagai
wadah untuk melakukan perdagangan itu sendiri. Dengan perdagangan melalui Internet
ini, berkembang pula system bisnis virtual, seperti virtual store dan virtual company
dimana pelaku bisnis menjalankan bisnis dan perdagangannya melalui media internet dan
tidak lagi mengandalkan bisnis perusahaan konvensional yang nyata.

Dengan adanya fenomena seperti ini, didukung dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan terobosan besar bagi para produsen untuk
meningkatkan produktifias dan efisiensi atas barang atau jasa yang dihasilkannya untuk
mencapai tujuan dari usaha tersebut, maka perlindungan hukum terhadap konsumen
dipandang sangat penting keberadaannya. Sebab dalam rangka mengejar produktifitas
dan efisiensi terebut, pada akhirnya baik secara langsung atau tidak langsung,
konsumenlah yang menanggung dampaknya1.

Perdagangan yang berbasis teknologi canggih, telah mereformsi perdagangan


konvensional di mana interaksi antara produsen (perusahaan) dan konsumen yang
sebelumnya terjadi secara langsung menjadi suatu interaksi yang tidak langsung.
Pengertian perdagangan online (e-commerce) sendiri adalah segala bentuk transaksi
perdagangan atau perniagaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik.
Dengan adanya transaksi berbasis online ini sifat daripada konsumen sendiri juga lambat
laun berubah, dimana konsumen menjadi semakin kritis dan selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya.

Karena transaksi dalam transaksi online ini tidak berlansung melalui tatap muka
secara langsung antara penjual dan konsumen itu sendiri, maka kemungikinan terjadinya
kecurangan dalam transaksi jual beli itu sendiri juga tinggi. Dampak negatif dari transaksi
online itu sendiri cenderung merugikan konsumen. Diantaranya dalam hal yang berkaitan
dengan produk yang dipesan tidka sesuai dengan produk yang ditawarkan, dan hal-hal
lain yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Maka dari hal ini pula, dalam
1
Sri Rejeki Hartono, 2000, Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era Perdagangan Bebas , Dalam
Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, hlm 33

1
tulisan ini akan dipaparkan bagaimana peranan daripada hukum di Indonesia dalam
melindungi konsumen yang melakukan transaksi secara online.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana perananan hukum di indonesia dalam hal perlindungan konsumen dalam
transaksi jual beli online ?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam transaksi online ?

C. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah peneliti mengkaji peranan hukum dalam
mengatasi fenomena kecurangan dalam transaksi online di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan sejauh mana peranan hukum di Indonesia dalam menlindungi
konsumen yang melakukan transaksi online.
2. Menguraikan bentuk penyelesaian sengketa dalam transaksi online.

D. MANFAAT PENELITIAN
a. Teoritis
1. Menambah wawasan masyarakat akan perlindungan hukum dalam bertransaksi
online
2. Menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya
b. Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi para praktisi atau
instansi dalam mengkaji tentang permasalahan dalam membahas perlindungan
hukum dalam bertransaksi online.

E. KERANGKA PEMIKIRAN
a. Pengertian Konsumen
Konsumen umumnya diartikan sebagai pemakai terakhir dari produk yang
diserahkan kepada mereka oleh pengusaha, yaitu setiap orang yang mendapatkan
barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangakan atau dijual belikan lagi.
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang omor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen disebutkan:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri keluarga orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan Pasal 1 angka 2 undang-undang


tersebut bahwa konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir yang dikenal
dalam kepustakaan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua orang
adalah konsumen karena membutuhkan barang dan jasa untuk mempertahankan
hidupnya sendiri, keluarganya, ataupun untuk memelihara/merawat harta bendanya.

Persoalan hubungan produsen-pelaku usaha dengan konsumen biasanya


dikaitkan dengan produk (barang dan/atau jasa) yang dihaslkan oleh teknologi. Maka
persoalan perlindungan konsumen erat kaitannya dengan persoalan teknologi,
khususnya teknologi manufaktur dan teknologi informasi. Dengan makin
berkembangnya industry dan teknologi memungkinkan semua masyarakat terlibat
dengan masalah perlindungan kosumen ini2.

Konsumen sendiri memiliki hak-hak melekat pada dirinya sebagai konsumen


dalam melakukan transaksi jual beli. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan juga sejumlah hak
konsumen yang mendapat jaminan dan perlindungan dari hukum, yaitu:

a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamantan dalam mengonsumsi barang


dan/atau jasa;
b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi seta jaminan yang dijanjikan;
c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/jasa;

2
Janus Sidabalok, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 14
d) Hak untuk didengar pendapat dan kluhannya datas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e) Hak untuk mendpatkan advokasi, perlindugan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindugnan kosumen secara patut;
f) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani scara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidk
sebagaimana mestinya;
i) Hak-hak diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Pengertian Perlindungan Konsumen


Perlindungan konsumen tiu sendiri menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Perlindungan Konsumen menyebutkan

“Perlindugnan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian


hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”

Az. Nasution menyebutkan pengertian pengertian hukum perlindungan


konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan
melindungi konsumen dalam hubugnan dan masalah penyediaan dan penggunaan
produk (barang/jasa) konsumen antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan
bermasyarakat.

Menurut Johanes Gunawan, perlindungan hukum terhadap konsumen dapat


dilakukan pada saat sebelum terjadinya transaksi dan/atau pada saat setelah
terjadinya transaksi.

Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang luas meliputi perlindungan


konsumen dalam memperoleh barang dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan
untuk mendapatkan barang dan jasa hingga ke aibat-akibat dari pemakaian barang
dan jasa itu. Cakupan perlindungan konsumen dalam dua aspeknya itu, dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen barang dan


atau jasa yang tidak sesuai dengan apa yag telah disepakati atau melanggar
ketentuan undang-undang.
2) Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syarat-suarat yang
tidak adil3.

c. Asas-Asas Perlindungan Konsumen


Ada sejumlah asas yang terkandung di dalam usaha memberikan perlindungan
hukum kepada konsumen. Perlindugan konsumen diselenggarakan sebagi usaha
bersama seluruh pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah
berdasarkan lima asas, yang menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindugnan Konsumen ini adalah :
a) Asas manfaat, mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen haru smemberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini
menhendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen
tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak di atas pihak lain atau
sebaliknya, tetapi adalah untuk memberikan kepada masing-masing pihak,
produsen-pelaku usaha dan konsumen, apa yang menjadi hak masing-masing
pihak. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengaturan dan penegakan hukum
perlindugangan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada
gilirannya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.
b) Asas keadilan, dimaksudkan agar partisipasi seluruh raktyat dapat diwujudkna
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknya dn melaksanakan kewajibannya secara adil.
Asas ini menhendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum
perlindungan konsumen ini, konsumen dan produsen-pelaku usaha dapat belaku
adil melalui perolehan hak dan penunaian kewajiban secara seimbang.
3
Ibid hlm 8
c) Asas keseimbangan, dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan
spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, produsen-pelaku usaha dan
pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturna dan penegakan
hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen, produsen-pelaku
usaha, dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai
dengan hak dankewajibannya masing-masing dalam kehidupan berbagsa dan
bernegara.
d) Asas keamanan dan keselamatan kosumen, dimaksudkan untuk memeberikan
jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,
pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan. Asas ini menhendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan
memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsi/dipakainya, dab sebaliknya,
bahwa produk itu tidak akan mengancam ketenteraman dan keselamatan jiwa
dan harta bendanya.
e) Asas kepastian hukum, dimaksudkan agar, baik pelaku usaha maupun konsumen
menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
kosumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Artinya, undang-undang in
imengharapkan bhwa aturan-aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung
di dalam undang-undang ini harus diwujudan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga masing-masing pihak memperoleh keadilan.

d. Pengertian Transaksi Online


Transaksi Online (E-Commerce) adalah kegiatan bisnis yang menyangkut
konsumen, manufaktur, service provider, dan perdagangan perantara dengna
menggunakan jaringan-jaringan computer, yaitu E-Commerce sudah meliputi
seluruth spectrum kegiatan komersial. Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi
menggambarkan E-Commerce sebagai suatu cakupan yang luas mengenai teknologi,
proses dan praktik yang dapt melakukan transaksi bisnis tanpa menggunakan kertas
sebagai sarana mekanisme transaksi. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara
sperti melalui e-mail atau bisa melalui World Wide Web.4

e. Pengertian Perjanjian
Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata) Pasal 1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Kata persetujuan tersebut merupakan terjemahan dari perkataan
overeekomst dalam bahasa Belanda. Kata overeekomst tersebut lazim diterjemahkan
juga dengan kata perjanjian. Jadi persetujuan dalam Pasal 1313 KUHPerdata tersebut
sama artinya dengan perjanjian.
Menurut Sudikno, “perjanjian merupakan hubugnan hukum antara dua pihak
atau lebih brdasar kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum.” 5 Menurut
Subekti, suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana seseorang berjanji
kepada orang lain, atau di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu hal.6 R. Setiawan, menyebutkan bahwa perjanjian ialah suatu perbuatan
hukum di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau lebih.7 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, berpendapat
bahwa perjanjian merupakan perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap seorang lain atau lebih.

F. METODE PENELITIAN
a. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini
yuridis normatif dimana dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian
berdasarkan studi kepustakaan.

4
Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,2001, Mengenal e-Commerce, Elex Media, Bandung, hlm 1-2
5
Sudikno Mertokusumo, 1985, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1985, hlm. 97
6
Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, hlm. 36
7
R. setiawan, 1987, Hukum Perikatan-Periktatan Pada Umumnya, Bina Cipta, Bandung, hlm 49
b. Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah yurudis normative, dalam metode ini
peneliti mengkaji tentang taraf sinkronisasi hukum yang berlaku terhadap kasus
terkait8. Tipe penelitian yang penulis gunakan merupakan tipe penelitian
eksplanatoris dimana penlitian ini berbentuk penjelasan terhadap fenomena yang
terjadi dalam transaksi online.

c. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitain ini berupa data sekunder dimana
data ini diperoleh dari bahan-bahan pustaka 9 berupa bahan hukum primer, bahan
hukum primer sendiri merupakan bahan hukum yang memberi penjelasan mengenai
bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan dan bahan bahan hukm
sekunder yang merupakan bahan yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum
primer, dimana bahan hukum sekunder ini sendiri berupa buku tentang hukum
perlindungan konsumen10.

d. Alat pengumpul data


Alat pengumpul data yang penulis gunakan yaitu berupa data studi dokumen.

e. Metode analisis data


Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa metode
kualitatif dimana data dalam metode ini berupa kata-kata lisan dan asli 11dan
merupakan metode yang mengumpulkan dan menganalisis perbuatan manusia serta
di dalam metode ini penulis tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan
data kualitatatif yang diperoleh, dengan demikian penulis tidak menganalisis angka-
angka.12

8
Prof. Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH.,LL.M.,2015, Metode Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Hukum, CV
Keni Media, Bandung, Hlm. 27
9
Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D, 1983, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm. 20
10
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH., M.A, 1983, Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
13
11
Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 22
G. SISTEMATIKA PENULISAN
a. Judul
b. Latar belakang, dalam latar belakang berisikan gambaran secara garis besar alasan
penulis memilih judul penelitian.
c. Identifikasi masalah, dalam identifikasi masalah berisikan pokok-pokok permasalan
yang akan dibahas.
d. Tujuan penelitian, dalam tujuan penelitian berisikan tujuan umum dan tujuan khusus
dari penelitian
e. Manfaat penelitian, berisikan tentang manfaat teoritis dan praktis dari penelitian
f. Kerangka pemikiran berisikan, pokok-pokok pembahasan dari penelitian secara garis
besar.
g. Sistematika penulisan, berisikan urutan penulisan dari makalah penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

12
Prof. Dr. Afrizal, M.A, 2014, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Raja Grafindo, Jakarta, hlm. 13
Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D, 1983. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Janus Sidabalok, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Bandung: Penerbit Citra
Aditya Bakti
Onno w. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,2001. Mengenal e-Commerce, Bandung: Elex Media
Prof. Dr. Afrizal, M.A, 2014. Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo

Prof. Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH.,LL.M.,2015. Metode Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah Hukum, Bandung: CV Keni Media
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH., M.A, 1983. Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
R. setiawan, 1987. Hukum Perikatan-Periktatan Pada Umumnya, Bina Cipta, Bandung,
Subekti, 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa
Sudikno Mertokusumo, 1985. Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty
Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, , Jakarta: Rineka Cipta

Sri Rejeki Hartono. 2000. Aspek-Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Pada Era Perdagangan
Bebas , Dalam Hukum Perlindungan Konsumen Bandung: Mandar Maju

Anda mungkin juga menyukai