id
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Saturasi Oksigen
a. Definisi
Saturasi oksigen adalah rasio antara jumlah oksigen yang terikat oleh
(Djojodibroto, 2009). Nilai SaO2 normal pada level 95 – 98,5% dan nilai PaO2
arteri (mm Hg)yang didapat melalui pemeriksaan AGD (analisis gas darah). CaO2
(oxygen content) adalah kadar oksigen dalam darah arteri. Menurut evidence
based penurunan CaO2 lebih bermakna daripada PaO2 arteri sebagai petunjuk
Namun, karena oksigen yang larut dalam plasma sangat kecil (1,5%),
DO2 (Oxygent Delivery) adalah jumlah total oksigen yang dialirkan darah
kejaringan setiap menit. Kadar DO2 tergantung cardiac output (CO) dan oxygen
content of the arterial blood (CaO2). Komponen dari CaO2 adalah oksigen yang
berikatan dalam serum (2-3%) yang dapat ditelusuri dengan kadarPaO2 dan
oksigen yang berikatan dengan hemoglobin (97-98%) yang dapat ditelusuri
commit to user
dengan SaO2. Dari definisi ini dapat dijabarkan sebuah rumus:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Nilai normal oxygen delivery adalah 1000 mL O2/menit. Dari rumus diatas
dapat dilihat bahwa kadar hemoglobin (Hb) dan saturasi oksigen (SaO2) adalah
penentu utama pada pengaliran oksigen dalam darah ke seluruh jaringan tubuh
termasuk otak(Safrizal & Saanin, 2013).
CMRO2 (oxygen cerebral metabolism) merupakan jumlah oksigen yang
1) Kontrol respirasi.
yang akan melepaskan ion hidrogen. Ion hidrogen ini yang akan menstimulasi
2) Struktur anatomi
dalam menciptakan tekanan negatif yang terjadi pada proses inspirasi. (Pokdi
3) Ventilasi Paru
Saluran nafas sangat berperan pada proses respirasi. Jika terdapat sumbatan,
dapat terjadi pertukaran gas. Gangguan atau proses patologis seperti infeksi
Perdossi, 2010)
4) Transportasi gas.
Oksigen yang sampai ke paru akan dibawa ke seluruh jaringan. Agar suplai
oksigen ke otak dapat secara optimal maka aliran darah ke otak, jumlah oksigen
yang dibawa oleh darah, jumlah sel eritrosit dan jumlah oksigen dalam arteri
5) Pertukaran Gas
Setelah oksigen sampai ke jaringan maka akan terjadi respirasi tingkat seluler.
seluler yang tidak adekuatatau tekanan oksigen di tingkat seluler tidak adekuat
oksigen di bawah normal. Hal tersebut termasuk pada hipoksia kedua jaringan
peruntukkan konsentrasi oksigen pada darah dan juga perfusi jaringan, sementara
terjadi hiperventilasi sehingga PaO2 meningkat, namun apabila terjadi hal tersebut
terjadi terus menerus maka dapat terjadi peningkatan kerja otot pernafasan.
jantung dan volume sekuncup serta dapat terjadi vasokontriksi pembuluh darah
pada arteri pulmonal. Respon fisiologis yang terjadi pada sistem hematologi akan
sehingga terjadi peningkatan kapasitas oksigen yang dibawa. Pada tahap lanjut
2010).
jaringan yang bersangkutan, misal pada otak, sehingga berakibat kekurangan ATP
Oxygen Delivery (DO2) tergantung dari kemampuan jantung (cardiac output) dan
kandungan oksigen arteri yang ditentukan oleh kadar hemoglobin dan saturasi
menekan pemakaian oksigen yang berlebihan dan menjaga suplai tetap baik
cemas dan agitasi, menggigil dan tidak melakukan stimulasi berlebihan seperti
2010).
Untuk menjaga metabolisme aerobik pada tingkat seluler maka tubuh akan
metabolisme serebral tergantung pada suplai oksigen. Agar hal tersebut tetap
terjaga dengan baik maka sistem respirasi harus adekuat. Sistem respirasi
PaO2 SaO2
Normal 80 – 90 mmHg ˃ 95%
Ringan 60 – 90 mmHg 90 – 94 %
Sedang 40 – 60 mmHg 75 – 89 %
Berat < 40 mmHg < 75%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
d. Etiologi hipoksemia
akibat langsung dari stroke maupun faktor lain yang berhubungan misal
kelemahan otot nafas pada sisi hemiplegi, gangguan pusat respirasi, sleep apnea
dan komplikasi stroke seperti aspirasi, infeksi paru-paru, emboli paru dan edema
pulmonal neurogenik.
bukan involunter, contoh gangguan gerak otot intercostal dan diafragma pada
salah satu hemiplegi. Pembesaran dinding toraks menurun 17% pada bagian
atas dan menurun 10% pada bagian bawah, suara nafas menurun pada saat
inspirasi pada daerah tersebut. Penurunan gerak diafragma dapat dilihat selama
namun berisiko terjadi infeksi saluran nafas pada sisi hemiplegi. Karena
kelemahan diafragma, suara nafas menurun dan fungsi batuk (volunter) kurang
sistem saraf pusat yang meliputi korteks cerebri hingga nukleus pontomedular.
Di korteks cerebri area yang mengatur fungsi respirasi terdapat pada girus
hipokampal anterior, lobus temporal, insula dan girus limbik. Pada saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
istirahat korteks mempunyai fungsi inhibisi respirasi dan pada saat terjadi
area yang sama (misal pada epilepsi) dapat menyebabkan terjadinya apnea.
Untuk menilai oksigen pasien stroke, perlu studi pasien pada siang dan
malam hari. Lebih dari seperempat pasien stroke dengan saturasi oksigen
normal menjadi hipoksia signifikan pada saat tidur malam hari. Bahkan pada
subjek normal, saturasi lebih rendah 1% pada malam hari selama tidur dari
pada siang hari. Prevalensi gangguan nafas berkaitan dengan tidur pada pasien
insiden sleep disorder breathing 1,4 – 71 kali lebih tinggi pada pasien stroke
daripada kontrol. Perbedaan saturasi oksigen malam hari pada pasien stroke
4) Sleep apnea
terdapat usaha nafas, apnea/hipopnea central tanpa usaha nafas dan campuran.
Mayoritas apnea pada pasien stroke adalah obstruktif atau campuran, kurang
Sleep apnea obstruktif terjadi 4% pada dewasa. Sleep apnea pada stroke
sebelumnya mempunyai riwayat mengorok (snoring) saat tidur dan lebih sering
6) Aspirasi
e. Terapi oksigen
3) Kondisi hipermetabolik seperti MCI akut, stroke akut, trauma berat dan lain-
lain.
Stroke, 2011)
1) Nilai SaO2 pasien (dengan pulse oxymetri). Pada umumnya diperlukan target
Dikenal 3 sistem deliveri gas yaitu rebreathing, partial rebreathing dan non
rebreathing.
1) Sistem rebreathing
Pada sistem ini udara yang dihasilkan paru-paru dalam reservoir khusus.
CO2 yang dihasilkan udara ekspirasi akan diserap oleh CO2 absorber. Pada
sistem ini udara yang dihasilkan pari akan dihirup kembali tanpa CO2. Sistem ini
digunakan untuk deliveri gas anestesi dan jarang atau tidak dipakai dalam praktek
sehari-hari.
Pada sistem ini sebagian udara hasil ekspirasi dari ruang mati anatomi
akan masuk ke dalam kantong reservoir. Selain itu reservoir juga menerima aliran
udara segar. Sehingga udara inspirasi terdiri dari udara ekspirasi (CO2 sedikit)
3) Sistem Nonrebreathing
Sistem ini merupakan sistem deliveri oksigen yang banyak dipakai pada
umumnya. Pada sistem ini udara ekspirasi dikeluarkan (CO2 yang dikeluarkan
tidak dihirup kembali selama pernafasan berikutnya). Ini termasuk high flow
Pada sistem high flow ini aliran udara inspirasi dapat mencukupi aliran
inspirasi puncak pasien. Konsentrasi oksigen yang dihirup sewaktu inspirasi dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
diketahui dan stabil sehingga dapat dipakai kalau kita menginginkan FiO2 yang
konsisten dan dapat diprediksi. Sistem ini dapat dipakai untuk pasien dengan pola
pernafasan yang tidak stabil, contoh venturi mask. Venturi mask akan membawa
oksigen yang sudah dihumidifikasi. Dengan alat ini FiO2 dapat ditingkatkan
sampai 24% - 50% dengan cara mencampur udara ruangan dengan O2. FiO2
dapat diatur dengan tepat sesuai dengan yang dikehendaki (konsentrasi rendah =
24%, 26%, 28%, 31%; konsentrasi tinggi = 35%, 40%, 50%). Apabila diperlukan
terapi obat melalui inhalasi, maka dapat dipakai aerosol devices dengan
Sistem deliveri oksigen ini banyak dipakai karena simpel, mudah pemakaian,
familiar untuk petugas medis, ekonomis, mudah diterima pasien dan mudah
didapatkan. Pada sistem ni aliran udara inspirasi tidak dapat memenuhi flow
kecepatan aliran okgien, reservoir dan pola ventilasi pasien. Perlu diingat bahwa
dengan alat lain yang lebih naik dalam meningkatkan konsentrasi oksigen. Begitu
juga sebaliknya apabila dengan alat tertentu sudah bisa mengatasi hipoksia dan
pasien sudah stabil, maka sebaiknya segera mengganti dengan alat yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
sederhana. Beberapa hal yang perlu diperlukan dalam pemantauan terapi oksigen
3) Kapnograf
5) Ro foto toraks
a. Definisi Stroke
jika terdapat defisit neurologis fokal yang menetap lebih dari 24 jam, sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
berlangsung kurang dari 24 jam. Pada tahun 1990 terdapat pembaharuan bahwa
TIA merupakan episode utama dari defisit neurologis focal yang disebabkan
gangguan iskemik otak dan retina yang berlangsung kurang dari 1 jam. Namun
demikian karena terdapat variasi durasi terjadinya TIA, maka direvisi pada tahun
disebabkan oleh gangguan otak fokal, medula spinalis atau retina tanpa adanya
Sesuai definisi stroke tahun 2013, infark sistem saraf pusat adalah
kematian sel otak, medula spinalis atau retina yang disebabkan oleh iskemia
berdasarkan :
didapatkan iskemik fokal pada otak, medula spinalis atau retina sesuai
2) Bukti klinis terdapat iskemik fokal pada otak, medula spinalis atau retina
berdasar gejala yang menetap > 24 jam hingga meninggal dan sebab lain telah
disebabkan oleh infark otak, medula spinalis atau retina fokal. (Ralph, Scott,
b. Klasifikasi stroke
a) Stroke iskemik
b) Stroke hemoragik
a) TIA
b) Stroke in evolution
c) Completed stroke
a) Sistem karotis
Gambaran klinik
agnosia, apraksia.
Infark tipe TACI penyebabnya adalah emboli kardiak atau trombus arteri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
ke arteri, maka dengan segera pada penderita ini dilakukan pemeriksaan fungsi
kardiak (anamnesis penyakit jantung, EKG, foto toraks) dan jika pemeriksaan ke
arah emboli arteri ke arteri normal (dengan bruit leher negatif), maka
Gejala lebih terbatas pada daerah yang lebih kecil dari sirkulasi serebral
Gambaran klinis PACI terbatas secara anatomis pada daerah tertentu dan
yang baik atau pada arteri serebri anterior. Pada keadaan ini kemungkinan emboli
Disebabkan oleh infark pada arteri kecil dalam otak (small deep infarct)
yang lebih sensitif dilihat dengan MRI dan pada CT Scan otak.
Tanda-tanda klinis :
e) Gejala :
hand syndrome)
Jenis infark ini bukan disebabkan karena proses emboli karena biasanya
Terjadi oklusi pada batang otak dan atau lobus oksipitalis. Penyebabnya
Gejala klinis :
a) Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan
motorik/sensorik kontralateral.
teliti dan lebih mendalam. Salah satu jenis POCI yang disebabkan emboli kardiak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
menjadi fase hiperakut (<6 jam), akut (<24 jam), subakut (< 1 minggu), subakut
kronik ( 1 minggu hingga 2 bulan) dan kronik (> 2 bulan). Imaging yang berperan
besar dalam diagnosis stroke adalah CT Scan dan MRI (Haris & Kurniawan,
2016).
c. Patofisiologi stroke
Otak mempunyai berat hanya 2% dari berat badan total, tapi kebutuhan
pada area dengan densitas kapiler rendah. Kebutuhan oksigen otak lebih banyak
dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Otak membutuhkan 5,43 mmol O2/g
kebutuhan glukosa tubuh. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk otak
terus menerus oksigen dan glukosa sebagai sumber energi. Otak tidak dapat
kegagalan metabolisme serebral. Selain sumber glukosa dari luar otak ada juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
sumber glukosa yang berasal dari otak itu sendiri, namun sumber glukosa intrinsik
ini sangat kecil dibandingkan sumber glukosa dari luar. Diperkirakan sumber
glukosa intrinsik ini hanya dipakai selama 3 – 6 menit saja untuk metabolisme
Proses kerusakan awal pada stroke iskemik dimulai oleh deplesi energi
setempat pada inti daerah otak, akibat penurunan kadar oksigen dan glukosa
secara drastis. Dalam keadaan iskemik, pompa ion tidak akan bekerja karena
pompa ini tergantung pada aktivitas metabolisme sel, yakni energi dan oksigen.
Akibatnya terjadi akumulasi intraseluler ion Na+ dan Cl- disertai dengan
masuknya H2O. Hal ini akan menyebabkan edema sel, baik neuron maupun glia.
edema vasogenik. Keadaan ini bisa terjadi dalam jangka waktu singkat, sekitar 5
menit setelah terjadinya iskemik. Selain itu, akibat iskemik terjadi metabolisme
glukosa anaerob sehingga muncul asidosis laktat. Kejadian ini akan memperburuk
Oleh karena itu, jika terjadi gangguan terhadap suplai oksigen maupun
glukosa maka akan dalam waktu singkat akan terjadi kerusakan. Periode emas
kerusakan saraf sangat singkat, jika tidak segera diatasi dapat berakibat pada
kerusakan permanen yang berakhir kecacatan hingga kematian karena hingga saat
ini dipercaya bahwa kemampuan regenerasi jaringan saraf sangat minimal. Hal ini
dapat diatasi dengan penanganan cepat dan segera. Sebagai contoh pada trauma
jaringan otak yang berat tingkat kematian meningkat melebihi 3 kali lipat dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
tingkat kecacatan berat akan meningkat 10 kali lipat pada keadaan saturasi
Agar otak dapat berfungsi dengan baik diperlukan aliran darah otak
(ADO) yang optimal. Pada normotensi batas normal otoregulasi ADO terletak
antara 50-150 mm Hg. Normal aliran darah otak adalah 50-60 ml/100 gram
jaringan permenit. Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya sistem autoregulasi
umumnya pada kondisi ini dibutuhkan CPP > 70 mmHg. CPP merupakan selisih
dari tekanan arteri rata-rata (MAP) dengan tekanan intrakranial (TIK). Untuk
menjaga ADO yang normal diperlukan keadaan MAP yang optimal dan tekanan
yang rendah. Dengan demikian fokus untuk menjaga agar metabolisme otak tetap
berjalan dengan baik diperlukan segala upaya untuk menjamin perfusi serebral
maka dalam waktu 12-15 detik akan terjadi penekanan aktivitas elektris, dalam
waktu 2-4 menit akan terjadi hambatan eksitabilitas sinaptik dan dalam waktu 4-6
partial aliran darah sehingga aliran kurang dari 30 ml/100 gram jaringan otak
permenit akan terjadi iskemia. Aliran darah kurang dari 10 ml/100 gram jaringan
otak antara 10-30 ml/100 gr jaringan permenit akan menimbulkan kerusakan yang
darah ke salah satu bagian otak. Iskemia menimbulkan metabolisme energi otak
dengan akumulasi ion kalsium dalam ruang intraseluler, peningkatan kadar laktat,
seluler. Bila gangguan cukup berat, akan terjadi kematian sel. Gangguan total
aliran darah serebral menyebabkan penekanan aktivitas elektris dalam waktu 12-
15 detik, hambatan eksibilitas sinaptik dari neuron kortikal setelah 2-4 menit,
depolarisasi neuron dan glia yang kemudian memicu aktivasi dari kanal Ca2+ serta
sekresi asam amino eksitatorik glutamat di ekstrasel. Selain itu, sel yang iskemik
(GOT) meningkat beberapa kali lipat sebagai pada stroke yang menerima
kondisi hipoglinemia pada stroke iskemik akut (Cameron, Surya, Laura, & Savita,
2011)
propionic acid (AMPA) dan resptor metabotropik. Ikatan dengan reseptor NMDA
menyebabkan masuknya ion Na+ dan Ca2+ ke dalam sel melalui kanal ion.
Meningkatnya ion Na+ dan Ca2+ juga berakibat masuknya cairan H2O yang
berlebihan karena dalam keadaan iskemik pompa ion juga tidak berfungsi.
penyebab edema toksik serta merupakan faktor penyebab sel lisis (nekrosis).
Kejadian ini secara primer ditemukan di daerah infark, berbeda dengan penumbra
yang kematian selnya sering akibat terjadinya apoptosis dan inflamasi. (Misbach,
2011).
induksi fosfolipase C dan inositol trifosfat serta diiringi oleh mobilisasi Ca2+ yang
tersimpan di dalam sel. Kondisi lain adalah masuknya Ca2+ melalui kanal ion
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
diperburuk oleh kejadian iskemik yaitu Ca2+ akan keluar dari mitokondria dan
lipid dengan target utama membran fosfolipid yang sangat sensitif. Seperti telah
masuknya Ca2+ ke intrasel yaitu melalui pompa ATP yang aktif, intaknya
pertukaran ion Ca2+ dan NA+ di membran oleh adanya pompa Na+K+, pemisahan
aktif serta akumulasi dari Ca2+ intraseluler melalui pemisahan Ca2+ di mitokondria
vaskuler. Selain itu keberadaan Ca2+ yang berlebihan didalam sel akan merusak
beberapa jenis enzim termasuk protein kinase C, kalmodulin, protein kinase II,
protease dan nitrik okside sintesase. Ca2+ juga mengaktivasi enzim sitosolik dan
Dapat dikatakan bahwa kematian sel secara umum diakibatkan oleh tidak
akan menyebabkan kerusakan sel yang lebih berat dibanding dengan efek iskemik
secara langsung. Oleh sebab itu, proses penanggulangan melalui inhibisi ikatan
eksitatorik dengan reseptor NMDA juga merupakan bagian dari strategi dalam
2011).
tergantug pada beratnya iskemik dan cepatnya kerusakan yang terjadi. Pada
nekrosis, struktur sel menjadi hancur secara akut disertai dengan reaksi inflamasi,
apoptosis tidak terjadi reaksi inflamasi, melainkan struktur sel akan menciut
(shrinkage). Selama proses kematian neuron pada stroke akut, integrasi antara
neuron-neuron dan matriks sekitarnya terutama sel-sel glia dan endotel kapiler
juga berperan penting. Berbagai penelitian menunjukkan adanya zat-zat aktif yang
aktif berperan pada kematian beberapa jenis sel otak. Salah satunya adalah stress-
activated protein kinase p38 yang tidak hanya menstimulasi kematian neuronal,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
sel, di endotel serebral pada keadaan hipoksia serebral iskemik. Enzim lain adalah
biokimiawi di otak. Hal ini yang merupakan penyebab kematian dari jaringan
oxide (NO) sendiri adalah melalui aktivitas inducible nitric oxide synthase
(iNOS). Sumber lain akibat pemecahan produksi ADP melalui oksidadi xantine
akan bereaksi dengan komponen seluler seperti kerbohidrat, asam amino, DNA
Tingkat awal dari inflamasi dimulai beberapa jam sesudah awitan (onset)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
keluar dari sirkulasi dan penetrasi ke jaringan parenkim otak otak yang
oleh populasi dari sel mikroglia yang disebut juga efektor imun dari susunan saraf
pusat (SSP). Mikroglia adalah fagosit aktif yang merupakan target utama yang
sanggup menghasilkan sitokin dan enzim pro-inflamasi. Oleh sebab itu, inhibisi
1 beta) dan IL-10 yang bersifat sebagai neurproteksif juga menjadi aktif terhadap
stimulasi mikroglia. Secara klinis, kelompok sitokin yang domainnya terdiri dari 2
Pemberian iNOS inhibitor pada hewan percobaan akan dapat mengurangi volume
infark sekitar 30%, walaupun pemberia dilakukan 24 jan setelah awitan (onset)
produksi oksigen radikal bebas dan prostanoid toksik. Berdasar pada eksperimen
Cox-2 dan iNOS akan memberi harapan dalam terapi stroke, karena ternyata
akut hanya jika diperlukan untuk mempertahankan saturasi oksigen perifer diatas
92%. Dasar bukti guidline ini masih sedikit, batas bawah SaO2 yang memerlukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
d. Tatalaksana stroke
b) Terapi umum
menimbulkan massa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
di ICU.
a) Cairan
b) Nutrisi
3) Terapi reperfusi
dengan reperfusi, yaitu terjadinya suatu peningkatan aliran darah pada daerah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
iskemik baik dengan cara vasodilatasi regional maupun dengan cara penyesuaian
reaktivitas dari kebutuhan sel itu sendiri. (Haris & Kurniawan, 2016).
diberikan ateplase dengan dosis 0,9mg/kgBB 3 jam dari onset akan memberikan
30% luaran stroke dengan minimal disability sampai tidak adanya disabilitas
diberikan, yaitu 3 jam sebagai door to needle time dari NINDS ini dikembangkan
oleh tim European Cooperative Acute Stroke Study (ECASS) yang mencoba
memperpanjang door to needle time sampai dengan 6 jam. Namun studi ECASS
pada 3 – 4,5 jam door to needle time sebagai evidence based B kelas 1, yang
berarti benefits more than risk. Hasil metaanalisis dari berbagai penelitian besar
waktu 6 jam setelah onset dari stroke iskemik. (Haris & Kurniawan, 2016),
tekanan oksigen arteri yang rendah. Bahkan pada saat terjadi hipoksemia berat
dapat ditoleransi tanpa adanya defisit neurologis fokal, seperti jika terjadi onset
sebab primer, seperti pada infark cerebral, iskemik tidak dapat dikompensasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
outcome yang buruk. (Ferninand & Roffe, 2016). Dalam sebuah studi
jelas apakah hipoksemia sebagai sebab atau hanya merupakan tanda prognosis
pada stroke jika saturasi oksigen < 95%. (Roffe, 2001) (Pokdi Stroke, 2011).
kesadaran dalam hitungan detik. Jika hal tersebut terjadi selama 3 – 5 menit
akan terjadi gangguan yang serius dan kerusakan otak yang permanen. Namun,
hal tersebut biasanya terjadi pada penurunan kadar oksigen dan penurunan
perfusi yang terjadi secara mendadak. Jika hipoksemia terjadi perlahan seperti
pada ketinggian dan perokok kronis, semnentara tekanan darah dalam batas
hipoksia dan level perfusi jaringan. Gejala awal hipoksemia adalah penurunan
gangguan memori jangka pendek namun dalam waktu jangka panjang dapat
Pada status normoksia, aliran darah serebral sangat ketat dikontrol oleh
meningkatkan aliran darah serebral. Aliran darah serebral kadang sedikit responsif
respirasi, meningkatkan kadar oksigen arteri. Namun, konsekuensi ini juga akan
sejumlah mekanisme yang melibatkan pelepasan ATP dan sintesa nitric oxide
(NO) pada dinging pembuluh darah, reduksi nitric menjadi nitric oxide dan
serebral yang prominen pada nukleus ganglia basal, putamen, talamus, nucleus
acumben dan palidum. Sebuah studi aliran pada pembuluh darah didapatkan
bahwa aliran arteri carotis dipertahankan selama hipoksia dan aliran arteri
vertebra meningkat. Hal ini dijadikan hipotesis bahwa aliran darah meningkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
pada regio untuk menjaga struktur batang otak vital atau kemungkinan
menyebabkan detrimental pada pasien stroke, efek derajat lebih rendah belum
rumah sakit. Hipoksia merupakan efek yang merugikan pada iskemia setelah
neurologi dan kematian setelah stroke. Terapi khusus di unit stroke efektif
mencegah kematian dan kecacatan. Pasien yang dirawat di unit stroke mempunyai
kondisi hipoksia yang lebih jarang daripada yang dirawat di bangsal umum.
(Christine, 2011)
Sebuah bukti dari studi klinik menyebutkan bahwa pasien dengan rata-
rata oksigen arteri kurang dari 90% dalam 72 jam pertama setelah masuk rumah
sakit, mengalami perburukan neurologi dua kali lipat dibanding dengan pasien
yang mempunyai rata-rata oksigen saturasi lebih tinggi. Lebih lanjut lagi, 30%
pasien dengan group saturasi oksigen yang rendah mempunyai score Barthel
dan mengurangi angka kematian, maka stroke harus dilakukan dengan cepat. Time
is brain, semakin lama waktu penanganan stroke semakin banyak sel otak dan
sinaps yang mengalami kerusakan dan semakin besar kemungkinan pasien akan
penekanan pada prinsip time is brain, maka kita harus mengingat bahwa terapi
definitif stroke iskemik harus diberikan dalam waktu cepat. Adanya suatu sistem
yang menunjang dan memastikan cepatnya respon time penanganan stroke akut
Terapi oksigen pada umumnya aman apabila diberikan dengan cara dan
alat yang benar, tidak memberikan terapi oksigen secara berlebihan. Tujuan terapi
oksigen adalah untuk menaikkan konsentrasi oksigen agar proses respirasi dapat
oksigen inspirasi yang tinggi dan jangka lama (FiO2 > 50%) akan berpotensi
namun tidak dapat mencegah penurunan saturasi oksigen dibawah 90% pada
hipoksia berat (70%) namun dapat mencegah hipoksia yang lebih ringan. Dosis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
oksigen yang lebih tinggi diperlukan untuk menjaga saturasi oksigen tetap diatas
90%. Namun, dosis oksigen yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan rata-rata
saturasi oksigen dan menekan saturasi oksigen 90% hingga mendekati 100%.
bebas dan berhubungan dengan trauma jaringan pada otak yang iskemik
(Christine, Sheila, Sarah, & Martin, 2010). Sebuah studi di swedia menyebutkan
besar pada jalur molekuler dan biokimia kematian neuronal iskemik yang
terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa terdapat risiko perburukan outcome
stroke yang disebabkan oleh hiperoksia yang diinduksi oleh oksigen free radical
injury pada tatalaksana oksigen hiperbarik, vasokonstriksi cerebri dan akibat efek
sistemik lain seperti infeksi dan depresi respirasi (Yu-Feng, Maya, Ari, & al,
2014)
berisiko infeksi saluran nafas atas/bawah dan juga mengganggu tidur (Christine,
2011).
pada otak yang mengalami iskemik, terutama pada saat reperfusi. Oksidatif stress
juga berdampak pada jalur aktivasi sel yang menyebabkan apoptosis dan
mengurangi terbentuknya radikal bebas pada kondisi iskemik dan reperfusi otak.
(Christine, 2011).
oksigen rutin untuk stroke akut tidak mengurangi morbiditas dan mortalitas. Studi
lain yang kecil (n = 16) suplementasi oksigen high flow (45L/menit) setelah stroke
tidak terdapat keuntungan klinis dalam waktu 3 bulan. Studi lain menyebukan
bahwa suplementasi oksigen low flow (2L/menit) dalam 24 jam dapat ditoleransi,
saturasi > 90% melalui malam hingga 23% - 59% (Christine, 2011).
Pada stroke fase akut, prediktor paling kuat untuk menilai outcome stroke
adalah severitas (severity) stroke dan usia pasien. Severitas stroke dapat dinilai
laku, defisit lapang pandang, desifit motorik) dan ukuran serta lokasi infark pada
neuroimaging dengan MRI atau CT Scan. Pengaruh penting lain dari outcome
lain : usia, severitas, stroke karena kardiak emboli, status fungsional sebelum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Sistem kolateral
sendiri merupakan cara cepat untuk kompensasi saat terjadi penurunan aliran
Tekanan darah
bahwa tingginya tekanan darah pada level tertentu berkaitan dengan tingginya
Hiperglikemi setelah stroke akut berhubungan dengan luasnya volume infark dan
data penelitian yang menyebutkan bahwa dengan menurunkan kadar gula darah
Salah satu penelitian terbesar adalah penurunan kadar gula darah dengan
pada pasien dengan berhasil diturunkan sampai tingkat ringan dan sedang (median
137 mg/dL).
infus salin dan menghindari larutan glukosa dalam 24 jam pertama setelah
dengan stroke infark dan dapat diatasi dengan pemberian bolus dextrosa atau infus
glukosa 10 – 20% sampai kadar gula darah 80 – 110 mg/dl. (Pokdi Stroke, 2011)
Pada stroke fase akut, prediktor paling kuat untuk menilai outcome stroke
adalah severitas (severity) stroke dan usia pasien. Severitas stroke dapat dinilai
laku, defisit lapang pandang, desifit motorik) dan ukuran serta lokasi infark pada
neuroimaging dengan MRI atau CT Scan. Pengaruh penting lain dari outcome
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Outcome pasien stroke diukur secara kuantitatif pada banyak studi dan
digunakan pada banyak praktek klinik adalah National Institutes of Health Stroke
derajat keparahan stroke (severity) yang sedang dialami pasien. (Matthew & W,
2017).
ekstremitas, ataksia, sensasi, bicara dan bahasa. Penilaian NIHSS dapat digunakan
pada stroke fase akut, untuk screening, assesmen dan monitoring, dengan waktu
pemeriksaan ± 10 menit. Skore ini dapat dilakukan oleh non dokter neurologi dan
mempunyai nilai realibilitas yang baik, namun tidak terdapat penilaian disfagia
yang meliputi domain tingkat kesadaran, orientasi, bicara, fungsi motorik dan
kelemahan wajah. Dapat digunakan untuk penilaian stroke fase akut, asesmen
formal dan monitoring, dilakukan dalam waktu ± 5 menit. Penilaian ini cukup
singkat, namun tidak terdapat penilaian ataksia, lapang pandang, skala relatif
Penilaian lain untuk assesmen stroke dapat berdasarkan status mental yaitu
ASHA FACS, berdasarkan skala depresi yaitu Geriatric Depression Scale (GDS)
BADL/Basic Activities of Daily Living yaitu Barthel Index dan FIM (Functional
Living yaitu PGC Intrumental Activities of Daily Living dan Frenchay Activities
dengan GCS.
A RCT of Routine oksigen 2L/menit selama 72 jam simpel, murah dan dapat
Suplementation Early 141). Median NIHSS awal 6 (7) kesehatan paling dasar.
After Stroke – Effect dan 5 (7). Saturasi oksigen Hasil pada studi ini
3 Hypoxemia in Acute Pasien dengan hipoksemia lebih Single pulse oximetry tidak
Dennis, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
Ada pengaruh saturasi oksigen pada saat masuk rumah sakit terhadap
commit to user