Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI KESGILUT

JUDUL Evaluasi kesehatan gigi dan mulut pada kasus abses periapikal Pada Kecamatan Langsa Baro
Pada Periode Oktober-Desember 2023

Deskripsi Program : Evaluasi kehatan gigi dan mulut khusunya pasien dengan kasus abses periapikal
pada kecamatan langsa baro periode Periode Oktober-Desember 2023 serta memberikan edukasi
mengenai masalah infeksi pada rongga mulu serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut agar
masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi mulutnya.

Lokasi : Puskesmas Langsa Baro, Langsa

Tanggal : 5 Januari 2023

Pertanyaan Evaluasi, Tujuan & Manfaat Evaluasi :

Pertanyaan Evaluasi :

• Bagaimana gambaran kasus abses periapikal berdasarkan jenis kelamin dan usia di Poli Gigi
UPTD Puskesmas Langsa Baro dari bulan Oktober- Desember tahun 2023?
• Pengetahuan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut?

Tujuan :

- Upaya Promotif

Dengan memberikan penyuluhan tentang :

a) cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

b) pentingnya melakukan perawatan gigi berlubang dan pembengkakan gusi disekitar gigi

c) kapan gigi berlubang dapat dipertahankan dan kapan dicabut

d) pemeriksaan secara berkala

- Upaya Preventif

Berupa : a) pemeliharaan gigi dan mulut termasuk menjaga kebersihan rongga mulut agar tidak ada
karang gigi ; b) pemilihan jenis makanan yang mudah dikunyah dan dicerna ; c) deteksi dini bila ada
gigi berluubang dan mengalami gusi bengkak untuk mencegah gigi agar gigi tidak semakin parah
sehingga segera melakukan pemeriksaan; d) pemeriksaan berkala ke dokter gigi.

- Upaya Kuratif dan Rehabilitatif

Upaya kuratif dengan melakukan perawatan gigi sederhana seperti penambalan gigi pada gigi
berlubang, scaling pada peradangan pada gusi yang ringan dan sedang, serta pencabutan gigi pada
gigi goyang dan gigi yang sudah tidak dapat dipertahankan kembali. Serta upaya rehabilitatif untuk
memakai gigi tiruan jika gigi sudah dilakukan pencabutan.

Manfaat Evaluasi :

Memberikan dorongan masyarakat untuk tetap memeriksakan kesehatan gigi & mulut ke faskes
terdekat
Metode Pengumpulan, Pengolahan & Analisis Data :

Metoda Pengumpulan :

Metode pengumpulan data dengan mengambil data sekunder yang terdata di poli gigi Puskesmas
Langsa Baro, melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai penyakit infeksi
gusi.

Pengolahan dan analisis data :

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara entry data atau memasukkan data dalam proses
tabulasi menggunakan Microsoft Office Excel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Abses periapikal adalah suatu lesi supuratif yang berasal dari pulpa, terlokalisir atau difus, yang
menghancurkan jaringan periapikal sebagai respon inflamasi terhadap bakteri yang berperan sebagai
iritan pada pulpa yang nekrosis. Anamnesis diperdalam berdasarkan gejala yang dirasakan oleh
pasien, klasifikasi abses periapikal dibagi menjadi dua yaitu yang disertai dengan gejala atau disebut
abses periapikal akut (simptomatis) dan tanpa gejala atau disebut abses periapikal kronis
(asimptomatis). Kedua klasifikasi tersebut merupakan suatu proses yang dapat rekuren apabila tidak
dilakukan eliminasi terhadap faktor etiologi.

Dari berbagai macam bentuk penyakit di rongga mulut, abses merupakan salah satu kondisi yang
cukup banyak terjadi pada masyarakat Indonesia. Menurut RISKESDAS tahun 2018, abses berada di
posisi ke 3 sebagai kelompok kasus masalah gigi yang banyak terjadi dengan persentase 14% setelah
kasus gigi berlubang pada peringkat pertama dan gigi hilang di peringkat kedua.

Oleh karena itu perlu untuk mengetahui angka kejadian abses periapikal dan mengetahui gambaran
seberapa sering kasus ini muncul. Bedasarkan data evaluasi yang diambil 3 bulan terakhir, diperoleh
persentase kasus periodontitis pada bulan Oktober 24% (42/175 kasus), pada bulan November
19,7% (31/157 kasus), dan pada bulan Desember 11% (12/102 kasus). Angka ini merupakan
persentase pada keseluruhan kunjungan pasien. Berdasarkan persentase yang diambil dalam 3 bulan
terakhir, bulan Oktober merupakan salah satu yang banyak kujungan kasus abses yaitu 42 dari total
kunjungan 175 orang, dengan persentase yaitu mencapai 24%. Namun, seiring berjalannya waktu,
persentase kunjungan kasus periodontitis semakin berkurang.

SARAN DAN REKOMENDASI

Pelaksanaan evaluasi Kesehatan gigi dan mulut ini harus tetap dilaksanakan secara berkala. Hal ini
untuk mengetahui persentase angka kejadian penyakit. Selain abses, perlu juga dilakukan evaluasi
berkala terkait penyakit lainnya.
Evaluasi Pesentase Kasus Persistensi Pada Kecamatan Langsa Baro Pada Periode Oktober-Desember
2023

Evaluasi kehatan gigi dan mulut khusunya pasien dengan kasus persistensi pada kecamatan langsa
baro periode Oktober-Desember 2023 serta memberikan edukasi mengenai masalah persistensi
serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut agar masyarakat dapat meningkatkan derajat
kesehatan gigi mulutnya.

Lokasi : Puskesmas Langsa Baro, Langsa

Tanggal : 19 Januari 2023

banyak masyarakat khususnya orang tua tidak tau persistensi gigi dapat mengganggu atau memicu
pertumbuhan gigi lainnya.

- gigi persistensi dapat mengganggu proses erupsi gigi permanen atau dewasa

- gigi persistensi apabila tidak di cabut dapat terhirup dan bahaya untuk anak

- gigi persistensi adalah gigi yang harus di cabut apabila sudah ada tumbuh gigi permanen atau
dewasa

Dari case persistensi gigi anak dapat disimpulkan dari data yang tercakup pada pasien di puskesmas
langsa baro.

- pada bulan Oktober terdapat kasus sebanyak 33 pasien yang mengalami persistensi

- pada bulan November sebanyak 23 pasien mengalami persistensi

- pada bulan Desember sebanyak 29 pasien mengalami persistensi

Setelah dilakukan pemeriksaan, biasanya dianjurkan pada orang tua untuk melakukan pencabutan
gigi persistensi. Dan dilakukan edukasi terhadap orang tua agar tidak terjadi hal hal seperti
terganggunya tumbuh gigi permanen atau terhirup anak. Setelah dilakukan edukasi banyak pasien
orang tua khususnya yang peka terhadap kondisi ini, maka dari perkembangan grafik tiga bulan telah
ada peningkatan kesadaran orang tua terhadap persistensi gigi anak.

Pelaksanaan evaluasi Kesehatan gigi dan mulut ini harus tetap dilaksanakan secara berkala. Hal ini
untuk mengetahui persentase angka kejadian persistensi dan tumbuh kembang rahang atau gigi
permanen pasien. Selain persistensi, perlu juga dilakukan evaluasi berkala terkait penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai