Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

Prinsip dan Dimensi Administrasi Publik

A. Prinsip-Prinsip Administrasi Publik

Prinsip adalah pernyataan yang fundamental, yang berlaku umum sehingga

sebaiknya dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan. Berkaitan dengan

hal itu, orang berpendapat bahwa prinsip administrasi dapat di terapkan dan akan

memberikan hasil sebagaimana yang di harapkan dalam setiap lingkungan administrasi

terlepas dari kebudayaan, lingkungan, fungsi, tugas, atau kerangka institusional, tanpa

kecuali.

(Wirman, 2012: 155)

Pada zaman BJ. Habibie prinsip administrasi publik yang paling menonjol atau

yang paling dipentingkan adalah prinsip memperhatikan kepentingan masyarakat. Dalam

prinsip ini pihak publik melakukan sejumlah perubahan mendasar atau substansi. Pada

era Habibie telah dihasilkan UU antimonopoli (UU Persaingan Sehat) dan telah

dilakukan perubahan UU partai politik. Artinya disini prinsip utama yang diterapkan oleh

pihak publik adalah memperhatikan kepentingan masyarakat agar masyarakat menjadi

lebih sejahtera.

(Hidayat, 2007: 34)

* Muhammad Abdul Husen

1
Pelayanan publik merupakan suatu tanggung jawab pemerintah beserta aparaturnya

kepada masyarakat dalam rangka menciptakan dan mewujudkan kondisi masyarakat yang adil,

makmur, dan sejahtera. Pelayanan publik sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam

menyejahterakan masyarakatnya. Salah satu esiensi dari kepemerintahan yang baik adalah

terciptanya suatu produk pelayanan yang efektif, efisien, dan akuntabel dari pemerintah yang

diarahkan kepada masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun

2009 pasal 1 ayat (1) tentang pelayanan publik disebutkan bahwa “Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang jasa, dan

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.1 Amanat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 menjadi acuan bagi penyelenggara

negara untuk memberikan pelayanan secara optimal dan maksimal yang menjadi rujukan bagi

masyarakat dalam menerima pelayanan. Karena itu salah satu yang menjadi prinsip utama dalam

administrasi publik dalam birokrasi adalah bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada

kepada masyarakat.

(Fidyah, 2018: 1)

Berkaitan dengan hal itu, sebagian orang berpendapat bahwa prinsip-prinsip

administrasi dapat di terapkan dan akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang

di harapkan, ini di sebut pandangan normatif.

prinsip-prinsip administrasi publik, W.F. Willoughby (Pasolog:2007) berpendapat

bahwa :

1. Dapat ditemukan prinsip-prinsip administrasi yang bersifat ilmiah.

2. Prinsip-prinsip ini dapat dikemukakan melalui studi yang bersifat induktif.

2
3. Para administrator akan menjadi tenaga-tenaga yang ahli dalam melaksanakan

tugas apabila mereka mempelajari bagaimana menerapkan prinsip-prinsip

tersebut.

(Pasolong, 2007: 13)

Prinsip-prinsip administrasi publik menurut Henri Fayol yaitu :

1. Devision of work, atau pembagian kerja

Prinsip ini sama dengan prinsip pembagian tenaga kerja menurut Adam Smith.

Prinsip ini merupakan upaya yang harus di pertimbangkan untuk mendapatkan

efisiensi dalam menggunakan tenaga kerja, baik itu manajerial maupun teknis.

Contoh, dalam sebuah perusahaan atau bidang pemerintah adanya pembagian

kerja atau berupa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) agar dalam menjalankan

pekerjaan para pekerja jelas dan lebih efisien.

2. Authority dan respontability, atau wewenang dan tanggung jawab

Harus ada hubungan antara wewenang dan tanggung jawab. Tanggung jawab

merupakan akibat yang timbul dari adanya wewenang . Contoh, adanya

wewenang yang dimiliki oleh seorang pemimpin perusahaan atau pemerintah

untuk menjalankan sesuatu namun dalam menjalankan wewenang tersebut harus

ada pertanggung jawaban dari pimpinan atas wewenangnya tersebut.

3. Discipline atau disiplin

Disiplin adalah sikap atau prilaku yang selalu sesuai dengan ketentuan. Dengan

demikian, dengan sikap yang disiplin akan dapat menjamin tercapainya tujuan.

Contoh, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam waktu.

3
4. Unity of command, atau kesatuan komando

Dengan adanya kesatuan komando atau perintah, maka akan tercapai kesatuan

tujuan karena para pegawai menerima perintah dari seorang atasan. Contoh,

dalam melakukan suatu pekerjaan para anggota atau staf mengikuti satu perintah

dari atasannya.

5. Unity of direction, atau kesatuan arah

Setiap kelompok yang memiliki tujuan, harus di pimpin oleh seorang pemimpin

dan memiliki kesatuan arah tujuan yang sama. Contoh, dalam bekerja semua

anggota harus searah dalam bekerja untuk mencapai tujuan.

6. Suburdination of individual interest to the general interest, atau mendahulukan

kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Prinsip ini harus tegas di nyatakan

oleh setiap pribadi jika menghadapi dua kepentingan yang berlawanan.

7. Remuneration, atau pemberian upah

Prmberian sebagai balas jasa, dan sebagai alat motivasi dan dorongan untuk

bekerja sebaik mungkin. Contoh, adanya pemberian gaji atau honor kepada

karyawan atau pegawai.

8. Centralization atau pemusatan

Penugasan wewenang yang dimiliki yang mana mengurangi keterlibatan dalam

pengambilan keputusan. Contoh, pemerintah dalam menjalankan fungsinya

seperti fungsi pembangunan harus ada pemusatan pada suatu tujuan agar lebih

cepat dan tertata.

9. Scalar chain, atau jenjang hirarki

4
Tingkat wewenang yang dimiliki, garis wewenang dari manajemen puncak pada

tingkatan bawahnya. Contoh, dalam suatu organisasi ada susunan dan struktur

jabatan mulai dari pimpinan sampai bawahan agar semuanya jelas bekerja dan

bertanggung jawab kepada siapa. Misalnya, dalam manajemen adanya tingkatan

yaitu top level management (tingkat atas), middle level management (tingkat

menegah) dan lower management (tingkta bawah).

10. Order, atau ketertiban

Orang dan bahan-bahan dapat di tempatkan dalam hal yang tepat dan waktu yang

tepat. Contoh, adanya penertiban agar masyarakat tidak melepaskan hewan ternak

di tempat umum agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.

11. Equity, atau keadilan

Perlakuan adil pada semua pihak, berbuat baik serta terbuka. Contoh, adanya

keadilan jika sesorang itu salah meskipun dia atasan atau orang terhormat tetap

diberi sanksi dan begitupun jiklau orang itu karyawan kalau dia baik dan benar

tetap diberi penghargaan.

12. Stability of tenure of personnel, atau stabilitas jabatan kariawan

Stabilitas jabatan, perputaran atau ketidakstabilan jabatan akan menyebabkan

ketidakefisienan. Contoh, kurangnya merekrut pegawai baru dan memberhentikan

karyawan lama.

13. Initiative, atau inisiatif

Memulai dan membawa rencana yang akan menggunakan upaya pada tingkat

tinggi, atau daya perkasa. Contoh, dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan,

untuk mencapai tujuannya banyak para karyawan yang mengeluarkan ide atau

5
inisiatif sendiri tapi tidak keluar dari aturan dan pokok pekerjaan agar

terwujudnya suatu tujuan.

14. Esprit de corps, atau rasa persatuan

Persatuan yang korp, yang tercipta dari keharmonisan dan kesatuan dalam

organisasi. Contohnya adanya rasa kekeluargaan dalam sebuah organisasi, dimana ketika

seseorang sakit maka semua anggota akan merasa sakit juga.

( Pasolong, 2007: 14)

Sedangkan menurut Herbert Simon, dalam Pasolog (2011) prinsip administrasi ada 4,

yaitu :

1. Efisiensi administradi dapat ditingkatkan melalui spesialisasi tugas di kalangan

kelompok.

2. Efisiensi administrasi di tingkatkan dengan anggota kelompok di dalam suatu

hirarki yang pasti.

3. Efisiensi administrasi dapat di tingkatkan dengan membatasi jarak pengawasan

pada setiap sektor di dalam organisasi sehingga jumlahnya menjadi kecil.

4. Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengelompokkan pekerjaan, untuk

maksud-maksud pengawasan berdasarkan tujuan, proses, langganan, dan tempat.

(Pasolog, 2011:11)

Kemudian, prinsip-prinsip administrasi tersebut semakin luas dan mendetail.

Berbagai kritik yang biasanya di kemukakan terhadap prinsip-prinsip administrasi antara

lain :

6
1. Sifat normatif prinsip-prinsip administrasi, padahal kebudayaan, lingkungan,

fungsi, tugas, dan kerangka institusional dimana administrasi itu berlangsung

berbeda-beda.

2. Metodologi yang dipergunakan untuk merumuskan prinsip-prinsip administrasi

itu tidak konsisten. Akibatnya untuk setiap prinsip selalu di kemukakan prinsip

perlawanannya, misalkan :

a. Span of control versus jenjang hierarki

b. Unity of comment versus delegation of authority

3. Nilai-nilai ekonomi dan efisiensi sering kali dipandang terlalu dangkal.

(Wirman, 2012: 158)

Seperti telah dimaklumi bahwa prinsip adalah pernyataan yang fundamental, yang

berlaku umum sehingga sebaiknya dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan

tindakan. Berkaitan dengan hal itu, orang berpendapat bahwa prinsip-prinsip administrasi

publik dapat diterapkan dan akan memebrikan hasil sebagaimana diharapkan dalam

setiap lingkungan administrasi terlepas dari kebudayaan, lingkungan, fungsi, tugas, atau

kerangka institusional, tanpa kecuali (berlaku dimana dan kapan saja).

Kenyataan juga menunjukkan bahwa apabila penerapan prinsip-prinsip tertentu

tidak disertai dengan kepemahaman (karena tidak mau tahu terhadap kenyataan

empiris),hasilnya justru menimbulkan “efek bumerang” (dengan menerapkan prinsip-

prinsip tertentu orang berusaha untuk mencapai hasil baik.

7
Kemudian, prinsip-prinsip administrasi tersebut semakin luas dan mendetail.

Berbagai kritik yang biasanya dikemukakan terhadap prinsip-prinsip admistrasi antara

lain sebagai berikut:

1. Sifat normatif prinsip-prinsip administrasi, padahal kebudayaan, lisngkungan,

fungsi, tugas, dan kerangka institusional di mana administrasi itu berlangsung

berbeda-beda.

2. Metodologi yang dipergunakan untuk merumuskan prinsip-prinsip administrasi

itu tidak konsisten. Akibatnya, untuk setiap prinsip selalu diketemukan prinsip

perlawanannya, misalnya :

a. Span of control versus jenjang hierearki

b. Unity of comment versus delegation of authority

3. Nilai-nilai ekonomi dan efisiensi sering kali dipandang terlalu dangkal.

(Asna, 2012: 11-12)

8
DAFTAR PUSTAKA

Asna, Aneta. 2012. Perkembangan Teori Administrasi Publik. Gorontalo:

Universitas Negeri Gorontalo

Fidyah, Nita. 2018. Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Dalam

Pelayanan Administrasi. Makasar: Universitas Negeri Makasar

Harbani, Pasolog. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Harbani, Pasolog. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Misbah, L. Hidayat. 2007. Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif

Pemerintah Tiga Presiden. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wirman, Syafri. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta; Erlangga.

9
EMPAT PRINSIP REVITALISASI KONSEP PUBLIK :

Berdasarkan pemahaman terhadap prespektif tentang publik, khususnya tentang

prespektif kewarganegaraan. Menurut Frederickson(1997) dalam Kariono(2015) ada

empat prinsip yang dapat dijadikan pedoman tentang bagaimana konsep publik dapat

direvitalisasi eksistensinya, baik sebagai ide maupun sebagai praktek.

 Prinsip 1: Konsep publik harus dibangun melalui pemberdayaan konstitusi.

 Setiap tindakan pejabat publik harus berbasis pada konstitusi.

 John rohr(1986) misalnya menyatakan bahwa administrator publik harus

menjunjung tinggi dan mengabdi pada konstitusi. Menurutnya,

kompetensi moral mereka harus jauh berada di atas kompetensi teknis.

 Oleh karena itu, bagi Rohr yang terpenting bukanlah kemampuan para

pejabat publik untuk menghafal konstitusi mereka untuk menjadikan

konstitusi sebagai dasar dari setiap tindakannya.

 Rohr juga menyatakan, bahwa keabsahan suatu pemerintahan terutama

dilegitimasi melalui tindakannya untuk meneriman dan menjalankan

konstitusi yang berlaku, dan bukan hanya ditentukan melalui proses

pemilihan yang demokratis.

10
 Tindakan pejabat-pejabat pemerintahan tidak hanya diatur oleh keputusan

mayoritas tetapi oleh prinsip dan moral dasar yang ada dalam konstitusi.

Dengan demikian tindakan pelecehan terhadap publik oleh para pejabat

pemerintah dapat dihindari

* (Mimi Sarmila)

 Prinsip 2: Konsep publik harus berdasarkan pada pengertian tentang warga negara

yang berbudi luhur ( Virtous Citizen)

 Dalam hal ini berlaku rangkaian kata bijak, bahwa suatu rezim

pemerintahan tidak akan lebih baik dari masyarakat yang mereka wakili.

Oleh karena itu, untuk melahirkan rezim yang baik perlu dibangun warga

negara yang baik pula yang merupakan sumber dari mana pemerintah

tersebut berasal.

 Dengan dasar pemikiran tersebut, dapat diidentifikasikan ada empat

karakter yang perlu diperhatikan dalam konmsep Virtous Citizen, yaitu:

1. Setiap warga negara harus mengerti dokumen pendidikan

negara dan dapat menerapkan filsafat moral dalam menilai

kebijakan yang dibuat oleh pejabat publik.

2. Setiap warga negara seharusnya mempunyai kepercayaan

(believes), bahwa nilai-nilai yang dianut oleh rezim adalah

benar dan tepat, tidak hanya sesuatu yang diterima secara

mayoritas.

11
3. Setiap warga negara diharapkan memiliki tanggung jawab

moral individu, sehingga apabila terdapat situasi kompromi

dengan nilai-nilai rezim, virtous citizen dapat bertindak

mempertahankan nilai-nilai yang ingin ia anggap benar.

4. Setiap warga negara diharapkan memiliki

kesantunan(civility) bertindak dengan segala aspeknya,

terutama kesabaran( forbearance) dan toleransi(tolerance).

 Prinsip 3: Konsep publik harus dibangun berdasarkan pada pembentukan dan

usaha mempertahankan sistem dan prosedur kepentingan publik.

 Administrasi publik hendaknya tidak hanya terikat pada prinsip efisiensi

dan ekonomi, namu juga pada keadilan sosial(social equity) serta nilai-

nilai yang lebih liuas dan umum seperti yang telah disebutkan dalam

prinsip nomor 2 diatas.

 Dengan memahami nilai yang lebih luas dan umum, para pejabt publik

tidak memperlakukan dan merspons kepentingan publik dari segi ekonomi

semata, namun juga dari segi lain yang lebih fundamental seperti aspek

moral,kultural, dan spiritual.

 Prinsip 4: Konsep publik harus didasarkan pada kebajikan dan kasih

 Secara moral, tujuan utama sebuah pemerintahan adalah berusaha

memperluas perlindungan nilai-nilai rezim kepada seluruh warga negara.

12
Jika benar demikian, maka administrasi publik harus memiliki karakter

dan dijalankan pada kebijakan dan kasih sayang.

 Warga negara dan para pejabat publik yang baik akan menghargai dan

memahami hukum sebagai kepedulian pada kepentingan orang lain seperti

kepedulian pada kepentingannya sendiri.. mereka juga akan

mengusahakan dengan segala kemampuannya, kesejahteraan seluruh

masyarakat yang merupakan saudara-saudaranya.

 Demikian pula rezim yang berkuasa akan bertindak sama, karena mereka

adalah penjelmaan publik yang mendapat amanah yang perlu ditunaikan.

 Dengan menggunakan empat prinsp tersebut, revitalisasi konsep publik

dapat segera dan seharusnya dilakukan.

(Kariono, 2015: 27-30)

Ada beberapa prinsip-prinsip administrasi publik menurut F.W Taylor dalam jurnal

Doni Teguh (2012):

 Perlu mengembangkan ilmu manajemen sejati untuk memperoleh kinerja baik.

 Perlu dilakukan proses seleksi pegawai ilmiah agar mereka bisa tanggung jawab

dengan kerjanya.

 Perlu ada pendidikan dan pengembangan pada pegawai secara ilmiah.

 Perlu kerjasama yang intim antara pegawai dan atasan.

(Doni, 2012:1)

Prinsip-prinsip administrasi secara umum dalam makalah Rahardian (2018):

 Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan melalui spesialisasi di kalangan

kelompok

13
 Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan anggota kelompok di dalam suatu

hirarki yang pasti

 Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi jarak pengawasan

pada setiap sektor di dalam organisasi sehingga jumlahnya menjadi kecil

 Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengelompokkan pekerjaan, untuk

maksud-maksud pengawasan berdasarkan : tujuan, proses, langganan, tempat

(Rahardian, 2018: 16)

DAFTAR PUSTAKA

Dony, Teguh. 2012. Prinsip-prinsip Administrasi Negara. Malang: Universitas Brawijaya

Kariono. 2015. Prinsip-prinsip Administrasi Publik. Medan: Universitas

Medan Area

Rahardian. 2018. Makalah Administrasi Publik Yang Efisien. Jakarta: Institut STIAMI

14
B. Dimensi-Dimensi yang Dipelajari pada Administrasi Publik

Kemudian menurut Yeremias T. Keban (2004) ruang lingkup suatu administrasi

publik meliputi dimensi-dimensi strategis yai tu :

1. Dimensi Kebijakan

Dimensi kebijakan menyangkut proses pembuatan keputusan untuk penentuan

tujuan dan cara atau alternatif terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Proses

tersebut dapt dianalogikan dengan sistem kerja otak manusia dengan arahan atau

tujuan dari suatu tindakan.

2. Dimensi Organisasi

Berkenaan dengan aturan pengaturan struktur dan hierarki yang meliputi bentuk

unit. Pembagian tugas antar unit (lembaga-lembaga publik). Penetapan prosedur

aturan dan standar untuk mencapai tujuan organisasi. Proses tersebut dapat

diumpamakan dengan sistem organ tubuh manusia, yang memiliki peran dan

fungsi tersendiri. Dan siap melaksanakan tugasnya setelah mendapat perintah dari

otak.

3. Dimensi Manajemen

15
Menyangkut proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang telah dirancang dapat

diimplementasikan (digerakkan, diorganisir, dan dikontrol) untuk mencapai

tujuan organisasi melalu prinsip-prinsip tertentu.

* Rahma Yumelda Putri

4. Dimensi Moral dan Etika

Menjadi salah satu diimensi yang terpenting dalam administrasi publik karena

kegiatan administrasi publik berkenaan dengan maksud dan tujuan publik tertentu,

diarahkan untuk memuaskan kepentingan atau kebahagiaan publik, dan dijalankan

dengan kewajiban dan motif yang benar.

5. Dimensi Lingkungan

Dinamika atau perubahan dimensi internal administrasi publik seperti kebijakan,

manajemen, organisasi, moral atau etika, dan kinerja dalam administrasi publik,

sangat dipengaruhi yaitu lingkungan. Baik bagaimana situsi lingkungan disini

dapat dilihat dari sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam suatu negara

yang sangat mempengaruhi atau mendikte administrasi publik. Karena itu

kemampuan mengenal dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sangat

penting.

6. Dimensi Akuntabilitas Kinerja

Untuk apakah kebijakan, porganisasi, manajemen, dan moral yang dijalankan

secara profesional? Dan untuk apakah harus disesuaikan dengan lingkungan?

16
Jawabnya terhadap pertanyaan tersebut berkenaan dengan tuntutan akuntabilitas

yaitu bahwa dunia administrator yang telah dipercayakan sebagai pihak yang

perbuatan dan keputusannya kepada publik seharusnya mereka layani dalam

bentuk kerja. Dengan demikian dimensi terakhir dari administrasi publik adalah

dimensi akuntabilitas kinerja. Dimensi ini menggambarkan bukti nyata tentang

kehadiran dan kegunaan riil dari administrasi publik dalam suatu negara.

Dimensi-dimensi administasi negara yang dimaksudkan tersebut ialah adanya

suatu kenyataaan bahwa administrasi negara bisa terjadi pada semua tatanan administrasi

tanpa mempedulikan kebudayaan, fungsi, lingkungan, misi, atau kerangka institusi. Ia

bisa diterapkan dan diikuti di biodang apapun tanpa terkecuali. Kenyataan ini

memberikan penegasan bahwa prinsip-prinsip administrasi tersebut bisa diterapkan dan

dipakai oleh negar a-negara yang berbeda kebudayaan, lingkungan, fungsi, misi, dan atau

kerangka institusi. Dengan demikianbisa terjadi administrasi negara di barat atau di

timur, asalkan prinsip-prinsip tersebut digunakan.

(Yeremias, 2011: 11)

Dimensi-Dimensi Administrasi Publik dalam Islam

Dimensi-dimensi strategis dalam administrasi publik untuk mencapai tujuan

pelayanan kepada masyarakat secara berkualitas sangat sejalan dengan nilai-nilai

yang ada dalam Islam. Hal ini karena Islam memuat dan mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Sejumlah teoritisi

mengakui bahwa nilainilai Islam turut mempengaruhi administrasi publik, seperti kinerja,

etika, akuntabilitas

17
 Dimensi Kebijakan

Kebijakan publik dalam Islam berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat

melalui pemerintahan yang amanah.Pemerintah yang amanah merupakan prinsip

utama karena apabila terjadi penyalahgunaan kewenangan, maka hancurlah wilayah

bahkan negara yang dipimpinnya. Begitu penting dan beratnya kebijakan yang dibuat

oleh pemerintah yang amanah, maka Allah berfirman :”Sesungguhnya Kami telah

mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya

enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan

dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat

bodoh, sehingga Allah mengazab orangorang munafik laki-laki dan perempuan dan

orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat

orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.” (QS. 33: 72-73). Dengan demiian, kebijakan dalam Islam

harus benar-benar mempertimbangkan kepentingan masyarakat, tidak hanya pada

keinginan politik elit tertentu saja.

 Dimensi Struktur Organisasi

Islam senantiasa mendorong pemeluknya melakukan segala sesuatu secara

terorganisir dengan rapi, karena bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir rapi

akan dengan mudah bisa dirusak oleh kebatilan yang tersusun rapi, demikian kutipan

dari Ali Bin Abi Thalib. Islam juga mengingatkan umatnya agar segala pekerjaan

yang akan dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama

agar bisa terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam

18
rintangan yang akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan

rapi. Hal ini sebagaimana tertuang dalam QS.61:4, “Sesungguhnya Allah menyukai

orang yang berperang (berjuang) dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan

mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.

 Dimensi Manajemen

Manajemen dalam sudut pandang Islam merupakan al-tadbir, derivasi dari kata

dabbara (mengatur) yang salah satunya terdapat dalam Al Qur’an : Dia mengatur

urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari

yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. 32 : 05). Fungsi

manajemen seperti planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(pelaksanaan) dan controlling (pengawasan), dijelaskan dalam beberapa ayat al-

Qur’an dan Hadits. Pertama, Planning (perencanaan). Konsep Isalam dalam Al

Qur’an tentang pentingnya perencanaan adalah : “Hai orang-orang yang beriman,

bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. 59:18)”.

 Dimensi Etika

Etika dalam Islam adalah etika dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam

yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari

teladan Nabi Muhammad, yang di dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai

manusia yang paling sempurna akhlaknya. Akhlak merupakan pola tingkah laku

yang mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga menggambarkan

19
perilaku yang baik (tutur kata dan perbuatan). Rasulullah SAW adalah uswah

alhasanah ( teladan yang baik ) sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhya

pribadi Rasulullah merupakan teladan yang baik untuk kamu dan untuk orang yang

mengharapkan menemui Allah dan hari akhirat dan mengingat Allah sebanyak-

banyaknya” (QS. 33:21) dan terdapat pula dalam QS. 68:4 “Dan sesungguhnya

engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung ”.

 Dimensi Lingkungan

Kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya merupakan lingkungan eksternal yang ada di

suatu negara. Keberagamanannya tidak dapat dihindari dan keberadaannya membuat

pertimbangan tersendiri bagi administrasi publik untuk dapat menanganinya dengan baik.

Dalam Islam, keberagaman adalah suatu ketetapan bagi manusia dan manusia harus dapat

memahami keberagaman lingkungan untuk saling mengenal dan berbuat kebaikan. Hal

ini merupakan bentuk ketakwaan terhadap Allah, sebagaimana Firman Allah : “Wahai

Manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar

kamu saling mengenal.Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti” (QS. 49:

13)

 Dimensi Kinerja

Dalam kinerja, Islam mengajarkan tentang akuntabilitas dan transparansi, karena

semua perbuatan harus dupertanggungjawabkan kepada Tuhan dan untuk sesama

manusia. Setiap pekerjaan yang berkaitan dengan orang lain (muamalah) harus

20
dilakukan dengan transparan, tercatat dan tidak manipulatif. Akuntabilitas adalah

nilai dasar manusia berupa pertanggungjawaban semua tindakan dan perkerjaan yang

telah manusia lakukan. Sebagaimana ayat dalam Al Qur’an yang berbunyi: “Apakah

manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung

jawaban)?” (QS. 75 : 36), dan “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati,

semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. 17 : 36) .

(Maya, 2018: 7-9)

DAFTAR PUSTAKA

Yeremias, T.keban. 2014. Enam dimensi strategis administrasi public. Jakarta; Gave Media.

Maya, Wulan. 2018. Dimensi-Dimensi Strategis Administrasi Publik Dalam

Islam. Demak: Universitas Sultan Fatah

21
C. Hubungan-Hubungan Antar Dimensi dalam Administrasi Publik

Analogi mengenai administrasi public sebagai tubuh manusia yang hidup dalam suatu

lingkungan memang sangat tepat, kerena terdapat saling hubungan antara dimensi dengan

dimensi lain.

1. Hubungan lingkungan dengan kebijakan Nampak dari kondisi dan situasi serta potensi

lingkungan yang digunakan sebagai pertimbafnan dalam proses perbuatan kebijakan public,

atau warna suatu kebijakan public sangat ditentukan oleh variasi dan dinamika masalah,

kebutuhan, aspires, potensi, ancaman dan tantangan dari lingkungan baik dalam arti positif

seperti mendatangkan kesejahteraan, membuka akses bagi masyarakat disekitarnya, maupun

dalam arti negative yaitu menambah parah suatu kondisi lingkungan seperti polusi air, udara,

kriminalitas, kebencian, konflik.

(yeremias,2014:11).

2. Lingkungan juga dapat mewarnai struktur organisasi dan manajemen. Lingkungan

masyarakat perkotaan yang relative lebih maju akan mewarnai struktur birokrasi yang

22
melibatkan masyrakat (sebagai forum khusus) agar lebih berpartisipasi dalam perencanaan,

monitoring dan evaluasi, sebaliknya lingkungan masyarakat perdesaan yang belum maju

cenderung dan tidak melibatkan mereka dalam fungsi monitoring dan evaluasi; sebaliknya

lingkungan masyarakat perdesaan yang belum maju cenderung mengandalkan birokrasi

sehingga tidak terbentuk struktur atau forum khusus, dan tidak melibatkna mereka dalam

fungsi monitoring dan evaluasi.

* Elvina Febriani

3. mestinya, tentu dapat merugikan lingkungan yaitu masyarakat yang seharusnya dilayani. Jadi

struktur dan manajemen dapat memengaruhi lingkungan (yeremias,2014:12).

4. Hubungan antar dimensi kebijakan, manajemen, organisasi, moral dapat dilihat dalam

kehidupan birokrasi sehari-hari. Keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu

dapat dipengaruhi oleh moral dan niat baik para pejabat. Sebaliknya, moral yang jelek

muncul apabila ada ruang-ruang gerak atau peluang regulasi atau keputusan yang kurang

tegas.

5. hubungan antara moral dan etika terhadap manajemen dan organisasi juga sangat mudah

dilihat, misalnya melalui penempatan pejabat yang kurang mampu didalam posisi organisasi

tertentu dengan fungsi manajemen tertentu karena kepentingan politik, kelompok dan

pribadi,yang kemudian justru mendatangkan masalah karena tidak menjalankan fungsi

manajemen dengan baik, termasuk mengambil alih tugas pokok dan fungsi dari pejabat

structural lain, sebaliknya manajemen dan organisasipun dapat berpengaruh kepada moral

atau etika, misalnya lemahnya sistim perencanaan dan pengendalian atau control di tubuh

birokrasi, dan ketidak jelasan peran, tugs pokok dan fungsi, yang kemudian memberi ruang

untuk melakukan hal-hal yang tidak etis yang mengarah kepada KKN.

(Yeremias,2014:13)

23
Dari Ibnoe,2016 mengatakan bahwa dalam konteks ini usur-unsur tersebut tidak hanya

dipengaruhi oleh lingkungan, namun juga turut mempengaruhi lingkungannya. Dari saling

pengaruh ini muncul akibat yang dapat dirasakan oleh manusia. Apabila salah satu unsur

terganggu maka akan mengganggu unsur yang lain:

- Dimensi kebijakan :pengambilan keputusan.

- Dimensi Organisasi : berkenaan pengaturan struktur.

- Dimensi manajemen : mengatur, mengorganisir.

- Dimensi moral dan etika : tuntunan moral, berpran dalam membentuk karekter.

- Dimensi lingkungan : suasana yang mempengaruhi organisasi.

- Dimensi akuntabilitas kinerja : pertanggung jawaban.

(Ibnoe,2016:5)

Hubungan antar keenam dimensi ini saling terkait. Terlebih pada dimensi ligkungan,

kebijakan, organisasi, manajemen, dan etika sangat berpengaruh pada kinerja administrasi publik.

Jika kinerja administrasi negara buruk, penyebabnya dapat ditelusuri dari dimensi ini. Hubungan

ini merupakan hubungan yang bersifat strategis (penting) karena kebanyakan masalah kinerja

berasal dari sini.

Dalam resume buku yeremias pada blogspot Lintang:2016 mengatakan Administrasi Publik

berperan sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat, menentukan kestabilan,

ketahanan, dan kesejahteraan suatu Negara. Karena kegiatan administrasi publik pada dasarnya

adalah kegiatan pelayanan masyarakat, baik di bidang kesehatan, pendidikan, keamanan,

ketertiban, perijinan, hukum, ekonomi, dsb. Secara khusus administrasi publik difkuskan pada

aspek manajemen sebagai pelaksanaan dari kebijakan publik. Kegiatan ini dilakukan baik oleh

24
pejabat struktural (pemegang eselon) sampai pejabat non struktural yang tidak memimpin suatu

unit. Tujuan dari kegiatan administrasi publik adalah untuk memenuhi kepentingan publik, apa

yang diinginkan atau dibutuhkan oleh masyarakat umum.

Hubungan antar dimensi strategis administrasi publik memperlihatkan bahwa dimensi

lingkungan dipergunakan sebagai pertimbangan dalam proses pembuatan kebijakan

publik. Suatu kebijakan publik sangat ditentukan oleh variasi dan dinamika masalah,

kebutuhan, aspirasi, potensi, ancaman dan tantangan dari lingkungan. Adapun dimensi

kebijakan juga dapat mempengaruhi dimensi lingkungan melalui langkah-langkah yang

dilakukan terhadap lingkungan. Lingkungan juga dapat mewarnai struktur organisasi dan

manajemen serta moral dan etika. Diakui pula bahwa lingkungan berpengaruh secara

langsung terhadap kinerja, tanpa melalui kebijakan, manajemen, struktur organisasi,

moral dan etika. Hubungan antara dimensi kebijakan, manajemen, struktur organisasi dan

moral dapat dilihat dalam proses administrasi. Kebijakan yang merupakan keputusan

untuk melakukan maupun tidak melakukan sesuatu dari pemerintah dan keputusan ini

dipengaruhi moral dan etika dari pejabat. Moral dan etika yang baik akan menghasilkan

keputusan yang baik, sebaliknya, moral dan etika pejabat yang buruk akan menghasilkan

keputusan yang berdampak negatif bagi publik. Adapun hubungan struktur organisasi dan

manajemen terhadap kebijakan terlihat dari pelaksanaan suatu kebijakan yang telah

dirumuskan dengan baik, namun tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena struktur

organisasi dan manajemen tidak berjalan dengan baik. Struktur organisasi dan

manajemen merupakan serangkaian dimensi yang tidak terpisahkan dimana keduanya

sangat terlihat perannya dalam organisasi. Struktur organisasi yang profesional akan

membuat organisasi berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

25
anggota organisasi, garis kewenangan yang jelas serta koordinasi dan komunikasi antar

anggota dengan pimpinan terjalin dengan baik. Manajemen terlihat dari gaya

kepemimpinan yang dianut, dimana seorang pimpinan/manajer bergaya demokratis

ataukah otoriter. Gaya kepemimpinan demokratis akan menghasilkan struktur sengan

garis komunikasi dua arah, sedangkan gaya kepemimpinan otoriter hanya satu arah.

Apabila kinerja administrasi publik pada suatu saat buruk, maka dapat ditelusuri

penyebabnya dari lima dimensi yang ada. Hal ini karena hubungan yang terjalin antar

dimensi bersifat strategis karena sebagian besar permasalahan kinerja sdministrasi publik

dapat berawal dari masalah pada salah satu dimensi.

(Maya, 2018: 42-43)

26
DAFTAR PUSTAKA

Ibnoe, Soedjono. 2016. Dimensi-Dimensi Administrasi Publik.

Lintang, Ayu. 2016. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Maya, Wulan. 2018. Dimensi-Dimensi Strategis Administrasi Publik Dalam

Islam. Demak: Universitas Sultan Fatah

27

Anda mungkin juga menyukai