Anda di halaman 1dari 7

Implementasi kalam ke khalifahan

Implementasi kalam kekhalifahan manusia bagi para karyawan dan


sistem PTPN IV kec. NA IX-X kab labura

Abstrak: Penelitian ini mengkaji implementasi kalam kekhalifahan manusia pada karyawan dan
sistem di PTPN IV Kec. IX-X Kab. Labura. Dengan menerapkan prinsip kepemimpinan dalam
konteks kekhalifahan manusia, penelitian ini mengungkap praktik upah di bawah standar bagi
pekerja PKWT, alasan di balik kebijakan PTPN memberikan gaji di bawah UMR, dampak
pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan hak asasi pekerja, izin masyarakat untuk
mengambil sayur dari lahan perusahaan, serta kontrast antara kebijakan tersebut.

Kata Kunci : implementasi;prinsip kepemimpinan;kebijakan gaji;keadilan pekerja

Abstract: This research explores the implementation of human caliphate law on employees
and systems at PTPN IV Kec. IX-X District, Labura. By applying leadership principles within the
context of the human caliphate, the study sheds light on substandard wages for PKWT workers,
the rationale behind PTPN’s policy of offering salaries below the minimum wage, the
repercussions of violating justice and workers’ human rights principles, community permission
to harvest vegetables from company land, and the contrasting nature of these policies.

Keywords :implementation;leadership principles;salary policy;worker justic

Latar belakang

Dalam surah an nisa ayat yang berbunyi

Surah An-Nisa (4:58):

"Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan (menyuruhmu) apabila menetapkan hukum di antara manusia,
engkau (hakim) memutuskan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk
yang sebaik-baiknya; Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

kepemimpinan dan tata kelola yang adil. Ayat tersebut menyiratkan bahwa pemberian
amanat kepada mereka yang berhak dan pengambilan keputusan dengan adil
merupakan prinsip fundamental dalam Islam. Dalam konteks penelitian terhadap
karyawan PTPN IV, pelaksanaan prinsip kalam kekhalifahan manusia dapat
menciptakan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memberikan amanat dengan tepat dan


menegaskan bahwa pemberian keputusan hukum harus dilakukan dengan keadilan.
Oleh karena itu, ayat ini dapat dihubungkan dengan upaya untuk mengatasi
permasalahan upah di bawah standar dan ketidakadilan dalam hak-hak pekerja di PTPN
IV, sejalan dengan prinsip-prinsip kalam kekhalifahan manusia yang mengedepankan
keadilan dan keberlanjutan.

Implementasi kekhalifahan adalah proses di mana menerapkan prinsip-prinsip


kekhalifahan manusia dalam struktur, kebijakan, dan budaya kerja mereka. Intinya
terletak pada pemahaman bahwa manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah
atau pemimpin atas bumi. Dalam konteks organisasional, hal ini melibatkan
pembentukan kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai etika, keadilan, dan tanggung jawab
sosial. Kepemimpinan tersebut harus menjadi teladan dengan memberikan inspirasi
melalui ajaran, contoh, kasih sayang, dan empati sesuai dengan prinsip kekhalifahan.

Dari perspektif Islam, praktik memberikan upah di bawah standar kepada pekerja,
terutama pegawai PKWT, bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai
keadilan, tetapi juga melanggar ajaran kemanusiaan dalam Islam. Islam menekankan
bahwa setiap individu memiliki hak-hak ekonomi yang harus dihormati, dan pemberian
upah yang adil merupakan bagian integral dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam kerangka kalam kekhalifahan manusia, perusahaan dianggap sebagai wakil atau
khalifah yang harus bertanggung jawab tidak hanya terhadap kepentingan ekonomi
mereka sendiri, tetapi juga terhadap kesejahteraan umum.

Selain itu, Islam juga menitikberatkan pada prinsip-prinsip keberlanjutan dan


pemeliharaan lingkungan. Memberikan izin kepada masyarakat untuk mengambil bahan
pangan dari lahan perusahaan, terutama yang tumbuh sebagai hasil dari penanaman
sawit, mencerminkan sikap bertanggung jawab terhadap ekosistem dan
memberdayakan komunitas setempat. Prinsip kalam kekhalifahan manusia dalam Islam
menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi dan keberlanjutan sumber
daya alam.

Dengan demikian, dari sudut pandang Islam, langkah-langkah konkrit yang diambil
untuk menghormati hak pekerja, menerapkan keadilan, dan memberdayakan
masyarakat dalam konteks PTPN IV merupakan implementasi nyata dari prinsip-prinsip
kalam kekhalifahan manusia. Dalam hal ini, perspektif Islam menyediakan panduan etis
dan moral yang kuat untuk membentuk lingkungan kerja yang tidak hanya berpihak pada
kepentingan perusahaan, tetapi juga memberikan manfaat positif yang luas pada
masyarakat dan lingkungan sekitar.

Dari perspektif sosial dan budaya, kasus PTPN IV mencerminkan dinamika yang
terjadi dalam masyarakat dan budaya tempat perusahaan beroperasi. Praktik
memberikan upah di bawah standar kepada pekerja, terutama pegawai PKWT,

2
menciptakan dampak sosial yang signifikan, seperti kesenjangan ekonomi dan
ketidaksetaraan akses terhadap hak-hak pekerja. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidakpuasan di kalangan pekerja, merusak hubungan sosial, dan memperburuk
kondisi ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan.

Dalam konteks budaya, penting untuk memahami bahwa budaya organisasi


memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku perusahaan. Jika budaya organisasi
mendorong keadilan, tanggung jawab sosial, dan penghargaan terhadap hak asasi
pekerja, ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
kesejahteraan bersama. Sebaliknya, budaya yang kurang peduli terhadap nilai-nilai
sosial dan budaya dapat menyebabkan ketidakharmonisan di antara anggota
masyarakat.

Langkah-langkah implementasi prinsip kalam kekhalifahan manusia di PTPN IV,


seperti memberikan izin kepada masyarakat untuk mengambil bahan pangan dari lahan
perusahaan, dapat dipandang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan positif
dengan komunitas lokal. Ini mencerminkan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
budaya setempat serta upaya untuk membangun kemitraan yang saling
menguntungkan.

Dengan mempertimbangkan perspektif sosial dan budaya ini, langkah-langkah konkrit


dalam merespons tantangan yang dihadapi oleh karyawan PTPN IV dapat menciptakan
dampak positif yang lebih luas dalam masyarakat dan budaya setempat. Ini juga dapat
membentuk dasar untuk kerjasama yang lebih baik antara perusahaan dan komunitas di
sekitarnya.

Selain itu, implementasi kekhalifahan membutuhkan partisipasi aktif karyawan dalam


pengambilan keputusan, pembentukan budaya organisasi yang mendukung keadilan,
dan integrasi nilai-nilai kekhalifahan dalam segala aspek, mulai dari kebijakan upah
hingga hak asasi pekerja. Pendidikan dan pelatihan terkait kekhalifahan juga kunci untuk
meningkatkan pemahaman dan komitmen karyawan terhadap prinsip-prinsip tersebut.
Dengan demikian, implementasi kekhalifahan tidak hanya sebatas merumuskan
kebijakan, tetapi juga melibatkan pembentukan budaya yang mencerminkan nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan dalam setiap tindakan dan keputusan organisasional.

Implementasi kekhalifahan merujuk pada penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai


kekhalifahan manusia dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam konteks
organisasional atau manajemen. Konsep kekhalifahan berasal dari nilai-nilai Islam yang
menekankan tanggung jawab manusia sebagai khalifah (pemimpin atau wakil) di muka
bumi. Dalam konteks ini, implementasi kekhalifahan mengacu pada cara organisasi atau
individu menerapkan prinsip-prinsip kekhalifahan dalam tindakan sehari-hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi implementasi kekhalifahan

3
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kekhalifahan dalam konteks
organisasional melibatkan dinamika internal dan eksternal. Beberapa faktor kunci
meliputi:

1. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi:


Kepemimpinan yang mendorong nilai-nilai kekhalifahan dan membentuk budaya
organisasi yang mengedepankan keadilan, integritas, dan tanggung jawab sosial
dapat memfasilitasi implementasi kekhalifahan.

2. Partisipasi Karyawan:
Tingkat partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan
serta pelaksanaan kebijakan organisasi memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan implementasi kekhalifahan.

3. Pendidikan dan Pelatihan:


Investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman
karyawan tentang nilai-nilai kekhalifahan dan penerapannya dalam pekerjaan sehari-
hari dapat memperkuat implementasi.

4. Sistem Penghargaan dan Pengakuan:


Sistem penghargaan yang adil dan pengakuan terhadap kontribusi karyawan yang
sejalan dengan nilai kekhalifahan dapat memberikan insentif positif untuk
menerapkan prinsip-prinsip tersebut.

5. Dukungan dari Pemangku Kepentingan (Stakeholders):


Dukungan dari pihak-pihak terlibat, termasuk manajemen tingkat atas, pemilik
perusahaan, dan masyarakat, dapat membantu menciptakan lingkungan yang
mendukung implementasi kekhalifahan.

6. Kondisi Ekonomi dan Industri:


Faktor-faktor ekonomi dan kondisi industri, seperti persaingan pasar dan tekanan
finansial, dapat mempengaruhi sejauh mana organisasi dapat mengimplement
asikan prinsip-prinsip kekhalifahan.

7. Regulasi dan Kebijakan Eksternal:


Kondisi regulasi dan kebijakan eksternal, baik di tingkat lokal maupun nasional, dapat
memengaruhi kemampuan organisasi untuk menerapkan prinsip-prinsip
kekhalifahan, terutama terkait dengan hak asasi pekerja dan upah.

8. Kesadaran Lingkungan:
Kesadaran terhadap isu-isu lingkungan dan tanggung jawab sosial juga dapat
menjadi faktor yang memotivasi organisasi untuk menerapkan kekhalifahan dalam
kebijakan dan praktik mereka.

Kombinasi dari faktor-faktor ini membentuk konteks di mana implementasi


kekhalifahan dapat berhasil atau mengalami hambatan. Dengan memperhatikan faktor-

4
faktor ini, organisasi dapat lebih efektif dalam menerapkan prinsip-prinsip kekhalifahan
untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam konteks penelitian terhadap karyawan PTPN IV di Daerah Labuan Batu Utara,
khususnya di Kampung Bringin2, PKS menghadapi tantangan serius terkait upah
pekerja yang sering kali berada di bawah standar dan kurang memberikan hak-hak yang
seharusnya, seperti asuransi kesehatan atau cuti. Permasalahan ini terutama terfokus
pada pegawai PKWT, menciptakan pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan hak asasi
pekerja.

Tapi untuk menutupi kebutuhan pangan pihak PTPN membebaskan masyarakat


mengambil sayur sayuran yang ada di lahan sawit seperti pakis, kangkung, dan jamur
serta pihak PTPN juga memperbolehkan masyarakat mengambil lidi dari pelepah sawit
untuk di jual agar dapat menutupi gaji pegawai yang di bawah setandar

Dampak dari praktik ini tidak hanya terbatas pada tingkat individu, tetapi juga
merembes ke masyarakat secara lebih luas, menciptakan kesenjangan sosial dan
ekonomi yang merugikan. Perlakuan tidak adil terhadap pekerja dapat mengakibatkan
lingkungan kerja yang tidak sehat, merugikan produktivitas, dan merusak hubungan
sosial di antara anggota masyarakat.

Masyarakat yang menghormati hak-hak pekerja dan memastikan upah yang adil
menjadi kunci untuk membentuk lingkungan ekonomi yang saling menghargai. Meskipun
para pekerja terkadang terpaksa bekerja karena faktor ekonomi dan keterbatasan
mereka, implementasi prinsip kalam kekhalifahan manusia di PTPN IV diharapkan dapat
menjadi fondasi yang lebih adil dan berkelanjutan dalam hubungan antara perusahaan
dan karyawan.

Praktik upah di bawah standar memberikan dampak yang meresahkan terhadap


kondisi pekerja PKWT di PTPN IV. Ketidakcukupan upah untuk memenuhi kebutuhan
dasar, seperti makanan, perumahan, dan pendidikan, mengancam kesejahteraan
mereka. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan ekonomi yang nyata antara pekerja dan
pihak pengusaha, memicu ketidakstabilan keuangan, sehingga pekerja kesulitan
menabung atau merencanakan masa depan finansial.

Meskipun PTPN IV membebaskan masyarakat untuk mengambil bahan pangan dari


lahan perusahaan, seperti pakis di bawah sawit, lidi pohon sawit, kangkung yang tumbuh
dari limbah sawit, jamur yang bisa dikonsumsi dari sawit, dan lain-lain, implementasi
prinsip kalam kekhalifahan manusia menjadi sangat krusial. Tantangan serius yang
dihadapi oleh karyawan, terutama di Kampung Bringin 2, mencakup pelanggaran
terhadap prinsip keadilan dan hak asasi pekerja.

Dampak dari praktik upah di bawah standar tidak hanya terbatas pada tingkat individu,
melainkan merembes ke dalam masyarakat secara lebih luas, menimbulkan
kesenjangan sosial dan ekonomi yang merugikan. Perlakuan tidak adil terhadap pekerja
mengganggu lingkungan kerja yang sehat, merugikan produktivitas, dan merusak

5
hubungan sosial. Situasi ini memerlukan langkah-langkah implementasi prinsip kalam
kekhalifahan manusia di PTPN IV sebagai fondasi yang lebih adil dan berkelanjutan
dalam hubungan antara perusahaan dan karyawan. Perhatian khusus terhadap nilai-nilai
kekhalifahan, seperti keadilan, tanggung jawab sosial, dan penghargaan terhadap hak
asasi pekerja, dapat membentuk lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
kesejahteraan bersama. Langkah positif, seperti memberikan izin kepada masyarakat
untuk mengambil bahan pangan dari lahan perusahaan, menunjukkan kesadaran
terhadap tanggung jawab sosial dan kemanusiaan, sejalan dengan prinsip kalam
kekhalifahan manusia.

Rumusan Masalah
1. Alasan PTPN mempersilahkan masyarakat mengambil sayur
2. Alasan PTPN memberikan gaji di bawah UMR

METODE

1. Jenis penelitian:
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.ini
melibatkan analisis mendalam terhadap kondisi spesifik karyawan PTPN IV di Kampung
Bringin 2 agar Fokus pada pemahaman konteks dan dampak praktik upah di bawah
standar terhadap individu dan masyarakat dengan Tujuan utama adalah memahami
secara rinci tantangan yang dihadapi para karyawan dan efeknya dalam lingkungan
kerja dan masyarakat bisa diterapkan dengan wawancara dan observasi

2. Tujuan Penelitian:
Tujuan utama penelitian adalah memahami dampak praktik upah di bawah standar
terhadap kesejahteraan karyawan. Melalui analisis mendalam, penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan hak asasi pekerja,
terutama dalam kerangka kekhalifahan manusia.

3. Sumber Data:
Sumber data utama melibatkan wawancara dengan karyawan PTPN IV, khususnya
mereka yang berstatus pegawai PKWT. Observasi langsung akan dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman kontekstual tentang lingkungan kerja dan interaksi sosial di
Kampung Bringin 2. Selain itu, data dari dokumen perusahaan, seperti kebijakan upah
dan informasi kesejahteraan karyawan, juga akan diambil.

4. Proses Pengumpulan Data:


Proses ini melibatkan wawancara mendalam dengan karyawan untuk memahami
pengalaman mereka terkait upah, hak asasi pekerja, dan kondisi kerja. Observasi
langsung akan dilakukan untuk memperoleh pemahaman kontekstual tentang
lingkungan kerja dan interaksi sosial di kampung. Pengumpulan data juga mencakup
analisis dokumen perusahaan untuk memahami lebih lanjut kebijakan upah dan
kesejahteraan karyawan.

6
5. Analisis Data:
Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dengan mencari pola, tema, dan
tren dalam wawancara, observasi, dan data dokumen. Fokus analisis akan diberikan
pada identifikasi dampak praktik upah di bawah standar terhadap kesejahteraan individu
dan masyarakat. Pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan hak asasi pekerja juga
akan dievaluasi.

Kata kunci

1. Makna kehadiran Tuhan dalam aktivitas bisnis


2. Tuhan adalah kepatuhan dan moral atau etika bisnis
3. Menciptakan kemakmuran bagi alam dan segala isinya
4. Harus lah mengacu pada kemaslahatan

Pertanyaan untuk wawancara

1. Apakah dengan kehadiran Tuhan di jiwa masing masing pemilik bisnis dan
pekerja membuat aktivitas bisnis menjadi lebih baik? (Ya/tidak)

2. Apakah tuhan memengaruhi kebijakan upah dan kesejahteraan pekerja di


PTPN IV? (Ya/Tidak)

3. Apakah tindakan PTPN IV membebaskan masyarakat untuk mengambil


makanan dari lahan perusahaan sesuai dengan niat untuk menjaga kemakmuran
bagi alam dan segalanya? (Ya/Tidak)

4.Apakah langkah-langkah PTPN IV, seperti memberikan izin kepada masyarakat


untuk mengambil sayuran dan lidi, bertujuan untuk kepentingan dan
kesejahteraan bersama? (Ya/Tidak)

Anda mungkin juga menyukai