Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KPA : JOKO PRI SUKMONO DWI WIDODO

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KPPBC TMP C LABUAN BAJO

SATUAN KERJA : KPPBC TMP C LABUAN BAJO

NAMA PPK : BASAR OLI HAKIM

NAMA PEKERJAAN : PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


GEDUNG KPPBC TMP C LABUAN BAJO TAHUN ANGGARAN
2024

TAHUN ANGGARAN 2024


-2-

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG KPPBC TMP C LABUAN BAJO
TAHUN ANGGARAN 2024

Uraian Pendahuluan

Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat
sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur
di Indonesia.
Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya
dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara. Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
dalam melaksanakan pembangunan gedung negara yaitu Pembangunan Gedung KPPBC
TMP C Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024 perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh,
sehingga mampu menghasilkan karya bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional berpedoman pada Detail Engineering Design (DED),
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Jasa Pelaksana Konstruksi perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong terwujudnya bangunan gedung negara
khususnya Pemagaran dan Pematangan Lahan KPPBC TMP C Labuan Bajo Tahun Anggaran
2023.

1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 tentang


Kepabeanan dan Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan pengawasan kepabeanan dan cukai secara
sistematis, sinergis dan komprehensif.
Bahwa saat ini KPPBC TMP C Labuan Bajo berlokasi di Kampung
Ujung yang menggunakan bekas gedung kantor bantu dengan luas
bangunan 200 m2 dan luas tanah 400 m2.
Saat ini Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean
C Labuan Bajo mendapat hibah lahan kosong seluas 3.225 m2 yang
berlokasi di desa Batu Cermin, Manggarai Barat.
Berdasarkan perhitungan SBSK bahwa luasan bangunan yang
dibutuhkan KPPBC TMP C Labuan Bajo untuk jumlah pegawai
sebanyak 40 pegawai adalah 1140.5 m2.
Dalam mendukung program tersebut, diperlukan Pembangunan
Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024
2. Maksud dan Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk bagi Penyedia
Tujuan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan KPPBC TMP C Labuan Bajo
Tahun Anggaran 2024, yang berisi masukan, kriteria, keluaran dan
proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke
dalam pelaksanaan tugas mulai dari tahap pelaksanaan sampai
dengan selesainya masa pemeliharaan.
-3-

2.1. Maksud
Maksud kegiatan adalah melaksanakan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo
Tahun Anggaran 2024.
2.2. Tujuan
a. Memilih Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu
melaksanakan Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan
Bajo Tahun Anggaran 2024;
b. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang mampu dan
berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan yang diuraikan
dalam ruang lingkup pekerjaan dan bekerja sesuai dengan
jadwal proyek yang telah direncanakan;
c. Mendapatkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang dapat
bekerja secara profesional yang berpedoman pada Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana dengan
baik;
d. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dan professional untuk menghasilkan keluaran
yang memenuhi standar bangunan gedung negara yang telah
ditetapkan.

3. Sasaran 3.1. Tercapainya pelaksanaan kegiatan Pengadaan Pekerjaan


Konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo
Tahun Anggaran 2024.
3.2. Penyelesaian pekerjaan Pembangunan Gedung KPPBC TMP C
Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024.
3.3. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan;
3.4. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan Detail
Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan dari hasil konsultan perencana (termasuk
spesifikasi teknis dan gambar).

4. Lokasi Lokasi pekerjaan konstruksi di Batu Cermin, Kab. Manggarai Barat,


Kegiatan Nusa Tenggara Timur.
-4-

Lokasi rencana Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo


-5-
-6-

Foto kondisi lokasi pekerjaan

5. Sumber 5.1. Sumber dana


Pendanaan dan Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan Pemagaran dan
Perkiraan Biaya Pematangan Lahan KPPBC TMP C Labuan Bajo dibebankan
pada DIPA KPPBC TMP C Labuan Bajo tahun anggaran 2024.
5.2. Biaya Pembangunan Konstruksi
Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp. 12.438.578.718 (Dua Belas
Miliar Empat Ratus Tiga Puluh Delapan Juta Lima Ratus
Tujuh Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Delapan Belas
Rupiah) termasuk PPN 11% dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5.3. Biaya pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP
C Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024 dan tata cara pembayaran
diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi sesuai peraturan yang berlaku.
5.4. Pembayaran biaya pekerjaan konstruksi didasarkan pada
prestasi atau kemajuan pekerjaan fisik dilapangan dengan cara
angsuran /bertahap/termin.
5.5. Pembayaran sebagaimana dimaksud diatas dilakukan sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama
atau (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan
paling banyak 95% (sembilan puluh lima per seratus) dari nilai
kontrak; dan
b. Masa pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah terima
akhir atau (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan
5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.
5.6. Tata cara pembayaran diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian
yang dibuat antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia
-7-

Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP C


Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024.

6. Pejabat 6.1 Satker : KPPBC TMP C Labuan Bajo


Pembuat 6.2 PPK : Basar Oli Hakim
Komitmen (PPK) 6.3 Jabatan Struktural : Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan Cukai
dan Dukungan Teknis, KPA/PPK sebagai penanggungjawab
akan membentuk Tim Teknis/Tim Pendukung / Tim Pengelola
Kegiatan Proyek

7. Data Dasar 7.1. Sebagai bahan masukan bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, dapat disampaikan
data dasar sebagai berikut Pembangungan Gedung KPPBC TMP
C Labuan Bajo akan dilaksanakan diatas lahan seluas ± 3.225 m2.
7.2. Dalam melakukan pekerjaan konstruksi fisik, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi mengacu pada hasil perencanaan.
7.3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus memeriksa validitas /
kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya. Kesalahan / kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

Untuk melengkapi KAK ini data terlampir adalah sebagai berikut:


1. Detail Engineering Desain (DED);
2. Rencana Kerja dan Syarat;
3. Bill of Quantity;
4. Peta lokasi pekerjaan.

8. Standar Teknis Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengacu dan
menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan
Bangunan Gedung dan Standar lain yang berasal dari dalam maupun
luar negeri yang relevan dengan pekerjaan pembangunan bangunan
terkait (AICS/ANSI, ACI, ASTM dsb)
9. Studi – studi Lokasi tanah saat ini cenderung memiliki kontur berbatu.
terdahulu
10. Referensi 10.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Hukum Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247) beserta perubahannya;
10.2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018)
beserta perubahannya ;
10.3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang;
10.4 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
-8-

Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas


Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6626);
10.5 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6628);
10.6 Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
10.7 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
10.8 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 9);
10.9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1433);
10.10 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung;
10.11 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 306);
10.12 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 286);
10.13 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pembayaran Prestasi
Pekerjaan pada Pekerjaan Konstruksi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1732);
10.14 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
511);
-9-

10.15 Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran
Harga pada Tender Barang/Jasa Lainnya dan Pekerjaan
Konstruksi;
10.16 Standar Teknis, Standar Profesi dan peraturan terkait lainnya
yang berlaku seperti SNI, SKBI dan SKSNI.

11 Lingkup 11.1 Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP C


Kegiatan dan Labuan Bajo Tahun Anggaran 2024 yang harus dilaksanakan
Pekerjaan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi meliputi:
11.1.1 Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima
pertama atau (Provisional Hand Over) pekerjaan; dan
11.1.2 Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi
sampai dengan serah terima akhir atau (Final Hand Over)
pekerjaan.
11.2 Penyedia Pekerjaan Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya
harus mematuhi segala peraturan terkait konstruksi yang berlaku
dalam wilayah Republik Indonesia, baik yang dikeluarkan oleh
Kementerian Teknis terkait mapun peraturan, keputusan dan/atau
rekomendasi dari Pemerintah Daerah setempat.
11.3 Penyedia Pekerjaan Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pejabat pembuat
Komitmen.
11.4 Lingkup kegiatan pada tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik terdiri atas namun tidak terbatas pada :
11.4.1 Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo
Pekerjaan konstruksi fisik dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis hasil perancangan (DED, RKS dan dokumen lainnya
sebagaimana dalam kontrak), Pembangunan Gedung KPPBC
TMP C Labuan Bajo ini meliputi antara lain pekerjaan :
1. Pekerjaan SMKK
2. Pekerjaan Persiapan
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Arsitektur
5. Pekerjaan MEP
6. Pekerjaan Ruang Genset
7. Pekerjaan Pos Jaga
8. Pekerjaan Rumah Pompa
9. Pekerjaan Groundtank
11.4.2 Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan
maupun segi kebenarannya.
11.4.3 Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan
tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
11.4.4 Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan.
11.4.5 Menghadirkan Personel Manajerial dan Tenaga
Teknis dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
- 10 -

(PCM) dan telah Menyusun dan mempresentasikan


dokumen Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) pada saat
PCM.
11.4.6 Melaksanakan penjaminan dan pengendalian mutu
secara keseluruhan terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
11.4.7 Dalam pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan
konstruksi Penyedia Jasa harus menerapkan SMKK
sebagaimana ketentuan dan membentuk Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK) yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi.
11.4.8 Mengurus perizinan yang diperlukan pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan Bangunan Gedung
(PBG).
11.4.9 Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.
11.4.10 Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan
sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
11.4.11 Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik,
melalui rapat-rapat lapangan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan,
laporan persoalan yang timbul/dihadapi, dan surat-menyurat.
11.4.12 Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan (as built drawings) yang selesai
sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia
jasa manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan
konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan
konstruksi.
11.4.13 Memberikan manual operasi dan pemeliharaan
bangunan gedung, termasuk pengoperasian dan
pemeliharaan serta garansi atau surat jaminan peralatan dan
perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan
(plumbing) kepada pengguna jasa.
11.4.14 Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang
terjadi dimasa pemeliharaan konstruksi.
11.4.15 Membuat surat penjaminan atas kegagalan bangunan
dari Penyedia Pekerjaan Konstruksi dan penyedia jasa
pengawasan teknis.
11.4.16 Memastikan penggunaan bahan material dan peralatan
dalam pelaksanaan pembangunan gedung kantor dan wajib
memprioritaskan penggunaan tingkat komponen dalam negeri
dilengkapi dengan sertifikat TKDN atau surat pernyataan
TKDN dan berlaku untuk Pekerjaan SMKK, Pekerjaan
Persiapan, Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur,
Pekerjaan MEP, Pekerjaan Ruang Genset, Pekerjaan Pos
Jaga, Pekerjaan Rumah Pompa, Pekerjaan Groundtank dan
lain-lain sesuai dokumen pelaksanaan.
- 11 -

11.5 Pelaksanaan pada tahap masa pemeliharaan


11.5.1 Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi
merupakan kegiatan menjaga keandalan konstruksi bangunan
gedung melalui pemeriksaan hasil pelaksanaan konstruksi fisik
setelah serah terima pertama (Provisional Hand Over).
11.5.2 Dalam pemeliharaan pekerjaan konstruksi tersebut,
Penyedia Pekerjaan Konstruksi berkewajiban memperbaiki
segala cacat atau kerusakan yang terjadi selama masa
konstruksi.
11.5.3 Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi diakhiri
dengan serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan
konstruksi yang dilampiri dengan berita acara pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan konstruksi.
12 Keluaran 12.1 Mewujudkan dokumen perancangan yang telah ditetapkan
menjadi wujud fisik bangunan gedung negara berupa gedung
KPPBC TMP C Labuan Bajo yang siap dimanfaatkan dan
memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku;
12.2 Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, meliputi :
12.2.1 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan Bangunan Gedung
(PBG) yang dipersyaratkan
12.2.2 Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings).
12.2.3 Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan/addendumnya.
12.2.4 Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan
harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir
pengawasan teknis termasuk laporan uji mutu dan laporan akhir
pekerjaan perencanaan.
12.2.5 Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas
perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang, serah
terima pertama (Provisional Hand Over) dan serah terima akhir
(Final Hand Over) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan konstruksi, pemeriksaan pekerjaan,
dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi fisik
12.2.6 Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
12.2.7 Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
12.2.8 Laporan Pelaksanaan RKK
13 Peralatan 13.1 Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk
Utama pelaksanaan pekerjaan, minimal:
- 12 -

Jenis Jumlah
No. Kapasitas
Peralatan
1. Dump Truck 2 3 - 5m3
2. Excavator 1 Bucket Min
0,75 m3
3. Mixer Beton/ 2 Min 0.5m3
Concrete Mixer
4. Bar bender 1 -
5. Bar Cutter 1 -
6. Stamper 1 -

Catatan :
13.1.1 Untuk peralatan milik sendiri harus dibuktikan dengan
melampirkan faktur/kwitansi pembelian dan STNK / BPKB untuk
kendaraan
13.1.2 Untuk alat sewa harus dibuktikan dengan memiliki surat
perjanjian sewa alat dari perusahaan penyewaan alat dan
melampirkan faktur/kwitansi pembelian, STNK/BPKB untuk
kendaraan terhadap alat yang disewa
13.1.3 Peserta tender mengisi daftar peralatan utama yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya
meliputi jenis peralatan, kapasitas dan jumlahnya.
13.1.4 Daftar peralatan utama bukan sebagai pembatasan
kebutuhan riil peralatan di lapangan.
13.1.5 Penyedia jasa harus memahami dan menyediakan kebutuhan
peralatan lainnya yang dibutuhkan agar pelaksanaan pekerjaan
di lapangan berjalan lancar, meski hal ini bukan sebagai unsur
yang dinilai dalam evaluasi teknis.
14 Personel 14.1 Personel Manajerial
Peyedia pekerjaan konstruksi akan membentuk suatu
organisasi kerja sesuai dengan personel yang disyaratkan di
dalam KAK ini, dengan kualifikasi keahlian yang dipersyaratkan
sebagai berikut :

N Jabatan Sertifikasi Pengalaman Kerja


o. Dalam Profesional
Pekerjaan

1. Pelaksana - Pelaksana Bangunan 2 tahun


Gedung / Pekerjaan
Gedung (TS 051) Atau;
- Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung (TS
052) atau;
- Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Gedung (TA 022); atau
- 13 -

- SKK Pelaksana Lapangan


Pekerjaan Gedung Jenjang
4; atau
- SKK Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung Jenjang
5;atau
- SKK Manajer Lapangan
Pelaksanaan Pekerjaan
Gedung Jenjang 6.
2. Ahli K3 Ahli Muda K3 Konstruksi 3 Tahun
Konstruksi /
Ahli
Keselamatan
Konstruksi

14.2 Sesuai dengan ketentuan, personel manajerial harus memiliki


sertifikat yang disyaratkan dari asosiasi yang masih berlaku,
dilengkapi dengan curriculum vitae, pengalaman dan
referensi/surat keterangan.
14.3 Memiliki KTP dan NPWP.
14.4 Personel Manajerial adalah Tenaga Ahli yang dapat
diklarifikasi/dicek pada database LPJK atau aplikasi untuk
memastikan keabsahan sertifikat atau metode klarifikasi lainnya.
14.5 Apabila diperlukan seluruh personel manajerial yang ditawarkan
dapat dihadirkan pada saat klarifikasi.
15 Rencana 15.1 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Keselematan Penyedia menyampaikan rencana keselamatan kerja berupa
Konstruksi elemen SMKK, pakta komitmen keselamatan konstruksi dan
(RKK) pemenuhan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Instruksi
Menteri Pekerjaan Umum Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana Tindakan dalam tabel identifikasi bahaya, penilaian
risiko, pengendalian dan peluang dan tabel rencana Tindakan
(sasaran program).

Adapun satu pekerjaan yang memiliki bahaya terbesar dengan


potensi membawa kerugian harta dan jiwa adalah :
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Atap Pekerja jatuh

Rencana Keselamatan Kerja (RKK) harus disampaikan pada


saat pengajuan penawaran dan harus melengkapi RKK sesuai
dengan lampiran pada SSKK draft kontrak.

16 Jangka Waktu 16.1 Jangka waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi fisik ini
Pelaksanaan adalah sejak tanggal mulai kerja yang ditetapkan dalam
Pekerjaan
- 14 -

SPMK sampai dengan tanggal serah terima kedua pekerjaan /


Final Hand Over (FHO) dengan rincian sebagai berikut :
16.1.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai rancangan
selama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender atau 9
(sembilan) bulan sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana
tercantum dalam SPMK. Jika melebihi jangka waktu tersebut
maka Penyedia dianggap terlambat dan dikenakan denda
keterlambatan. Hal denda keterlambatan diatur dalam kontrak.
16.1.2 Tahap Masa Pemeliharaan
Jangka waktu pemeliharaan selama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender sejak serah terima pertama (Provisional
Hand Over / PHO). Penyedia wajib melaksanakan perbaikan
kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan
konstruksi
17 Persyaratan 17.1 Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan
Kualifikasi berusaha di bidang Jasa Konstruksi yang berlaku.
Penyedia 17.2 Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi
Usaha Kecil dengan sub bidang Klasifikasi Konstruksi Gedung
Perkantoran BG002 berdasarkan KBLI 41012, berdasarkan
Peraturan Menteri PUPR nomor 6 tahun 2021.
17.3 Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan
Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak, dibuktikan dengan Kontrak dan Berita Acara Serah
Terima

17.4 Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan


ketentuan:
SKP = KP – P, dimana
KP adalah nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
17.5 Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang
yang sama yaitu pekerjaan konstruksi bangunan Gedung
17.6 Status keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak Valid;
17.7 Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan);

17.8 Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak


menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
- 15 -

menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus


Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil
cuti diluar tanggungan Negara;

17.9 Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan


alamat yang benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau
sewa

18 Spesifikasi Selain ketentuan teknis pada poin 11 sampai dengan 17,


Teknis spesifikasi teknis menyeluruh untuk pekerjaan konstruksi ini
Konstruksi meliputi :
1. Dokumen gambar atau detailed engineering design (DED)
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
3. Dokumen lainnya hasil perancangan konstruksi Sesuai dokumen
kontrak, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi.
19 Laporan 19.1 Laporan Harian
19.1.1 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di
lapangan dicatat di dalam Buku Harian Lapangan (BHL)
sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi
pekerjaan harian.
Buku Harian Lapangan (BHL) berisi:
19.1.1.1 Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan;
19.1.1.2 Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam
tugasnya;
19.1.1.3 Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan;
19.1.1.4 Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang
dilaksanakan;
19.1.1.5 Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa
alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
19.1.1.6 Perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan
Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Supervisi;
19.1.2 Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada 1 (satu) hari
kalender berikutnya, sebanyak 3 (tiga) laporan dan soft copy.
19.2 Laporan Mingguan
19.2.1 Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari
rangkuman laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu dilaporkan.
19.2.2 Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya pada saat pelaksanaan rapat
rutin mingguan.
19.3 Laporan Bulanan
19.3.1 Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari
rangkuman laporan mingguan dan berisi hal kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.
- 16 -

19.3.2 Laporan dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan soft copy
dalam media penyimpanan elektronik. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pada bulan
berikutnya.

20 Penerapan Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Pekerjaan


SMKK Konstruksi harus berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya zero accident, dengan memastikan
bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK yang
memuat paling sedikit kegiatan sebagaimana tertuang dalam poin
11 Ruang Lingkup.

Sebagai bagian dalam penerapan SMKK dilapangan, Penyedia


Pekerjaan Konstruksi wajib :
1. Menyusun RKK pelaksanaan (lengkap) pekerjaan konstruksi dan
mempresentasikannya saat rapat PCM.
2. Mengendalikan pelaksanaan RKK secara konsisten karena RKK
menjadi bagian dari Dokumen Kontrak. Sebagai salah satu wujud
pertanggungjawaban dan dokumentasi atas pelaksanaan
penerapan SMKK kontraktor harus membuat Laporan Pelaksanaan
RKK yang memuat hasil kinerja SMKK.
3. Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun RMPK
21 Produksi 21.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia berkewajiban
Dalam Negeri mengutamakan material/bahan produksi dalam negeri dan
tenaga kerja Indonesia untuk pekerjaan yang dilaksanakan di
Indonesia sesuai dengan yang disampaikan pada saat
penawaran.
21.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, bahan baku, tenaga
kerja konstruksi, dan perangkat lunak yang digunakan mengacu
kepada dokumen: (i) formulir TKDN untuk penyedia yang
mendapat preferensi harga, (ii) daftar barang yang diimpor, untuk
barang yang diimpor.
21.3 Target TKDN paket pengadaan ini adalah sebesar 70% (tujuh
puluh per seratus)
21.4 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan
ketidaksesuaian dengan dokumen pada angka 2 dan 3, maka
akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
22 Persyaratan 22.1 Penyedia wajib menyerahkan dokumen penawaran teknis pada
Sebelum SPPBJ saat rapat persiapan SPPBJ
- 17 -

22.2 Penyedia menghadirkan personel manajerial dan tenaga teknis


sebagaimana dipersyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
22.3 Penyedia wajib menyerahkan kelengkapan dokumen (tersebut
diatas) yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada saat
rapat persiapan SPPBJ;
22.4 Dalam hal Penyedia tidak mampu melengkapi dokumen
sebagaimana tercantum dalam poin 25.1 dalam batas waktu
tertentu, maka penyedia dianggap mengundurkan diri.

23 Kerahasiaan 23.1 Seluruh data dan soft copy file pekerjaan (Microsoft Word,
Data Microsoft Exel dan lain-lain) yang digunakan untuk evaluasi dan
analisa selama pekerjaan ini wajib disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
23.2 Data yang diperoleh Penyedia dari Pejabat Pembuat komitmen
bersifat rahasia, dan merupakan milik Pejabat Pembuat
Komitmen dan sifat rahasia tersebut tetap melekat meskipun
perjanjian/pekerjaan ini telah berakhir.
23.3 Kebocoran atas rahasia tersebut oleh Penyedia akan dianggap
sebagai pelanggaran yang dapat dituntut oleh Pejabat Pembuat
komitmen.

24 Program Anti Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur lembaga birokrasi yang
Kolusi, berkomitmen mengembangkan program Reformasi Birokrasi dan
Korupsi, dan Transformasi Kelembagaan untuk menjadi yang terdepan alam
Nepotisme perbaikan lingkungan birokrasi di Indonesia.
(KKN)
Atas dasar itu Penyedia baik dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa maupun dalam melaksanakan setiap lingkup kerjanya
berkomitmen untuk bebas dari KKN serta menjunjung tinggi nilai-nilai
integritas dan profesionalisme dan turut serta mendukung dalam
rangka mewujudkan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian Keuangan semakin berkualitas, akuntabel dan transparan
dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyampaian dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pemilihan;
2. Persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3. Meminjam nama perusahaan lain untuk ikut tender PBJ;
4. Mengirimkan penawaran yang tidak wajar dengan mengorbankan
volume dan kualitas;
5. Praktik jual paket pekerjaan dan praktik persaingan usaha tidak
sehat;
6. Korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dengan anggota UKPBJ/Satker;
7. Pengunduran diri dengan alasan yang tidak dapat diterima UKPBJ;
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Kontrak.
- 18 -

Bagi penyedia yang melakukan praktik sebagaimana disebutkan diatas


akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dalam proses PBJ
di Kementerian Keuangan.

25 Ketentuan Lain- 25.1 Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan bahan
lain tanggapan bagi calon Penyedia untuk melaksanakan penawaran
biaya/nilai pekerjaan kepada pemberi tugas dan sekaligus
sebagai pedoman untuk tugas nantinya apabila ditetapkan
sebagai Penyedia untuk Kegiatan Pengadaan Jasa Pelaksana
konstruksi Pembangunan Gedung KPPBC TMP C Labuan Bajo
Tahun Anggaran 2024.
25.2 Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, calon Penyedia
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
25.3 Apabila terdapat dokumen addendum, maka yang digunakan
atau yang berlaku ialah dokumen addendum.
25.4 Penyusunan harga perkiraan sendiri atau HPS sudah
mempertimbangkan :
- Komponen TKDN dalam hal spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan/digunakan.
- Pengurusan perijinan pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/Surat Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG) dan perizinan untuk lingkup
pekerjaan yang membutuhkan perizinan dari instansi terkait.
- Pengujian-pengujian yang dibutuhkan selama pelaksanaan
konstruksi.

Labuan Bajo, Desember 2023


Pejabat Pembuat Komitmen
Pada KPPBC TMP C Labuan Bajo

TTD

Basar Oli Hakim

Anda mungkin juga menyukai