Anda di halaman 1dari 4

Penuhi Kebutuhan Zinc dari Bahan Pangan

author : K. Tatik Wardayati


Friday, 03 August 2012 - 01:00 pm

More Sharing ServicesShare | Share on facebook Share on twitter

ahlinyalambung

Makanan-makanan ini termasuk sumber zinc alami.

Intisari-Online.com – Zinc (seng) sebagai zat gizi mikro memiliki fungsi katalitik, terdiri atas
hampir 300 macam enzim yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, dan
protein serta metabolisme zat gizi mikro lainnya. Seng juga memiliki fungsi struktural, yaitu
berperan penting dalam kestabilan struktur protein enzim dan membran sel. Selain itu, seng juga
memiliki fungsi regulasi, ketika ‘zinc finger protein’ meregulasi ekspresi gen dengan bertindak
sebagai faktor transkripsi (berikatan dengan DNA dan mempengaruhi transkripsi gen spesifik).
Demikian dijelaskan oleh Ir. Titin Hartini, M.Sc., dari Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak
Kementerian Kesehatan.

Meskipun kelihatannya hanya diperlukan sedikit, namun penting bagi tumbuh kembang anak.
Defisiensi zat gizi ini biasa terjadi pada bayi, anak-anak, ibu hamil dan menyusui, mereka yang
mengalami kurang gizi, yang mengalami diare berat atau diare persisten, penderita sindrom mal-
absorpsi, penderita penyakit radang lambung, penderita penyakit hati akibat keracunan, peminum
minuman beralkohol, mengalami anemia, lansia (berumur lebih dari 65 tahun), serta yang
tergolong strict vegetarians.

Sementara tanda-tanda mereka yang mengalami defisiensi seng, antara lain: pertumbuhannya
terhambat, rambut rontok, terhambatnya kematangan seksual, terhambatnya pematangan tulang,
luka pada kulit, diare, rentan terkena penyakit infeksi karena gangguan sistem imunitas,
hilangnya nafsu makan karena gangguan pengecapan, serta perubahan perilaku.

Sejumlah besar zinc biasanya didapat karena mengonsumsi makanan atau minuman asam yang
disimpan dalam sebuah tempat yang dilapisi oleh seng. Seng dalam jumlah besar bisa
menimbulkan rasa logam di lidah, muntah, dan gangguan lambung. Asupan seng sebanyak 1
gram atau lebih bisa berakibat fatal bagi tubuh.

Kebutuhan seng berbeda pada setiap kelompok usia. Rekomendasi kebutuhan seng berdasarkan
kelompok usia adalah sebagai berikut: bayi, 4 – 5 mg; anak 1 – 3 tahun, 3 mg; anak 4 – 8 tahun,
4 – 5 mg; perempuan yang tidak hamil, 8 – 9 mg; perempuan yang hamil dan menyusui, 9 – 13
mg; dan laki-laki, 13 – 19 mg.

Tubuh dapat menyerap sekitar 20 – 40% seng yang terkandung dalam bahan pangan. Sementara,
seng dari pangan hewani lebih mudah diserap dibandingkan dari pangan nabati, karena serat
pangan dan asam fitat dapat mengganggu proses penyerapan seng.
Bahan pangan sumber seng, terbagi menjadi:

 Konsentrasi tinggi (25 – 50 mg/kg). Diperoleh dari daging merah, gandum utuh, biji-
bijian, dan kacang-kacangan.
 Konsentrasi sedang (10 - 25 mg/kg). Diperoleh dari sereal yang telah diolah, beras,
ayam, serta daging berlemak.
 Konsentrasi rendah. Diperoleh dari ikan, tiram, dan hasil laut lainnya, umbi-umbian,
sayuran hijau (bayam, asparagus, kemangi, brokoli, dll., dan buah-buahan.

Kandungan seng dalam beberapa makanan berikut ini per 100 g bahan makanan, misalnya.

 Kerang, mengandung 16 – 182 mg


 Gandum utuh, 17 mg
 Hati daging sapi, 12 mg
 Biji wijen, 10 mg
 Daging rendah lemak, 10 mg
 Kuaci biji labu, 10 mg
 Kuaci biji semangka, 10 mg
 Coklat hitam dan bubuk cokelat, 9,6 mg
 Daging domba, 4,2 – 8,7 mg
 Kacang tanah, 6,6 mg

Namun perlu diperhatikan bahwa kerang atau tiram, domba, dan keju adalah makanan
berkolesterol tinggi yang harus dimakan dalam jumlah sedang dan dihindari oleh orang yang
berisiko penyakit jantung atau stroke. Biji wijen, biji labu, dan kacang adalah makanan berkalori
tinggi sehingga harus dikonsumsi dalam jumlah secukupnya oleh mereka dengan indeks massa
tubuh yang tinggi.

Selain terdapat dalam bahan pangan alami, pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro termasuk seng
juga dapat diperoleh melalui konsumsi pangan tambahan yang telah difortifikasi (diperkaya)
dengan tambahan zat gizi mikro. Seperti susu pertumbuhan untuk anak atau dengan suplemen
seng.

Namun, suplemen seng memiliki efek samping dengan obat seperti antibiotik kuinolon (seperti
Cipro) dan antibiotik tetrasiklin (seperti Achromycin dan Sumycin) yang menghambat
penyerapan seng dalam saluran pencernaan. Karena kebutuhan sebenarnya sangat sedikit, kalau
bisa dari bahan-bahan pangan alami yang bisa kita masukkan dalam menu sehari-hari, mengapa
harus dari suplemen? (*)

Dibaca 2672 kali


More Sharing ServicesShare | Share on facebook Share on twitter

Catatan Editor

Majalah Intisari Edisi Khusus Agustus 2014: Api Bernama Keluarga


Majalah Intisari Edisi Khusus Agustus 2014 mengangkat pemimpin-pemimpin di era baru. Latar
belakang mengapa tema ini diangkat tersaji pada bagian pembuka rubrik khusus Sang Penerobos.

Tanya Ahlinya

Seperti Apa Aturan Hukum Mantan Karyawan yang Memakai Rahasia Dagang Keluarga Tanpa
Izin?

Syarat-syarat Pengangkatan Anak oleh WNA Terhadap Anak WNI yang Lahir di Luar Negeri

Hendak Mengajukan Ganti Rugi Atas Kerugian Tindak Pidana

Yang Jadi Korban yang Diperas

Hak-hak yang Diterima Jika Mengundurkan Diri dari Pekerjaan

Terpopuler
Mulai Terkuak, Bukti Ilmiah Adanya Kehidupan Setelah Kematian
Kisah Tiga Orang Tuli dan Seorang Bijak
Sexting, Gaya Baru Pacaran Zaman Sekarang
Jason Garnett, Pria yang Harus Menerima 24 Suntikan di Organ Vital Karena Ereksi Tak
Kunjung Reda
Kisah 19 Ekor Kuda

Infonesia

Bio-Oil Menjawab Keinginan Akan Kulit yang Sehat

Memiliki kulit yang sehat adalah keinginan setiap manusia. Dirilis Sabtu lalu di XXI
Lounge, Plaza Senayan, Bio-Oil menjawab keinginan akan kulit yang sehat. Bio-Oil
adalah sejenis produk perawatan kulit dengan…

Website : TabloidNova Hai-Online IDEA Online Dunia Soccer Sajian Sedap Apps Gramedia
 Tentang Kami
 Ketentuan Layanan
 Kebijakan Privasi

 home

 our site

 how to send article


 site map

Login, Not yet registered


Kompas Gramedia Magazine copyright@2014

EmailPrintGmailStumbleUponFavoritesTumblrPinterestMore... (291)
Sign In
AddThisPrivacy

Anda mungkin juga menyukai